(Minghui.org) Praktisi Falun Gong Chen Jianzhan, 43 tahun, berasal dari Kecamatan Guoyuan, Kabupaten Zhenyuan, Kota Qingyang, Provinsi Gansu. Pada Juli 2013, setelah menjadi tuna wisma selama sembilan tahun demi menghindari penganiayaan, dia ditangkap kembali oleh Divisi Keamanan Domestik lokal ketika dia pulang ke rumah. Dia kini berada di Pusat Penahanan Kabupaten Zhenyuan.

Chen Jianzhan pernah bekerja di pemerintahan kabupaten. Setelah berlatih Falun Gong pada tahun 1997, kerja kerasnya pun diakui oleh Pemerintah Kabupaten Wugou. Antara tahun 2000 hingga 2003, dia dinobatkan sebagai Pejabat Termuka sebanyak empat kali oleh Pemerintah Kabupaten Wugou.

Ditangkap pada Tahun 2004

Sembilan tahun yang lalu, Chen yang berusia 34 tahun ditangkap oleh Kepolisian Kabupaten Zhenyuan ketika dia sedang bekerja. Selama empat bulan penahanan, dia disiksa hingga hampir meninggal dunia, lalu dibebaskan sementara untuk mendapatkan perawatan medis di rumah. Meksipun menderita secara fisik, Chen berhasil melarikan diri demi menghindari penganiayaan lebih lanjut. Lalu, Pengadilan Kabupaten Zhenyun secara ilegal tetap menjatuhkan hukuman 7 tahun penjara kepadanya.

Setelah Chen melarikan diri, polisi mencari ke rumah-rumah di lingkungan tempat tinggalnya, rumah saudara dan rekan praktisinya selama beberapa bulan. Mereka pergi ke rumah Chen sebanyak delapan kali untuk mengganggu keluarganya. Polisi memaksa ibunya yang sudah tua agar memasak bagi mereka dan bahkan mencoba untuk memeras uang dari kedua orang tuanya yang hidup dalam kemiskinan. Beberapa kali, petugas polisi memakai topeng masuk ke dalam rumah Chen pada tengah malam untuk melakukan penggeledahan. Mereka bahkan melepaskan atap rumah mereka dengan menggunakan cangkul.

Sekitar jam 9 pagi pada 18 Mei 2004, setelah Chen selesai mengadakan pertemuan di tempat kerja, dia sedang bersiap-siap untuk melakukan perjalanan bisnis ke pinggiran kota. Petugas Yang Hongwei dari Kantor Polisi Kabupaten Wugou masuk ke ruang  Chen. Tanpa mengatakan apaupun atau memperlihat kartu identitas, dia memborgol Cheng. Chen berteriak: “Apa yang sedang kamu lakukan?” Yang Hongwei berkata: “Kamu tahu apa yang telah kamu lakukan!” Chen merespon bahwa dia tidak melakukan kesalahan apapun.

Seorang kolega Chen berusaha untuk membantunya dengan berkata: “Jangan menangkapnya sampai kamu yakin.” Yang Hongwei berkata: “Jangan bergerak!” Pada waktu itu, Direktur Ma dari kantor polisi juga datang. Dia berkata: “Geledah ruang ini dulu.” Polisi menggeledah ruang Chen sekitar dua jam, bahkan membalikkan ranjangnya. Mereka tidak menenemukan apapun, tetapi mereka tetap saja menangkapnya. Seorang anggota staf dari tempat kerja Chen tidak dapat menahan lagi. Dia berkata: “Kalian harus memberi tahu atasan kami sebelum kalian membawanya pergi. Atasan kami tidak masuk hari ini!” Direktur Ma berkata: “Pergilah ke kantor polisi dahulu!”

Dianiaya Secara Brutal di Tempat Penahanan

Di kantor polisi, Direktur Ma menginterogasi Chen, menanyakan apakah dia seorang praktisi Falun Gong dan apakah dia memiliki printer di rumah. Chen membantah dan bersikukuh bahwa dia harus kembali ke tempat kerjanya. Ma berkata bahwa departemen kepolisian telah memberikan perintah untuk tidak membebaskannya.

