(Minghui.org)

Bahagia Memperoleh Dafa

Sebelum berlatih Falun Dafa, saya menderita berbagai penyakit termasuk gangguan jantung, radang kantong empedu, penyakit rongga panggul dan penyakit lainnya. Saya telah pergi ke banyak dokter dan tabib, memakai banyak obat dan ramuan serta telah menghabiskan banyak uang, tetapi semuanya tidak menolong. Penderitaan dari berbagai penyakit tersebut, membuat saya mudah marah. Pikiran saya tidak terbuka, dan saya merasa lebih baik mati daripada hidup. Tahun 1994 ketika saya merasa tiada lagi harapan, saya berkesempatan mengenal Falun Gong. Saya segera mengetahui bahwa Falun Gong sangat bagus, tetapi saya tidak segera mulai berlatih. Hingga Maret 1995, ketika saya memperoleh buku Zhuan Falun, saya menyadari betapa berharganya Falun Dafa. Ketika saya belajar Fa, berkultivasi hati dan berlatih gerakan, Shifu kita yang terhormat secara terus menerus memurnikan tubuh, pikiran dan jiwa saya. Segera saya merasa sangat nyaman dan seluruh penyakit hilang.


Saya, seseorang yang secara langsung telah memperoleh manfaat dari Falun Gong. Saya memberi tahu seluruh anggota keluarga, teman, rekan kerja, dan teman sekelas tentang keajaiban dan keindahan Falun Gong melalui pengalaman pribadi saya. Ibu, kakak perempuan, kolega, teman kelas dan tetangga saya berhasil memperoleh Fa.

Tahun 1997 saya dengan inisiatif secara sukarela mengajarkan latihan gerakan Falun Gong di lokasi latihan setempat. Setiap hari saya datang tepat waktu membawa kaset ke tempat latihan. Angin dan hujan tidak pernah menghentikan saya. Shifu telah memberikan saya begitu banyak, sehingga saya tidak pernah dapat mengutarakan rasa terima kasih saya yang tidak terhingga, bahkan jika saya gunakan seluruh bahasa manusia. Saya berkeinginan untuk mengabdikan seluruh yang saya miliki untuk Dafa, dari lubuk hati yang paling dalam. Agar lebih banyak orang memperoleh Fa, akhir tahun 1998 saya mengoordinasikan empat tempat latihan yang berdekatan; termasuk diantaranya tempat latihan di Sekolah Menengah No. 3. Pada awalnya hanya ada sedikit praktisi, tetapi tidak lama kemudian lebih dari 100 orang datang berlatih Falun Gong. Saya juga mendorong beberapa praktisi lama untuk membantu praktisi baru, dan membentuk lebih dari 10 kelompok belajar Fa di daerah kami.

Saya sering pergi ke beberapa kelompok untuk belajar Fa dan berbagi pengalaman dengan rekan praktisi. Kami saling memberi dorongan. Sehari-hari, lingkungan yang baik di tempat latihan disediakan bagi lebih banyak praktisi, baik untuk berlatih maupun belajar Fa. Para praktisi yang memiliki waktu luang lebih banyak bahkan dapat tinggal lebih lama untuk mendengarkan ceramah Shifu setelah berlatih gerakan setiap pagi. Praktisi yang harus pergi bekerja dan tidak memiliki lingkungan rumah yang nyaman dapat datang ke tempat latihan pada malam hari untuk membaca Zhuan Falun bersama-sama. Setiap hari Minggu saya pergi ke daerah pedesaan bersama rekan praktisi untuk menyebarkan Fa. Kami mengoordinasi praktisi di pedesaan untuk menonton video ceramah Shifu, begitu pula mengajarkan latihan gerakan serta memperbaiki gerakan praktisi baru. Setiap kali setelah melakukan penyebaran Fa, pulang ke rumah saya merasa sungguh terhormat dan bahagia dapat terlahir pada saat Dafa disebarkan secara luas, di mana saya dapat melakukan kewajiban saya untuk Dafa. Suatu ketika setelah pulang dari menyebarkan Fa, saya memutar video satu ceramah Shifu serta belajar Fa. Shifu memperlihatkan kepada saya bahwa setiap kata di halaman buku menyerap masuk ke dalam pori-pori saya dan seluruh jiwa dan raga saya melebur ke dalam Fa. Keajaiban dan kegembiraan seperti itu tidak dapat dilukiskan dengan bahasa manusia.

Memohon di Beijing

Tanggal 25 April 1999, saya mendengar praktisi Falun Gong telah ditahan di Tianjin. Saya merasa ini bukan hanya masalah Tianjin saja. Tidak ada seorangpun yang memiliki hak untuk menghentikan kami berubah menjadi orang yang lebih baik serta mengkultivasi pikiran dan sikap belas kasih. Seorang praktisi Dafa harus menegakkan Fa. Saya memberi tahu rekan praktisi bahwa semua praktisi harus diberitahu tentang apa yang telah terjadi di Tianjin, dan kami semua harus pergi ke Beijing untuk menghimbau, mengutarakan pendapat kami kepada pemerintah.

Keadaan menjadi sulit setelah 25 April 1999. Seorang petugas polisi bermarga Li, dari kantor polisi kota Zhangjiakou sering datang ke tempat latihan untuk mengganggu kami dan mencoba mencari tahu siapa pembina di sana. Saya hanya memiliki satu pikiran: Dafa adalah prioritas utama. Jika saya ditangkap, tempat latihan harus tetap berlanjut. Saya juga sepakat dengan praktisi lain, bahwa tape akan dibawa tepat waktu ke tempat latihan setiap harinya, dan kita harus teguh berkultivasi Dafa. Selama saya masih ada di sana untuk satu hari lagi saja, saya akan membawa tape rekorder tepat waktu pada dua tempat latihan yang menjadi tanggung jawab saya. Setiap hari saya juga terus memperhatikan tempat latihan, mengajarkan praktisi baru latihan gerakan, memperbaiki gerakan mereka dan menjaga pikiran tetap tenang. Baik polisi berseragam maupun berpakaian sipil, begitu pula anggota dari kantor administrasi lingkungan mengawasi tempat latihan setiap hari dan membaurkan diri di antara praktisi. Saya menutup mata saya untuk hal

tersebut. Saya hanya akan mengikuti Shifu. Saya memandang semua yang datang ke tempat latihan sebagai kehidupan yang datang untuk memperoleh Fa. Saya membuat kesempatan untuk membantu mereka mengenal Falun Gong. Saya hanya mengikuti ajaran Shifu, “dengan satu hati anda yang tidak tergoyah, akan dapat mengatasi puluhan ribu yang berkecamuk” (“Menyingkirkan Keterikatan Terakhir” - Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju – II).  Karena saya selalu menjaga hati tetap belas kasih, mereka tidak pernah dapat menemukan siapa pembina di sana.

