(Minghui.org)

Pemahaman Tentang Belas Kasih




Saya ingat kalimat Guru mengatakan, ”Ketika Anda dilanda bencana, hati belas kasih itu akan membantu Anda melewati rintangan,..“ (Falun Gong). Beberapa kali, terutama dalam situasi sulit, saya selalu ingat kata-kata ini dan sungguh merasakan kekuatan belas kasih tanpa batas.

Selama masa kultivasi pribadi sebelum penganiayaan dimulai, saya mendapatkan banyak pemahaman tentang belas kasih. Ketika sangat rajin dan merasa berkultivasi dengan baik, saya merasakan setiap sel di tubuh saya dipenuhi dengan belas kasih dan dapat berefek pada orang lain. Ketika berbicara kepada orang, kata-kata saya dapat menyentuh hati mereka. Ketika sedang melewati kesengsaraan dan memiliki banyak belas kasih, saya merasa di luar jangkauan kejahatan atau jika mereka bisa menjangkau saya juga tidak mampu berbuat apapun. Guru membantu menyelesaikan banyak kesulitan dan saya dapat merasakan tingkat kultivasi saya meningkat dengan cepat. Saya juga menjaga kondisi kultivasi yang baik di tempat kerja, sehingga lingkungan kerja saya juga seimbang, di mana berperan positif setelah terjadi penganiayaan. Saya tidak merasakan tekanan apapun di tempat kerja, kolega dan atasan saya juga membantu saya sampai batas tertentu.

Kemudian, ketika penganiayaan menjadi makin parah, kekuatan belas kasih menunjukkan kekuatan yang luar biasa.

Pada tahun 2008, ketika saya dianiaya di kamp kerja paksa, saya harus berbagi sel dengan ketua kelompok yang paling kejam saat itu. Ia memaksa saya berdiri di bawah terik matahari dan memukul saya pada malam berikutnya. Ia terus menerus bertanya dan tiap kali saya memberikan jawaban positif, ia menampar wajah saya dengan ganas. Ia memukul saya dengan begitu keras sehingga saya terjatuh dari kursi beberapa kali. Ia memukul saya lebih dari 20 kali dan gusi saya berdarah.

Saya tidak takut ataupun marah dan benci. Saya pikir, meski ia kelihatan sangat kejam, ia juga manusia yang punya sisi yang baik. Saya tetap bersikap tulus terhadap dia, berpikir selama saya memiliki belas kasih yang cukup, saya bisa menyentuh hatinya dan ia akan berubah.

Kemudian saya mengetahui bahwa bidak-bidak ini pertama kali dipilih untuk melayani di “divisi kontrol khusus,” di mana mereka dilatih oleh polisi yang bertugas mencuci otak dengan fitnahan dan kebohongan jahat tentang Falun Gong, dan mereka harus lulus ujian.

Tak peduli bagaimana ia menghina atau menyiksa saya, saya selalu berusaha untuk klarifikasi fakta kepadanya bilamana saya berkesempatan. Saya menemukan ia masih memiliki kebaikan di dalam hatinya. Jika ada orang lain hadir, ia tidak berani mendengarkan saya (takut dilaporkan). Jika hanya kami berdua, saya akan memberitahunya tentang Falun Gong secara detail dan bagaimana saya berubah secara fisik dan spiritual. Setelah ia mendengar fakta-fakta kebenaran, wajahnya tidak lagi menyeramkan dan berkata, ”Jadi Falun Gong begitu bagus. Saya tidak berani mendengarkan kamu lagi. Jika tidak, saya yang dirubah oleh kamu.”

Kemudian, ia tidak pernah memukul saya lagi dan saya selalu berbicara tentang prinsip lurus kepadanya. Perlahan-lahan, ia tidak melakukan perintah polisi dan hanya berteriak menyuruh saya duduk dengan benar ketika polisi datang untuk memeriksa. Selang beberapa waktu, ia dipindahkan ke kelompok lain di mana praktisi Dafa lainnya juga mengklarifikasi fakta kepadanya. Ia berubah dari pria paling kejam di kamp menjadi seseorang yang tidak melakukan kejahatan apapun. Seorang rekan praktisi memberi tahu saya bahwa ia pernah berjanji kepada seorang praktisi Dafa yang berada dalam satu sel dengannya, dia tidak akan bersikap seperti biasa lagi.

