(Minghui.org) Salam kepada Guru terhormat! Salam kepada rekan-rekan praktisi.

Falun Dafa menyelamatkan keluarga saya yang dulu hancur menjadi keluarga yang bahagia dan harmonis.

Masa Lalu

Kami tinggal di sebuah kota kecil di Mongolia dalam. Saya mempunyai pekerjaan yang baik yang memberikan penghasilan yang lumayan. Tetapi kepribadian istri saya dan saya berlawanan. Kami sering bertengkar.

Istri saya keras hati dan keras kepala. Saya juga tidak murah hati. Kami sering membanting piring dan mangkok sewaktu bertengkar. Saya akan merasa tertekan beberapa hari setiap kali setelah bertengkar. Kemarahan saya meluap begitu duduk di atas ranjang. Pertengkaran kami semakin lama semakin besar.

Anak lelaki saya mulai membolos sekolah sewaktu tumbuh besar. Ia juga keracunan dengan game komputer. Ia sering main game di bar Internet dan tidak pulang rumah. Istri saya sering mencarinya setelah pulang kerja, mencarinya di seluruh bar internet di kota.

Apabila istri saya menemukan anak kami, ia akan memarahinya. Apabila tidak dapat menemukannya, ia akan pulang ke rumah dan mencari masalah dengan saya. Kadang-kadang ia hanya duduk di pinggir jalan dan menangis. Kami sering bertengkar akibat anak kami. Kata-katanya yang kasar menyisakan luka di dalam hati saya.

Tidak hanya itu saja, kami menemukan anak kami mencuri uang di rumah. Setelah memukulnya di pantat, kami mengetahui pencurian ini bukan pertama kali. Sebelumnya ia juga pernah mencuri uang dalam jumlah yang kecil dan besar. Saya menjatuhkan badan saya di sofa dan menangis: Bukankah saya telah membesarkan seorang pencuri?

Saya merasakan hidup ini menyedihkan dan bertanya-tanya: mengapa hidup penuh dengan penderitaan? Mengapa harus hidup dengan istri yang tidak menyenangkan dan anak yang suka mencuri?

Setelah bertengkar, istri dan saya biasanya berteriak pada waktu yang sama: “Cerai! Harus Cerai!” Tetapi setiap kali kami dibujuk oleh sanak dan teman kami, “Kenapa kalian ingin mengakhiri perkawinan kalian? Anak kalian sudah dewasa. Apakah kalian mau mencari pasangan lain setelah bercerai? Setiap keluarga berlangsung dengan cara demikian. Bertahanlah dan semua akan lebih baik apabila anda sudah lebih tua.”

Walaupun kami tidak bercerai, saya membuat rencana sendiri: Saya mulai menabung sendiri. Saya berpikir, “Saya harus mempunyai uang setelah bercerai. Saya perlu menabung. Nanti setelah uang saya cukup, saya akan meninggalkan istri saya.”

Istri saya bisa membaca rencana saya dan juga mulai membuat persiapan: Ia menyembunyikan buku tabungan kami dan menyimpan semua barang berharga yang ada di rumah.

Kualitas kehidupan kami menurun dengan cepat. Saya mengharapkan istri melakukan semua pekerjaan di rumah begitu pula sebaliknya istri mengharapkan saya yang melakukannya semua: Tidak ada yang masak. Kami memakan sisa makanan dengan sangat kesal. Kesehatan saya terganggu dengan berbagai penyakit seperti: sesak nafas, sakit kepala dan sakit perut. Umur saya bahkan belum mencapai 30 tahun.

Berat badan saya kurang dari 50 kg. Saya tidak mau mati, tetapi juga tidak mau hidup. Saya tidak tahu bagaimana menjalankan kehidupan saya.

Guru Menuntun Saya ke Jalan yang Benar

Saya mulai berlatih Falun Dafa di musim panas tahun 1996. Saya sangat senang! Meskipun sewaktu saya sedang naik sepeda atau berjalan kaki di jalan, saya ingin berteriak, “Saya mempunyai harapan sekarang!” Saya belajar Fa dan berlatih gerakan. Kehidupan saya menjadi gembira dan penuh arti.

