Mengatasi Penderitaan Penyakit dengan Pikiran Lurus
(Minghui.org)
Suatu pagi hari di bulan April 2012, suami saya, yang juga
merupakan seorang praktisi, tiba-tiba mengalami karma penyakit yang
berat. Dia mengatakan pada saya, “Tidak usah cemas. Saya diciptakan
oleh Dafa. Saya tidak takut pada kematian, tetapi saya tidak boleh
meninggal karena hidup saya masih diperlukan untuk membuktikan
kebenaran Fa.”
“Kami
mengatakan, baik atau buruk yang akan terjadi berasal dari pikiran
sekilas seseorang, beda pikiran sekilas ini juga akan membawa
konsekuensi yang berbeda.” (Ceramah Empat Zhuan Falun)
Dikarenakan pikiran ini, salah
satu rumah sakit yang paling terkenal di kota kami pun menyaksikan
keajaiban.
Respon Kami yang Pertama
Kami kemudian melafalkan “Falun Dafa Hao (Falun Dafa baik),” Lunyu (kata ulasan di buku Zhuan Falun), dan Hong Yin. Pada waktu yang bersamaan, kami meminta rekan-rekan praktisi di setiap distrik kota untuk membantu memancarkan pikiran lurus.
Sekitar jam 14.00, suami saya mengalami koma. Sekitar jam 20.00, dia masih dalam keadaan koma. Pada pukul 5 keesokan harinya, dia masih tetap koma. Apa yang harus saya lakukan? Hari itu adalah hari libur, dan kami berencana untuk makan malam bersama dengan kedua mertua saya, yang adalah manusia biasa dan mungkin mereka tidak memahami situasi ini. Jika mereka melihat kondisi suami saya, tidak ada yang bisa mencegah mereka untuk membawanya ke rumah sakit.
Memikirkan Orang Lain Terlebih Dahulu
Saya tahu pikiran lurus suami saya adalah dia akan baik-baik saja, tetapi saya perlu memikirkan manusia biasa. Pergi ke rumah sakit tidak berarti kami sedang mencari bantuan dari dokter.
Jadi saya memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit. Saya juga memberi tahu adik iparnya (laki-laki). Saat suami dipindahkan ke ruang pemeriksaan CT scan, saya berkata dalam hati, “Guru, kami akan menempuh jalur yang telah Guru atur untuk kami, bagaimana pun hasilnya.” Menurut dokter, suami saya tidak memiliki harapan hidup lagi karena terdapat pendarahan besar di dalam otaknya. Dokter yang hadir pun tidak merekomendasikan untuk rawat inap dan mengatakan hal ini tidak berguna.
Tetapi, dokter salah. Mereka tidak tahu bahwa orang-orang tidak bisa memastikan hidup dan mati seorang dan murid Dafa dilindungi oleh Guru. Rekan-rekan praktisi semua merasa yakin dan tahu apa yang harus dilakukan.
Empat Hari
Hari pertama di rumah sakit, adik iparnya menyarankan kami untuk mempersiapkan pemakaman. Suami saya memberi tahu dia tidak usah cemas. Adik iparnya tidak percaya dan mendatangkan salah satu temannya yang merupakan seorang dokter spesialis di rumah sakit lain. Dokter memberi tahu saya, “Jika kamu memiliki keyakinan, silakan berdoa.” Dia tahu bahwa ilmu pengobatan modern tidak bisa menyelamatkan suami saya dan satu-satunya yang bisa dilakukan adalah berdoa kepada dewata untuk meminta bantuan. Saya berkata kepadanya, “Saya berlatih Falun Gong.” Dia berkata, “Baiklah, kalau begitu kamu berdoa sesuai cara kamu. Kehidupannya kini berada pada keberuntungannya sendiri.” Lalu satu hari pun berlalu.
Pada hari kedua, dokter melakukan pemeriksaan rutin, dia memberi tahu kami untuk bersiap-siap atas kepergian suami saya.
Adik ipar suami saya mulai merasa khawatir, “Mari kita persiapkan pemakaman. Kalau tidak nanti akan terlambat.” Saya dan praktisi yang lain berkata, “Tidak usah cemas. Dia akan baik-baik saja.”
