Taiwan: Lilin Malam Untuk Mengenang Para Korban Penganiayaan
(Minghui.org)
Pada sore hari, 20 Juli 2013, praktisi Falun Gong di Taitung,
Taiwan, berkumpul di depan Taman Seashore untuk menggelar protes
damai terhadap 14 tahun penganiayaan Falun Gong di China. Mereka
memperagakan lima perangkat latihan yang lembut dan menggelar acara
lilin malam untuk mengenang mereka yang meninggal dunia sebagai
akibat penganiayaan. Untuk menunjukkan dukungan, banyak pejalan
kaki duduk bersama dengan mereka.
Praktisi Falun Gong menggelar
lilin malam di Taitung, Taiwan, untuk mengenang rekan-rekan
praktisi yang meninggal dunia oleh rejim komunis di China
Taman Seashore menghadap Samudra
Pasifik, banyak dikunjungi oleh para turis sepanjang tahun. Selagi
praktisi memperagakan latihan, banyak turis tertarik pada musik
lembut yang mengiringi gerakan mereka dan berhenti untuk menonton.
Beberapa mengungkapkan keinginan untuk belajar Falun Gong dan
beberapa meniru gerakan praktisi.
Praktisi memasang banyak poster yang menunjukkan manfaat dari latihan ini, dan juga metode penyiksaan sadis yang digunakan terhadap praktisi di kamp kerja paksa dan penjara China. Kebanyakan orang terkejut mengetahui rejim komunis China secara diam-diam mengambil organ praktisi Falun Gong yang dipenjarakan demi keuntungan -- membunuh praktisi berdasarkan permintaan dan bahkan mengambil organ mereka ketika masih hidup.
Hampir semua orang yang berhenti untuk membaca informasi menandatangani petisi yang meminta PBB agar membantu menghentikan penganiayaan brutal terhadap praktisi Falun Gong di China.
Seorang pengunjung pria, Li, adalah seorang umat Kristen. Setelah mendengar tentang tragedi pengambilan organ secara hidup-hidup, ia berkata, ”Ini sangat kejam! Kamu harus memberitahu orang-orang tentang hal ini!” Ia berkata tahu rejim China menindas banyak kepercayaan tetapi terutama sangat tak berperikemanusiaan terhadap praktisi Falun Gong.
Seiring datangnya malam, praktisi menyalakan lilin dan duduk membentuk bunga lotus. Mereka duduk dengan tenang untuk mengenang para praktisi di China yang telah dianiaya hingga meninggal karena menjunjung keyakinan mereka pada Sejati-Baik-Sabar, prinsip utama Falun Gong.
Protes Damai selama 14 Tahun
Selama bertahun-tahun, praktisi di seluruh dunia telah meminta perhatian atas kejahatan rejim China terhadap kemanusiaan. Di kegiatan Taitung, banyak teman praktisi dan anggota keluarga datang untuk duduk bersama untuk menunjukkan dukungan mereka.
Praktisi Falun Gong wanita, Lin menekankan bahwa praktisi telah bekerja sangat keras selama 14 tahun terakhir untuk mengungkap kebohongan rejim China tentang Falun Gong sehingga orang-orang di dunia dapat mengetahui kebenaran. Ribuan praktisi telah dipenjarakan atau dipaksa menjadi tunawisma karena penganiayaan mengerikan di China, katanya.
Rejim China menutupi kejahatannya dengan uang dan intimidasi, kata Lin. Sementara itu, banyak negara memfokuskan pada perdagangan, penyiksaan terhadap praktisi Falun Gong dan kejahatan pengambilan organ praktisi masih berlangsung di China. Lin percaya jika lebih banyak orang di seluruh dunia bergabung bersama-sama dan mengutuk penganiayaan, penganiayaan ini akan segera berakhir dan akan ada harapan bagi umat manusia.
Tseng Kuo-Jung, mantan presiden Asosiasi Pengembangan Karir Anak Muda Taitung, datang bersama keluarganya untuk menunjukkan dukungan. Ia berkata bahwa merasa ngeri melihat foto-foto praktisi yang disiksa dan diperlakukan sewenang-wenang oleh rejim China.
Falun Gong adalah sebuah latihan damai yang memberikan kesehatan kepada orang-orang dan meningkatkan moralitas mereka, kata Tseng. Ia percaya mengabaikan kekerasan keji rejim terhadap orang tak bersalah, sama dengan mendukungnya. “Jika lebih banyak orang menentang kejahatan ini, penganiayaan akan segera berakhir,” katanya.
