(minghui.org)

Salam hormat pada Shifu, salam pada teman praktisi.

Nama saya Ni Made Sariasih, biasa dipanggil Bu Arya, praktisi asal Bali.

Saya ingin berbagi pengalaman, bagaimana saya membuktikan kebenaran Fa di lingkungan sekitar saya.

Pembimbing Tempat Latihan Meninggal

Saya sudah mengenal Falun Dafa pada tahun 2004, walau demikian hingga saat ini saya masih merasa menjadi praktisi baru karena sedikit yang bisa saya pahami dari ajaran Shifu yang demikian tinggi. Pada awal saya bergabung, saya dan tetangga dalam satu perumahan melakukan latihan bersama di tanah kosong di lingkungan perumahan, latihan dibimbing oleh seorang praktisi yang mempunyai latar belakang sakit lever. Selang berapa lama, sang pembimbing mengalami pemurnian berat, lever yang dideritanya kambuh kembali. Kondisinya terlihat agak parah yang tercermin pada badannya bengkak di sana sini, walau demikian, raut wajahnya terlihat tetap segar. Dia sangat teguh terhadap Dafa, tidak pernah mengeluh atau goyah melewati ujian pemurnian tubuh. Namun karena keluarganya bukan praktisi, dia pun didesak harus berobat ke rumah sakit. Dengan enggan, dia akhirnya mau dibawa ke rumah sakit, selang dua hari setelah dirawat di rumah sakit, akhirnya berpulang dengan damai. Sebelum kejadian ini, kami sudah pindah latihan gong menggunakan balai serba guna di lingkungan perumahan. Setelah kejadian tersebut, satu per satu praktisi dari lingkungan kami berangsur-angsur berhenti tanpa alasan yang jelas, gunjingan dari lingkungan sekitar mulai bermunculan, namun atas dorongan beberapa praktisi kami pun berupaya melanjutkan latihan bersama dan belajar Fa yang sudah di rintis. Kami sering berlatih hanya  3 - 4 orang saja. Tempat latihan kami pun juga mulai dipermasalahkan, namun kami terus lanjutkan,  kebetulan suami saya terpilih menjadi  kepala lingkungan, sehingga suami melanjutkan ijin berlatih di balai serbaguna, melanjutkan ijin dari kepala lingkungan sebelumnya.

Mendapat Perlindungan Shifu

Untuk menambah penghasilan suami, di depan rumah, saya gunakan untuk berjualan. Suatu pagi, saya dan suami mengalami kecelakaan saat berangkat ke pasar. Waktu itu jalanan sangat gelap dan kondisi jalan agak licin karena hujan. Kami melintasi ruas jalan yang gelap, kami tidak dapat melihat ada tumpukan batu besar, pasir dan kerikil yang akan digunakan untuk membuat selokan di depan kami. Kami pun menabraknya dan terhempas dari sepeda motor, saat itu saya masih ingat mengucapkan “Falun Dafa Hao”, tiba-tiba saya melihat diri saya dan suami sudah tergeletak di atas pasir, kami pun berusaha bangun untuk melanjutkan perjalanan, tetapi setelah kami memeriksa sepeda motor, ternyata pelegnya sudah berubah menjadi angka delapan. Akhirnya kami menitipkan di sebuah bengkel dan kembali pulang dengan menempuh perjalanan sepanjang 1 km. Sampai di rumah kami memeriksa seluruh tubuh kami. Suami saya mengalami lecet ringan dan siku kemasukan pasir kecil. Sementara kelingking saya keseleo dan lutut saya berlubang sekitar 1 cm tanpa daging. Mungkin jika saya pergi ke dokter sudah dipastikan akan mendapat jahitan, namun saya tidak merasakan sakit pada kaki, saya hanya merasa sedikit sakit di kelingking karena keseleo. Malamnya saya pun tidur seperti biasa.