Sekitar jam 5 sore, Chen dibawa ke ruang konferensi di lantai dua di Departemen Kepolisian Kabupaten Zhenyuan. Ia baru tahu bahwa polisi telah menggeledah rumahnya, menyita semua barang miliknya, antara lain beberapa VCD musik yang dia beli untuk orang tuanya. Petugas Li Guomin, yang menggeledah rumah Cheng, menunjuk Cheng dan mengutuknya. Pada malam hari, mereka tidak mengizinkannya tidur. Mereka memborgolnya ke meja dan memaksanya untuk tetap di lantai selama dua hari dan dua malam. Petugas Li Guomin terus menginterogasinya. Dia menonjok Chen dan menghinanya secara verbal. Seorang pria tua di kantor merasa simpati kepada Chen, dengan berkata: “Hanya berlatih Falun Gong. Bukanlah sebuah masalah besar.”

Dikatakan bahwa pada sore hari saat Chen ditangkap, atasannya menelepon departemen  kepolisian untuk meminta pembebasan Chen. Tetapi departemen kepolisian menolak. Istri Chen berpikir bahwa Chen telah pergi melakukan perjalanan bisnis dan tidak tahu mengenai penangkapannya hingga lima hari kemudian.

Pada hari ketiga, polisi menyergap Chen di sebuah ruangan di lantai tiga. Di situ dia mendengar jeritan memelas dari seseorang. Dia sadari bahwa praktisi Xi Haoxue sedang dianiaya di lantai pertama.

Mendengar teriakan dan tangisan dari rekan-rekan praktisi, dia tidak bisa menahan air mata. Chen meminta izin untuk bertemu Xi. Di lantai pertama, dia melihat Xi dikurung dalam ruang jeruji besi besar. Tiang-tiang dari ruang jeruji ini setebal jari, dan hanya membiarkan kepala Xi di luar. Beberapa petugas mengelilinginya dengan membawa tongkat listrik di tangan mereka. Dikatakan bahwa Xi belum makan apapun selama tujuh hari. Agar tidak membocorkan informasi apapun praktisi lain, dia mengigit lidahnya sendiri dan darah memenuhi mulutnya. Dia sangat kurus, tulang pipi menonjol keluar dan matanya cekung ke dalam. Chen Jianzhan bahkan tidak bisa mengenalinya.

Pada 20 Mei, direktur Ma dan petugas Lu Yun menjebak Chen dengan memberitahunya bahwa dia akan dibebaskan pada sore hari. Tetapi pada jam 6 sore, mereka tiba-tiba merubah nada bicara mereka: “Membiarkanmu pergi? Kini Partai Komunis China (PKC) jauh lebih pengampun dari sebelumnya. Dahulu, seperti kamu ini akan dijatuhi hukuman mati. Delapan belas tahun di penjara tidak akan lama.” Lalu mereka menendang Cheng sampai keluar dari gerbang pusat penahanan.

Setelah itu, direktur Liu dari pusat penahanan menyerangnya dengan tang besar. Dia mengutuk, menarik semua kancing baju dan celana Chen. Dia mengambil sepatunya, lalu menendang punggung Chen dan menendangnya sampai kembali ke pusat penahanan. Dia lalu ditahan di sel nomor 8.

Penyiksaan Berat dan Kondisi Hidup yang Menyedihkan

Di tempat penahanan, Chen disiksa secara brutal. Dia tidak mendapatkan kunjungan dari keluarga. Dia ditekan untuk menuliskan pernyataan bahwa akan melepaskan latihan Falun Gong. Dia diperintah untuk menghafal peraturan penjara. Dia diminta untuk menulis “laporan pemahaman” setiap minggu, yang akan “dievaluasi.” Jika laporan itu tidak lulus saringan “evaluasi” oleh pihak otoritas, dia akan diborgol atau disiksa secara fisik. Karena makanan yang disediakan bagi para tahanan sedikit berminyak, kebanyakan tahanan mengalami konstipasi. Kadang-kadang anus mereka berdarah. Tetapi, Chen hanya diizinkan menggunakan kamar mandi selama 5 menit. Suatu kali waktunya melebihi batas waktu, dia akan dibawa kembali ke sel.

