(Minghui.org) Tahun 2014 ini, banjir kembali melanda sebagian besar wilayah Indonesia. Saya ingin membagikan pengalaman saya tahun lalu, sewaktu saya dan saudara (juga rekan praktisi), juga mengalami musibah banjir di Jakarta.
Awal tahun 2013 merupakan
pengalaman berharga bagi kami. Saat itu, pertama kalinya kami
terkena banjir yang cukup parah. Tiga hari pertama, kami tidak
terlalu menghiraukan banjir yang terjadi. Keesokan harinya, ketika
ingin melihat apakah banjir sudah surut, air malah semakin tinggi.
Waktu itu air sudah setinggi dada orang dewasa. Memasuki hari ke
empat, persediaan makanan dan air hanya tersisa untuk dua hari ke
depan. Ditambah listrik mati, sehingga kontak dengan luar otomatis
terputus. Kami makin cemas apa yang mesti diperbuat, sama sekali
tidak terpikir bahwa diri sendiri praktisi, di benak dipenuhi
kekhawatiran bagaimana bertahan dalam musibah ini.
Tepat di saat itu, mengandalkan ponsel yang hanya tersisa sedikit
baterai, saya menerima pesan dari seorang rekan praktisi. Rekan
praktisi itu menanyakan keadaan saya. Awalnya saya tidak terlalu
menanggapinya, menganggapnya sekedar basa-basi, padahal sebenarnya
dia juga tidak dapat menolong saya. Satu kalimat yang dia katakan
membuat saya terbangun: bahwa tidak seharusnya Pengikut Dafa
terkena musibah. Saya langsung sadar, bahwa saya telah mengakui
musibah ini dan hanya pasif menunggu banjir surut atau pertolongan
pihak luar. Saya merasa Shifu memberikan isyarat pada saya melalui
praktisi itu. Saat itu juga, saya mengajak saudara untuk belajar Fa
dan memancarkan pikiran lurus secara intensif, dan tidak lupa
mencari ke dalam kebocoran masing-masing.
Kami sungguh merasakan kekuatan Dafa. Dua hari setelah itu,
persediaan makanan dan air sudah habis, namun air masih tinggi dan
listrik juga masih padam. Kami coba turun ke bawah untuk menengok
apakah kondisinya memungkinkan utk membeli persediaan makanan.
Sampai di pagar, air masih tinggi. Kendaraan yang bisa lewat hanya
kapal karet, dan mereka mematok harga tinggi untuk penumpang yang
mau belanja keperluan makan. Sedang kami hanya tersisa sedikit
simpanan, karena untuk ke ATM juga tidak memungkinkan.
Jam sudah menunjukkan pukul dua sore. Kami menahan lapar, karena
sejak kemarin siang hanya bertahan makan sereal. Kebetulan tidak
lama, saya melihat ada orang datang mengirim galon air. Saya
langsung menghampiri pria itu, dan menanyakan apa bisa pesan air
dan minta tolong dia belikan mie instan untuk persediaan lima hari.
Herannya, dia langsung menyanggupi. Saya beri uang 50 ribu, dan
pria itu pun pergi. Air masih setinggi pinggang waktu itu.
15 menit menunggu, saya berbincang dengan seorang pria yang sedang
menunggu temannya, dia perkirakan kira-kira 5-10 hari air baru
surut. Tidak lama kemudian, pria yang saya mintai tolong datang
mengantarkan pesanan kami, dan masih mengembalikan beberapa ribu ke
saya. Dia bahkan tidak meminta uang tips. Sebagai balasannya, saya
berikan kembali uangnya pada dia. Saya perkirakan sekitar 5 hari
air surut sehingga stok cukup hingga saat itu.
Sampai di kamar, kami berdiskusi, dan memutuskan tidak dapat
menunggu 5 hari lagi, karena waktu itu kami juga masih dimintai
tolong mendata alamat pejabat-pejabat negara untuk dikirimkan
undangan pemutaran Free China, dan pekerjaan media juga tersendat.
Kami tetap intensif belajar Fa, mencari ke dalam dan memancarkan
pikiran lurus. Ajaibnya, dua hari kemudian air surut banyak,
tinggal sekitar 30 cm. Hari ketiga, saya sudah bisa keluar untuk
mengantarkan alamat surat, dan listrik sudah kembali hidup sehingga
kami sudah bisa melanjutkan pekerjaan media.
Dari peristiwa ini saya banyak mencari ke dalam. Saat tertimpa
musibah, pikiran kita adalah yang krusial. Apakah kita menganggap
hal ini sebagai sesuatu yang buruk atau kita menganggapnya sebagai
kesempatan untuk meningkat. Bukankah Shifu mengatakan, bahwa segala
hal baik atau hal buruk yang terjadi pada kita, semuanya adalah hal
baik. Tinggal bagaimana kita mengubah cara pandang kita, selaraskan
dengan Fa, cari akar penyebab kerunyaman. Saat kesulitan sedang
menimpa, kadang kita tidak dapat menyadari bahwa kita adakah
pengikut Dafa, dan cenderung mencari faktor dari luar.
Sebagai rekan praktisi, seyogyanya bisa saling mengingatkan
bahwa kita adalah pengikut Dafa dan mesti bersandar pada Fa dalam
menyikapi segala sesuatunya, banyak-banyak belajar Fa, mencari ke
dalam diri sendiri. Shifu juga mengatakan bahwa jalur yang kita
tempuh adalah yang paling lurus. Oleh karena itu, jika bukan karena
kebocoran pada xinxing praktisi, sudah pasti unsur-unsur kejahatan
di baliknya yang mengganggu. Berantaslah dengan memancarkan pikiran
lurus, tidak mengakui pengaturan mereka.
Pemahaman saya terbatas. Mohon dikoreksi apabila ada yang tidak
tepat.
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org
Kategori: Meningkatkan Diri Sendiri