Saya menyadari Fa memang luar biasa. Dengan belajar Fa dan latihan dalam 1 minggu, saya sudah benar-benar pulih kembali. Tapi dengan keampuhan Fa yang saya dapatkan, saya belum bisa membuktikan kebenaran Fa kepada tetangga di lingkungan rumah saya.

Mengalami Pemurnian Hebat dan Dukungan Teman Praktisi untuk Membuktikan Kebenaran Fa


Pada tahun 2009 saya harus melewati ujian pemurnian fisik yang cukup berat, waktu itu saya lagi senang-senangnya bergabung di barisan genderang pinggang. Saat saya sedang sibuk berjualan, tiba-tiba kaki saya tidak bisa digerakkan, jangankan dipakai untuk berjalan, diangkat pun sangat susah, saya menjerit kesakitan karena tidak bisa menggerakkan kaki, suami dan teman praktisi membantu membopong saya ke tempat tidur. Sambil merintih kesakitan, saya memikirkan dagangan saya, apakah saya masih bisa berjualan besok, lauk pauk sisa banyak hari ini, kalau besok tidak jualan tentu barang dagangan saya akan basi. Saya memutuskan besok tetap berjualan. Keesokan harinya, saya hanya duduk di kursi, sementara suami yang melayani para pembeli yang sangat ramai untuk membeli kebutuhan sehari-hari di warung saya. Banyak pembeli bertanya, “Ibu kenapa duduk aja?” Sambil menahan sakit dan tetap tersenyum, saya menjawab, “Tidak apa-apa, kaki saya hanya sedikit kesemutan.”

Saya ingat betul sebelum pemurnian, jualan saya sangat ramai, sehingga saat pemurnian menimpa, saya masih punya simpanan untuk cukup makan selama 2 bulan ke depan. Saya yakin apa yang saya alami semuanya tidak ada yang kebetulan, saya yakin semua ini adalah pengaturan Shifu. Dalam pembayaran karma kali ini, saya harus berbaring di tempat tidur selama satu setengah bulan, badan saya seperti robot, saya sedikit pun tidak bisa menggerakkan tubuh, kadang menjerit, kadang merintih, kadang juga menggertakkan gigi untuk menahan sakit, tangan dan kaki saya membengkak besar, tidak bisa miring ke kanan atau pun ke kiri. Untuk bangun dari tempat tidur, buang air kecil dan besar harus dibantu orang lain, yang saya heran pada saat saya buang air kecil baunya sangat menyengat seperti orang habis minum banyak obat padahal saya sama sekali tidak mengkonsumsi obat. Ujian juga banyak berdatangan dari keluarga saya, karena keluarga bergantian menjemput saya untuk diantar ke rumah sakit. Dalam kondisi seperti lumpuh tersebut, hanya mata saya saja yang bisa digerakkan. Suatu hari saya merindukan untuk bisa bermain genderang kembali, saya bertanya ke suami, apakah saya bisa bermain genderang lagi? Suami selalu menyemangati dan mengatakan pasti bisa.

Saya sangat bersyukur suami dan anak-anak saya sudah ikut bergabung belajar Fa dan mereka pun sudah bisa memahami Fa, mereka selalu sabar merawat saya. Tetangga praktisi di sekeliling saya juga sangat sabar, tulus ikhlas membantu saya, mereka datang membantu saya buang air besar atau kecil, mereka sedikit pun tidak merasa jijik, banyak teman yang datang memberi semangat dan menonton Ceramah Fa 9 hari bersama.

Pernah suatu hari saya sempat mengeluh dan putus asa, saya memikirkan perkataan suami, suami berkata, “Pada akhirnya  semua orang pasti akan meninggal, ibu harus bisa menerimanya dengan ikhlas, bersyukurlah karena Shifu telah membantu mendorong karma keluar, Shifu sangat memperhatikan ibu.” Namun keputus-asaan saya terobati jika anak-anak menyemangati saya, anak- anak saya mengatakan, “Mamak di rumah saja ya, jangan ke rumah sakit! Mamak banyak belajar Fa dan meditasi di rumah.” Begitu juga semangat muncul dari salah satu tetangga saya yang praktisi, dia selalu menjaga saya dan memotivasi saya, “Ibu jangan menangis, harus banyak senyum dan menerima dengan ikhlas, lihat bagaimana teman praktisi di China mengalami derita siksaan.”

