(Minghui.org) Hari Minggu, 3 November 2013 bertepatan dengan Hari Umanis Kuningan. Masyarakat Bali banyak yang rekreasi ke tempat wisata atau taman hiburan. Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung yang terletak di jantung kota Denpasar menjadi tujuan wisata favorit warga Metro Denpasar.

Praktisi Bali menggunakan kesempatan ini mengadakan kegiatan belajar Fa bersama, menampilkan barisan genderang pinggang, latihan Falun Gong, mengklarifikasi fakta situasi terakhir di China serta pengunpulan petisi yang menyerukan penghentian penganiayaan terhadap Falun Gong di daratan China.

Kegiatan di Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung Denpasar dimulai pukul 3 sore. Anggota barisan genderang pinggang berlatih Falun Gong dalam kostum kuning keemasan mereka. Musik indah, gerakan perlahan dan lembut segera menarik perhatian banyak pengunjung.

Puluhan anggota genderang pinggang berlatih gong


Anak-anak sekolah Minghui berlatih perangkat kedua

Tidak mau ketinggalan, anak-anak Sekolah Minghui latihan Gong bersama untuk mengenalkan Falun Dafa kepada masyarakat. Gerakan anak kecil yang polos banyak mendapat perhatian dari pengunjung.

Penampilan Barisan Genderang Pinggang

Suara musik dan tabuhan genderang membuat suasana sore itu semakin semarak. Para penabuh dengan kostum kuning emas berkilau diterpa sinar matahari, menjadi pusat perhatian pengunjung. Banyak keluarga yang membawa anak-anak mendekat ke barisan genderang. Diawali dengan keliling lapangan seolah mengabarkan kepada semua pengunjung agar mendekat sehingga memperoleh informasi yang berharga. Semakin sore semakin banyak yang hadir dan mendekat. Anak-anak riang gembira menari mengikuti irama dan ketukan genderang. Banyak yang mengabadikan dengan kamera dan ponselnya, termasuk beberapa wisatawan asing yang melintas dan turut menyaksikan penampilan barisan genderang pinggang praktisi.

Pengunjung dengan tertib menyaksikan penampilan team genderang pinggang

Di sela-sela permainan, mc mengenalkan team genderang pinggang dan Falun Dafa, serta situasi penganiayaan dan pengambilan organ paksa dari para praktisi Falun Dafa yang masih hidup di China. Sekelompok praktisi membagikan brosur pengenalan Falun Dafa dan beberapa lainnya mengumpulkan tandatangan dukungan bagi petisi DAFOH.

Di pojok lain ada sekelompok praktisi lansia latihan Gong dan juga stan petisi DAFOH.

Pengunjung yang lewat sisi lain juga bisa melihat peragaan latihan gong dan petisi DAFOH yang meminta dukungan masyarakat luas serta menyerukan kepada Komisioner Tinggi HAM PBB agar mendesak pemerintah komunis China segera menghentikan kekejaman pengambilan organ paksa terhadap praktisi Falun Gong yang masih hidup. Kegiatan ini banyak mendapat dukungan masyarakat.

Seorang praktisi mengatakan bahwa saat berbicara dengan seorang pria yang tinggi besar dan berkulit hitam sekilas tampak agak seram. Pria itu memerhatikan semua papan informasi yang berjejer. Praktisi kemudian mendekati pria itu. Praktisi bertanya, ”Apakah Bapak pernah mendengar perampasan organ tubuh?” Bapak itu menjawab, ”Oh yang dilakukan Falun Dafa ya?” Praktisi menjawab, ”Bukan Pak, yang melakukan adalah rejim komunis China. Malah praktisi Falun Dafa yang menjadi korban.” Dia bertanya lagi, ”Loh pemerintahnya tidak bertindak?” Praktisi menjawab, ”Pemerintahnya yang melakukan, di sana kan rejim komunis yang berkuasa.” Bapak itu manggut-manggut dan setelah banyak mendengar klarifikasi, praktisi menyodorkan formulir petisi. Praktisi berkata, ”Apa Bapak bersedia mendukung?” Dia menjawab, ”Ya.” Langsung tandatangan. Setelah melihat kolom pekerjaan, ternyata dia anggota TNI. Praktisi menceritakan bahwa kegiatan damai praktisi sering di intervensi oleh aparat yang tidak mengetahui fakta kebenaran. Dia menjawab, ”Saya sudah tahu.” Sebelum berpisah dia berkata, ”Lanjutkan, semoga berhasil.”



Pengunjung menyaksikan video klarifikasi dan papan informasi serta memberi dukungan tandatangan


Praktisi lansia latihan gong di samping papan informasi petisi DAFOH

Banyak masyarakat baru mendengar tentang kejahatan kemanusiaan yang tanpa banding ini, yang saat ini tengah terjadi di China dan mereka tanpa ragu memberikan tandatangan sebagai tanda dukungan mereka.