Wu adalah manajer di sebuah perusahaan konstruksi. Ia mengagumi keberanian praktisi dan kegigihan untuk terus menerus mengungkap kejahatan rejim China, baik di China maupun luar negeri. Wu juga terkesan cara damai dan kegigihan praktisi dalam mencapai tujuan mereka yaitu menghentikan penganiayaan. “Saya mengagumi kalian dan bersedia berpihak pada kalian,” katanya.
Praktisi memasang banyak poster yang menunjukkan manfaat dari latihan ini, dan juga metode penyiksaan sadis yang digunakan terhadap praktisi di kamp kerja paksa dan penjara China. Kebanyakan orang terkejut mengetahui rejim komunis China secara diam-diam mengambil organ praktisi Falun Gong yang dipenjarakan demi keuntungan -- membunuh praktisi berdasarkan permintaan dan bahkan mengambil organ mereka ketika masih hidup.
Hampir semua orang yang berhenti untuk membaca informasi menandatangani petisi yang meminta PBB agar membantu menghentikan penganiayaan brutal terhadap praktisi Falun Gong di China.
Seorang pengunjung pria, Li, adalah seorang umat Kristen. Setelah mendengar tentang tragedi pengambilan organ secara hidup-hidup, ia berkata, ”Ini sangat kejam! Kamu harus memberitahu orang-orang tentang hal ini!” Ia berkata tahu rejim China menindas banyak kepercayaan tetapi terutama sangat tak berperikemanusiaan terhadap praktisi Falun Gong.
Seiring datangnya malam, praktisi menyalakan lilin dan duduk membentuk bunga lotus. Mereka duduk dengan tenang untuk mengenang para praktisi di China yang telah dianiaya hingga meninggal karena menjunjung keyakinan mereka pada Sejati-Baik-Sabar, prinsip utama Falun Gong.
Protes Damai selama 14 Tahun
Selama bertahun-tahun, praktisi di seluruh dunia telah meminta perhatian atas kejahatan rejim China terhadap kemanusiaan. Di kegiatan Taitung, banyak teman praktisi dan anggota keluarga datang untuk duduk bersama untuk menunjukkan dukungan mereka.
Praktisi Falun Gong wanita, Lin menekankan bahwa praktisi telah bekerja sangat keras selama 14 tahun terakhir untuk mengungkap kebohongan rejim China tentang Falun Gong sehingga orang-orang di dunia dapat mengetahui kebenaran. Ribuan praktisi telah dipenjarakan atau dipaksa menjadi tunawisma karena penganiayaan mengerikan di China, katanya.
Rejim China menutupi kejahatannya dengan uang dan intimidasi, kata Lin. Sementara itu, banyak negara memfokuskan pada perdagangan, penyiksaan terhadap praktisi Falun Gong dan kejahatan pengambilan organ praktisi masih berlangsung di China. Lin percaya jika lebih banyak orang di seluruh dunia bergabung bersama-sama dan mengutuk penganiayaan, penganiayaan ini akan segera berakhir dan akan ada harapan bagi umat manusia.
Tseng Kuo-Jung, mantan presiden Asosiasi Pengembangan Karir Anak Muda Taitung, datang bersama keluarganya untuk menunjukkan dukungan. Ia berkata bahwa merasa ngeri melihat foto-foto praktisi yang disiksa dan diperlakukan sewenang-wenang oleh rejim China.
Falun Gong adalah sebuah latihan damai yang memberikan kesehatan kepada orang-orang dan meningkatkan moralitas mereka, kata Tseng. Ia percaya mengabaikan kekerasan keji rejim terhadap orang tak bersalah, sama dengan mendukungnya. “Jika lebih banyak orang menentang kejahatan ini, penganiayaan akan segera berakhir,” katanya.
Wu adalah manajer di sebuah perusahaan konstruksi. Ia mengagumi keberanian praktisi dan kegigihan untuk terus menerus mengungkap kejahatan rejim China, baik di China maupun luar negeri. Wu juga terkesan cara damai dan kegigihan praktisi dalam mencapai tujuan mereka yaitu menghentikan penganiayaan. “Saya mengagumi kalian dan bersedia berpihak pada kalian,” katanya.
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org