Menjelang siang, seorang rekan praktisi sedang memancarkan pikiran lurus di sebelah ranjang dan suami saya terbangun, lalu berkata kepada semua orang yang ada di dalam ruangan itu, termasuk pasien lain dan perawat, “Hidup saya diberikan oleh Falun Dafa.” Meskipun suaranya tidak jelas, tetapi semua orang mendengar dengan jelas.
Pada hari ketiga, dokter datang untuk pemeriksaan rutin dan pergi tanpa mengatakan apa pun mengenai persiapan untuk pemakaman.
Pada malam itu, suami saya terus menerus bergerak dan jarum infus terlepas dari tanganya beberapa kali. Dua praktisi dan saya tidak tahu apa yang sedang terjadi dan menanyai suami saya, “Apa yang sedang kamu lakukan?” Dia membalas dengan sekuat tenaga, “Pulang ke rumah.” Saya mendengar suaranya dengan jelas, jadi saya meminta perawat agar melepaskan jarum infusnya. Setelah itu, suami saya pun tertidur dengan mudah. Saat itu sudah jam 11 malam lewat. Perawat meminta saya untuk menemui dokter jaga untuk menandatangani beberapa surat. Saya tidak membacanya dengan jelas, dan berpikir bahwa ini mungkin semacam pernyataan bebas dari tanggung jawab.
Ketika tekanan darah suami saya mencapai 200 lebih, saya sedikit merasa cemas. Saya mencari ke dalam dan menyadari bahwa saya terlalu terikat pada pentingnya tekanan darah sebagai indikator untuk kesehatannya. Tekanan darah mungkin penting bagi manusia biasa, tetapi adalah ilusi untuk menguji praktisi. Setelah saya melepaskan keterikatan hati ini dan mulai memancarkan pikiran lurus bersama praktisi lain, tekanan darah suami saya turun dari 200 lebih ke angka 190 dan kemudian menjadi 170.
Pada hari keempat, saya berbicara dengan adik ipar mengenai suami saya keluar dari rumah sakit, dia mengutuk saya dan bahkan mengancam akan membunuh saya. Hati saya tidak tergerak oleh sikapnya yang keras ini. Malahan, saya berpikir mengenai bagaimana untuk menyelamatkannya sebagai makhluk hidup. Akhirnya, dia memutuskan untuk menanyakan kepada ibunya. Ketika beliau tiba di rumah sakit, beliau belum memutuskan. Setelah membahasnya dengan suami saya, mereka mendapatkan kesepakatan yaitu suami saya tetap tinggal di rumah sakit selama dua hari dan kemudian pulang ke rumah.
Mempertahankan Pikiran Lurus
Sehubungan dengan apakah akan pulang ke rumah atau tidak dan apakah akan mendiskusikan keputusan dengan manusa biasa atau tidak, rekan-rekan praktisi memiliki pendapat yang berbeda-beda pada waktu itu. Saya tahu bahwa semua rekan praktisi ingin melindungi Fa dan pengikut Dafa, serta membantu kami agar tidak menyimpang dari Fa. Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada ketulusan dan kebaikan mereka.
Pada waktu itu, beberapa praktisi mengatakan bahwa saya tidak seharusnya mendengar siapa pun dan saya harus membawa pulang suami saya saat itu juga. Saya mendengarkan tetapi tidak berbicara terlalu banyak dengan mereka. Saya teringat ajaran Guru:
Respon Kami yang Pertama
Kami kemudian melafalkan “Falun Dafa Hao (Falun Dafa baik),” Lunyu (kata ulasan di buku Zhuan Falun), dan Hong Yin. Pada waktu yang bersamaan, kami meminta rekan-rekan praktisi di setiap distrik kota untuk membantu memancarkan pikiran lurus.