Pada suatu malam saya bermimpi, saya melihat Shifu dalam pose setengah badan, dalam mimpi tersebut saya seolah mendengar Shifu mengucapkan “teruskan” lalu menghilang. Keesokan harinya saya merenungkan mimpi saya, mencari ke dalam, saya harus menerima dengan ikhlas, banyak belajar Fa dan berterima kasih pada Shifu, akhirnya pemurnian saya pun berangsur-angsur lebih ringan, saya pun mulai bisa berjalan, berat badan saya turun 8 kg. Dalam kondisi yang belum terlalu pulih, saya mengikuti pawai yang diselenggarakan di dekat lingkungan saya. Waktu itu saya ingin sekali bergabung bermain genderang tapi belum memungkinkan. Selang beberapa waktu saya mengalami pemurnian yang sama kembali, tapi saat pemurnian kali ini dengan tekad bulat saya ingin melewati sendiri, saya sudah merepotkan banyak orang dengan kondisi saya sebelumnya. Begitu terasa pulih, saat itu paginya saya masih merangkak di rumah, dengan keyakinan yang bulat dan rasa rindu yang kuat saya bergabung bermain genderang di sebuah pawai yang diselenggarakan praktisi suatu daerah, saat itu saya melewati pawai dengan rasa sakit seperti terisris-iris di kaki, tapi saya bisa melewatinya dengan baik.

Tanpa saya sadari, saat saya mengalami pemurnian, banyak tetangga mempergunjingkan kondisi saya. Dalam kondisi umum, jika sakit berat seperti yang saya alami tentu harus berobat ke rumah sakit. Karena saya bisa melewati ujian pembayaran karma tersebut tanpa perlu berobat ke rumah sakit, maka berangsur-angsur para tetangga yang awalnya mempergunjingkan saya merasa malu. Mereka mulai ramah dan menyadari bahwa dengan berlatih Falun Dafa mampu menyelaraskan tubuh praktisi. Akhirnya saya dan teman praktisi di lingkungan saya mampu membuktikan kebaikan Fa.

