Melangkah Setiap Langkah Dengan Baik Di Jalur Kembali Ke Jati Diri
(Minghui.org)
Saya adalah praktisi Dafa berusia 35 tahun. Saya telah berlatih
Dafa selama 14 tahun sejak awal 1999. Dalam kehidupan sehari-hari,
melalui belajar Fa terus menerus dan berkultivasi, saya menjadi
makin teguh berkultivasi dan makin mantap di jalan dewa ini.
1. Saya Berada di Sini
untuk Berkultivasi, Bukan Dianiaya oleh Partai Jahat
Saya pertama mengenal Zhuan Falun pada 1997. Saat itu saya berusia 19 tahun dan bekerja di Beijing. Orangtua saya sudah berlatih Dafa, ibu memberi Zhuan Falun kepada saya untuk dibawa dan dibaca ketika ada waktu. Tetapi, saya tidak melakukannya sama sekali.
Pada saat itu, saya sering mengalami keram yang parah saat menstruasi. Tetapi setelah bekerja di Beijing, kramnya berhenti. Kemudian, saya menyadari ini karena saya membawa buku Zhuan Falun. Guru telah mengurus saya bahkan sebelum saya mulai berkultivasi dan tubuh saya mulai dimurnikan.
Pada musim semi 1999, saya berhenti bekerja di luar kota. Ketika itu saya mulai berkultivasi. Saya belajar Fa dan melakukan latihan bersama orangtua saya dan kadang kala menemani mereka untuk menyebarkan latihan ini.
Beberapa bulan kemudian setelah berkultivasi Dafa, penganiayaan dimulai. Saya pikir, ”Fa ini begitu bagus, tetapi Partai Komunis China (PKC) tidak mengijinkan orang untuk berlatih, yang berlatih dikirim ke kamp kerja paksa dan divonis di pengadilan. Partai itu begitu jahat.” Saat itu dengan naif saya percaya mungkin partai tidak mengerti Dafa. Tetapi tidak ada seorangpun bisa menghentikan saya berlatih Dafa. Saya tidak pernah melepaskan kultivasi dan terus berlatih Dafa dengan rajin. Pada saat bersamaan, saya mengklarifikasi fakta Dafa kepada teman-teman saya.
Melalui belajar Fa terus menerus, saya menyadari bahwa kita sebagai pengikut Dafa datang dengan membawa misi. Tidak hanya mengkultivasi diri sendiri, kita juga harus meluruskan Fa dan menyelamatkan orang-orang yang pikirannya diracuni oleh kebohongan PKC jahat.
Saya punya satu pikiran kuat bahwa saya berada di sini untuk berkultivasi dan membantu Guru dalam pelurusan Fa. Saya tidak berada di sini untuk dianiaya oleh PKC. Selama saya melakukan sesuatu dengan lurus dan hati saya juga lurus, kejahatan tidak dapat menyentuh saya. Guru mengurus saya dan selain Guru, orang lain tidak boleh yang menentukan jalan saya.
Dari 1999 sampai 2002, saya berkultivasi dengan percaya pada Guru dan Fa. Tentu, ada banyak tingkatan dalam kepercayaan ini. Dengan berkultivasi terus menerus, kepercayaan ini menjadi makin kuat. Jika seseorang tidak rajin, kepercayaannya akan makin melemah. Seseorang tidak boleh pasif dalam berkultivasi.
2. Bagaimana Saya Menghadapi Karma Penyakit Anak Saya
Saya menikah pada Februari 2003, maka memulai babak baru dalam hidup saya dan membuat banyak terobosan di dalam kultivasi. Maret tahun berikutnya, saya melahirkan seorang putra. Putra saya ikut belajar Fa dan melakukan latihan Gong. Saya menghapalkan Hong Yin dan menyanyikan lagu-lagu Dafa untuknya setiap hari.
Putra saya harus mengatasi berbagai karma penyakit berulang kali. Karena kami masih memiliki keterikatan emosional padanya, keteguhan kami goyah ketika ia mengatasi karma penyakit. Tetapi saya telah menyaksikan keindahan Dafa pada putra saya berkali-kali. Kejadian ini makin menguatkan kepercayaan bahwa jalan yang saya tempuh adalah yang terbaik dan paling lurus.
Ketika putra saya berusia satu tahun, ia menderita demam tinggi. Tetapi, saya teguh percaya pada apa yang Guru katakan, ”Ketika seseorang memperoleh Fa, seluruh keluarganya akan mendapatkan manfaat.” (“Ceramah Fa dan Menjawab Pertanyaan di Jinan”) dan. “Cahaya Buddha menerangi seluruh penjuru, menegakkan kebenaran memberi penerangan.” (Falun Gong)
Putra saya adalah pengikut muda Dafa dan Guru pasti akan mengurusnya. Saya memutarkan ceramah Guru, membacakan Zhuan Falun dan melafalkan Hong Yin untuknya. Saya juga memancarkan pikiran lurus padanya, bahkan ketika saya berbaring di sisinya. Putra saya sembuh tanpa memerlukan obat-obatan atau injeksi. Saya mengingat apa yang Guru katakan,
Saya pertama mengenal Zhuan Falun pada 1997. Saat itu saya berusia 19 tahun dan bekerja di Beijing. Orangtua saya sudah berlatih Dafa, ibu memberi Zhuan Falun kepada saya untuk dibawa dan dibaca ketika ada waktu. Tetapi, saya tidak melakukannya sama sekali.