Sekitar jam 14.00, suami saya mengalami koma. Sekitar jam 20.00, dia masih dalam keadaan koma. Pada pukul 5 keesokan harinya, dia masih tetap koma. Apa yang harus saya lakukan? Hari itu adalah hari libur, dan kami berencana untuk makan malam bersama dengan kedua mertua saya, yang adalah manusia biasa dan mungkin mereka tidak memahami situasi ini. Jika mereka melihat kondisi suami saya, tidak ada yang bisa mencegah mereka untuk membawanya ke rumah sakit.
Memikirkan Orang Lain Terlebih Dahulu
Saya tahu pikiran lurus suami saya adalah dia akan baik-baik saja, tetapi saya perlu memikirkan manusia biasa. Pergi ke rumah sakit tidak berarti kami sedang mencari bantuan dari dokter.
Jadi saya memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit. Saya juga memberi tahu adik iparnya (laki-laki). Saat suami dipindahkan ke ruang pemeriksaan CT scan, saya berkata dalam hati, “Guru, kami akan menempuh jalur yang telah Guru atur untuk kami, bagaimana pun hasilnya.” Menurut dokter, suami saya tidak memiliki harapan hidup lagi karena terdapat pendarahan besar di dalam otaknya. Dokter yang hadir pun tidak merekomendasikan untuk rawat inap dan mengatakan hal ini tidak berguna.
Tetapi, dokter salah. Mereka tidak tahu bahwa orang-orang tidak bisa memastikan hidup dan mati seorang dan murid Dafa dilindungi oleh Guru. Rekan-rekan praktisi semua merasa yakin dan tahu apa yang harus dilakukan.
Empat Hari
Hari pertama di rumah sakit, adik iparnya menyarankan kami untuk mempersiapkan pemakaman. Suami saya memberi tahu dia tidak usah cemas. Adik iparnya tidak percaya dan mendatangkan salah satu temannya yang merupakan seorang dokter spesialis di rumah sakit lain. Dokter memberi tahu saya, “Jika kamu memiliki keyakinan, silakan berdoa.” Dia tahu bahwa ilmu pengobatan modern tidak bisa menyelamatkan suami saya dan satu-satunya yang bisa dilakukan adalah berdoa kepada dewata untuk meminta bantuan. Saya berkata kepadanya, “Saya berlatih Falun Gong.” Dia berkata, “Baiklah, kalau begitu kamu berdoa sesuai cara kamu. Kehidupannya kini berada pada keberuntungannya sendiri.” Lalu satu hari pun berlalu.
Pada hari kedua, dokter melakukan pemeriksaan rutin, dia memberi tahu kami untuk bersiap-siap atas kepergian suami saya.
Adik ipar suami saya mulai merasa khawatir, “Mari kita persiapkan pemakaman. Kalau tidak nanti akan terlambat.” Saya dan praktisi yang lain berkata, “Tidak usah cemas. Dia akan baik-baik saja.”
Menjelang siang, seorang rekan praktisi sedang memancarkan pikiran lurus di sebelah ranjang dan suami saya terbangun, lalu berkata kepada semua orang yang ada di dalam ruangan itu, termasuk pasien lain dan perawat, “Hidup saya diberikan oleh Falun Dafa.” Meskipun suaranya tidak jelas, tetapi semua orang mendengar dengan jelas.
Pada hari ketiga, dokter datang untuk pemeriksaan rutin dan pergi tanpa mengatakan apa pun mengenai persiapan untuk pemakaman.
Pada malam itu, suami saya terus menerus bergerak dan jarum infus terlepas dari tanganya beberapa kali. Dua praktisi dan saya tidak tahu apa yang sedang terjadi dan menanyai suami saya, “Apa yang sedang kamu lakukan?” Dia membalas dengan sekuat tenaga, “Pulang ke rumah.” Saya mendengar suaranya dengan jelas, jadi saya meminta perawat agar melepaskan jarum infusnya. Setelah itu, suami saya pun tertidur dengan mudah. Saat itu sudah jam 11 malam lewat. Perawat meminta saya untuk menemui dokter jaga untuk menandatangani beberapa surat. Saya tidak membacanya dengan jelas, dan berpikir bahwa ini mungkin semacam pernyataan bebas dari tanggung jawab.
