Sambungan dari:
Bagian 2
(Minghui.org)
Polisi Memahami Fakta Kebenaran
Saya ingin sedikit sharing pengalaman klarifikasi fakta saat
pengumpulan petisi DAFOH (Doctors Against Forced Organ Harvesting)
beberapa waktu lalu. Saya mengalami hal yang menarik yang ingin
saya utarakan.
Minggu itu saya datang terlambat
sekitar 30 menit dari jadwal yang telah ditentukan, begitu tiba di
lokasi, saya memancarkan pikiran lurus. Setelah hati terasa mantap,
saya mulai klarifikasi mencari dukungan tandatangan petisi (yang
ditujukan pada Komisioner HAM PBB agar membantu menghentikan
kejahatan pengambilan organ hidup-hidup dari para praktisi Falun
Gong di daratan China). Ada satu hal yang meninggalkan kesan.
Seorang pengunjung bersedia mengisi petisi setelah saya jelaskan
kenapa kami (relawan) membantu kegiatan pengumpulan petisi global
ini. Dia tampak terketuk nuraninya dan mau mengisi formulir petisi.
Begitu sampai di kolom nomor telepon dan pekerjaan, dia nampak
ragu-ragu untuk mengisinya. Kembali saya sampaikan bahwa kegiatan
ini adalah benar dan bukan rekayasa, jadi sangat diperlukan
keabsahan petisi melalui nomor hp atau alamat email. Akhirnya dia
bersedia mengisi nomor hp dan pekerjaannya sebagai PNS. Kembali
saya tanya, “PNS di mana pak? (Saya sekedar menebak) Pak anggota
Polri ya?” Dia menjawab anggota brimob. Saya pun membuka identitas
saya bahwa saya juga seorang polisi. Dia tampak terkejut dan
bertanya kepada saya, ”Pak, apa aktivitas ini dilegalkan oleh
institusi kita? Kok bisa ya bapak ikut-ikutan?” Saya menjawab,
”Negara saat ini tidak melarang juga tidak mengijinkan, termasuk
institusi kita, namun atas nama kemanusiaan, saya tidak bisa
tinggal diam melihat korban terus berjatuhan di China. Saya tahu,
kejahatan besar sedang terjadi, saya sebagai polisi dan pribadi
harus bertindak, dan hanya ini tindakan nyata yang bisa saya
lakukan sekarang.” Dia langsung mengangguk dan berkata, ”Iya juga
ya... organ orang dijual..., siapa pun akan mengecam hal ini.” Saya
akhirnya berpesan kepadanya, ”Apabila suatu saat nanti dalam tugas
bertemu dengan para praktisi Falun Gong/Falun Dafa yang sedang
melakukan aksi damai, jangan bertindak keras dan arogan. Anda harus
melindungi mereka. Sebagai sesama polisi, mohon sampaikan hal ini
kepada temen-teman anda.” Dia mengangguk kepada saya sambil
berjalan meninggalkan saya, dan saya pun sampaikan terima kasih.
Mohon disampaikan apabila ada yang kurang.
Menulis Pengalaman
Di saat konferensi berbagi pengalaman tiba, dari himpunan pusat
selalu mendorong agar menulis artikel berbagi pengalaman. Muncul
lagi keterikatan rasa kenyamanan, malu, tidak bisa menulis, tetapi
abjad tahu. Terbentuk lagi konsep baru, malas, ingin mendengarkan
pengalaman teman lain saja, padahal setelah saya sadari: saya kok
nyaman menjadi praktisi yang hanya ingin menjadi pendengar yang
baik. Semua hati manusia ini muncul awal-awal saya belajar menulis
untuk konferensi Fa. Mentalitas pamer juga timbul ‘sudah bagus apa
belum pengalaman saya’. Konsep manusia ini menyusupi celah
kekosongan tanpa saya sadari. Setelah saya sadari mau tak mau, saya
ulang menulis lagi. Pengalaman yang sudah saya tulis selembar saya
buang ke tempat sampah karena ada mentalitas pamer di sana. Saya
mulai menulis lagi dari awal. Saya merasakan kedamaian, tidak
terasa air mata menetes. Saya sadari perbedaan disaat ada konsep
muncul, menulis seperti ada beban, dan saya menyadari dengan saya
menulis pengalamam kultivasi, saya juga bisa meningkat. Banyak
keterikatan yang bisa saya kultivasikan, dan juga bisa evaluasi
diri
sendiri.
Kekurangan-kekurangan kemarin bisa saya perbaiki, dan malu saat
memandang foto Shifu. Memandang foto Shifu sambil berkata, ”Shifu
saya baru menyadarinya setelah menulis pengalaman, perjalanan
Xiulian saya jauh sekali dari yang Shifu inginkan. Terima kasih
Shifu.” Jika saya tidak menulis pengalaman, saya tidak bisa melihat
kekurangan diri saya setahun ini sebelum konferensi.