Pada saat itu, saya sering mengalami keram yang parah saat menstruasi. Tetapi setelah bekerja di Beijing, kramnya berhenti. Kemudian, saya menyadari ini karena saya membawa buku Zhuan Falun. Guru telah mengurus saya bahkan sebelum saya mulai berkultivasi dan tubuh saya mulai dimurnikan.
Pada musim semi 1999, saya berhenti bekerja di luar kota. Ketika itu saya mulai berkultivasi. Saya belajar Fa dan melakukan latihan bersama orangtua saya dan kadang kala menemani mereka untuk menyebarkan latihan ini.
Beberapa bulan kemudian setelah berkultivasi Dafa, penganiayaan dimulai. Saya pikir, ”Fa ini begitu bagus, tetapi Partai Komunis China (PKC) tidak mengijinkan orang untuk berlatih, yang berlatih dikirim ke kamp kerja paksa dan divonis di pengadilan. Partai itu begitu jahat.” Saat itu dengan naif saya percaya mungkin partai tidak mengerti Dafa. Tetapi tidak ada seorangpun bisa menghentikan saya berlatih Dafa. Saya tidak pernah melepaskan kultivasi dan terus berlatih Dafa dengan rajin. Pada saat bersamaan, saya mengklarifikasi fakta Dafa kepada teman-teman saya.
Melalui belajar Fa terus menerus, saya menyadari bahwa kita sebagai pengikut Dafa datang dengan membawa misi. Tidak hanya mengkultivasi diri sendiri, kita juga harus meluruskan Fa dan menyelamatkan orang-orang yang pikirannya diracuni oleh kebohongan PKC jahat.
Saya punya satu pikiran kuat bahwa saya berada di sini untuk berkultivasi dan membantu Guru dalam pelurusan Fa. Saya tidak berada di sini untuk dianiaya oleh PKC. Selama saya melakukan sesuatu dengan lurus dan hati saya juga lurus, kejahatan tidak dapat menyentuh saya. Guru mengurus saya dan selain Guru, orang lain tidak boleh yang menentukan jalan saya.
Dari 1999 sampai 2002, saya berkultivasi dengan percaya pada Guru dan Fa. Tentu, ada banyak tingkatan dalam kepercayaan ini. Dengan berkultivasi terus menerus, kepercayaan ini menjadi makin kuat. Jika seseorang tidak rajin, kepercayaannya akan makin melemah. Seseorang tidak boleh pasif dalam berkultivasi.
2. Bagaimana Saya Menghadapi Karma Penyakit Anak Saya
Saya menikah pada Februari 2003, maka memulai babak baru dalam hidup saya dan membuat banyak terobosan di dalam kultivasi. Maret tahun berikutnya, saya melahirkan seorang putra. Putra saya ikut belajar Fa dan melakukan latihan Gong. Saya menghapalkan Hong Yin dan menyanyikan lagu-lagu Dafa untuknya setiap hari.
Putra saya harus mengatasi berbagai karma penyakit berulang kali. Karena kami masih memiliki keterikatan emosional padanya, keteguhan kami goyah ketika ia mengatasi karma penyakit. Tetapi saya telah menyaksikan keindahan Dafa pada putra saya berkali-kali. Kejadian ini makin menguatkan kepercayaan bahwa jalan yang saya tempuh adalah yang terbaik dan paling lurus.
Ketika putra saya berusia satu tahun, ia menderita demam tinggi. Tetapi, saya teguh percaya pada apa yang Guru katakan, ”Ketika seseorang memperoleh Fa, seluruh keluarganya akan mendapatkan manfaat.” (“Ceramah Fa dan Menjawab Pertanyaan di Jinan”) dan. “Cahaya Buddha menerangi seluruh penjuru, menegakkan kebenaran memberi penerangan.” (Falun Gong)
Putra saya adalah pengikut muda Dafa dan Guru pasti akan mengurusnya. Saya memutarkan ceramah Guru, membacakan Zhuan Falun dan melafalkan Hong Yin untuknya. Saya juga memancarkan pikiran lurus padanya, bahkan ketika saya berbaring di sisinya. Putra saya sembuh tanpa memerlukan obat-obatan atau injeksi. Saya mengingat apa yang Guru katakan,
“....jika
kamu adalah kultivator Dafa yang bertekad, kamu akan mengerti bahwa
tiap orang memilikinya nasibnya sendiri dan masalah-masalah yang
tidak seharusnya terjadi tidak akan diperkenankan terjadi begitu
saja.” (“Ceramah Fa di Konferensi Fa di Australia”)
Suatu kali, wajah putra saya
membengkak sangat besar. Neneknya (yang belum menjadi praktisi)
berkeras membawanya ke rumah sakit. Saya berkata, ”Tidak perlu
pergi (ke rumah sakit). Guru mengurusnya. Jika ia sembuh, kamu
seharusnya yakin Falun Dafa adalah Fa Buddha sejati.” Saya
perhatikan, bilamana hati saya melemah, wajah putra saya akan makin
membengkak. Tetapi ketika hati saya tenang, ia akan menjadi lebih
baik. Dafa hanya ditujukan pada keterikatan manusia kita, dalam
segala situasi, segalanya tergantung di mana kita menaruh hati
kita.