Ketika tekanan darah suami saya mencapai 200 lebih, saya sedikit merasa cemas. Saya mencari ke dalam dan menyadari bahwa saya terlalu terikat pada pentingnya tekanan darah sebagai indikator untuk kesehatannya. Tekanan darah mungkin penting bagi manusia biasa, tetapi adalah ilusi untuk menguji praktisi. Setelah saya melepaskan keterikatan hati ini dan mulai memancarkan pikiran lurus bersama praktisi lain, tekanan darah suami saya turun dari 200 lebih ke angka 190 dan kemudian menjadi 170.
Pada hari keempat, saya berbicara dengan adik ipar mengenai suami saya keluar dari rumah sakit, dia mengutuk saya dan bahkan mengancam akan membunuh saya. Hati saya tidak tergerak oleh sikapnya yang keras ini. Malahan, saya berpikir mengenai bagaimana untuk menyelamatkannya sebagai makhluk hidup. Akhirnya, dia memutuskan untuk menanyakan kepada ibunya. Ketika beliau tiba di rumah sakit, beliau belum memutuskan. Setelah membahasnya dengan suami saya, mereka mendapatkan kesepakatan yaitu suami saya tetap tinggal di rumah sakit selama dua hari dan kemudian pulang ke rumah.
Mempertahankan Pikiran Lurus
Sehubungan dengan apakah akan pulang ke rumah atau tidak dan apakah akan mendiskusikan keputusan dengan manusa biasa atau tidak, rekan-rekan praktisi memiliki pendapat yang berbeda-beda pada waktu itu. Saya tahu bahwa semua rekan praktisi ingin melindungi Fa dan pengikut Dafa, serta membantu kami agar tidak menyimpang dari Fa. Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada ketulusan dan kebaikan mereka.
Pada waktu itu, beberapa praktisi mengatakan bahwa saya tidak seharusnya mendengar siapa pun dan saya harus membawa pulang suami saya saat itu juga. Saya mendengarkan tetapi tidak berbicara terlalu banyak dengan mereka. Saya teringat ajaran Guru:
“Dewa tidak
demikian, Dewa melihat akibat yang ditimbulkan oleh seluruh
partikel dalam alam semesta pada satu masalah yang sama didalam
lingkup batas kemampuannya, mereka melihat masalah secara tiga
dimensi dan dari seluruh posisi, oleh sebab itu hal yang mereka
atur akan mencapai tujuan dalam banyak aspek.” (“Penguraian
Fa pada Konferensi Praktisi Wilayah Asia Pasifik,” Ceramah Fa di
Berbagai Tempat 6)
Saya tidak takut nyawa suami saya
akan dalam bahaya, dan saya tahu bahwa pemulihannya hanya masalah
waktu saja. Jadi saya selalu berpikir tentang membiarkan manusia
biasa menyaksikan keajaiban Dafa. Saya berkata dalam hati, “Saya
berada di sini untuk menyelamatkan makhluk hidup, bukan
menghancurkan mereka. Saya harus memikirkan keterikatan hati mereka
demi menyelamatkan mereka.”
Tantangan Setiba di Rumah
Setelah tiba di rumah, lingkungan menjadi lebih baik, tetapi permintaan Fa tidak melonggar. Manusia biasa dan praktisi sering memiliki pandangan berbeda mengenai masalah dan melakukan dengan cara berbeda juga. Ini adalah tugas yang sulit bagi kita sebagai praktisi untuk membawa diri kita agar manusia biasa bisa memahaminya, pada waktu bersamaan, kita tidak bertentangan dengan pengikut Dafa. Salah satu masalahnya adalah apakah mau minum obat atau tidak.
Pada saat keluar dari rumah sakit, dokter memberikan beberapa resep obat yang berfungsi untuk mengontrol tekanan darah suami. Saya tidak ingin memberikan obat-obat itu kepada suami saya, tetapi keluarganya tidak memahami. Meskipun keluarganya telah menyaksikan keajaiban dari penyembuhan suami saya, sangatlah sulit bagi mereka untuk bisa percaya secara total atas pandangan praktisi. Rekan-rekan praktisi mendiskusikan hal ini dengan suami saya dan memberi tahu dia agar tetap teguh dalam masalah ini. Dan rekan praktisi pun meningkatkan waktu pemancaran pikiran lurus untuk membersihkan medan dan melenyapkan berbagai gangguan.