Chen disiksa secara terus menerus oleh seorang tahanan berusia belasan tahun bernama Lu Jianxin. Lu menuangkan air ke dalam sepatu dan mangkok makan malamnya. Lu juga memaksa Chen untuk berjongkok, lalu mengencingi kepalanya.

Chen diinterogasi sekitar sepuluh hari. Pada 1 Juni, Chen diinterogasi, istrinya menggendong putri mereka yang berusia empat tahun di jendela interogasi agar putrinya bisa melihatnya. Setelah melihat anaknya, Chen tahu bahwa dia tidak boleh menangis dan harus tegar. Ketika Chen dalam perjalanan kembali dari ruang interogasi menuju sel, gadis kecil itu mencoba untuk membagikan permen kepada bapaknya. Seorang petugas polisi meneriaki anaknya. Gadis kecil ini langsung membuang permen, menangis dan berlari kembali ke ibunya. Ibunya juga menangis.

Untuk mendapatkan “bukti,” petugas polisi Li Guomin memanggil semua orang di desa pergi ke rumah Chen. Polisi mengumpulkan semua barang yang ada di dalam rumah, lalu mencari yang namanya “bukti”. Penduduk desa memberi tahu mereka: “Pria ini sangat menghormati kedua orang tuanya. Kami belum pernah dengar dia melakukan hal-hal yang buruk!” Li Guomin membaca buku harian kultivasi yang ditulis oleh Chen. Semua tulisannya mengenai bagaimana untuk menjadi orang yang baik. Tetapi meski begitu tetap saja tidak mengubah pikiran Li. Dia bahkan berteriak pada Chen: “Saya sudah mempelajari buku harian kamu selama tiga hari tiga malam. Pikiran kamu sangat berbahaya bagi PKC!”

Chen dianiaya hingga dia dalam sekarat. Mereka mempertahankan hidupnya dengan cara diinfus. Polisi memerintahkan keluarganya untuk mentransfer uang ke pusat penahanan agar mendapatkan perawatan medis. Keluarga Chen membawa uang ke departemen kepolisian, tetapi bersikukuh ingin melihat Chen lebih dahulu sebelum menyerahkan uang karena mereka tidak tahu apakah Chen masih hidup atau tidak. Polisi tidak ingin mereka bertemu Chen, jadi direktur membolehkan Chen menulis sebuah pesan untuk diberikan kepada keluarganya.

Selama empat bulan dia berjuang antara hidup dan mati. Akhirnya polisi tidak ingin bertanggung jawab jika dia meninggal, jadi mereka memerintahkan dua petugas polisi untuk membawanya pulang ke rumah dan mengawasi proses perawatan medis di rumah.

Praktisi Lain Dijatuhi Hukuman

Pada April 2005, lima praktisi Falun Gong dijatuhi hukuman penjara oleh Pengadilan Kabupaten Zhenyuan. Xi Haoxue dan Chen Jianzhan (yang telah melarikan diri demi menghindari penganiayaan) mereka berdua dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara. Tian Runhai, Duan Weijun, dan Xu Huixian dijatuhi hukuman empat, tiga, dan satu tahun penjara, secara berturut-turut. Qiang Weixiu dijatuhi hukuman dua tahun dan sembilan bulan kerja paksa, dan ini adalah ketiga kalinya dia dibawa ke kamp kerja paksa. Zhang Xuxia dijatuhi hukuman dua tahun kerja paksa.

Artikel terkait:
Dafa Practitioner Chen Jianzhan from Gansu Province Forced Into Three Years of Homelessness by Persecution

Chinese version click here
English version click here