Putra saya mulai masuk playgroup ketika berumur tiga tahun. Semua anak-anak di playgroup sering menderita sakit, tetapi putra saya tidak pernah sakit sekalipun dalam tiga tahun di playgroup. Kebanyakan guru-guru di sekolah memahami fakta kebenaran Dafa dan telah mundur dari keanggotaan Partai Komunis China.
Suatu kali, ketika saya memancarkan pikiran lurus pada pukul 18.00, putra saya yang sedang bermain sendirian menumpahkan air panas di kakinya. Ia menangis sangat kencang. Saya berkata padanya, ”Ayo, mama putarkan ceramah Guru untuk didengarkan.” Saya menaruhnya di ranjang dan memutarkan ceramah. Bahkan sebelum saya mulai memutarkannya, putra saya tiba-tiba berkata, ”Mama, kaki saya tidak sakit lagi.” Saya melakukan heshi (mengatupkan kedua tangan di depan dada) kepada Guru dan dalam hati berulang-ulang berkata, ”Terima kasih Guru, terima kasih Guru.”
Saya menjalani berbagai cobaan yang menyangkut kesehatan putra saya. Saya selalu mengingat kata-kata Guru, ”..saat sanak keluarga dan handai tolan mengalami penderitaan, apakah hati anda tak terusik...,” (Zhuan Falun)
Kadang ketika saya melihat putra saya sangat tidak nyaman, saya juga menjadi khawatir. Tetapi saya tahu Guru memperhatikannya, sehingga saya tidak takut. Saya percaya pada Falun Dafa. Dengan teguh percaya pada Guru dan Fa, tidak ada kesengsaraan yang tidak bisa kami atasi.”
Putra saya sekarang berusia sembilan tahun. Ia sangat sehat dan tidak pernah sakit. Saya tahu ini diberikan oleh Guru.
3. Mengatasi Ujian Emosi atas Kesalahan Suami Saya
Suami saya gemar bermain mahjong. Bilamana ada waktu bebas di rumah, selain makan dan tidur, ia pergi ke rumah mahjong dan tinggal di sana selama 8-9 jam. Tidak ada cara untuk mengontrol kelakuannya dan saya sering menangis karenanya.
Perlahan-lahan, saya menjadi tenang dan menyadari bahwa saya terlalu terikat. Jika memang dia seperti ini, jadi mengapa saya begitu bersikeras untuk merubahnya? Saya berada di sini untuk berkultivasi, bukan menjalani kehidupan manusia biasa. Saya mulai belajar untuk melepas. Selagi ia terus bermain mahjong, saya terus belajar Fa. Saya tidak lagi peduli jika ia tidak pulang dan terus fokus pada belajar Fa. Lama-kelamaan, saya tidak lagi marah ketika ia pergi main mahjong.
Saya merasa kultivasi sungguh bagus. Jika saya tidak belajar Fa, mungkin tidak bisa melewati masa-masa yang berat ini. Tidak hanya saya tidak boleh marah pada suami, saya juga harus menyelamatkannya. Saya akan menemukan kesempatan untuk memberi tahu dia (jika ia berbuat salah) bahwa, ”Saya telah belajar untuk tidak marah dan alasannya adalah karena saya berlatih Dafa. Guru mengajarkan saya untuk menjadi orang baik dan memandang orang-orang serta situasi dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Kamu harus memahami Dafa adalah bagus.” Secara teratur, saya juga memutarkan lagu yang diciptakan oleh pengikut Dafa dan Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis di rumah, yang memberi banyak manfaat baginya.
Tahun itu, video ceramah Guru “Ceramah Fa kepada praktisi Australia” diterbitkan. Saya sering menonton dan air mata saya berlinang ketika menonton sampai akhir. Saya selalu mengingat ekspresi belas kasih Guru. Ketika Guru menaruh microphone dan kemudian mengangkatnya lagi, saya mengerti bahwa “seseorang harus melepaskan benda-benda manusia untuk memperoleh benda-benda dewa.”
Setelah beberapa tahun kultivasi, keterikatan emosi saya pada suami berkurang. Meski ia masih suka bermain mahjong, kami masih memiliki hubungan cukup baik selama beberapa tahun menikah. Tetapi ketika putra saya berumur 3 tahun, suami makin dingin terhadap saya dan jarang berada di rumah. Suatu malam ia tidak pulang sama sekali. Ketika saya tanya, ia menggunakan berbagai alasan untuk menghindar, sehingga saya berhenti menanyakannya. Saya tidak memikirkannya lebih lanjut. Sampai ketika ia tidak pulang rumah selama tiga hari tiga malam dan saya tidak bisa menghubunginya karena ponselnya dimatikan, baru saya menyadari ada yang salah. Sebagai pengikut Dafa, saya bertanya-tanya apa yang harus saya lakukan? Fa Guru tercetus di benak saya:
Putra saya mulai masuk playgroup ketika berumur tiga tahun. Semua anak-anak di playgroup sering menderita sakit, tetapi putra saya tidak pernah sakit sekalipun dalam tiga tahun di playgroup. Kebanyakan guru-guru di sekolah memahami fakta kebenaran Dafa dan telah mundur dari keanggotaan Partai Komunis China.
