He Lizhong Disiksa di Penjara Wanita Provinsi Liaoning
(Minghui.org) He
Lizhong dari Kota Fushun, Provinsi Liaoning, secara ilegal dihukum
sembilan tahun penjara karena berlatih Falun Gong. Dia dibawa ke
Penjara Wanita Provinsi Liaoning pada 9 Januari 2007. He dianiaya
dengan sangat parah di dalam penjara.
He dipenjarakan di Bangsal No. 1.
Kepala bangsal, An Rui, dan kepala Tim No. 5, Zhu Yan, menghasut
sekelompok tahanan untuk menyiksa dia dengan tujuan supaya He
melepaskan keyakinannya. Para tahanan yang menyiksanya, yaitu
termasuk Liu Yan, Jing Wenli, Wang Shukun dan Jia Chunrong.
An Rui dan Zhu Yan mengganggu tidur He, memaksanya duduk di bangku kecil selama 19 jam sehari, dan mencegh dia mandi maupun membersihkan diri. Mereka kemudian memerintahkan para tahanan tersebut untuk menyiksa dirinya.
Jing Wenli memukulinya setiap hari hingga terlalu lelah untuk terus memukul. Tubuh He dipenuhi dengan memar, giginya longgar, dan akhirnya dia kehilangan 19 gigi. Suatu kali setelah Jing Wenli memukulinya dan kemudian duduk di kursi yang terbuat dari logam, kursi itu tiba-tiba jatuh, Jing Wenli jatuh ke tanah dan tidak bisa berdiri.
Meskipun Jing Wenli telah memukul dan menyiksa He, ketika dia terjatuh dan tidak bisa bergerak, He masih mencoba untuk membantunya berdiri. Namun, Jing Wenli masih terus memukuli He setiap hari setelah itu.
Ketika hari dingin, para tahanan tidak membolehkan He dan praktisi Falun Gong lainnya mengenakan jaket kapas. Para praktisi begitu kedinginan sampai mereka gemetaran.
Ketika makanan hangat datang, Jing Wenli menaruh makanan praktisi di luar jendela sampai menjadi dingin. Baru saat itulah dia membolehkan praktisi untuk makan. Jika praktisi menolak makan, Jing Wenli akan memaksa mereka makan.
Meskipun He disiksa, dia masih teguh pada keyakinannya. Suatu kali, para penjaga mengelilingi He dan praktisi lainnya. Salah satu praktisi mengatakan kepada penjaga, "Kami lebih baik mati daripada melepaskan keyakinan kami!" Seorang penjaga kemudian mengancam, "Saya tidak akan membiarkan Anda lolos!"
Penjaga itu kemudian memerintahkan tahanan Yu Hongling, Jing Wenli, Sun Xiaodong, Jia Chunrong dan lain-lain untuk masuk ke dalam kamar He. Mereka menanggalkan pakaiannya dan menulis beberapa kata kotor yang memfitnah Falun Gong dan pencipta Falun Gong.
Mereka bahkan menulis kata-kata fitnahan di sol sepatu He. Namun, taktik mereka tidak berhasil, karena He tetap teguh pada keyakinannya.
Personil penjara An Rui dan Zhu Yan memanfaatkan tahanan untuk menyiksa He selama lebih dari setahun, sampai Zhu Yan dipindahkan ke pos lain.
Latar Belakang
He mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1996, ketika dia menyadari bahwa Falun Gong adalah apa yang telah dia cari dalam seluruh hidupnya. Tiga tahun kemudian, pada tahun 1999, rezim komunis China mengeluarkan perintah untuk membasmi latihan ini, melancarkan penindasan paling kejam dalam sejarah manusia.
He ditangkap pada Juni 2001 oleh petugas dari Divisi No. 1 Departemen Kepolisian Kota Fushun karena mempertahankan keyakinannya. Dia dikirim ke Kamp Kerja Paksa Kota Fushun (juga disebut Kamp Kerja Paksa Wujiabaozi).
Setelah tiba di kamp kerja paksa, He melakukan mogok makan selama lebih dari 50 hari untuk memprotes penganiayaan. Dia kemudian dibebaskan, namun terpaksa meninggalkan rumahnya selama lebih dari 3 tahun untuk menghindari penangkapan.