Selama beberapa waktu, setiap kali ia bertemu dengan saya, ia akan bertanya, ”Kamu membenci saya bukan?” Saya berkata, ”Mengapa saya harus membenci kamu? Saya hanya berharap kamu memiliki masa depan yang cerah.” Ia menyaksikan sikap lurus dari praktisi Dafa yang gigih. Seorang rekan praktisi kemudian memberi tahu saya sebelum ia pergi, ia berkata, ”Di lantai ini (di tempat “divisi kontrol khusus”) seseorang akan benar-benar mencapai kesempurnaan di masa depan.” Orang kejam ini yang telah dicuci otak oleh Partai Komunis China (PKC) dan bertindak sebagai seorang yang damai memiliki pikiran positif ini berterima kasih atas belas kasih yang diperlihatkan oleh praktisi Dafa.

Pada permukaan, praktisi kelihatannya tidak punya apa-apa atau terlihat lemah. Tetapi, karena kita mengikuti prinsip, kita memiliki belas kasih yang kita kultivasikan, dan belas kasih itu memiliki kekuatan untuk melenyapkan hal-hal negatif.

Saya sungguh merasakan belas kasih memiliki kekuatan yang besar, dimiliki oleh dewa-dewa lurus.

Pemahaman Tentang “Melakukan Tanpa Mengejar”

Oleh: praktisi Dafa di China

Beberapa hari yang lalu, setelah kami menyelesaikan masalah penting di tempat kerja dan hasilnya bagus, atasan memuji kami. Tetapi saya merasa tidak nyaman sepanjang hari, namun saya tidak tahu mengapa.

Untuk waktu yang cukup lama, atasan tidak pernah memperhatikan pekerjaan saya dan saya memasukannya ke dalam hati. Karena sifat dari pekerjaan saya, atasan jarang menyinggung pekerjaan saya ketika ia melaporkan ke atasannya. Jadi saya berpikir orang lain mungkin berpikir saya tidak melakukan apapun dan kehilangan muka. Saya merasa tidak diberi kesempatan untuk menunjukan kemampuan saya sepenuhnya, maka itu saya bersikap tidak serius. Pada saat yang sama, saya merasa bahwa sebagai seorang praktisi, jika tidak berbuat benar, itu akan memberikan efek negatif dan mempengaruhi klarifikasi fakta kepada kolega saya. Karena inilah, saya selalu merasa tertekan. Tetapi kali ini ketika keberhasilan saya diakui, saya merasa tidak nyaman.

Saya merasa ada yang salah dengan cara pemikiran saya dan menyadari bahwa saya peduli pada perolehan dan kehilangan pribadi. Saya ingat sesuatu yang sering saya katakan di masa lalu, ”Saya merasa sangat tenang ketika orang lain mengkritik saya, tetapi terganggu ketika orang lain memuji saya.” Tetapi benarkah saya merasa tenang dan tak tergerak ketika seseorang mengkritik saya? Ya, saya dapat merasakan tentang hal-hal yang tidak saya pedulikan, tetapi terhadap hal yang saya pedulikan, reaksi saya berbeda. Saya masih peduli terhadap “ketenaran dan pengakuan.” Alasan mengapa saya menjadi kesal ketika orang lain memuji saya adalah karena saya ingin menjaga kehormatan secara permukaan dan tidak suka dilecehkan oleh orang lain.

Melihat kembali, saya menemukan bahwa saya memiliki kebiasaan sangat jelek ini karena saya terus menerus dipuji saat kecil. Kadang kala saya merasa malu untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kata-kata pujian, dan selalu berusaha untuk bersikap begitu untuk mendapatkan pujian. Ini menjadi bagian dari karakter saya dan sulit untuk dideteksi.

Saya membaca sebuah artikel berbagi pengalaman rekan praktisi pada hari ini di mana mengatakan bahwa perasaan rendah diri atau sombong adalah sifat yang sama, keduanya harus dilakukan dengan memanfaatkan perhatian. Lalu mengapa saya masih menimbang dan membandingkan keduanya? Saya merasa memiliki kualitas kesadaran yang begitu rendah.

Kenyataannya, saya cukup melakukan pekerjaa dengan baik dan sepenuhnya berkesadaran jernih daripada diganggu oleh pendapat orang lain. Lagi pula, seseorang tidak dapat menentukan hasilnya dengan mengejar keinginan sendiri.

Khawatir apakah akan mempengaruhi klarifikasi fakta itu sendiri sudah merupakan rintangan. Dahulu, saya selalu merasa agak gugup ketika berbicara di muka umum, karena saya khawatir tidak bisa berbicara dengan baik. Mengapa saya tidak bisa terbuka dan bersikap jujur? Itu disebabkan saya selalu ingin menjadi yang terbaik dan paling atas. Ini adalah keterikatan tersembunyi terhadap ketenaran dan pengakuan. Ini melibatkan perhatian terhadap ketenaran, perolehan dan iri hati. Saya terkejut ketika memeriksa keterikatan saya.

