(Minghui.org) Pada 1 Agustus 2013, sekitar 100 tamu menghadiri private screening “Free China: The Courage to Believe” di Rayburn House Congressional Building di Washington DC. Seiring banyak kantor kongres terus mengetahui tentang pengambilan organ secara paksa terhadap praktisi Falun Gong di China dan mempertimbangkan Resolusi DPR No. 281, film ini memberikan perspektif tambahan. Banyak tamu terdiri dari staf kongres dari Senat dan DPR. Beberapa dari instansi pemerintah lainnya.

Kean Wong, produser film “Free China,” memulai private screening dengan memperkenalkan tema lagu baru yang dimasukkan ke dalam versi film layar lebar. “The Courage to Believe” dinyanyikan oleh Q’orianka Kilcher, seorang aktris muda yang dikenal perannya sebagai Pocahontas bersama Colin Farrell dan Christian Bale di film “the New World.”


Kean Wong, produser “Free China,” menjamu para tamu dalam private screening di Hill


Dr. Charles Lee, salah satu subjek di film “Free China,” berbicara dalam sesi tanya jawab

Kami Menginginkan Kebenaran Seluruhnya

Mengomentari masalah pengambilan organ secara paksa, seorang anggota staf kongres berkata, “Sangat tragis. Dunia terlalu membisu pada masalah ini… Kita harus lebih banyak menyuarakan, memaksa China untuk menghormati perjanjian internasional mereka, dan mengizinkan penyelidikan lengkap dan kebenaran yang menyeluruh, dan bukan hanya kertas yang melarang pengambilan organ.”

Staf kongres lainnya memberitahu Minghui: “Adalah mengerikan melihat pelanggaran HAM yang sedang terjadi di China. Kebanyakan ini bukanlah sesuatu di arus utama. Tentu ini adalah sesuatu yang menjadi perhatian untuk melihat lebih dekat, sehingga HAM dapat dipulihkan di sana. Dalam melakukannya, kita harus membawa kondisi sebenarnya menjadi jelas.”

Ia juga memiliki pesan untuk Minghui agar disampaikan kepada praktisi Falun Gong yang ditindas di China: “Teruskanlah bertahan dan tetap menjaga keyakinan untuk menuju ke masa depan yang lebih baik. [Masa depan yang lebih baik] adalah apa yang akan terjadi.”

Seorang staf komite kongres mengetahui dari film bahwa pemerintah China pada suatu masa pernah mendukung Falun Gong dan berpikir itu bagus.

Ia berkomentar: “Ini semua menyadarkan orang-orang. Mengapa pemerintah China tidak menghormati kebebasan berkeyakinan?... [Partai Komunis China] adalah sebuah agama pemerintah. Ini sangat tertutup. ‘Anda harus melakukan dengan cara kami dan hanya cara kami. Tidak ada pemikiran individu.’ ‘Wah, ini benar-benar bagus, tetapi saya benar-benar ingin melakukan sesuatu yang lain.’ ‘Tidak, tidak. Sekarang Anda mengkritik negara, melanggar negara, dan oleh karena itu, Anda akan dihukum.’ Yah, bagi saya, ini adalah…. Saya hanya tidak dapat menghubungkan dengan itu. Itu tidak akan pernah, tidak pernah diperbolehkan di Amerika Serikat!”

Apresiasi yang Lebih Besar untuk Praktisi Falun Gong

Karyawan komite kongres juga mempelajari lebih banyak tentang latihan ini: “Falun Gong adalah spiritual, damai, mengendalikan diri sendiri… Bukankah ini yang kita semua berusaha untuk mengapainya bagi peningkatan diri kita sendiri menjadi lebih baik? Bukankah masyarakat akan memperoleh manfaat dari orang-orang yang berusaha untuk meningkatkan diri mereka sendiri, berusaha untuk mengendalikan diri sendiri, tidak iri hati dan hal-hal lainnya? Anda harus dapat mengendalikan perasaan dan emosi Anda. Saya pikir itulah dibalik dari latihan Falun Gong.”

Ia melanjutkan: “Saya pernah melihat aksi damai Falun Gong di Washington, tetapi saya benar-benar tidak mengetahui apa yang mereka lakukan. Sekarang saya memberi apresiasi yang lebih besar atas pesan yang mereka berusaha sampaikan kepada orang-orang seperti saya tentang apa yang mereka lakukan dan apa yang sedang terjadi pada mereka.”

Banyak tamu terkesan dengan kisah Jennifer Zeng dan Charles Lee di dalam film itu.

Ketika ditanya apa yang paling mengesankan dia, seorang staf kongres mengatakan begini: “ketabahan dan keberanian dari orang-orang yang bersedia untuk menantang sistem.”

Seseorang berkata: “Ini adalah kisah yang mengagumkan tentang ketahanan di lingkungan yang mengerikan. Kekuatan iman, kekuatan keluarga, dan kekuatan untuk kebebasan.. Saya sangat terkesan dengan kekuatan dari kedua individu yang disorot dalam film itu. Mereka adalah pahlawan. Mereka adalah orang-orang yang luar biasa, sangat kuat!”

“Saya pikir Jennifer dan Charles adalah jurubicara yang luar biasa, benar-benar mengetahui dari mereka. Saya merasa ngeri dengan pengalaman pribadi mereka. Charles adalah warga Amerika dan bagaimana dia diperlakukan!” kata staf komite kongres.

Chatodd Floyd berasal dari Small Business Administration yang terletak di dekat gedung tersebut. Ia khusus datang untuk melihat film itu. Sebelumnya, ia tidak pernah mendengar tentang Falun Gong.

Ia mengatakan kepada Minghui: “Saya benar-benar menikmati film ini. Mata saya terbuka. Saya pernah mendengar tentang pengendalian internet. Saya benar-benar tidak memahami apa yang sedang terjadi di kamp kerja paksa. Sungguh membuka mata sejauh penganiayaan yang terjadi di China.”

Tidak Ada Orang Asing di Capitol Hill


Ini adalah keempat kalinya private screening “Free China” diputar di Kongres. Pemutaran pertama adalah versi awal film itu pada kegiatan 20 Juli 2011 di Rayburn House Congressional Building. Anggota kongres Chris Smith dari New Jersey dan Komite Urusan Luar Negeri yang menyelenggarakannya.

Pemutaran kedua dan ketiga pada September 2012 dan April 2013, keduanya diadakan di Capitol Visitor Center. Pada 18 September 2012, sebagai bagian dari peluncuran internasional private screening “Free China,” para pembicara antara lain Anggota Kongres Chris Smith, Dr. Katrina Lantos Swett, Ketua Komisi Kebebasan Berkeyakinan Internasional AS (USCIRF), Michael Horowitz dari Hudson Institute, dan Michael Perlman, sutradara film “Free China terlibat dalam diskusi mendalam tentang HAM di China bersama para penonton.

Disutradarai oleh Michael Perlman, film “Free China,” dan diproduksi bersama dengan New Tang Dynasty Television (NTD), film dokumenter yang berdurasi 53 menit ini memenangkan penghargaan dimana menceritakan kisah hidup yang luar biasa dari dua individu, yang disiksa dan menjalani kerja buruh karena keyakinan spiritual mereka. Mereka adalah dua diantara jutaan praktisi Falun Gong yang damai di China. Melalui kisah-kisah mereka, film itu menempatkan wajah manusia pada pelanggaran HAM negara China, termasuk penahanan sewenang-wenang terhadap pembangkang, ekspor barang yang dibuat oleh buruh penjara secara paksa ke Barat, dan pengambilan organ dari tahanan yang tak bersalah secara hidup-hidup.

English version click here