Tanggal 20 Juli 1999, Jiang Zemin dan kaki-tangannya mulai secara resmi menindas Falun Gong. Saya mengajak ibu saya, berusia 80 tahun, yang juga seorang praktisi dan seorang rekan praktisi yang telah berusia lebih dari 70 tahun. Kami pergi ke Beijing untuk membuktikan kebenaran Dafa. Kami ditahan sesampainya di Beijing. Polisi mengirim kami ke kota Baoding dan menahan kami selama dua hari satu malam. Kemudian mereka memaksa para praktisi Dafa masuk ke mobil, memperlakukan kami dengan kasar, kemudian mengirim kami ke berbagai tempat. Beberapa petugas polisi menarik rambut saya dan memasukkan saya ke dalam mobil, sementara mereka terus menendang dan memukuli saya. Ibu saya yang sudah lanjut usia dan saya dikirim ke Shalingzi di kota Zhangjiakou, tanpa persetujuan kami. Mereka memaksa kami menonton video yang menyerang Dafa dan memfitnah Shifu. Seorang praktisi begitu ketakutan dan bertanya kepada saya, apa yang harus dilakukan. Saya berkata, “Shifu bersama kita. Fa berada di sini. Shifu segera berada di samping kita, jangan takut!”

Melindungi Buku-buku Dafa

Mereka segera membagi kami ke dalam kelompok kecil dan membawa kami ke sekolah dasar di jalan Jianguo, kota Zhangjiakou. Belasan polisi menyerang praktisi Dafa. Mereka memaksa kami untuk berdiri sehari-semalam, menonton video yang memfitnah Shifu dan Dafa, menulis surat “Pernyataan jaminan” untuk melepaskan Falun Dafa, dan memerintahkan kami untuk menyerahkan buku-buku Dafa. Saya berkata kepada rekan praktisi, “Buku-buku Shifu adalah harta yang tak ternilai; bahkan lebih berharga daripada nyawa kita. Jangan sekali-kali kita menyerahkan buku-buku tersebut dan jangan sekali-kali menulis ‘Pernyataan jaminan’” Saya merasa bahwa seseorang akan masuk jurang yang tanpa dasar jika ia meninggalkan Shifu dan Dafa. Saya mempertahankan pikiran bahwa saya tidak akan pernah bekerjasama dengan kejahatan.

Kemudian, saya berpikir, “Saya harus keluar dari sini.” Masih banyak buku Shifu dan foto Shifu di rumah yang tidak boleh jatuh ke tangan penganiaya kami. Hanya dengan pikiran ini dan dengan perlindungan Shifu yang belas kasih, keluarga saya datang dan menjamin saya agar dapat keluar. Ketika tiba di rumah, kakak saya berkata, “Saya yang menjamin kamu keluar. Mereka meminta saya untuk menyerahkan buku-buku tersebut. Bahkan jika itu hanya satu buku, kamu masih harus menyerahkannya.” Saya berkata sambil menangis, “Shifu telah memberikan kita begitu banyak! Kamu juga tahu bahwa saya lebih baik mati daripada menyerahkan buku-buku ini; saya bahkan tidak akan menyerahkan satu kata pun!” Karena pikiran ini, selama penganiayaan lima tahun terakhir, kecuali satu jilid buku Zhuan Falun saya yang ditemukan oleh para pelaku penganiayaan di rumah rekan praktisi dan disita, seluruh buku saya yang lainnya selamat dan terlindungi.

Melakukan Latihan Bersama dan Membuktikan Dafa

Menjelang akhir Agustus 1999, penganiayaan penguasa terhadap praktisi semakin menjadi-jadi. Seorang praktisi dan saya menyadari bahwa kami tidak seharusnya berdiam di rumah menanggung seluruhnya dengan pasif, melainkan keluar untuk melakukan latihan bersama untuk membuktikan Dafa. Menghadapi tekanan besar, saya mengunjungi sesama rekan praktisi untuk memberi dorongan kepada mereka agar melangkah keluar menegakkan Fa. Saya bersama puluhan rekan praktisi pergi ke Taman Rakyat untuk melakukan latihan bersama. Hari pertama, orang-orang yang tidak mengetahui kebenaran melaporkan kami kepada polisi, akibatnya 2 praktisi pria ditahan. Malam itu saya berbagi pengalaman dengan rekan praktisi lainnya. Kami berpikir harus tetap pergi ke taman untuk latihan bersama, sebagai bentuk protes atas penahanan ilegal terhadap rekan praktisi. Hari berikutnya, setibanya 4 rekan praktisi dan saya di taman, polisi telah mengelilingi tempat latihan. Petugas bersenjata memandang kami sebagai musuh besar, membawa senjata lengkap dan mengendarai kendaraan pengangkut. Mereka secara berkelompok bergegas masuk ke taman. Polisi dan petugas keamanan bersenjata berada di mana-mana, di luar maupun dalam taman. Mereka menculik tujuh praktisi dan membawa kami ke kantor polisi Mingdenan. Sore hari, polisi dari Departemen Kepolisian Qiaodong memindahkan kami ke Sekolah Partai Qiaodong, di sana kami dipukuli dengan kejam.

Papan tulis di pintu masuk sekolah penuh dengan tulisan yang mencemarkan Shifu dan Dafa. Mereka mencoba memaksa kami untuk menulis “Tiga Pernyataan,” untuk melepaskan Falun Dafa. Saya berkata kepada rekan praktisi, bahwa jangan pernah kita menulis ini dan jangan pernah mencemarkan nama baik Shifu. Para penjahat melarang kami tidur. Siang hari kami dijemur, malam hari mereka memaksa kami berdiri, menonton video yang menyerang Shifu dan Dafa, dan kemudian mencoba memaksa kami menulis “Tiga Pernyataan.” Setiap hari, polisi, petugas dari pusat administrasi dan kepala distrik Qiaodong mencoba mengindoktrinasi kami dan memaksa kami untuk menulis “Tiga Pernyataan.” Kami juga harus menghadapi gangguan dari ceramah palsu yang dibawa oleh rekan praktisi. Tambahan lagi, lebih dari belasan anggota keluarga saya datang membujuk saya untuk melepaskan Falun Dafa. Saya menyadari ini semua terjadi agar saya dapat melepas keterikatan emosional kepada keluarga dan tidak seorangpun yang mampu merubah pikiran saya. Tiga hari kemudian, karena saya dengan tegas menolak membuat pernyataan, kepala polisi Yan Zhiyou memerintahkan untuk mengurung saya di Pusat Tahanan Shisanli. Sepuluh hari kemudian saya ditarik kembali ke kantor polisi, komandan Deng dan polisi Li kembali memaksa saya menulis Pernyataan Jaminan. Saya dengan tegas menolak. Beberapa jam kemudian mereka membebaskan saya.