Pada awalnya saya akan mengawasi ibu mertua supaya dia tidak memberikan obat kepada suami saya. Kemudian, suami saya mengatakan kepada saya, “Kamu dan ibu sangat aneh. Biarkan saya menanganinya.” Saya mencari ke dalam dan menemukan adanya keterikatan rasa takut, yaitu takut dampak negatif dari obat-obatan manusia biasa.
Tantangan Setiba di Rumah
Setelah tiba di rumah, lingkungan menjadi lebih baik, tetapi permintaan Fa tidak melonggar. Manusia biasa dan praktisi sering memiliki pandangan berbeda mengenai masalah dan melakukan dengan cara berbeda juga. Ini adalah tugas yang sulit bagi kita sebagai praktisi untuk membawa diri kita agar manusia biasa bisa memahaminya, pada waktu bersamaan, kita tidak bertentangan dengan pengikut Dafa. Salah satu masalahnya adalah apakah mau minum obat atau tidak.
Pada saat keluar dari rumah sakit, dokter memberikan beberapa resep obat yang berfungsi untuk mengontrol tekanan darah suami. Saya tidak ingin memberikan obat-obat itu kepada suami saya, tetapi keluarganya tidak memahami. Meskipun keluarganya telah menyaksikan keajaiban dari penyembuhan suami saya, sangatlah sulit bagi mereka untuk bisa percaya secara total atas pandangan praktisi. Rekan-rekan praktisi mendiskusikan hal ini dengan suami saya dan memberi tahu dia agar tetap teguh dalam masalah ini. Dan rekan praktisi pun meningkatkan waktu pemancaran pikiran lurus untuk membersihkan medan dan melenyapkan berbagai gangguan.
Pada awalnya saya akan mengawasi ibu mertua supaya dia tidak memberikan obat kepada suami saya. Kemudian, suami saya mengatakan kepada saya, “Kamu dan ibu sangat aneh. Biarkan saya menanganinya.” Saya mencari ke dalam dan menemukan adanya keterikatan rasa takut, yaitu takut dampak negatif dari obat-obatan manusia biasa.
“Namun
Xiulian justru adalah untuk meningkatkan diri, Anda telah mampu
melepas keterikatan hati ini, kalau begitu mengapa tidak melepaskan
pula perasaan takut terhadap keterikatan hati itu sendiri?” (“Tanpa
Kebocoran,” Pentunjuk Penting Untuk Gigih Maju)
Saya akhirnya berhasil melepaskan
keterikatan hati ini.
Setelah itu, rekan-rekan praktisi dan suami saya mendiskusikan masalah ini dengan ibu mertua, dan berhasil meyakinkan beliau agar membiarkan suami saya memilih apakah minum obat atau tidak.
Ada masalah lain yaitu suami saya tidak bisa bergerak, buang air kecil, atau menggerakkan tubuh bagian bawah. Dengan memancarkan pikiran lurus, belajar Fa, dan berbagi pengalaman, masalah ini pun diselesaikan dengan cepat. Kami menjadi semakin jelas terhadap pemahaman Fa. Suami saya perlahan-lahan meningkatkan waktu untuk melakukan latihan gerakan. Sering setelah selesai melakukan latihan gerakan, ada genangan keringat di atas lantai. Keinginannya yang kuat dengan segera menerobos perlawanan dari kejahatan. Dia pun bisa berjalan kembali. Sebulan kemudian dia bisa membawa mobil kembali.
Kesadaran dan Rasa Syukur
Dengan menyaksikan seluruh proses dan keajaiban Dafa, seluruh keluarga mulai berubah dan bersyukur kepada rekan-rekan praktisi atas bantuan yang tidak mementingkan diri sendiri. Dan lebih jauh lagi, adik ipar suami saya berubah total. Dia berkata kepada kami, “Saya tidak memahami Falun Gong sebelumnya. Kini saya benar-benar memahami kalian Rekan-rekan praktisi kamu semuanya sangat tulus dan baik hati. Mereka tidak memiliki kepentingan sendiri di dalam hati mereka. Apa yang mereka lakukan di luar kemampuan keluarga kita.”