Melalui belajar Fa, saya mengetahui bagaimana memperbaiki sifat saya dan mulai berubah menjadi lebih baik. Walaupun istri saya masih mengkritik dan menyusahkan saya, saya berusaha membuatnya bahagia.

Dalam waktu yang cukup lama, setiap saya pulang kerja, ia akan mulai lagi, “Kami berdua bekerja dan sudah lelah. Kenapa saya harus masak?” Saya berkata, “Baik, kamu istirahat saja sekarang. Saya akan memasak.” Ia menyalahkan saya setelah saya selesai memasak, “Lihat, bagaimana kotornya dapur ini kamu buat! Apakah kamu seekor babi?”

Saya menyadari ini bukan karena saya tidak memasak dengan baik. Ini karena saya tidak bisa menerima kritik. Saya adalah orang yang sangat kompetitif sebelum saya berkultivasi. Saya telah lama mempunyai keterikatan, istri saya mencari dan membangkitkannya. Bukankah ini baik untuk kultivasi saya?

Namun demikian, saya menahannya dengan penuh penderitaan. Saya tidak bisa bersabar dengan tingkat yang dituntut oleh Fa. Kesengsaraan dalam keluarga saya belum berakhir.

Pernah, saya membeli masakan babi kecap, sejenis masakan yang saya suka. Tetapi waktu makan malam masakan ini tidak kelihatan. Saya bertanya, “Mana masakan babi saya?” Istri saya menjawab: “Babi? Apakah kamu tidak mau makan yang lain?” Akhirnya saya menemukan babi kecap saya di tempat sampah.

“Itu mahal sekali. Kenapa kamu membuangnya?” Saya memprotes.

“Orang terhormat mana yang mau makan ini! Kamu sangat kampungan!” istri saya menyerang balik.

Saya mengetahui ia tidak bermaksud itu; ia hanya ingin menyusahkan saya. Saya berpikir, “Saya harus melewati ujian ini dengan baik.” Saya tersenyum. Sewaktu kesulitan datang, biasanya datang dengan dahsyat seperti longsoran tanah. Beberapa detik awal adalah yang paling berat, benar-benar tidak tertahankan, kemudian kesulitan ini sepertinya tidak banyak lagi memengaruhi saya.

Awalnya saya cukup terikat dengan makanan enak, kadang-kadang istri saya menyusahkan saya. Ia memasak yang sangat sederhana dan sering memberikan saya makanan sisa.

“Kamu memperlakukan saya seperti seekor keledai. Selama ada rumput, keledai tidak akan mati.” Saya setengah bercanda.

Ia menjawab, “Kamu masih menyebut diri kamu seorang Kultivator?”

Saya menyadari bahwa semua yang saya butuhkan adalah makanan yang cukup sehingga saya bisa berkultivasi. Saya akan mengingatkan diri setiap kali makan: Cukup untuk mengisi perut.

Saya tumbuh dalam keluarga miskin, saya selalu menantikan dan suka dengan pesta tahun baru Imlek. Perayaan tahun baru dan makanan enak membuat saya gembira. Tetapi istri saya sering membuat perayaan tahun baru imlek menjadi pahit.

Ayah saya pernah melewati tahun baru imlek bersama kami. Saya sangat gembira: Saya membersihkan lantai, mencuci piring dan membantu mempersiapkan sayur-sayuran. Saya berkata kepada istri, “Janganlah kita bertengkar kali ini. Saya ingin ayah saya merayakan tahun baru imlek yang menyenangkan!”

Ia berkata, “Kamu yang selalu membuat masalah di tahun-tahun sebelumnya!”

Saya menjawab dengan melawan keinginan hati saya, “Kamu benar.”

Tetapi, segera ia naik darah. Ia melempar beberapa piring dan menolak memasak makanan malam tahun baru. Ia duduk di atas ranjang dan mulai nonton TV.

Ayah saya mengeluarkan air mata, “Apakah ia tidak senang karena saya ada di sini tahun ini?”

Saya berkata, “Bukan, bukan. Sifatnya memang seperti itu.”