Suatu kali, ketika saya memancarkan pikiran lurus pada pukul 18.00, putra saya yang sedang bermain sendirian menumpahkan air panas di kakinya. Ia menangis sangat kencang. Saya berkata padanya, ”Ayo, mama putarkan ceramah Guru untuk didengarkan.” Saya menaruhnya di ranjang dan memutarkan ceramah. Bahkan sebelum saya mulai memutarkannya, putra saya tiba-tiba berkata, ”Mama, kaki saya tidak sakit lagi.” Saya melakukan heshi (mengatupkan kedua tangan di depan dada) kepada Guru dan dalam hati berulang-ulang berkata, ”Terima kasih Guru, terima kasih Guru.”
Saya menjalani berbagai cobaan yang menyangkut kesehatan putra saya. Saya selalu mengingat kata-kata Guru, ”..saat sanak keluarga dan handai tolan mengalami penderitaan, apakah hati anda tak terusik...,” (Zhuan Falun)
Kadang ketika saya melihat putra saya sangat tidak nyaman, saya juga menjadi khawatir. Tetapi saya tahu Guru memperhatikannya, sehingga saya tidak takut. Saya percaya pada Falun Dafa. Dengan teguh percaya pada Guru dan Fa, tidak ada kesengsaraan yang tidak bisa kami atasi.”
Putra saya sekarang berusia sembilan tahun. Ia sangat sehat dan tidak pernah sakit. Saya tahu ini diberikan oleh Guru.
3. Mengatasi Ujian Emosi atas Kesalahan Suami Saya
Suami saya gemar bermain mahjong. Bilamana ada waktu bebas di rumah, selain makan dan tidur, ia pergi ke rumah mahjong dan tinggal di sana selama 8-9 jam. Tidak ada cara untuk mengontrol kelakuannya dan saya sering menangis karenanya.
Perlahan-lahan, saya menjadi tenang dan menyadari bahwa saya terlalu terikat. Jika memang dia seperti ini, jadi mengapa saya begitu bersikeras untuk merubahnya? Saya berada di sini untuk berkultivasi, bukan menjalani kehidupan manusia biasa. Saya mulai belajar untuk melepas. Selagi ia terus bermain mahjong, saya terus belajar Fa. Saya tidak lagi peduli jika ia tidak pulang dan terus fokus pada belajar Fa. Lama-kelamaan, saya tidak lagi marah ketika ia pergi main mahjong.
Saya merasa kultivasi sungguh bagus. Jika saya tidak belajar Fa, mungkin tidak bisa melewati masa-masa yang berat ini. Tidak hanya saya tidak boleh marah pada suami, saya juga harus menyelamatkannya. Saya akan menemukan kesempatan untuk memberi tahu dia (jika ia berbuat salah) bahwa, ”Saya telah belajar untuk tidak marah dan alasannya adalah karena saya berlatih Dafa. Guru mengajarkan saya untuk menjadi orang baik dan memandang orang-orang serta situasi dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Kamu harus memahami Dafa adalah bagus.” Secara teratur, saya juga memutarkan lagu yang diciptakan oleh pengikut Dafa dan Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis di rumah, yang memberi banyak manfaat baginya.
Tahun itu, video ceramah Guru “Ceramah Fa kepada praktisi Australia” diterbitkan. Saya sering menonton dan air mata saya berlinang ketika menonton sampai akhir. Saya selalu mengingat ekspresi belas kasih Guru. Ketika Guru menaruh microphone dan kemudian mengangkatnya lagi, saya mengerti bahwa “seseorang harus melepaskan benda-benda manusia untuk memperoleh benda-benda dewa.”
Setelah beberapa tahun kultivasi, keterikatan emosi saya pada suami berkurang. Meski ia masih suka bermain mahjong, kami masih memiliki hubungan cukup baik selama beberapa tahun menikah. Tetapi ketika putra saya berumur 3 tahun, suami makin dingin terhadap saya dan jarang berada di rumah. Suatu malam ia tidak pulang sama sekali. Ketika saya tanya, ia menggunakan berbagai alasan untuk menghindar, sehingga saya berhenti menanyakannya. Saya tidak memikirkannya lebih lanjut. Sampai ketika ia tidak pulang rumah selama tiga hari tiga malam dan saya tidak bisa menghubunginya karena ponselnya dimatikan, baru saya menyadari ada yang salah. Sebagai pengikut Dafa, saya bertanya-tanya apa yang harus saya lakukan? Fa Guru tercetus di benak saya:
“Sebagai
seorang yang Xiulian, segala kerisauan yang dialami di tengah
manusia biasa adalah menjalani cobaan; segala pujian yang dialami
adalah ujian.” (“Orang Xiulian Secara Alami Berada di Dalamnya,”
Petunjuk Penting untuk Gigih Maju)
Saya berkata dalam hati: ”Kamu
adalah praktisi Dafa, tidak hanya harus mengkultivasi diri sendiri
dengan baik, kamu juga harus menyelamatkan makhluk hidup. Apapun
yang terjadi, kamu tidak boleh cerai.” Jalan yang diambil pengikut
Dafa sekarang akan menjadi referensi bagi orang-orang di masa
depan. Semua kerabat dan teman-teman baik tahu saya berlatih Dafa.