Setelah selesai menulis, saat hari konferensi tiba, saya duduk di
kursi terasa panas. Timbul lagi konsep demam panggung, tangan
gemetaran di saat akan membaca pengalaman. Yang terpikir jangan
sampai saya dapat giliran pertama. Benar saja bukan saya yang
pertama, tetapi tetap gemetaran walaupun tahu nomor 4 terakhir dari
sekian pengalaman. Saya menyadari dan harus mencari ke dalam. Ini
arena Xiulian, kenapa saya seperti manusia biasa? Setelah itu saya
bisa tenang seperti orang Xiulian. Tiba giliran saya membaca
pengalaman, setelah selesai membaca, ternyata tidak seperti yang
saya bayangkan. Saya lewati masa awal saya membuat pengalaman untuk
konferensi.
Sekarang konferensi Fa 2013 menjelang, kita semua diberi kesempatan
untuk meningkat. Apakah pengalaman teman-teman disimpan sendiri
untuk dibawa sampai mencapai kesempurnaan? Ayolah berbagi! Setelah
masa pelurusan Fa berakhir kita tidak akan bisa bertemu lagi.
Sekedar berbagi pengalaman yang dangkal.
Topik Hangat Mengirimkan Email Klarifikasi ke
China
Saya sharing sedikit. Saat pertama saya berpartisipasi mengirimkan
email klarifikasi ke daratan China - tidak ada hambatan berarti.
Setiap ada materi klarifikasi baru saya bisa unduh dan kirim.
Ada teman praktisi bertanya, "Dek, apa bisa mengirimkan email? Saya
tidak bisa kirim.” Tanpa berpikir lebih jauh saya katakan, ”Bisa
kok!” Kemudian lama saya tidak bertanya masalah mengirimkan email
lagi. Seiring waktu berlalu tiba-tiba bulan Mei kemarin saya tidak
bisa mengirimkan email. Saya terus mencoba dengan subjek dan
lampiran yang berbeda hasilnya tetap tidak bisa mengirim.
Saya mencoba mengirimkan manual tetapi emailnya balik lagi. Saya
sharing dengan teman. Dia berkata, ”Kalau email tidak bisa
terkirim, sini saya yang mengirimkan.” Saya pikir kalau email-emali
ini merupakan tanggung jawab saya, jadi saya yang harus
mengirimkan. Saya terus mencoba tetapi hasilnya tetap saja tidak
bisa terkirim. Saya berkata dalam hati, ”Wah...ini software harus
diganti. Kok tidak ada subjek baru ya, biasanya rekan A selalu
update subjek baru. Ini kok lama ya tidak diupdate?” Hati manusia
saya muncul dan tidak mencari ke dalam, pikiran lurus juga kurang.
Saya malah membenarkan kondisi ini. Saya berhenti mengirimkan email
dalam waktu lama. Sesaat kalau saya ingat baru saya mencoba lagi
tetapi hasilnya tetap saja kembali.
Setelah ada artikel pengalaman praktisi China di Minghui.org
‘Komputer Lama Kembali Berfungsi dengan Pikiran Lurus’ yang dikirim
rekan A, saya sedih dan merasa mendapat tamparan keras. Besok
paginya saya hidupkan laptop dengan perasaan yang tenang. Saya
membuka perangkat lunak dan mencoba mengirim email, saya terus
memancarkan pikiran lurus selama mengirim email-email itu. Dari
lima email yang saya kirimkan hanya satu yang bisa masuk.
Biasanya kalau sudah begini saya langsung mundur, tetapi waktu itu
saya mencoba dan terus mencoba lagi. Akhirnya kelima email bisa
terkirim. Saya kirim lagi dan terus memancarkan pikiran lurus.
Akhirnya dari lima saya bisa kirim 10 sampai 20. Disini saya pahami
kalau mengirimkan email ini juga tidak bisa asal-asalan, pikiran
lurus harus tetap dijaga. Setelah mencari ke dalam ternyata saya
menemukan selama ini saya menomor-duakan kirim email. Setiap saya
membuka laptop, saya membuka facebook dulu baru kirim email. Saya
tidak mendahulukan kirim email klarifikasi. Saya juga tersadarkan
dari artikel itu akan pentingnya memberi kesempatan atau membantu
para makhluk menentukan pilihan yang tepat. Ini sedikit sharing
dari saya. Mari gunakan kesempatan dan fasilitas yang ada dengan
baik. Kalau ada kekurangan, mohon ditunjukkan.
Bersambung ke:
Bagian 4
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org
Kategori: Meningkatkan Diri Sendiri