Saya berpikir, “Apabila saya tidak berlatih Falun Dafa, apapun akan terjadi akibat dari ini.” Saya mengerti ini semua terjadi akibat keterikatan saya untuk merayakan tahun baru. Sangat sulit untuk melepaskan keterikatan ini! Akhirnya saya meninggalkan keterikatan ini setelah beberapa tahun.

Masalah yang sering saya hadapi di rumah adalah: Saya akan mendapat ketenangan di rumah apabila saya tidak belajar Fa atau berlatih gerakan. Tetapi, begitu saya mulai belajar atau berlatih, istri saya akan datang dan meminta saya membuat ini atau itu. Ia tidak akan berhenti sampai saya marah.

Contoh, saya membakar dupa untuk Guru; ia mengatakan saya membuat rumah jadi hitam. Saya menghormat dengan membungkukkan badan ke foto Guru; ia menggerutu “takhayul.” Ia bahkan menendang pantat saya beberapa kali sewaktu saya membungkukkan badan saya menghormati Guru.

Saya dengan hormat menempatkan beberapa buah-buahan di depan foto Guru; ia langsung menyambar satu dan menggigitnya: “Siapa yang pernah melihat Buddha? Buah-buahan untuk dimakan manusia!”

Saya menceritakan kepadanya mengenai kultivasi dan reinkarnasi; Ia memandang saya: “Berhenti! Tutup mulut. Walaupun orang-orang bisa berhasil dalam kultivasinya, kamu tidak akan!”

“Kenapa?” Saya bertanya.

“Karena sifat iblis kamu parah. Keadaan kamu tidak stabil.”

“Tetapi itu dulu. kan?”

“Kamu belum banyak berubah.”

Saya sadar Guru menggunakan mulutnya memberikan saya petunjuk: Saya harus berusaha keras meningkat dan melepaskan pikiran manusia.

Anak saya juga sama parahnya dengan istri. Ia seorang remaja, tetapi sering berganti pacar. Ia sering pulang setelah tengah malam dan tidur sampai jam 11 siang. Ia kemudian bangun, makan sedikit, kemudian pergi ke bar internet lagi. Ia tidak mau melihat saya sewaktu bertemu saya. Ia juga tidak menyapa saya. Sangat jarang kami sekeluarga bertiga makan bersama.

Suatu malam hujan gerimis, dan anak kami masih belum pulang setelah jam 9 malam. Istri saya frustrasi lagi, “Kenapa kamu hanya membaca buku kamu? Kenapa tidak keluar mencari anak kita.” Saya menjawab, “Jika saya menemukannya, terus gimana? Ia akan segera pergi lagi.”

“Apakah tingkah laku kamu seperti seorang ayah? Apa yang telah kamu lakukan untuk anakmu? Apa yang kamu urus di rumah?”

Saya pikir, “Apakah saya egois? Saya harus memperbaikinya.”

Saya tidak berdebat dengan istri. Saya tinggalkan rumah dan pergi mencari anak saya.

Hampir tidak ada seorang pun di jalan yang gelap itu. Saya menyeberang jalan dan mendengar suara di belakang saya. Sebelum saya sempat menengok ke belakang untuk melihat apa yang terjadi, saya terlempar ke atas.

Saya sadar, “Saya baru ditabrak sebuah mobil.”

Saya kemudian berpikir, “Saya baik-baik saya, saya akan baik-baik saja!”

Saya merasakan kaki saya sakit sekali. Saya merasa seperti tulang saya patah dan sedang berdarah. Saya memperkuat pikiran lurus saya dan berpikir, “Saya akan baik-baik saja.” Saya berdiri, tidak memeriksa kaki, langsung berjalan menuju motor yang berjarak 9 meter dari saya.

Pengemudi berjongkok dan memegang kepalanya. Saya bertanya kepadanya, “Apakah anda baik-baik saja?”

Ia berkata, “Kepala saya sakit sekali.” (Jelas ia berpura-pura, berharap tidak dimintai pertanggungjawabannya)

Saya memberitahukannya, “Anda boleh pergi sekarang. Saya seorang Praktisi Falun Dafa.”

Ia segera berdiri, “Anda sungguh tidak apa-apa?”