Kembali Pergi ke Beijing Untuk Membuktikan Dafa

Tanggal 8 Oktober 1999 saya kembali pergi ke Beijing dengan rekan praktisi untuk membuktikan Dafa. Polisi menahan saya di Lapangan Tiananmen dan tanpa dasar hukum menyeret saya ke kendaraan polisi. Bersama seorang rekan praktisi lainnya, saya melompat keluar dari kendaraan pengangkut dan melarikan diri. Tanggal 27 Nopember 1999 tiga rekan praktisi dan saya merencanakan pergi ke Lapangan Tiananmen untuk melakukan meditasi dan seorang lainnya hendak ikut untuk berseru bagi Dafa. Ketika kami sedang mendiskusikan hal ini, polisi Beijing menahan kami dan mengirim kami ke kantor polisi Tiananmen. Kemudian mereka memindahkan kami ke Pusat Tahanan Shisanli di kota Zhangjiakou. Hari kedelapan tengah malam seorang petugas memerintahkan rekan praktisi dan saya untuk menulis “Pernyataan Jaminan.” Saya berkata, “Jika untuk menyatakan kebaikan Falun Gong maka akan saya lakukan. Tetapi jangan berpikir untuk meminta yang lain.” Saya menulis, bagaimana lurusnya Falun Gong. Ia mengacungkan jempolnya dan berkata, “Anda menulis dengan sangat baik dengan pemahaman yang mendalam, pada tingkat seorang lulusan universitas.”

Ketika saya memprotes penahanan ilegal dengan mogok makan, petugas kantor polisi dan Biro Tekstil [Catatan redaksi: mungkin yang dimaksud adalah perusahaan tempat penulis bekerja] terus mengirim orang-orangnya ke pusat tahanan untuk memaksa saya makan. Saya memberi tahu mereka, bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mengubah ketulusan dan keteguhan saya terhadap Falun Dafa. Setelah saya dikirim balik ke sel, kaki saya terasa begitu ringan dan saya hampir tidak merasakan apapun ketika melakukan meditasi. Lima belas hari kemudian wakil kepala Departemen Kepolisian Qiaodong, Ma Fuwei, membawa dua kepala unit datang ke pusat tahanan dan mencoba memaksa saya menulis “Pernyataan Jaminan dan mengancam akan menghukum saya bila menolak melakukannya. Pada waktu hampir bersamaan, petugas kepolisian telah mendesak delapan hingga sembilan anggota keluarga saya, bahkan termasuk cucu saya yang berusia dua tahun untuk mengunjungi saya. Saya segera mengerti bahwa semua ini adalah gangguan dari kedua belah pihak. Segera saya berkata kepada anggota keluarga saya, “Kalian semua pulanglah. Tidak ada seorangpun dari kalian yang harus terlibat dalam masalah ini.”

Setelah pukul 2 sore, petugas kepolisian terus merubah metode mereka untuk memaksa saya menyerah, tetapi hingga pukul 6 sore mereka masih belum berhasil mencapai tujuannya. Saya melihat anggota keluarga saya masih berdiri di ruang sidang menunggu keputusan. Mereka begitu kedinginan sehingga terus menggerakkan kaki agar tetap hangat. Cucu saya yang berusia dua tahun berada di pelukan kakeknya. Saya memandang mereka dan berpikir, bahwa saya harus bertahan dan teguh memegang Dafa, dan tidak membiarkan emosi merubah pikiran saya. Saya akan mengikuti Shidu dan tidak akan pernah merusak reputasi Dafa. Saya tahu, saya harus menyingkirkan gangguan ini. Jika saya mengikuti pengaturan kekuatan lama, itu akan mendorong anggota keluarga saya ke dalam neraka dan saya sungguh-sungguh akan kehilangan mereka. Bila saya melepas keterikatan hati ini, mereka akan memiliki masa depan yang cerah. Karena sikap saya teguh, saya tidak akan pernah menulis “Pernyataan Jaminan.” Setelah pukul 7 malam kepala unit Meng melaporkan kepada atasannya. Ketika ia masuk ruangan, ia berkata, “Baiklah, saya sungguh mengagumi Shifu anda yang telah mengajar pengikut sedemikian teguh.” Pukul 7:30 malam mereka membebaskan saya. Sejak itu, saya jarang menemui orang-orang yang mencoba memaksa saya untuk menulis “Pernyataan Jaminan.”

Kembali ke rumah, saya kembali menggunakan waktu untuk belajar Fa dan menyiapkan kesempatan berikut untuk keluar membuktikan Dafa. Saya menyadari pentingnya belajar Fa, terutama setelah 25 April 1999. Seorang praktisi tidak dapat melakukan dengan baik kecuali ia mengerti prinsip Fa. Bahkan di dalam lingkungan yang begitu jahat, jika seseorang dapat dengan teguh mengingat satu kalimat ajaran Shifu, seseorang mampu menerobos kesulitan apapun. Anggota keluarga saya melihat saya belajar dan menyalin Fa dengan tekun. Suami saya berkata, “Lihat, kamu segera akan pergi keluar lagi.” Setiap kali saya keluar membuktikan Dafa, saya menyalin ajaran Shifu ke dalam sebuah buku kecil dan menyimpannya di balik baju, mendampingi saya, memberi pengarahan melewati kesulitan di penjara. Saya belum menyadari, bahwa praktisi tidak seharusnya ditahan untuk membuktikan Dafa. Saya hanya berpikir bahwa kami seharusnya diizinkan berlatih secara terbuka dengan penuh martabat, bila tidak Dafa tidak akan menyebar dengan luas di dunia manusia.

Menghadapi Penganiayaan Dengan Pikiran Lurus; Bersama-sama Meninggalkan Penjara

Bulan Februari 2000 saya berencana pergi ke Beijing dengan rekan praktisi lainnya untuk membuktikan kebenaran Dafa. Meskipun demikian, karena timbul rasa takut ditahan dan mengalami penyiksaan kembali, kejahatan pada dimensi lain mengambil kesempatan dari kebocoran saya. Sekitar pukul 11 malam, petugas dari kantor kepolisian setempat masuk ke rumah secara paksa dan membawa saya serta beberapa rekan praktisi ke kantor polisi. Tiga hari kemudian kami dikirim ke Pusat Tahanan Shisanli, di mana sekitar duapuluh rekan praktisi telah ditahan.

Seorang praktisi membawa sebuah buku Zhuan Falun. Kami belajar Fa bersama. Pejabat Pusat Tahanan memerintahkan kami untuk menyerahkan buku tersebut. Kami menolak. Seorang sipir naik ke ranjang kami dengan ikat pinggang di tangan, mencoba mengambil buku tersebut. Kami menutupi buku dengan tubuh kami, mengatakan padanya, kami tidak akan menyerahkannya kecuali mereka mengambil nyawa kami! Kami melafalkan Hong Yin (kumpulan puisi Shifu) bersama,

Hidup dengan tidak ada yang dicari.
Meninggal pun tidak menyesali yang ditinggalkan.
Padamkan semua pikiran yang berlebihan,
Tidak sulit berkultivasi Buddha.

(“Tidak Tersisa”, 20 Oktober 1991)

Pikiran lurus kami yang murni dan kekuatan Dafa mengejutkan polisi. Mereka tidak pernah lagi menghentikan kami belajar Fa atau latihan gerakan.