Saya ingat apa yang Guru katakan, ”Berbuat tapi tidak mengejar, Selalu tinggal dalam Tao.” (“Dalam Tao,” Hong Yin) dan tiba-tiba merasakan pikiran menjadi jernih. Kenyataannya, benar-benar tidak perlu merasa khawatir atau terbebani oleh hal-hal seperti itu. Cukup berpikir jernih dan sederhana, serta melebur ke dalam Fa sepanjang waktu. Jalan Besar adalah yang paling mudah dan sederhana.

Pengalaman Melafalkan Fa

Oleh: praktisi Dafa di China

Saat sedang melafalkan Fa hari ini, tiba-tiba saya mendapatkan pemahaman lebih mendalam terhadap prinsip saling menghidupi dan saling membatasi. Guru berkata, ”Kalian sudah tahu tentang prinsip Fa saling menghidupi dan saling membatasi, bila sudah tidak ada lagi rasa takut, maka faktor yang membuat Anda takut juga sudah tidak eksis lagi.” (“Menyingkirkan Keterikatan Terakhir,” Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju II)

Saya memahami bahwa unsur dalam Triloka selalu tampak seperti bertentangan atau berpasangan dan tidak sendirian. Ketika orang lain mengganggu saya, jika saya tidak bereaksi dan tetap tenang serta tidak tergerak, dan jika saya tidak percaya keberadaan gangguan atau mengakui keberadaannya, saya tidak memilikinya di dalam hati, maka saya tidak akan menemui konflik seperti itu. Ketika konflik terjadi, ada dua pihak terlibat. Jika salah satu pihak tidak melibatkan diri, maka tidak akan ada konflik. Dari sudut prinsip Fa, jika seseorang bisa sungguh-sungguh tak tergerak, maka tidak ada yang diperkenankan untuk mengganggunya.

Saya memiliki kesan yang tidak baik terhadap pemimpin tertentu di tempat kerja dan selalu tidak senang dengan cara dia menangani sesuatu, berpikir dia memiliki budaya Partai yang terlalu besar. Saya selalu menggerutu terhadapnya dan merasa bahwa ia juga tidak suka pada saya. Bukankah ini sendiri menyebabkan konflik? Seiring dengan berlalunya waktu, ini akan menjadi makin nyata.

Saya menyadari ketika sedang melafalkan Fa hari ini, mentalitas ini sangat menakutkan dan berbahaya. Saya memahami bahwa seharusnya tidak lagi memperlakukan orang lain dengan cara begini, dan perlu melupakan kekurangan mereka. Ketika saya sungguh-sungguh melepaskan dendam ini, dapatkah ia masih punya dendam terhadap saya? Jika saya benar-benar melepaskan benda-benda semacam ini sepenuhnya, ia bahkan mungkin tidak berpikir bahwa ia tidak menyukai saya. Jika saya bersikap ramah dan belas kasih terhadapnya, maka dengan berlalunya waktu, ia akan berada dalam medan kebaikan dan berasimilasi dengan kebaikan. Ia kemudian akan menjadi ramah dan bersahabat. Inilah yang seharusnya terjadi, karena prinsip Fa mengontrol segalanya.

Saya memiliki kebiasaan buruk yang mencoba untuk menebak pikiran orang lain dan perasaan mereka. Bahkan saya tidak sengaja atau serius melakukannya, saya masih bersikap begitu dan kadang-kadang saya akan mempengaruhi emosi orang lain. Ini adalah kebiasaan yang benar-benar buruk. Saya seharusnya selalu menjaga hati yang murni untuk menerangi lingkungan dan hati orang lain.

Ada seorang pria di tempat kerja yang tidak berkemampuan untuk mengerjakan apapun dengan baik dan kurang rasa tanggung jawab. Ia tidak dapat bekerja sama baik dengan siapapun dan tidak ada seorangpun merasa nyaman dengannya. Meski kami akur-akur saja, saya juga merasa ia sulit ditoleransi dan kadang kala mengeluh tentang dia di depan umum dan merasa tidak ada yang salah melakukan hal ini, merasa ia memang tidak ada harapan. Meskipun saya membantunya untuk mundur dari organisasi Partai Komunis China (PKC), saya masih merasa ia memiliki banyak unsur PKC dan saya masih merasa benci padanya.

Melihat kembali, saya merasa kultivasi saya sangat buruk. Mengapa ia selalu muncul di dekat saya? Untuk berkultivasi menjadi dewa, seseorang harus memiliki wawasan luas dan tulus tanpa batas. Saya perlu menolongnya dengan tulus dan perlu lebih toleransi serta berbelas kasih.

Saya tidak menyadari hal ini sampai melafalkan Fa. Hanya dengan menjaga Fa di dalam hati, kita dapat bebas gangguan dari cara berpikir manusia biasa dan emosi mereka, jangan mengikutinya tanpa disadari.

Chinese version click here
English version click here