Jika saya bercerai, bukankah ini memalukan Dafa? Menyelamatkan
orang-orang sudah cukup sulit, jika ini menyebabkan mereka makin
salah paham terhadap Dafa bukankah saya menjadi berdosa? Jika saya
pertimbangkan hal ini berdasarkan Fa, situasi ini disebabkan
hubungan karma kami. Terjadi karena karma saya dan makin menjadi
untuk membantu saya untuk menyingkirkan keterikatan nafsu saya.
Saya tahu keterikatan pada emosi dan keinginan kuat serta
keterikatan emosi pada suami saya juga kuat. Kekuatan lama
memanfaatkan celah ini dan hendak menghancurkan dia dan saya.
Saya harus mengatasi situasi ini dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar yang diajarkan Dafa. Jadi saya memutuskan untuk berlatih Sabar. Saya mengingat apa yang Guru katakan,
Saya harus mengatasi situasi ini dengan prinsip Sejati-Baik-Sabar yang diajarkan Dafa. Jadi saya memutuskan untuk berlatih Sabar. Saya mengingat apa yang Guru katakan,
“Kesabaran
adalah kunci untuk meningkatkan Xinxing. Bersabar dengan marah dan
benci, merasa dipersalahkan, menahan air mata, itu adalah bentuk
kesabaran dari seorang manusia biasa yang terikat oleh rasa
khawatir. Sama sekali tidak timbul marah dan benci, tidak merasa
dipersalahkan barulah merupakan kesabaran dari orang Xiulian.”
(“Apa yang Dimaksud Kesabaran” Petunjuk Penting untuk Gigih
Maju)
Saya berlaku seperti tidak ada
apa-apa dan melakukan kegiatan sehari-hari: membersihkan rumah,
mengurus dengan baik putra saya dan belajar Fa lebih rajin.
Pada hari keempat suami pulang ke rumah. Saya tidak menanyainya lebih lanjut, karena tahu ia juga menderita. Saya menaruh Fa Guru dalam hati saya: ”....dengan hatimu tak tergerak baru dapat mengatasi semua situasi.” (“Menyingkirkan Keterikatan Terakhir,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju II). Saya percaya kebenaran akan diungkapkan pada waktu yang tepat. Selama hari-hari itu pikiran saya sangat jernih, tetapi hati saya sakit sekali. Saya tahu jika hendak berjalan dengan baik di jalur kultivasi ini, saya harus bisa menanggung penderitaan ini.
Tidak lama sesudahnya, suatu malam ketika teleponnya tidak berhenti berdering. Ia tidak menjawab dan saya tahu ia tidak berani menjawab di depan saya. Saya berkata, ”Biar saya jawab untuk kamu.” Ia setuju. Ketika saya jawab teleponnya, ada wanita di ujung sana. Ia berkata tidak mau berbicara dengan saya dan hanya mau berbicara dengan suami saya. Saya memberikan telepon kepada suami saya dan ia dengan marah menutup telepon itu. Karena kami saling duduk berhadapan di sofa, saya dengan tenang menanyakannya, ”Karena sudah sampai di sini, mengapa kamu tidak bicara terus terang pada saya. Mengapa kamu tidak mengutarakan pikiran kamu?” Melihat saya tidak mencari gara-gara atau menyalahkannya, suami menjadi makin percaya dan terbuka. Ia berkata, ”Asal kamu berhenti belajar Fa, saya juga berhenti bermain mahjong. Kita akan memiliki hidup yang baik bersama-sama dan saya akan berkomitmen untuk mencari uang bagi keluarga kita.”
Tanpa banyak berpikir saya berkata, ”Saya belajar Fa dan menjadi orang baik, ini tidak mengganggu hubungan kita. Jika kamu merasa tidak tahan hidup bersama saya, saya akan setuju untuk bercerai. Fa ini begitu bagus, saya akan menjalankannya seumur hidup.”
Saat itu, saya merasa seperti bom nuklir meledak di tubuh saya. Tiba-tiba, satu ledakan yang benar-benar saya alami. Selama beberapa tahun berkultivasi, saya tidak bisa melihat apapun dengan Tianmu (mata ketiga) saya, jadi bilamana merasa melakukan hal yang benar, rasa hangat menyebar di tubuh saya. Saya tidak akan pernah melupakan perasaan hari itu dan saya tahu saat itu telah melakukan hal yang benar.
Saya tidak pernah menyesal atas pilihan saya, karena bisa berkultivasi adalah keberuntungan terbesar saya. Semua ketenaran, keuntungan materi dan emosi di dunia ini, termasuk keluarga dan putra saya, tidak bisa menjadi alasan untuk menghentikan kultivasi saya. Kenyataannya, Guru tidak ingin kita meninggalkan keluarga setelah berkultivasi. Tidak seperti itu. Sebaliknya, Guru ingin kita menjadi orang baik dalam segala situasi. Kita harus menghormati orang tua, membesarkan anak dengan baik dan memperlakukan semua orang dengan belas kasih. Hanya satu hal, dalam prosesnya, kita harus mengkultivasi hati kita dan tidak dikontrol oleh emosi.