Limabelas hari kemudian saya dipindahkan ke penjara Xuanhua yang diperuntukkan bagi tahanan kriminal yang belum divonis hukumannya. Polisi menggeledah badan saya setibanya saya di penjara, dan menemukan satu lembar kertas pada saya dengan daftar isi Hong Yin. Petugas polisi kemudian mengambilnya, walaupun saya mencoba mendapatkan kembali darinya. Kemudian, ketika saya dikirim ke ruangan lain, saya melihat daftar isi itu di atas meja. Saya dengan cepat mengambilnya, memasukkannya ke dalam mulut dan memakannya. Polisi kemudian bertanya, mengapa saya memakannya. Saya beritahu dia, “Fa dari Shifu kami adalah sakral dan tidak ada seorang pun yang diperbolehkan untuk menodainya. Saya mencegah anda melakukan dosa besar.”

Saya dipenjarakan dengan duabelas rekan praktisi. Saya berbagi pengalaman dengan mereka dan memutuskan untuk tidak bekerjasama dengan para penganiaya kami. Kami memutuskan untuk melakukan mogok makan dan meninggalkan penjara bersama-sama. Kami belajar Fa  bersama dan meyakinkan para praktisi yang semula tidak setuju dengan mogok makan. Hari berikutnya, Wakil Pengawas Sun dan beberapa sipir menginspeksi sel kami dan mencoba memaksa kami untuk melafalkan peraturan penjara. Kami menolak. Sun menampari wajah kami, menendangi kami sambil terus mencoba memaksa kami melafalkan setiap peraturan. Ia memborgol praktisi Zhang Yonghui karena menolak melafalkan peraturan dan mengancam kami dengan berkata, besok siapa pun yang menolak untuk melafalkan peraturan, akan diborgol dan dibelenggu. Beberapa rekan praktisi yang baru pertama kali keluar untuk membela Dafa menjadi ketakutan. Kami belajar Fa dan melafalkan Hong Yin bersama, dan berbagi pemahaman, bahwa kita tidak seharusnya bekerjasama dengan penjahat dalam kondisi apapun; melalui cara ini kami dapat menciptakan suatu lingkungan yang baik bagi seluruh praktisi.

Esok harinya Sun datang dengan sekelompok petugas. Ia bertanya, “Siapa yang berani menolak untuk melafalkan peraturan penjara hari ini? Maju ke depan dan saya akan memborgolnya.” Kami bertigabelas semuanya melangkah maju dan berkata, “Kami semuanya menolak.” Sun sangat marah dan memborgol kami semua, perbuatan lurus kami telah mengejutkan mereka!

Dua hari setelah pemborgolan, kepala pusat tahanan dan asistennya memberitahukan kami, “Kami akan melepas borgol asal kalian mau makan.” Kami katakan pada mereka, “Adalah ilegal menahan orang yang patuh hukum di sini. Kami menggunakan hak untuk berunjuk rasa. Kami memohon anda mengembalikan reputasi baik Shifu dan Dafa.” Pikiran lurus kami yang kuat menyelimuti kepala penjara. Sesuai permintaan kami, ia memberikan kertas dan pena untuk menulis surat himbauan. Kami memberi tahu mereka, jika kami tidak mendapat jawaban dari pemerintah pusat dalam tiga hari, kami akan melanjutkan mogok makan. Ketika kami menyelesaikan surat himbauan, kepala polisi kota mengunjungi penjara. Kami menyerahkan petisi kami kepadanya. Tiga hari kemudian kami tidak mendapat jawaban, jadi kami melanjutkan mogok makan. Suatu pagi ketika saya sedang duduk bersila melakukan latihan, saya melihat ada celah terbuka di langit-langit dan sinar merah menyelubungi saya. Saya menyadari, Shifu memberi saya semangat. Karena pikiran lurus kami yang kuat sebagai satu kelompok, tidak hanya kami semua bertigabelas yang dibebaskan dalam waktu satu bulan, tetapi tiga praktisi lain yang sudah ditahan di sana selama setengah tahun menunggu pelaksanaan hukuman turut dibebaskan.

Penyiksaan Kejam yang Saya Derita di Pusat Tahanan Yanqing

Tanggal 24 Desember 2000, tigabelas rekan praktisi dan saya kembali pergi ke Beijing untuk membuktikan Dafa. Kami membawa merpati, spanduk Dafa dan materi klarifikasi fakta. Kami ditahan oleh polisi kota Zhangjiakou di Xiahuayuan dan dipulangkan ke kantor polisi setempat. Petugas bernama Li menginterogasi saya sepanjang malam. Hari berikut asisten kepala polisi membawa saya ke divisi kriminal. Mereka menyatakan saya sebagai perencana aksi unjuk rasa tersebut. Mengikuti perintah dari kepala polisi Li Jingyun, pejabat administrasi kepolisian, asisten administrator, dan beberapa petugas polisi menginterogasi saya selama 9 hari 9 malam tanpa henti, memaksa saya untuk memberikan informasi tentang rekan praktisi. Mereka tidak mengizinkan saya tidur. Saya juga mengalami penyiksaan kejam lainnya seperti duduk di “Bangku Harimau.” Selama interogasi saya dapat merasakan kekuatan Fa dan Shifu yang senantiasa menjaga pikiran teguh saya, dan tidak ada yang dapat menggoyahkan hati saya.  

Ibu saya yang berusia 82 tahun berada dalam kondisi kritis karena penganiayaan, sedangkan saya satu-satunya yang dapat merawatnya. Polisi berusaha membujuk saya dengan perasaaan manusia seperti, “Jika kamu memberi tahu siapa yang merencanakan ini, kami akan membebaskanmu dan kamu dapat melihat ibumu, sebelum ia meninggal.” Saya mengingatkan diri saya bahwa tidak ada yang lebih penting selain membuktikan Fa. Sebelum membagikan materi klarifikasi fakta, saya telah bersumpah, tidak peduli apa yang terjadi, saya tidak akan pernah membocorkan informasi tentang rekan praktisi maupun sumber materi Dafa. Walaupun yang lain memberikan informasi, sehingga saya dianggap sebagai perencana dan sumber dari materi klarifikasi fakta, saya tidak memberikan informasi apa pun kepada polisi. Mereka sangat terkejut dengan keteguhan saya terhadap Dafa dan Shifu. Mereka menghentikan interogasi. Saya menyadari, sepanjang saya tetap teguh, Shifu tidak akan membiarkan kejahatan mengganggu saya.

Pada hari kedelapan penahanan saya, petugas polisi Li Quanfu dan lainnya mengirim saya ke RS Kota Ketiga, di mana saya diikat pada tempat tidur dan dipaksa makan melalui selang serta diinjeksi dengan berbagai obat-obatan yang tidak diketahui. Sembilan hari kemudian saya dipindahkan ke Pusat Tahanan Shisanli. Selama 49 hari melakukan mogok makan, polisi dan petugas rumah sakit memaksa saya makan sebanyak sembilan kali. Setiap kali, enam pria kekar memegangi kepala, tangan dan kaki saya,  menjepit lubang hidung dan memasukkan selang sebesar jari ke dalam perut melalui hidung saya. Ini menyebabkan pendarahan hebat dan rasa sakit pada dada. Ketika saya sudah sangat lemah setelah 49 hari menderita seperti ini, Li Quanfu memberi tahu saya akan dipindah ke Pusat Tahanan Xuanhua.

