Singapura: Pengumpulan Tanda Tangan Menarik Dukungan untuk Mengakhiri Pengambilan Organ secara Paksa di Tiongkok
(Minghui.org)
“Sangat mengejutkan! Saya berharap makin banyak orang mengetahui
hal ini dan terkejut seperti saya serta marah.”
“Jika Anda menutup mata atas penderitaan seseorang, Anda terlibat sebagian. Terserah kita untuk membela orang-orang yang tidak bisa membela diri mereka senidri.”
“Jika Anda menutup mata atas penderitaan seseorang, Anda terlibat sebagian. Terserah kita untuk membela orang-orang yang tidak bisa membela diri mereka senidri.”
Ini adalah beberapa kata dari
Kristian Goodchild, seorang pejabat urusan luar negeri dari
Organisasi Kemanusiaan untuk Migrasi Ekonomi yang berbasis di
Inggris, pada saat pengumpulan tanda tangan untuk mengakhiri
pengambilan organ secara paksa oleh rezim Komunis Tiongkok dari
praktisi Falun Gong yang masih hidup.
Kegiatan tersebut diselenggarakan di Hong Lim Park, Singapura pada 10 Desember 2014, Hari HAM Sedunia.
Kegiatan tersebut diselenggarakan di Hong Lim Park, Singapura pada 10 Desember 2014, Hari HAM Sedunia.
Orang-orang menandatangani petisi
untuk menyerukan diakhirinya pengambilan organ secara paksa dari
praktisi Falun Gong yang masih hidup
Banyak warga Singapura
menggemakan perasaan Goodchild dalam mengecam Partai Komunis
mengambil organ yang dilakukan oleh negara.
Koordinator pengumpulan tanda tangan, Kong, mengatakan hampir 40.000 orang telah menandatangani petisi selama lebih dari satu setengah tahun.
Petisi ini diprakarsai oleh LSM Doctors Against Forced Organ Harvesting (DAFOH) Juli lalu. “Kebanyakan penanda tangan adalah warga Singapura. Juga ada turis, karyawan perusahaan dan siswa internasional,” kata Kong.
“Banyak warga Singapura berhati baik, setelah berbicara dengan praktisi Falun Gong dan mengetahui betapa brutalnya penganiayaan itu, mereka menandatangani petisi untuk mendukung praktisi dan berjanji melakukan pencarian informasi lebih lanjut di internet.” Kong mengatakan, “Beberapa orang membantu meningkatkan kesadaran pada anggota keluarga, teman, dan kolega mereka, sehinga kadang kala seluruh keluarga atau beberapa kolega atau teman menandatangani petisi bersama-sama.”
Seorang guru Singapura mengirim pesan singkat kepada temannya, seorang praktisi Falun Gong, setelah ia melihat pengumpulan tanda tangan. Ia berkata, “Saya berharap kegiatan kalian sukses. Siswa-siswa saya telah membaca penganiayaan Falun Gong. Saya berdoa untuk mereka [praktisi Falun Gong yang dianiaya di Tiongkok].”
Koordinator pengumpulan tanda tangan, Kong, mengatakan hampir 40.000 orang telah menandatangani petisi selama lebih dari satu setengah tahun.
Petisi ini diprakarsai oleh LSM Doctors Against Forced Organ Harvesting (DAFOH) Juli lalu. “Kebanyakan penanda tangan adalah warga Singapura. Juga ada turis, karyawan perusahaan dan siswa internasional,” kata Kong.
“Banyak warga Singapura berhati baik, setelah berbicara dengan praktisi Falun Gong dan mengetahui betapa brutalnya penganiayaan itu, mereka menandatangani petisi untuk mendukung praktisi dan berjanji melakukan pencarian informasi lebih lanjut di internet.” Kong mengatakan, “Beberapa orang membantu meningkatkan kesadaran pada anggota keluarga, teman, dan kolega mereka, sehinga kadang kala seluruh keluarga atau beberapa kolega atau teman menandatangani petisi bersama-sama.”
Seorang guru Singapura mengirim pesan singkat kepada temannya, seorang praktisi Falun Gong, setelah ia melihat pengumpulan tanda tangan. Ia berkata, “Saya berharap kegiatan kalian sukses. Siswa-siswa saya telah membaca penganiayaan Falun Gong. Saya berdoa untuk mereka [praktisi Falun Gong yang dianiaya di Tiongkok].”
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org