Saya harus sungguh melepaskan keterikatan egois dan tidak lagi memikirkan apa yang akan terjadi pada saya. Saya bersedia mengalami penderitaan ini, juga bisa melenyapkan karma pada akhirnya. Teman-teman yang tidak bertemu saya untuk beberapa waktu berkata bahwa saya makin cantik. Saya tidak memberi tahu orangtua atau mertua saya karena tidak ingin mengganggu mereka.
Saya mengatakan pada suami bahwa hubungan suami istri adalah pengaturan langit, peristiwa kehidupan mereka direncanakan bersama. Jadi kita tidak seharusnya menghancurkan hubungan dan keluarga kita karena tingkah laku. Kita tidak seharusnya menambahkan urusan bagi orang tua dan juga harus bertanggung jawab kepada putra kita. Kita harus bertanggung jawab. Akhirnya, saya tahu suami saya telah menemui wanita itu selama dua tahun terakhir. Wanita ini baru berusia 21 tahun, tetapi bersikeras untuk menikahi suami saya dan menekan dia agar bercerai. Ia, sebaliknya, tidak tahu harus berbuat apa. Saya berkata, ”Saya tidak mau memaksakan pilihan apapun, kamu yang seharusnya memilih. Bertanggung jawab atas kehidupan kamu sendiri.”
Suami saya sungguh merasakan toleransi, kesabaran dan pertimbangan tulus saya atas situasinya. Ia berhenti menemui wanita itu. Tetapi wanita itu tidak mau menyerah dan terus mencarinya. Ia mulai menghindarinya. Suatu pagi, ketika ia begitu menerima telepon dari wanita itu, saya tahu ia tidak dapat menyelesaikan situasinya. Saya berkata, ”Menghindarinya tidak akan menyelesaikan masalah. Mari menemui dia dan meluruskan masalah bersamanya. Kita paling tidak harus memberinya penjelasan yang tepat dan juga membawa putra kita bersama.”
Saya merasa tidak dapat lagi diganggu oleh urusan ini, karena masih punya misi yang harus dipenuhi. Mungkin ini muncul karena nasib dan mungkin di kehidupan saya yang dulu, saya pernah melukainya. Dalam kasus itu, kita harus berbelas kasih menyelesaikan hutang karma dengan Dafa.
Akhirnya kami berdua dan putra kami pergi menemui wanita ini. Tempat pertemuannya di rumah temannya dan wanita ini ditemani dua temannya. Mereka kelihatannya terkejut atas kehadiran saya, tetapi orang muda sekarang jarang merasa malu. Saya duduk dengan tenang. Setelah semua duduk , suami tetap diam sepenuhnya.
Sekarang saya harus mengambil alih! Teman wanita itu menanyakan pendapat saya tentang masalah ini. Saya tidak langsung menjawabnya, tetapi pertama-tama saya beri tahu mereka bahwa saya adalah praktisi Falun Dafa dan kemudian saya mengklarifikasi fakta kebenaran Dafa dan kebaikan Dafa. Saya memberi tahu mereka bagaimana Guru mengajari saya untuk mematut diri sendiri sesuai prinsip Sejati-Baik-Sabar dan memberi tahu mereka tentang gerakan Tuidang (keluar dari partai). Kedua teman wanita itu mundur dari PKC dan wanita itu sendiri setuju untuk mundur dari Liga Pemuda. Tiba-tiba saya sadari, alasan kedatangan saya pada hari ini. Urusan sebenarnya dari pertemuan ini tidak lagi kelihatan penting. Teman wanita itu sangat hormat kepada saya. Mereka memuji saya sebagai orang baik, dengan hati toleran dan murah hati. Saya berkata bahwa semua ini karena bimbingan Guru saya. Akhirnya, urusan ini terpecahkan dengan sendiri tanpa diskusi lebih lanjut.
Setelah menulis pengalaman ini, saya hanya ingin berterima kasih kepada Guru dan menyanyikan pujian bagi Dafa. Saya berterima kasih kepada Dafa yang telah memberikan hati yang sabar dan murah hati. Setelah melalui masa yang begitu sulit terlupakan, saya membuat lompatan besar dalam kultivasi dan mengatasi kesengsaraan dalam emosi manusia. Guru berkata,
Pada hari keempat suami pulang ke rumah. Saya tidak menanyainya lebih lanjut, karena tahu ia juga menderita. Saya menaruh Fa Guru dalam hati saya: ”....dengan hatimu tak tergerak baru dapat mengatasi semua situasi.” (“Menyingkirkan Keterikatan Terakhir,” Petunjuk Penting untuk Gigih Maju II). Saya percaya kebenaran akan diungkapkan pada waktu yang tepat. Selama hari-hari itu pikiran saya sangat jernih, tetapi hati saya sakit sekali. Saya tahu jika hendak berjalan dengan baik di jalur kultivasi ini, saya harus bisa menanggung penderitaan ini.