Petugas di kantor jaksa penuntut meminta saya mengisi formulir. Saya mengisi setiap pertanyaan dengan isi yang mengklarifikasi fakta. Seorang rekan praktisi menunjukan saya, “Kamu seorang praktisi Dafa. Kenapa kamu menunggu mereka untuk menghukummu?” Saya menyadari bahwa praktisi Dafa adalah mulia! Para penjahat tidak memiliki kekuatan untuk menghukum saya, juga pusat tahanan bukanlah tempat yang layak bagi praktisi Dafa. Saya memohon di dalam hati kepada Shifu agar membantu saya keluar dari sana, sehingga saya dapat terus membuktikan Dafa. Begitu saya memiliki pikiran lurus ini, Shifu memberi tahu tanggal kapan saya akan dibebaskan! Hari berikutnya, belasan orang datang untuk menangani kasus saya. Setelah melihat kondisi tubuh saya yang sekarat, tidak ada seorang pun yang mau mengambil saya. Sebagai hasilnya, saya meninggalkan penjara dengan bantuan Shifu. Kakak lelaki saya membawa saya pulang pada sore harinya. Sebaliknya mereka yang telah membocorkan informasi tentang praktisi lain, semuanya dikirim ke kamp kerja paksa. Beberapa bahkan menyeberang ke sisi lain dan merangkul jalan iblis. Kejadian ini semakin menguatkan keyakinan saya dalam membantu Shifu meluruskan Fa, mengikuti sumpah saya yang semula.

Sepuluh hari setelah saya pulang ke rumah, sebelum saya benar-benar pulih, saya telah memulai pekerjaan Dafa kembali. Tanggal 25 April 2001 saya sekali lagi ke Lapangan Tiananmen dengan rekan praktisi lain dan membentang spanduk Dafa. Polisi menyeret saya ke kantor polisi Tiananmen dan kemudian mengirim 21 rekan praktisi dan saya ke Yanqing. Polisi menjambak rambut saya, menendangi dan memukuli saya sepanjang perjalanan. Petugas kantor polisi Yanqing bergiliran menginterogasi saya. Mereka melarang saya tidur siang dan malam, mencoba memaksa saya memberi tahu asal saya. Ketika saya menolak, mereka memukuli saya lebih lanjut, memaksa saya harus berdiri dalam waktu yang lama dan bahkan menyundut wajah saya dengan rokok.

Hari berikutnya, seorang pria besar datang untuk mencuci otak saya. Ia bahkan tidak mengizinkan saya memejamkan mata, dan memukul saya dengan tongkat polisi begitu saya memejamkan mata sejenak. Hari selanjutnya, saya masih menolak untuk bekerjasama. Ia menampar wajah saya sedemikian keras sehingga saya hampir pingsan, meninggalkan memar berdarah pada wajah. Ia juga memukul wajah saya dengan gagang sapu hingga patah. Wajah saya segera membengkak. Setelah menyiksa saya sepanjang pagi, ia hampir ditabrak mobil pada saat hendak menjemput anaknya di siang hari. Saya tahu ini adalah pembalasan karma. Kemudian seorang petugas polisi lainnya tiba. Ia mulai membakar wajah saya dengan pemantik api begitu tiba di lokasi. Kelopak dan bulu mata saya terbakar. Namun pikiran saya tidak berubah, bagaimana pun mereka menyiksa saya. Saya bahkan tidak merasakan sakitnya. Ketika ia hendak membakar wajah saya kembali, pemantik api tidak mau menyala lagi. Saya tahu adalah Shifu yang melindungi saya. Segera setelah itu, saya dikirim ke Pusat Tahanan Yanqing.

Tengah malam, polisi membawa 21 rekan praktisi dan saya ke RS Yanqing untuk dipaksa makan. Saya tidak dapat bergerak, diborgol ke ranjang dan diikat agar dapat diinfus serta diberi makan secara paksa. Direktur divisi internis Zhang membantu polisi untuk menyiksa kami. Malam itu saya dua kali berada dalam kondisi kritis, tetapi mereka tidak peduli dengan nyawa kami sama sekali. Tanggal 30 April, mereka memanggil belasan narapidana pria dari pusat tahanan untuk membantu memaksa kami makan. Mereka memegang kepala, kaki, bahkan duduk di dada saya, membuat saya sulit untuk bernafas. Mereka mengikat saya dengan tambang. Direktur Zhang dan seorang perawat memasukkan selang ke dalam tubuh saya. Selang dimasukkan ke dalam paru-paru saya beberapa kali, yang hampir mengakibatkan kematian saya. Saya mengalami pendarahan berat.

Kemudian saya dikirim balik ke pusat tahanan dengan selang karet tetap berada di dalam perut saya selama lebih dari sepuluh hari. Sakitnya amat sangat. Setiap hari polisi memerintahkan tahanan lainnya untuk memaksa saya makan tujuh hingga delapan kali, mengisi perut saya sedemikian banyak sehingga saya merasa perut akan meledak. Saya berdiskusi dengan rekan praktisi, bahwa kita tidak seharusnya menahan semua ini dengan pasif, kami harus menarik selang keluar. Segera setelah kami mencabut selang keluar, lebih dari sepuluh petugas polisi meloncat ke ranjang dan mengikat kami ke kursi. Tambang diikat sedemikian ketat sehingga saya sulit bernafas. Polisi menggunakan tongkat listrik, tahanan lainnya menyumbat kami dengan kaos kaki yang berbau menyengat. Mereka tidak melepas selang makan hingga selang itu menembus daging di kerongkongan saya dan menyebabkan demam. Kantor polisi kabupaten Yanqing tetap menginterogasi saya waktu itu, untuk mencari tahu alamat saya. Mereka terus menyiksa saya selama 23 hari, dan saya tetap mogok makan sebagai wujud protes sepanjang periode tersebut. Saya akhirnya dibebaskan, ketika tubuh sudah sedemikian lemah dan dalam kondisi kritis.

Segera setelah saya pulang ke rumah di bulan Mei dan Juni 2001, penganiayaan terhadap Falun Dafa memuncak. Beberapa praktisi mendiskusikan hal ini dan memutuskan untuk membuat selebaran yang ditulis tangan, mengirimnya via pos dan membagikannya di daerah kami. Kami juga bepergian dengan kereta api ke lokasi terdekat untuk mengirim selebaran tersebut dengan pos, juga mengirim materi klarifikasi tulisan tangan tersebut ke berbagai tempat. Belumlah lama kami kembali ke kota Zhangshi. Kami membawa materi klarifikasi fakta, kemudian pergi ke kabupaten lain untuk menjelaskan fakta kebenaran kepada keluarga dan saudara, juga kawan-kawan kami. Pada perjalanan pulang, kami menempuh 24 mil dengan berjalan kaki tengah malam dengan materi klarifikasi fakta dan lem dan kami menempelkan serta membagikan materi tersebut di sepanjang perjalanan.