Berlatih Gong dan Mengklarifikasi Fakta

Setelah kejadian tesebut berlalu, muncul lagi ujian yang lain, ada seorang tetangga yang sangat keberatan kami berlatih di balai serba guna. Kebetulan suami saya juga akan segera digantikan oleh orang lain sebagai kepala lingkungan. Calon pengganti suami saya inilah yang menyampaikan bahwasannya salah seorang warga berpesan sebelum dia meninggal, agar kami tidak menggunakan balai serba guna sebagai tempat latihan dengan alasan itu adalah tempat umum. Kami pun berkoordinasi dan mencari ke dalam, kami menyadari tidak ada yang kebetulan, dalam koordinasi kami menyimpulkan bahwa kami sudah seharusnya berlatih ke luar tidak hanya di dalam lingkungan perumahan saja. Kami pun mencari tempat baru yang lebih mudah dijangkau masyarakat sekitarnya. Karena saya ada waktu lebih banyak, saya berinisiatif mencari ijin untuk tempat yang kami pilih. Pada awalnya saya khawatir, apakah saya mampu  melakukannya, berkat Fa dan Shifu saya bulatkan tekad saya, saya mencari pemilik tanah tempat yang kami pilih untuk latihan, dengan mendatangi pemilik tanah, saya mengatakan ingin menggunakan tempat tersebut untuk tempat  latihan. Sebelum saya mengutarakan niat saya tersebut, saya pun meminta teman-teman membantu memancarkan pikiran lurus, dan saya menjelaskan apa itu Falun Dafa dengan panjang lebar. Yang saya datangi pun akhirnya tidak keberatan tanahnya dipakai untuk latihan dengan syarat asalkan para tetua mereka semua setuju, akhirnya saya mendatangi para tetua pemilik tanah tersebut dan setelah saya klarifikasi ternyata mereka tidak keberatan dan menyuruh saya minta ijin ke kepala lingkungan. Saya pun pergi ke kepala lingkungan dan setelah saya klarifikasi kepala lingkungan pun tidak keberatan asalkan kepala desa mengijinkan. Saya pun akhirnya pergi ke kepala desa untuk klarifikasi, Kepala Desa ternyata tidak keberatan asalkan seluruh aparat desa dan pejabat terkait di desa bisa menerima Falun Dafa. Pada malam harinya tidak kebetulan ada  rapat desa yang melibatkan seluruh kaur, pejabat TNI dan POLRI di lingkungan desa. Kepala Desa di sela-sela rapat menyampaikan keinginan saya bahwa Falun Dafa akan mengadakan latihan di desa tersebut. Kepala desa mampu meyakinkan seluruh aparat yang hadir di rapat dan seluruh yang hadir tidak keberatan. Akhirnya Kepala Desa meminta saya membawakan surat tentang organisasi Falun Dafa, saya bawakan surat dari Depdagri, dan akhirnnya saya diberikan surat registrasi untuk dapat berlatih. Dengan pendidikan saya yang rendah, berangkat sendiri mengurus hal ini dan berhasil, saya sangat terharu, belas kasih Shifu saya rasakan luar biasa, terus mendampingi saya. Atas pelajaran yang lalu, saya dan teman-teman sangat memerhatikan lingkungan tempat kami berlatih, kami selalu memperhatikan kebersihan dan klarifikasi tentang Falun Dafa dengan menyesuaikan kondisi tempat kami berlatih. Kami pun diterima dengan baik. Pemilik tanah pun sangat merasakan manfaatnya setelah kami berlatih di sana. Mereka merasa lingkungannya lebih bersih, mereka juga bercerita sebelum kami berlatih di sana, suasana lingkungan di sana agak seram dan menimbulkan rasa takut mencekam bila malam tiba, tapi setelah kami berlatih di sana, perasaan takut pun tidak ada lagi. Pemilik tanah juga sering bercerita tentang masyarakat yang belum memahami kami, dan pemilik tanah membantu menjelaskan mengapa mereka meminjamkan tempat untuk kami berlatih di sana.

Proyek Tiga Pemunduran

Di sela kesibukan saya berdagang, mengurus rumah tangga dan membina tempat latihan, saya menyadari banyak hal yang harus dilakukan praktisi. Saya pun mengatur waktu agar saya dapat membantu proyek tiga pemunduran, saya tahu tidak banyak yang bisa saya lakukan karena keterbatasan bahasa, saya hanya membantu membagi koran, brosur  dan 9 Komentar. Pada awalnya wisatawan China yang saya sodorkan 9 Komentar ada yang memaki, ada yang menuding ke arah muka saya, ada yang sampai meludah dan lain-lain, tapi hati saya tidak goyah. Saya berusaha tetap bersemangat membantu. Pada suatu hari  ada seorang wisatawan China turun dari bus dan membaca materi-materi klarifikasi, saya pun menyodorkan 9 Komentar dan formulir yang menganjurkannya agar melakukan pengunduran diri, tanpa basa-basi orang tersebut menandatangani formulir pengunduran diri yang saya sodorkan. Saya merasakan Shifu sedang menyemangati saya untuk bisa melakukan lebih baik.