Ketika He kembali ke rumah, dia ditangkap lagi dan dibawa ke Pusat Penahanan Kota Fushun. Dia melanjutkan mogok makan lagi. Dokter tidak bisa mengukur tekanan darah ataupun detak jantungnya, dan memaksanya untuk diinfus. Bahkan ketika kondisinya sudah kritis, polisi masih membuatnya terbaring di lantai beton yang dingin.
An Rui dan Zhu Yan mengganggu tidur He, memaksanya duduk di bangku kecil selama 19 jam sehari, dan mencegh dia mandi maupun membersihkan diri. Mereka kemudian memerintahkan para tahanan tersebut untuk menyiksa dirinya.
Jing Wenli memukulinya setiap hari hingga terlalu lelah untuk terus memukul. Tubuh He dipenuhi dengan memar, giginya longgar, dan akhirnya dia kehilangan 19 gigi. Suatu kali setelah Jing Wenli memukulinya dan kemudian duduk di kursi yang terbuat dari logam, kursi itu tiba-tiba jatuh, Jing Wenli jatuh ke tanah dan tidak bisa berdiri.
Meskipun Jing Wenli telah memukul dan menyiksa He, ketika dia terjatuh dan tidak bisa bergerak, He masih mencoba untuk membantunya berdiri. Namun, Jing Wenli masih terus memukuli He setiap hari setelah itu.
Ketika hari dingin, para tahanan tidak membolehkan He dan praktisi Falun Gong lainnya mengenakan jaket kapas. Para praktisi begitu kedinginan sampai mereka gemetaran.
Ketika makanan hangat datang, Jing Wenli menaruh makanan praktisi di luar jendela sampai menjadi dingin. Baru saat itulah dia membolehkan praktisi untuk makan. Jika praktisi menolak makan, Jing Wenli akan memaksa mereka makan.
Meskipun He disiksa, dia masih teguh pada keyakinannya. Suatu kali, para penjaga mengelilingi He dan praktisi lainnya. Salah satu praktisi mengatakan kepada penjaga, "Kami lebih baik mati daripada melepaskan keyakinan kami!" Seorang penjaga kemudian mengancam, "Saya tidak akan membiarkan Anda lolos!"
Penjaga itu kemudian memerintahkan tahanan Yu Hongling, Jing Wenli, Sun Xiaodong, Jia Chunrong dan lain-lain untuk masuk ke dalam kamar He. Mereka menanggalkan pakaiannya dan menulis beberapa kata kotor yang memfitnah Falun Gong dan pencipta Falun Gong.
Mereka bahkan menulis kata-kata fitnahan di sol sepatu He. Namun, taktik mereka tidak berhasil, karena He tetap teguh pada keyakinannya.
Personil penjara An Rui dan Zhu Yan memanfaatkan tahanan untuk menyiksa He selama lebih dari setahun, sampai Zhu Yan dipindahkan ke pos lain.
Latar Belakang
He mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1996, ketika dia menyadari bahwa Falun Gong adalah apa yang telah dia cari dalam seluruh hidupnya. Tiga tahun kemudian, pada tahun 1999, rezim komunis China mengeluarkan perintah untuk membasmi latihan ini, melancarkan penindasan paling kejam dalam sejarah manusia.
He ditangkap pada Juni 2001 oleh petugas dari Divisi No. 1 Departemen Kepolisian Kota Fushun karena mempertahankan keyakinannya. Dia dikirim ke Kamp Kerja Paksa Kota Fushun (juga disebut Kamp Kerja Paksa Wujiabaozi).
Setelah tiba di kamp kerja paksa, He melakukan mogok makan selama lebih dari 50 hari untuk memprotes penganiayaan. Dia kemudian dibebaskan, namun terpaksa meninggalkan rumahnya selama lebih dari 3 tahun untuk menghindari penangkapan.
Ketika He kembali ke rumah, dia ditangkap lagi dan dibawa ke Pusat Penahanan Kota Fushun. Dia melanjutkan mogok makan lagi. Dokter tidak bisa mengukur tekanan darah ataupun detak jantungnya, dan memaksanya untuk diinfus. Bahkan ketika kondisinya sudah kritis, polisi masih membuatnya terbaring di lantai beton yang dingin.
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org