Sepanjang malam tanggal 25 Oktober 2001, rekan praktisi dan saya menggantungkan spanduk-spanduk besar dan tulisan vertikal serta menempelkan materi klarifikasi fakta di sepanjang jalan-jalan utama maupun gang-gang kecil di seluruh kota. Pada hari ketiga, kepolisian meningkatkan usahanya untuk menangkap saya. Polisi berpatroli di mana-mana dengan motor dan mobil, mencari saya. Saat saya pulang dari luar kota, tiga orang petugas polisi mengendarai sepeda motor berhenti di depan saya, memandangi saya, dan bertanya satu sama lain dengan berbisik, “Apakah dia orangnya?” Ketika saya melihat ini, saya berbalik dan segera jalan menjauh. Saya memancarkan pikiran lurus ketika berjalan dan berkata, “Shifu, kuatkanlah saya – praktisi Falun Dafa ini. Saya tidak bisa ditahan oleh penjahat ini karena banyak pekerjaan di sini yang harus saya lakukan demi penyelamatan orang-orang. Saya juga sedang membawa beberapa ribu Yuan dari tabungan para praktisi Dafa yang mengirit makanan dan pengeluaran mereka sehari-hari. Uang tersebu
t tidak boleh jatuh ke tangan para penganiaya.” Keitka saya membalikkan kepala lagi untuk melihat, polisi-polisi itu telah pergi. Saya berterima kasih atas perlindungan Shifu yang belas kasih.

Rekan praktisi dan saya terus-menerus pergi ke pedesaan sepanjang malam untuk membagikan materi klarifikasi fakta. Saya telah mendiskusikan dengan rekan praktisi, bahwa kami harus ke daerah pinggiran. Kami telah menyebarkan banyak materi klarifikasi fakta di kota, tetapi di daerah pinggiran banyak orang yang belum pernah melihatnya. Kami sepakat bahwa kami harus mendistribusikan materi yang berisikan informasi di mana-mana. Suatu kali, rekan praktisi dan saya pergi ke sebuah daerah beberapa ratus li (1 li = 0,31 mil) jauhnya untuk membagikan materi klarifikasi fakta. Rekan praktisi di daerah tersebut khawatir mengenai bagaimana menjalankan klarifikasi fakta, dan tidak memiliki materi apa pun, sehingga mereka sangat gembira melihat kami. Kami mengadakan kegiatan berbagi pengalaman skala kecil di sana. Selama diskusi dan berbagi pengalaman, kami menyadari bahwa kita tidak hanya harus mengklarifikasi fakta secara individu dengan baik, tetapi juga sebagai satu kelompok. Kami harus saling membantu satu sama lain dan memberi dorongan kepada para praktisi di sekitar kita untuk melepaskan hati manusia biasa, dan ambil bagian dalam pekerjaan menyelamatkan manusia. Pada hari yang sama kami pulang ke kota asal kami dan kemudian balik kembali membawa banyak materi klarifikasi fakta kepada mereka. Tidak lama kemudian praktisi setempat di daerah tersebut mendirikan tempat produksi materi klarifikasi sendiri. Sekarang orang dapat melihat materi klarifikasi fakta di tempatkan di mana-mana, dan kata-kata “Falun Dafa Baik” dan “’Sejati-Baik-Sabar’ Baik” terpampang di tiang-tiang listrik di seluruh daerah itu.  

Menerobos Rintangan Perasaan

Saya mengendurkan kultivasi diri berkenaan dengan perasaan terhadap anggota keluarga saya, yang memungkinkan  kejahatan memanfaatkan kelemahan saya. Sebagai akibatnya, saya dipaksa meninggalkan rumah untuk menghindari penganiayaan. Tanggal 9 Februari 2002, polisi Li dari kantor polisi setempat datang ke rumah untuk mengganggu, dan ia hendak membawa saya pergi. Anggota keluarga saya menolong saya meloloskan diri agar tidak mengalami penganiayaan lagi. Polisi Li menipu putri dan menantu saya agar datang ke kantor polisi setempat, dan kemudian mengirim mereka ke pusat tahanan. Semasa penganiayaan anak-anak saya, karma hitam secara terus menerus keluar mengganggu, dikarenakan ikatan perasaan yang terlalu berat terhadap anggota keluarga saya.

Saya pikir sebagai praktisi Falun Dafa yang telah memperoleh bimbingan Fa, saya dapat menerobos penganiayaan, tidak peduli bagaimana kejamnya. Namun, anak-anak saya bukanlah praktisi Falun Dafa, dan walaupun mereka mendukung dan memahami saya, saya takut dihadapi penganiayaan yang begitu kejam, mereka mungkin gagal menahannya dan ini mungkin dapat menghancurkan masa depan mereka. Saya sangat menderita karena pikiran emosional tersebut. Konsep saya yang salah juga membuat penganiayaan terhadap anak-anak saya semakin berat. Melalui belajar Fa, saya menyadari, jika saya pergi ke polisi untuk ditukar dengan kebebasan anak-anak saya, saya berarti bekerjasama dengan penganiayaan, dan sebagai praktisi Dafa saya tidak seharusnya berbuat demikian. Saya juga mengerti bahwa perasaan sedih dan emosi yang berat adalah keterikatan, dan saya harus menyadari serta melepaskan keterikatan tersebut berdasarkan Fa. Begitu banyak orang menunggu saya datang memberikan penyelamatan. Saya seorang praktisi Dafa dengan misi penting. Pandangan saya terhadap situasi ini harus berlandaskan Fa! Anak-anak saya juga makhluk hidup yang Shifu ingin selamatkan. Mereka telah melindungi praktisi Falun Dafa, dan telah melakukan hal dengan belas kasih yang tak terhingga. Karenanya, Shifu akan memberikan jalan keluar yang penuh belas kasih bagi situasi mereka. Kemudian saya menenangkan diri, terus-menerus memancarkan pikiran lurus, dan belajar Fa. Keitka saya sedang memancarkan pikiran lurus, saya tiba-tiba melihat dengan mata ketiga saya sebuah kandang kayu yang mengurung putri saya hancur berkeping-keping dan putrid saya berdiri di ruangan yang luas. Saya kemudian tahu, bahwa Fashen Shifu sedang melindunginya.

