Birmingham, Inggris: Mengangkat Penganiayaan Falun Gong
(Minghui.org)
Pada 15 September para praktisi Falun Gong di Inggris mengadakan
kegiatan klarifikasi fakta di Birmingham, membeberkan kepada publik
bahwa Falun Gong di China sedang dianiaya.
Stan para praktisi
Sedang membubuhkan tanda tangan
mendukung Falun Gong
Alicja, selalu menanda tangani petisi dimana pun dia menemui peristiwa pengumupulan tanda tangan untuk Falun Gong
Alicja, selalu menanda tangani petisi dimana pun dia menemui peristiwa pengumupulan tanda tangan untuk Falun Gong
Para praktisi menyiapkan sebuah
stan, menggantung spanduk, dan membeberkan materi informasi di
kawasan perbelanjaan Birmingham. Mereka juga mengadakan demo
latihan dan membagi-bagi brosur. Banyak orang-orang yang
berbincang-bincang dengan para praktisi, menanda tangani petisi,
dan menanyakan tempat-tempat latihan.
Para praktisi mengumpulkan tanda tangan dan meminta bantuan untuk menyelamatkan orangtua seorang mahasiswa yang sedang belajar di Sekolah Seni Cambridge. Ayah mahasiswa itu, Wang Meihong, telah dipenjara selama 10 tahun karena menjadi praktisi Falun Gong. Dalam surat pemohonannya, mahasiswa itu menulis: “Ayah saya Yu Zonghai dulu berlatih Falun Gong mendapat manfaat yang besar. Ketika saya menengok di penjara, badannya dipenuhi luka, karena polisi sering memerintahkan para narapidana kriminal memukuli dia. Mereka merontokkan hampir semua gigi-giginya, dan mematahkan kaki-kakinya. Dia hampir buta lantaran penyiksaan itu. Dia mengatakan bahwa polisi telah menyetrum dadanya dengan tongkat listrik, yang membuat ia susah bernafas. Dahulu dia sehat, tetapi sekarang jantungnya bermasalah.” “Dia sangat lemah karena disiksa, tetapi polisi tetap memaksa dia bekerja keras.” “Orangtua saya disiksa setiap hari. Hidup mereka sangat mengkhawatirkan. Saya mohon Anda sekalian atas nama keadilan sudi menolongnya.”
Alicja, seorang gadis muda dari Polandia, mengetahui tentang penganiayaan beberapa tahun yang lalu. Sejak itu ia selalu mendatangi kegiatan para praktisi di Polandia maupun di Inggris. Setiap kali selalu ia menanda tangani petisi menunjukkan dukungannya. Ia menangis jika membicarakan masalah perampasan organ tubuh. Ia mengatakan bahwa Polandia dulu juga di bawah pemerintahan partai komunis, jadi ia tahu benar bagaimana jahatnya partai itu. Ia sangat memuji keberanian para praktisi. “Makin banyak orang mengetahui tentang hal itu, akan makin tinggi kekuatan keadilan.” Selanjutnya ia berkata: “Saya harap semua orang datang menanda tangani petisi.”
Raz, seorang ibu dari Pakistan terlahir di Briton, setelah menanda tangani petisi mengatakan bahwa setiap orang harus bebas memilih kepercayaannya. Para praktisi Falun Gong harus diberi kebebasan untuk melakukan latihan. “Sebagai ibu dari dua orang anak, saya tak bisa diam mengenai penganiayaan Falun Gong.” Katanya lagi: “Standar moral yang bagaimana yang harus saya ajarkan kepada anak-anak saya, jika saya membiarkan begitu saja kejahatan ini karena terjadi di negeri lain? Apa yang terjadi jika kita tidak menghentikan perampasan organ tubuh? Jika kita tidak menghentikan di China, suatu hari mungkin saja terjadi di sini.” Raz memuji para praktisi yang telah membeberkan fakta kepada publik.
Para praktisi mengumpulkan tanda tangan dan meminta bantuan untuk menyelamatkan orangtua seorang mahasiswa yang sedang belajar di Sekolah Seni Cambridge. Ayah mahasiswa itu, Wang Meihong, telah dipenjara selama 10 tahun karena menjadi praktisi Falun Gong. Dalam surat pemohonannya, mahasiswa itu menulis: “Ayah saya Yu Zonghai dulu berlatih Falun Gong mendapat manfaat yang besar. Ketika saya menengok di penjara, badannya dipenuhi luka, karena polisi sering memerintahkan para narapidana kriminal memukuli dia. Mereka merontokkan hampir semua gigi-giginya, dan mematahkan kaki-kakinya. Dia hampir buta lantaran penyiksaan itu. Dia mengatakan bahwa polisi telah menyetrum dadanya dengan tongkat listrik, yang membuat ia susah bernafas. Dahulu dia sehat, tetapi sekarang jantungnya bermasalah.” “Dia sangat lemah karena disiksa, tetapi polisi tetap memaksa dia bekerja keras.” “Orangtua saya disiksa setiap hari. Hidup mereka sangat mengkhawatirkan. Saya mohon Anda sekalian atas nama keadilan sudi menolongnya.”
Alicja, seorang gadis muda dari Polandia, mengetahui tentang penganiayaan beberapa tahun yang lalu. Sejak itu ia selalu mendatangi kegiatan para praktisi di Polandia maupun di Inggris. Setiap kali selalu ia menanda tangani petisi menunjukkan dukungannya. Ia menangis jika membicarakan masalah perampasan organ tubuh. Ia mengatakan bahwa Polandia dulu juga di bawah pemerintahan partai komunis, jadi ia tahu benar bagaimana jahatnya partai itu. Ia sangat memuji keberanian para praktisi. “Makin banyak orang mengetahui tentang hal itu, akan makin tinggi kekuatan keadilan.” Selanjutnya ia berkata: “Saya harap semua orang datang menanda tangani petisi.”
Raz, seorang ibu dari Pakistan terlahir di Briton, setelah menanda tangani petisi mengatakan bahwa setiap orang harus bebas memilih kepercayaannya. Para praktisi Falun Gong harus diberi kebebasan untuk melakukan latihan. “Sebagai ibu dari dua orang anak, saya tak bisa diam mengenai penganiayaan Falun Gong.” Katanya lagi: “Standar moral yang bagaimana yang harus saya ajarkan kepada anak-anak saya, jika saya membiarkan begitu saja kejahatan ini karena terjadi di negeri lain? Apa yang terjadi jika kita tidak menghentikan perampasan organ tubuh? Jika kita tidak menghentikan di China, suatu hari mungkin saja terjadi di sini.” Raz memuji para praktisi yang telah membeberkan fakta kepada publik.
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org