Tidak lama sesudahnya, suatu malam ketika teleponnya tidak berhenti berdering. Ia tidak menjawab dan saya tahu ia tidak berani menjawab di depan saya. Saya berkata, ”Biar saya jawab untuk kamu.” Ia setuju. Ketika saya jawab teleponnya, ada wanita di ujung sana. Ia berkata tidak mau berbicara dengan saya dan hanya mau berbicara dengan suami saya. Saya memberikan telepon kepada suami saya dan ia dengan marah menutup telepon itu. Karena kami saling duduk berhadapan di sofa, saya dengan tenang menanyakannya, ”Karena sudah sampai di sini, mengapa kamu tidak bicara terus terang pada saya. Mengapa kamu tidak mengutarakan pikiran kamu?” Melihat saya tidak mencari gara-gara atau menyalahkannya, suami menjadi makin percaya dan terbuka. Ia berkata, ”Asal kamu berhenti belajar Fa, saya juga berhenti bermain mahjong. Kita akan memiliki hidup yang baik bersama-sama dan saya akan berkomitmen untuk mencari uang bagi keluarga kita.”
Tanpa banyak berpikir saya berkata, ”Saya belajar Fa dan menjadi orang baik, ini tidak mengganggu hubungan kita. Jika kamu merasa tidak tahan hidup bersama saya, saya akan setuju untuk bercerai. Fa ini begitu bagus, saya akan menjalankannya seumur hidup.”
Saat itu, saya merasa seperti bom nuklir meledak di tubuh saya. Tiba-tiba, satu ledakan yang benar-benar saya alami. Selama beberapa tahun berkultivasi, saya tidak bisa melihat apapun dengan Tianmu (mata ketiga) saya, jadi bilamana merasa melakukan hal yang benar, rasa hangat menyebar di tubuh saya. Saya tidak akan pernah melupakan perasaan hari itu dan saya tahu saat itu telah melakukan hal yang benar.
Saya tidak pernah menyesal atas pilihan saya, karena bisa berkultivasi adalah keberuntungan terbesar saya. Semua ketenaran, keuntungan materi dan emosi di dunia ini, termasuk keluarga dan putra saya, tidak bisa menjadi alasan untuk menghentikan kultivasi saya. Kenyataannya, Guru tidak ingin kita meninggalkan keluarga setelah berkultivasi. Tidak seperti itu. Sebaliknya, Guru ingin kita menjadi orang baik dalam segala situasi. Kita harus menghormati orang tua, membesarkan anak dengan baik dan memperlakukan semua orang dengan belas kasih. Hanya satu hal, dalam prosesnya, kita harus mengkultivasi hati kita dan tidak dikontrol oleh emosi.
Saya harus sungguh melepaskan keterikatan egois dan tidak lagi memikirkan apa yang akan terjadi pada saya. Saya bersedia mengalami penderitaan ini, juga bisa melenyapkan karma pada akhirnya. Teman-teman yang tidak bertemu saya untuk beberapa waktu berkata bahwa saya makin cantik. Saya tidak memberi tahu orangtua atau mertua saya karena tidak ingin mengganggu mereka.
Saya mengatakan pada suami bahwa hubungan suami istri adalah pengaturan langit, peristiwa kehidupan mereka direncanakan bersama. Jadi kita tidak seharusnya menghancurkan hubungan dan keluarga kita karena tingkah laku. Kita tidak seharusnya menambahkan urusan bagi orang tua dan juga harus bertanggung jawab kepada putra kita. Kita harus bertanggung jawab. Akhirnya, saya tahu suami saya telah menemui wanita itu selama dua tahun terakhir. Wanita ini baru berusia 21 tahun, tetapi bersikeras untuk menikahi suami saya dan menekan dia agar bercerai. Ia, sebaliknya, tidak tahu harus berbuat apa. Saya berkata, ”Saya tidak mau memaksakan pilihan apapun, kamu yang seharusnya memilih. Bertanggung jawab atas kehidupan kamu sendiri.”
Suami saya sungguh merasakan toleransi, kesabaran dan pertimbangan tulus saya atas situasinya. Ia berhenti menemui wanita itu. Tetapi wanita itu tidak mau menyerah dan terus mencarinya. Ia mulai menghindarinya. Suatu pagi, ketika ia begitu menerima telepon dari wanita itu, saya tahu ia tidak dapat menyelesaikan situasinya. Saya berkata, ”Menghindarinya tidak akan menyelesaikan masalah. Mari menemui dia dan meluruskan masalah bersamanya. Kita paling tidak harus memberinya penjelasan yang tepat dan juga membawa putra kita bersama.”
Saya merasa tidak dapat lagi diganggu oleh urusan ini, karena masih punya misi yang harus dipenuhi. Mungkin ini muncul karena nasib dan mungkin di kehidupan saya yang dulu, saya pernah melukainya. Dalam kasus itu, kita harus berbelas kasih menyelesaikan hutang karma dengan Dafa.
Akhirnya kami berdua dan putra kami pergi menemui wanita ini. Tempat pertemuannya di rumah temannya dan wanita ini ditemani dua temannya. Mereka kelihatannya terkejut atas kehadiran saya, tetapi orang muda sekarang jarang merasa malu. Saya duduk dengan tenang. Setelah semua duduk , suami tetap diam sepenuhnya.