Sekitar duabelas hari kemudian saya berpikir, saya tidak seharusnya menahan penganiayaan ini dengan pasif. Saya harus keluar menyelamatkan orang-orang. Setiap hari, disamping belajar Fa, berlatih gerakan Falun Gong, dan memancarkan pikiran lurus, saya pergi ke jalan untuk mengklarifikasi fakta kepada orang-orang. Kadangkala saya menjelaskan kebenaran kepada beberapa orang sehari. Pada saat yang lain dengan pengaturan Shifu, saya bertemu lebih dari 20 orang yang saya kenal sebelumnya. Saya ceritakan pengalaman pribadi saya memperoleh manfaat dari berkultivasi Falun Dafa dan bagaimana saya disiksa. Saya juga memberitahukan mereka, bahwa praktisi Falun Dafa adalah orang baik, yang ingin mengkultivasi jiwa mereka menjadi belas kasih, bahwa praktisi Falun Dafa tidak terlibat dalam politik, dan yang kami tentang adalah penganiayaan ini. Saya memberitahukan orang-orang yang mempunyai jodoh pertemuan agar dengan jelas membedakan yang lurus dan yang jahat, mendukung keadilan, dan memahami bahwa kebaikan akan dibalas dengan kebaikan dan kejahatan akan diganjar dengan pembalasan karma.

Tempat Produksi Materi Klarifikasi Fakta Falun Dafa

Awal tahun 2003, kejahatan sering menghancurkan tempat-tempat pembuatan materi Dafa di kota di mana saya tinggal. Hal tersebut menimbulkan banyak kerugian bagi pekerjaan klarifikasi fakta setempat. Situs Clearwisdom.net telah berulang kali menganjurkan tempat pembuatan materi Falun Dafa seharusnya “muncul di mana-mana.” Saya sungguh ingin melakukan pekerjaan ini tetapi frustrasi karena tidak mengerti teknologi komputer. Pada satu konferensi berbagi pengalaman, saya bertemu rekan praktisi dari kota lain, dan dengan praktisi yang terbiasa dengan teknologi penting ini. Mereka ingin melakukan pekerjaan ini tetapi tidak kenal lokasi dan orang-orang setempat, dan karenanya menghadapi kesulitan memulai pekerjaan ini di daerah setempat. Kami bersyukur, Guru telah mengatur pertemuan kami. Saya bekerja dengan mereka dan mengatur beberapa praktisi Dafa gigih setempat untuk belajar bagaimana menggunakan komputer. Setelah kami pelajari, kami kemudian mengajari lebih banyak lagi praktisi. Kami terus belajar Fa dan teknologi tersebut, dan kami berhubungan dengan rekan praktisi dari berbagai tempat. Kami mengadakan konferensi berbagi pengalaman skala kecil, dan mendiskusikan di antara kami sendiri bagaimana meningkatkan pemahaman kami terhadap prinsip-prinsip Fa. Ketika kondisi tersebut berkembang, kami dapat mendirikan sebuah tempat pembuatan materi Falun Dafa.

Ketika kami pertama kali melakukan pekerjaan ini, pikiran para praktisi sangat tulus, dan kerjasama antar praktisi juga baik. Kemudian praktisi yang belajar menggunakan komputer dan internet semakin terserap ke dalam teknologi ini, dan praktisi yang membagikan materi harus keluar ke beberapa tempat dalam sehari. Kami tidak dapat menenangkan diri dalam belajar Fa. Setelah ini berlanjut beberapa waktu, gangguan mulai datang. Beberapa praktisi, yang semula tidak terlibat dalam pekerjaan ini, tidak melihat keadaan dari sudut kultivasi. Dengan pikiran manusia biasa, mereka berpikir, kita tidak cukup mampu melakukan pekerjaan ini, dan mereka ingin terlibat serta ambil bagian dalam pekerjaan Dafa tersebut. Saran-saran mereka sangatlah berharga, tetapi kekuatan lama yang jahat telah memanfaatkan sikap mereka yang mengganggu, yang malahan menimbulkan hambatan serta gangguan terhadap pekerjaan Dafa.

Pada awalnya saya tidak berpikir tentang masalah ini dari sudut pandang Fa dan saya merasa tersinggung. Saya tidak ingin berhadapan dengan para praktisi tersebut, dan tidak ingin para praktisi yang sering bekerjasama dengan saya untuk menghubungi mereka juga. Hal ini menimbulkan gangguan terus-menerus. Melalui belajar Fa, saya mengerti prinsip Fa pada tingkat saya. Saya kemudian mulai berbagi pengalaman dan mendiskusikan pemahaman saya dengan beberapa praktisi lainnya. Kami sepakat bahwa kami harus mengikuti ajaran Shifu dan harus bertoleransi, baik hati terhadap orang lain, melakukan hal ini dengan baik untuk mewujudkan Fa. Kami pergi ke rumah praktisi dengan pikiran untuk mencapai kerjasama yang baik diantara sesama praktisi sebagai satu kelompok di kota kami. Bertujuan menghindarkan kerugian bagi pekerjaan Dafa, dan dengan pikiran tidak akan memberikan kesempatan bagi kekuatan lama untuk membuat kerugian bagi pekerjaan Dafa dan demi kepentingan orang lain, kami bersedia untuk memulai lagi. Pertama, kami dengan tulus melihat ke dalam diri sendiri, mencari kekurangan diri sendiri dan kemudian mengadakan diskusi yang belas kasih. Kami menyadari bila kami tidak dapat melepas keterikatan hati kami, kejahatan akan memanfaatkan keterikatan ini untuk menimbulkan kerugian bagi Dafa. Kami juga menyadari bahwa setiap orang memiliki jalur kultivasi yang berbeda. Shifu telah mengatur jalur kultivasi kita, dan sepanjang hati dan pikiran kita difokuskan pada penyelamatan orang-orang, Shifu akan membantu kita untuk mencapai tujuan. Kita harus mengikuti ajaran Shifu ketika melakukan pekerjaan kita.

Para praktisi sangat tersentuh. Anggota keluarga mereka yang tidak berkultivasi Dafa memperhatikan insiden ini dan berkata dengan gembira, “Dari lubuk hati yang paling dalam saya mengagumi kalian, praktisi Falun Gong! Tidak peduli berapa besar kerugiannya, kalian tetap bertahan, dan kalian masih terus mencari ke dalam diri sendiri untuk segala kekurangan. Ini sangatlah baik!” Setelah itu gangguan jenis ini tidak pernah terjadi lagi.

Tanggal 15 Oktober 2003, Shifu menerbitkan beberapa komentar pada sebuah artikel di situs Clearwisdom.net, “Menyingkap Kejahatan Yang Terjadi di Daerah Setempat Pada Orang Setempat.” Karena berbagai alasan kami tidak dapat memulai bekerja pada aspek ini. Akhir tahun 2003 rekan praktisi di kota Zhangjiakou ingin melakukan pekerjaan ini. Saya mengambil inisiatif untuk bekerja dengan mereka dan segera menuliskan fakta-fakta penyiksaan diri saya oleh petugas polisi maupun divisi kepolisian setempat.

Pada awal tahun berikutnya, kami mulai mengumpulkan data statistik kejahatan yang dilakukan oleh divisi kepolisian dan petugas polisi setempat dalam penganiayaan mereka terhadap praktisi Falun Dafa. Setelah kami pasang data tersebut, banyak orang membacanya. Ini memiliki efek penting dan mendorong bagi penyelamatan para makhluk serta membuat takut para pelaku kejahatan.