Bergabung dengan Tian Guo Marching Band

Saya juga bergabung dalam team MB, pada awalnya saya juga sempat putus asa karena tidak bisa baca not dan susah meniup alat. Saat itu saya mau kembalikan alatnya, dan teman yang meminjamkan alat saat saya telpon, selalu bilang besok saya ambil, besok saya ambil tapi tidak diambil-ambil, sehingga suatu hari saat saya telpon lagi, dia bilang, ibu latih saja dulu pelan-pelan pasti bisa. Saya menyadari apakah alat ini punya jodoh dengan saya kenapa untuk mengembalikan susah sekali? Akhirnya saya lebih rutin berlatih dan benar alat ini punya jodoh dengan saya. Saya bisa memainkannya dengan baik walau masih banyak kekurangan. Belum lama ini saat akan tampil di sebuah acara jalan sehat yang diundang oleh sebuah stasiun radio, saya tidak ikut tampil karena keterikatan saya berjualan. Ujian pun terulang saat akan tampil pada acara jalan sehat berikutnya, tetangga yang sama-sama berjualan semua mengatakan tidak akan berjualan di hari tersebut, saya memikirkan pelanggan saya nanti belanja ke mana? Tapi saya sadari ini adalah pengulangan ujian yang lalu, saya mau mendahulukan yang mana? Akhirnya saya bertekad harus berangkat tampil. Saya pun melewati ujian tersebut, sepulang dari tampil, saya melihat ternyata tetangga saya datang lebih awal dari kampung dan berjualan di hari tersebut.

Untuk klarifikasi ke pemerintahan, teman-teman di Bali pernah membuat materi klarifikasi berupa jurnal yang diterbitkan setiap bulan. Saya pun berinisiatif untuk mengirim jurnal ke lingkungan pejabat di tingkat desa dan kecamatan di lingkungan saya. Saat mencari dukungan sejuta tanda tangan, saya banyak mendapat tanda tangan dari lingkungan pejabat desa dan kecamatan termasuk Polsek dan Koramil karena saya rutin mengantar materi klarifikasi sebelumnya.

Petisi DAFOH

Sekarang berkembang lagi sebuah proyek klarifikasi yang diprakarsai oleh para dokter yang menentang pengambilan organ paksa dari para praktisi Falun Gong di China. Saya merasa petisi ini lebih khusus, saya pun dibantu anak saya untuk bagaimana memulai menyampaikan petisi ini, akhirnya saya bisa melakukannya sendiri. Suatu hari kakak saya yang berprofesi sebagai perawat mampir ke rumah. Waktu itu saya sodorkan dia lembaran petisi yang harus ditandatangani, ternyata setelah membaca latar belakang dari petisi, dia langsung mengerti dan menandatangani. Dia pun berkata, kalau saya ada waktu silakan datang ke rumah sakit tempat kakak bekerja, dia berjanji membantu saya untuk mendapatkan tanda tangan dari rekan-rekan kerjanya. Karena kesibukan saya berdagang, akhirnya saya menelpon seorang teman untuk datang ke sana, ternyata teman ini juga berhalangan, saya pun menelpon teman lainnya, tapi herannya teman ini sama sekali tidak bisa saya hubungi, akhirnya saya menyadari bahwa saya harus berangkat sendiri, makhluk hidup menunggu saya, kenapa saya serahkan ke orang lain. Akhirnya saya berangkat sendiri dan menemui kakak saya di rumah sakit tersebut. Saya dengan mudah dapat menjelaskan ke rekan-rekan kerja kakak saya dan saya mendapatkan banyak tanda tangan di sana. Dari itu saya lebih bersemangat lagi melakukan, ke mana saya pergi saya selalu membawa formulir petisi dan meminta dukungan petisi  kepada setiap orang yang saya temui.

Saya memahami, setiap praktisi harus melakukan tiga hal dengan baik, walaupun pendidikan saya rendah, hanya tamat SMP, dengan niat tulus hendak menyelamatkan lebih banyak makhluk yang didasari dari belajar Fa yang baik, pasti ada kebijaksanaan dari Shifu yang membantu.

Demikian sedikit pengalaman dari saya. Terima kasih.