(Minghui.org) Pada 24 dan 25 Agustus 2013, praktisi Falun Gong dari Taiwan mengadakan kegiatan untuk menyerukan kepada masyarakat agar membantu menghentikan kekejaman pengambilan organ secara paksa di China. Untuk menggambarkan betapa seriusnya masalah tersebut, praktisi memperagakan pengambilan organ praktisi Falun Gong yang dipenjara di China dan mengumpulkan tanda tangan dari para pejalan kaki.

Kegiatan pada 24 Agustus diadakan di depan pintu masuk Taman Hutan Da’an. Banyak orang terkejut atas kebrutalan dari penganiayaan Falun Gong di China. Para penumpang bus memfoto dan merekam video, sedangkan para pengemudi menandatangani petisi.

Cai Shouren (pria), seorang praktisi yang mengkoordinir kegiatan tersebut mengatakan bahwa ketika dia memohon ijin untuk kegiatan ini, para pejabat pemerintahan kota sangat mendukung, dan berharap semoga praktisi berhasil.

Banyak turis China terkejut melihat sekelompok praktisi Falun Gong mengadakan kegiatan publik tersebut. Banyak dari mereka berhenti dan berbicara dengan praktisi dan membaca materi informasi.

Memperagakan kekejaman pengambilan organ di depan Taman Hutan Da’an






Orang-orang membaca materi informasi dan menandatangani petisi

Dalam 10 tahun terakhir, banyak warga Taiwan telah pergi ke China untuk operasi transplantasi organ. Mereka takjub karena China “sangat efisien”. Beberapa dokter China melakukan lebih dari 200 operasi dalam setahun, dan pasien bisa memperoleh lebih dari 1 ginjal transplantasi dalam waktu yang sangat singkat. Banyak dokter Taiwan mencurigai keberadaan bank organ hidup dalam skala besar untuk pasar.

Seorang penduduk setempat yang berumur 50 tahun mengatakan kepada praktisi bahwa salah satu kerabatnya melakukan transplantasi hati di China. Pada awalnya, rumah sakit mengatakan padanya bahwa tidak ada persediaan hati. Namun, setelah membayar 2 juta yuan, rumah sakit mengatakan bahwa sebuah hati yang cocok dengan jenis darahnya sudah tersedia.

Banyak orang mengungkapkan kemarahan atas kekejaman pengambilan organ dan menyemangati praktisi untuk mengadakan lebih banyak kegiatan publik. Beberapa orang mengusulkan agar pemerintah Taiwan harus membuat undang-undang yang mencegah terjadinya transplantasi organ secara ilegal, dan media Taiwan harus melaporkan masalah ini secara mendalam.

Mengumpulkan Tanda Tangan di Distrik Bisnis Chunghsiao Tunglu Road













Mengumpulkan tanda tangan di Chunghsiao Tunglu Road

Selama aktivitas di Chunghsiao Tunglu Road pada 25 Agustus, seorang turis China berumur 91 tahun mengatakan kepada praktisi bahwa dia dianiaya oleh Partai Komunis China saat Revolusi Besar Kebudayaan, dan dia tahu Falun Dafa dianiaya secara tidak adil. Dia mengeluarkan paspornya dan meminta praktisi untuk mencatat nama aslinya pada petisi, menunjukkan bahwa dia tidak takut dan secara terbuka menentang rejim Komunis. Praktisi menyemangati dia agar sendiri menandatangani petisi. Meskipun tangannya gemetar (karena sudah tua), dia menulis namanya dengan perlahan dan teliti pada petisi.

Seorang murid sekolah dasar dari China terkejut melihat foto-foto mengenai kekejaman penganiayaan tersebut. Dia bertanya pada praktisi apakah itu sungguh terjadi. Setelah berbicara dengan praktisi, dia memutuskan untuk mundur dari Liga Pemuda Komunis. “Kami tidak suka partai komunis,” katanya: “Saya ingin mundur dari organisasi komunis, karena saya tidak ingin dianggap sebagai salah satu dari mereka.”

Selama kegiatan berlangsung, banyak turis dari seluruh dunia mempelajari fakta tentang penganiayaan dan menandatangani petisi. Banyak dari mereka mengambil materi klarifikasi dan berkata akan menceritakan kepada teman-teman dan keluarga mereka tentang apa yang telah mereka ketahui.

Chinese version click here
English version click here