Sekarang saya harus mengambil alih! Teman wanita itu menanyakan pendapat saya tentang masalah ini. Saya tidak langsung menjawabnya, tetapi pertama-tama saya beri tahu mereka bahwa saya adalah praktisi Falun Dafa dan kemudian saya mengklarifikasi fakta kebenaran Dafa dan kebaikan Dafa. Saya memberi tahu mereka bagaimana Guru mengajari saya untuk mematut diri sendiri sesuai prinsip Sejati-Baik-Sabar dan memberi tahu mereka tentang gerakan Tuidang (keluar dari partai). Kedua teman wanita itu mundur dari PKC dan wanita itu sendiri setuju untuk mundur dari Liga Pemuda. Tiba-tiba saya sadari, alasan kedatangan saya pada hari ini. Urusan sebenarnya dari pertemuan ini tidak lagi kelihatan penting. Teman wanita itu sangat hormat kepada saya. Mereka memuji saya sebagai orang baik, dengan hati toleran dan murah hati. Saya berkata bahwa semua ini karena bimbingan Guru saya. Akhirnya, urusan ini terpecahkan dengan sendiri tanpa diskusi lebih lanjut.
Setelah menulis pengalaman ini, saya hanya ingin berterima kasih kepada Guru dan menyanyikan pujian bagi Dafa. Saya berterima kasih kepada Dafa yang telah memberikan hati yang sabar dan murah hati. Setelah melalui masa yang begitu sulit terlupakan, saya membuat lompatan besar dalam kultivasi dan mengatasi kesengsaraan dalam emosi manusia. Guru berkata,
“Biar
bagaimanapun, sebagai orang Xiulian harus menggunakan cara orang
Xiulian, menggunakan pikiran orang Xiulian untuk mempertimbangkan
masalah, mutlak tidak boleh menggunakan pikiran manusia biasa untuk
memikirkan masalah. Semua masalah yang anda jumpai bukanlah hal
yang sederhana, semua bukan secara kebetulan juga bukan masalah di
tengah manusia biasa, pasti berhubungan dengan Xiulian, berhubungan
dengan peningkatan anda. Karena anda adalah orang Xiulian, jalan
kehidupan anda telah mengalami perubahan, jalan Xiulian anda telah
ditata kembali, maka di dalam jalur tersebut tiada hal yang
kebetulan. Namun yang dimanifestasikan pasti adalah dalam kondisi
kebetulan, karena dalam keadaan sesat ini, dalam keadaan seperti
manusia biasa, baru dapat memperlihatkan apakah anda sedang
Xiulian, baik atau tidak kultivasi anda, apakah menghadapi
rintangan demi rintangan anda dapat melewatinya. Inilah Xiulian,
inilah kesadaran lurus.” (“Ceramah Fa di Los Angeles, 2006”)
Selama beberapa tahun terakhir,
suami saya tidak banyak bermain mahjong. Ia sepenuh hati memajukan
karirnya dan menjadi lebih perhatian terhadap putra kami dan saya.
Kemudian, ketika saya mendirikan produksi materi klarifikasi fakta
di rumah, suami tidak keberatan dan kadang membantu saya membeli
material cetakan.
Akhirnya, mari kita renungkan paragraf dari ceramah Guru, “Ceramah Fa di Konferensi Fa Internasional Amerika Barat 2005,”
Akhirnya, mari kita renungkan paragraf dari ceramah Guru, “Ceramah Fa di Konferensi Fa Internasional Amerika Barat 2005,”
“Tak peduli
saya telah bicara berapa banyak, jalur Xiulian ini harus anda
sendiri yang jalani. Bagaimana agar dapat menempuh jalur ini dengan
baik, melangkah hingga terakhir, itu barulah yang paling luar
biasa. Karena dalam proses anda menempuh jalur ini akan menjumpai
kesulitan, akan menghadapi berbagai macam ujian, akan mengalami
penderitaan yang tak terduga sebelumnya, anda akan menghadapi
gangguan dari Qing dan berbagai macam keterikatan yang tak pernah
anda duga sebelumnya. Gangguan tersebut berasal dari keluarga,
masyarakat, handai tolan dan teman akrab, bahkan di antara kalian
sesama praktisi, dan masih terdapat gangguan dari situasi
masyarakat manusia, gangguan dari konsep yang terbentuk dalam
masyarakat manusia. Kesemuanya ini dapat menyeret anda kembali ke
tengah manusia biasa. Bila anda dapat menjebol semua ini, anda
niscaya dapat melangkah menuju Dewa. Oleh sebab itu sebagai seorang
yang Xiulian, dapat memperteguh diri sendiri, dapat mempunyai
sebuah pikiran lurus yang teguh tak tergoyahkan oleh apa pun, itu
baru benar-benar luar biasa. Seperti berlian, kokoh tak
tergoyahkan, siapa pun juga tak dapat menggoyahkannya, kejahatan
melihat pun merasa ketakutan. Bila dalam menghadapi kesulitan
pikiran anda benar-benar dapat sangat lurus, di hadapan
penganiayaan kejahatan, di hadapan gangguan, sepatah kata yang anda
ucapkan dengan pikiran lurus yang kokoh, niscaya dapat segera
mencerai-beraikan kejahatan, (tepuk tangan) dapat membuat orang
yang diperalat oleh kejahatan berpaling melarikan diri, dapat
membuat penganiayaan yang dilakukan kejahatan terhadap anda lenyap
sama sekali, dapat membuat gangguan dari kejahatan terhadap anda
lenyap tak tampak lagi. Sebuah pikiran yang begitu lurus, siapa
yang dapat mempertahankan pikiran lurus ini, dia niscaya dapat
melangkah menuju paling akhir, dia niscaya dapat menjadi Dewa agung
yang diciptakan oleh Dafa.”
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org