(Minghui.org) Suatu kali, tubuh terasa tidak nyaman, sedang membayar karma, kebetulan praktisi A datang, saya bermaksud berbagi dengannya, membantu saya mencari penyebab. Praktisi A berkata: “Eh, lengan saya sudah sakit beberapa hari, kamu tanya saya? Saya nyaris tidak kuat berlatih memeluk roda, saya selalu tidak dapat memcari penyebabnya, bagaiman membantu kamu?” Hari kedua, praktisi B datang berkunjung, saya menyinggung masalah ini lagi, B berkata: “Aih, belakangan ini kondisi saya kurang bagus, kebetulan mau minta kamu membantu saya memahaminya.” Ketika dalam hati sedang kecewa, mendadak teringat sebuah masalah: “Mengapa ketika saya meminta bantuan orang lain, rekan praktisi selalu menghindari masalah saya, dan malah menceritakan masalah diri sendiri? Ini bukankah penampilan diri sendiri? Sebuah keegoisan?”

Saya juga mengingat, ada banyak kali, rekan praktisi saat melewati ujian mencari saya untuk berdiskusi, saya bukannya berpijak pada rekan praktisi, secara tenang mendengarkan kata-katanya hingga selesai, kemudian membantu rekan praktisi meningkat dalam Fa, menerobos melewati ujian, melainkan rekan praktisi baru bicara beberapa patah kata, saya sudah memotongnya, bukankah saya sedang berebut berbicara, dan buru-buru ingin menceritakan masalah diri sendiri, mengesampingkan masalah yang rekan praktisi ungkapkan. Terutama ketika ada rekan praktisi yang sedang membayar karma meminta saya membantunya memahami, Saya lalu berkata: “Aiya, kondisi saya juga demikian, sudah berlangsung beberapa hari, juga tidak berhasil menerobosnya.” Berbicara ke sana ke sini, malah berbalik rekan praktisi yang membantu saya memahaminya.

Ada juga suatu penampilan yakni: ketika kondisi diri sendiri sedang bagus, terhadap rekan praktisi yang sedang susah bukannya berusaha memahami, merasa simpati, malah merasa diri sendiri lebih tinggi darinya, nada bicara juga agak keras, menggunakan Fa Guru untuk, “memberi penerangan” terhadap rekan praktisi, menanyakan kembali juga sering, misalnya: “Kamu telah berkultivasi demikian lama, bagaimana bisa membuat kesalahan yang demikian mendasar? Mana boleh begitu……” Mengkritik dengan nada tinggi. Dalam banyak kondisi, demikian bukan saja tidak bisa membantu rekan praktisi, kemungkinan masih mendorongnya ke bawah. Sebenarnya, dalam proses membantu rekan praktisi juga adalah proses mengultivasi diri sendiri, dengan tulus berpikir demi rekan praktisi, bukan menggunakan kesempatan ini, membanggakan diri sendiri, mengabaikan masalah yang rekan praktisi ungkapkan, ini benar-benar adalah sebuah taraf. Kehidupan alam semesta baru tidak seharusnya berpenampilan demikian.

Seorang rekan ptaktisi menceritakan sebuah hal: Di dalam kelompok kecil belajar mereka ada seorang rekan praktisi tua, semua beranggapan dia berkultivasi dengan baik, wajahnya putih bersih, berpenampilan sangat muda. Tetapi, beberapa waktu yang lalu, ketika rekan praktisi tua selesai belajar Fa, selalu berkata pandangan matanya buram, melihat benda tidak jelas, meminta semua membantunya untuk memahami. Namun, setiap kali dia menyinggung masalah ini, tidak ada yang peduli, selalu masing-masing menceritakan masalah diri sendiri, selalu ingin diri sendiri sebagai poros, dan menceritakan masalah apa yang diri sendiri ketahui, atau menceritakan ketika dalam kebigungan melewati ujian, kadangkala masih berdebat dengan suara keras. Rekan praktisi tua bicaranya juga lamban, akhirnya melihat tidak ada orang yang memedulikanya, tidak berkata apa-apa lagi, hanya berdiam diri. Ada kalanya, pulang lebih dulu. Namun, tiba-tiba pada suatu hari, mendengar rekan praktisi tua itu masuk rumah sakit. Lewat beberapa waktu, mendengar imfomasi bahwa dia tidak berkultivasi lagi.

Sampai waktu itu, semua baru tersentuh dan menyadari: Kita semua terlalu egois, ketika rekan praktisi lama menyinggung masalah pandangan matanya yang buram, siapa yang benar-benar memerhatikannya? Siapa yang secara tulus berpijak di atas Fa membantunya melewati? Setelah selesai belajar Fa, selalu saja dia berbicara, saya berbicara, sangat ribut. Rekan praktisi tua tidak mempunyai peluang untuk berbicara, melihat tidak ada orang yang memedulikanya, merasa diri sendiri tidak bagus berkultivasi, tidak bisa melewati karma penyakit, jadi pergi meninggalkan kelompok kecil. Ketika itu, kejahatan melihat dengan sangat jelas, jadi lebih menganiayanya, menarik dia turun dari kesatuan tubuh.

Berbagi dengan dua orang juga boleh, beberapa orang juga boleh, jangan menganggap diri sendiri terlalu penting, selalu berpikir diri sendiri, dan mengabaikan rekan praktisi, itu adalah egois. Ketika rekan praktisi menyinggung masalah proyek atau karma penyakit, dan membutuhkan bantuan kita, benar-benar harus dengan tenang mendengarkannya, dan berpikir secara tenang, jangan memutuskannya, jangan merebut berbicara, jangan telinga sedang mendengarkan cerita rekan praktisi, dalam hati sedang bepikir masalah diri sendiri. Jika bisa berhasil mencapainya, tidak peduli berapa banyak kita membantu rekan praktisi, atau bahkan hanya sedikit saja membantu, itu adalah penampilan tanpa egois.


Chinese version click here