Menjaga Pikiran Lurus

Selama lima tahun menentang penganiayaan dan memberikan penyelamatan kepada orang-orang, walaupun saya memiliki banyak keterikatan dan karma yang besar, saya tidak berkecil hati. Saya ingat saya adalah pengikut Dafa, dan saya merasa sangat terhormat dan beruntung. Dafa menciptakan praktisi Falun Dafa, dan sebagai praktisi Falun Dafa kita harus dengan gigih membela Dafa dan membuktikan Dafa, dan kita harus mencurahkan segalanya sebagai partikel Dafa. Ini adalah tanggung jawab yang diberikan kepada seorang praktisi Dafa, bila tidak adalah tidak patut disebut “praktisi Dafa.”

Saya tahu dari lubuk hati saya sebelum 20 Juli 1999, ketika penganiayaan dimulai, bahwa Falun Dafa baik. Saya pernah bersumpah kepada Shifu, bahwa jika saya tidak dapat berkultivasi mencapai kesempurnaan, saya akan memohon Shifu untuk memusnahkan jiwa dan raga saya. Saya akan memerankan peranan saya sepenuhnya sebagai partikel Falun Dafa. Harapan saya selalu agar setiap praktisi Dafa melepaskan pikiran manusia biasa, dan praktisi yang gigih, maju ke depan dengan lebih gigih. Saya sering membicarakan ini dengan rekan praktisi. Kami saling memberi dorongan dan berkultivasi dengan gigih untuk menaikkan tingkat kami secara bersama sebagai satu kesatuan kelompok, agar Shifu bahagia melihat kita. Ketika saya melihat rekan praktisi melepas pikiran manusia biasa dan berkultivasi dengan gigih, saya merasa gembira untuk mereka dari lubuk hati yang paling dalam. Ketika saya melihat praktisi yang kurang gigih dan ketika saya melihat orang-orang yang telah menyimpang dari Dafa, saya khawatir dan merasa sedih untuk mereka.
Saya merasa cemas terhadap mereka, dan merasa kasihan terhadap mereka.

Selama lima tahun menentang penganiayaan, kelihatannya kita telah melakukan pekerjaan Dafa tanpa henti, menanggung berbagai kesulitan demi penyelamatan orang-orang. Di mata orang lain, dihadapkan dengan penderitaan, kita telah melakukan pekerjaan yang sulit dan kita tentu lelah. Tetapi dalam pikiran saya, saya merasa kokoh dan yakin, serta merasa terhormat. Sepanjang pekerjaan koordinasi saya, kapan saja ketika beberapa praktisi dianiaya, saya akan melihat ke dalam diri sendiri untuk mencari tanda-tanda mentalitas manusia biasa, dan untuk segala hal yang telah saya ucapkan tetapi tidak belas kasih atau tidak berlandaskan Fa. Apakah perbuatan saya membuahkan kesulitan bagi rekan praktisi? Saya merubah kesedihan yang sebelumnya saya miliki menjadi kegiatan belajar Fa yang giat, menyingkirkan mentalitas manusia biasa yang telah saya temukan, serta meningkatkan pemahaman prinsip-prinsip Fa, sehingga saya dapat berkultivasi maju dengan lebih gigih lagi.

Saya melihat kembali jalur saya dalam membantu meluruskan Fa mengikuti Shifu. Semuanya seperti yang Shifu katakan, “Selama 49 tahun Dia [Sakyamuni] mengajarkan Dharma, juga terus-menerus meningkatkan diri. Setiap kali Dia naik satu tingkat, Dia menoleh kembali dan dilihat-Nya Dharma yang baru saja dikatakan sudah tidak benar lagi.” (Zhuan Falun) “Sesungguhnya, proses Xiulian seutuhnya yang dialami seseorang adalah suatu proses yang terus-menerus menyingkirkan keterikatan hatinya.” (Zhuan Falun).

Sejalan dengan kemajuan pelurusan Fa, prinsip-prinsip Fa yang Shifu ajarkan kepada kita menjadi semakin jelas, agung dan tinggi, dan menjadi semakin mendalam. Saya telah menemukan pemahaman mendasar bahwa sebagai praktisi Falun Dafa, bekerjasama dengan baik sebagai satu tubuh membuat kita lebih kuat dan lebih efektif. Saya dengan mendalam merasakan setiap langkah maju praktisi Falun Dafa adalah hasil belas kasih Shifu yang tak terhingga. Tanpa perlindungan Shifu yang belas kasih kita bahkan tidak dapat menjamin jiwa kita, apalagi membuktikan Falun Dafa.

Selama lebih dari tiga tahun mengalami penganiayaan, dan tuna wisma, sepanjang saya menjaga pikiran lurus, Shifu senantiasa membantu saya – seorang praktisi Dafa – dengan segalanya. Kapan saja saya keluar kota untuk membagikan materi klarifikasi, memberi dorongan kepada rekan praktisi atau memberikan penyelamatan bagi orang-orang, saya tidak merasakan dinginnya es dan salju, saya tidak merasa lapar walaupun tidak makan sepanjang hari, bahkan tidak merasakan kantuk walaupun tidak tidur selama tiga hari tiga malam ketika melakukan pekerjaan Dafa. Sebaliknya saya merasa lebih bersemangat. Kapan saja kejahatan meningkatkan usaha mereka dan mengeluarkan surat perintah untuk menangkap saya, setiap kali bahaya berubah menjadi keselamatan. Saya mengerti ini semua adalah manifestasi kebesaran dan belas kasih Shifu serta keagungan dan keajaiban Falun Dafa. Saya merasa semakin dekat dengan Shifu ketika saya maju lebih lanjut dalam jalur Pelurusan Fa. Shifu! Anda telah memberikan begitu banyak kepada para praktisi dan kepada semua makhluk. Bahkan bila kita habiskan seluruh kata-kata bahasa manusia, kita sebagai praktisi masih tidak dapat menyatakan perasaan terima kasih kita kepada Shifu. Pada saat terakhir dalam membantu Pelurusan Fa, saya akan teguh menjaga setiap pikiran dan saya tidak akan memberikan kesempatan apa pun kepada kejahatan untuk mengganggu. Saya akan sungguh-sungguh dan dengan rasional menjadi lebih sadar, dan saya akan menyebarkan kebenaran dan memberikan penyelamatan bagi orang-orang serta meminimalkan kerugian bagi pekerjaan Dafa. Saya akan bekerjasama dengan baik dengan rekan praktisi dan akan membina pikiran lurus yang lebih kuat dengan rekan praktisi. Saya akan memberikan seluruh tenaga saya sebagai praktisi Dafa, dan akan mengikuti ajaran Shifu, bahwa praktisi “harus menambah daya kekuatan untuk melakukan dengan baik hal-hal yang harus dilakukan masing-masing orang, gigih maju dengan tanpa henti” (“Salam”, 28 September 2004)

Salam, Shifu yang Agung! Terima kasih, Shifu!

Sumber: Buku “Compassion Overcomes Evil” (Belas Kasih Mengalahkan Kejahatan)