Saya mendapat pemahaman bahwa saat menghadapi ujian, kita harus menyerahkan semuanya kepada pengaturan Guru. Hanya dengan dukungan dan perlindungan Guru, begitu juga bimbingan dari Fa Guru, baru saya bisa mencapai kondisi kokoh bagaikan intan yang tak terusakkan.
Terima kasih tak terhingga kepada Guru yang agung atas perlindungan dan bimbingan belas kasihnya. Apa yang bisa saya lakukan selain menahan rasa sakit saat melepaskan semua keterikatan hati? Saya juga ingin berterima kasih kepada rekan-rekan praktisi yang membantu saya dalam masa yang paling sulit ini.
Di atas adalah pemahaman terbatas pada tingkatan saya saat ini. Rekan-rekan praktisi, mohon tunjukkan jika ada yang tidak tepat.
Saya ingin mengakhiri berbagi pengalaman ini dengan mengutip ceramah “Teguran” dari Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju:
Setelah itu, rekan-rekan praktisi dan suami saya mendiskusikan masalah ini dengan ibu mertua, dan berhasil meyakinkan beliau agar membiarkan suami saya memilih apakah minum obat atau tidak.
Ada masalah lain yaitu suami saya tidak bisa bergerak, buang air kecil, atau menggerakkan tubuh bagian bawah. Dengan memancarkan pikiran lurus, belajar Fa, dan berbagi pengalaman, masalah ini pun diselesaikan dengan cepat. Kami menjadi semakin jelas terhadap pemahaman Fa. Suami saya perlahan-lahan meningkatkan waktu untuk melakukan latihan gerakan. Sering setelah selesai melakukan latihan gerakan, ada genangan keringat di atas lantai. Keinginannya yang kuat dengan segera menerobos perlawanan dari kejahatan. Dia pun bisa berjalan kembali. Sebulan kemudian dia bisa membawa mobil kembali.
Kesadaran dan Rasa Syukur
Dengan menyaksikan seluruh proses dan keajaiban Dafa, seluruh keluarga mulai berubah dan bersyukur kepada rekan-rekan praktisi atas bantuan yang tidak mementingkan diri sendiri. Dan lebih jauh lagi, adik ipar suami saya berubah total. Dia berkata kepada kami, “Saya tidak memahami Falun Gong sebelumnya. Kini saya benar-benar memahami kalian Rekan-rekan praktisi kamu semuanya sangat tulus dan baik hati. Mereka tidak memiliki kepentingan sendiri di dalam hati mereka. Apa yang mereka lakukan di luar kemampuan keluarga kita.”
Saya mendapat pemahaman bahwa saat menghadapi ujian, kita harus menyerahkan semuanya kepada pengaturan Guru. Hanya dengan dukungan dan perlindungan Guru, begitu juga bimbingan dari Fa Guru, baru saya bisa mencapai kondisi kokoh bagaikan intan yang tak terusakkan.
Terima kasih tak terhingga kepada Guru yang agung atas perlindungan dan bimbingan belas kasihnya. Apa yang bisa saya lakukan selain menahan rasa sakit saat melepaskan semua keterikatan hati? Saya juga ingin berterima kasih kepada rekan-rekan praktisi yang membantu saya dalam masa yang paling sulit ini.
Di atas adalah pemahaman terbatas pada tingkatan saya saat ini. Rekan-rekan praktisi, mohon tunjukkan jika ada yang tidak tepat.
Saya ingin mengakhiri berbagi pengalaman ini dengan mengutip ceramah “Teguran” dari Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju:
“Jika kalian
masing-masing dapat memahami Fa dari hati sanubari, itu barulah
merupakan manifestasi dari Fa yang keampuhannya tak terbatas, yaitu
perwujudan kembali Fa Buddha yang kuat perkasa dalam dunia
manusia!”
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org