“Tentu! Jika saya tidak berkultivasi Falun Dafa, saya akan berbaring di sana dan tidak mau bangun. Saya akan masuk rumah sakit dan tidak mau keluar. Ingat Falun Dafa Baik, Sejati-Baik-Sabar Baik.”

Pengemudi berkata, “Ya, ya. Saya telah bertemu dengan orang baik hari ini.”

Sebelum ia mengatakan selamat tinggal, ia berlutut dan berkata, “Saya ingin bersujud kepada kamu.”

Saya menghentikannya, “Tidak perlu bersujud pada saya. Cukup beritahukan keluarga dan teman anda untuk mengingat Falun Dafa Baik. Sejati-Baik-Sabar Baik.”

Ia menjawab dengan syukur, “Ya, saya akan ingat.” Ia kemudian berteriak, “Falun Dafa Baik! Sejati-Baik-Sabar Baik!”

Saya memeriksa kaki kiri saya dan melihat ada warna hitam dan biru. Celana dan baju juga sobek. Anak saya melihat saya dan tidak merasa simpatik “Siapa suruh, keluar mencari saya? Memangnya saya tidak bisa pulang sendiri?”

Istri sedang menonton TV. Ia juga menyalahkan saya, “Bagaimana kamu bisa ditabrak mobil? Kamu sama sekali tidak bisa apa-apa!”

Saya mengetahui apa yang telah terjadi. Saya segera duduk untuk meditasi. Saya menangkupkan kedua tangan di depan dada dan berterima kasih kepada Guru telah menyelamatkan nyawa saya. Saya terbenam dalam perasaan terima kasih dan bahagia.

Membantu Istri dan Anak Saya Berpikiran Positif Terhadap Dafa

Istri saya mengingatkan saya setelah penganiayaan mulai pada Juli 1999. “Berlatihlah di rumah! Jangan membawa masalah pada saya.” Ia mengusir setiap praktisi keluar dari rumah jika ia melihat mereka di rumah.

Begitu, ia mendengar saya mengklarifikasi fakta kepada orang lain; Ia marah. Ia melempar buku-buku dan kaset Dafa saya ke lantai. Saya juga marah, “Tidakkah kamu tahu Dafa itu Baik? Orang lain tidak tahu, tetapi kamu harus tahu! Jika kamu ingin cerai, boleh! Jika kamu ingin saya berhenti berlatih, tidak bisa!”

Kata-kata saya yang tegas mengejutkannya. Ia tidak berbicara apa-apa dan hanya menatap saya. Setelah itu ia tidak pernah mencampuri urusan kultivasi saya, tidak lagi mengusir praktisi keluar sewaktu mereka datang mengunjungi saya.

Sangat mudah bagi kekuatan lama untuk merusak rumah tangga orang. Kita akan babak belur dan kalah habis jika kita tidak bertindak dengan kekuatan Fa, dan berpikiran lurus dan berbuat lurus.

Walaupun dalam waktu yang paling sulit, saya percaya dengan teguh: Sayalah yang mengubah kamu, bukan kamu yang mengubah saya. Saya berperan sebagai kepala rumah tangga. Istri saya bisa membuat keputusan mengenai keuangan. Ia bisa berkuasa terhadap apa saja, tetapi saya yang memimpin keluarga sesuai dengan Fa.

Saya tidak mengizinkan kekuatan lama mengontrol anggota keluarga saya dan membuat saya berada pada posisi tidak berdaya. Guru tidak meminta kami berkultivasi seperti ini. Pengikut Dafa adalah orang-orang baik dan bisa bertoleransi. Tetapi orang baik tidak seharusnya diganggu, mereka harus hidup dengan bermartabat.

Setiap saya memancarkan pikiran lurus, saya akan berpikir, “Sangkal dengan sempurna semua pengaturan kekuatan lama! Musnahkan semua materi tidak baik di ruang dimensi istri dan anak saya. Hancurkan faktor kejahatan yang mengontrol mereka. Kehidupan mereka adalah untuk Fa. Mereka seharusnya mempunyai masa depan yang baik. Anggota keluarga saya telah ditakdirkan bersama dengan saya. Saya akan bisa mengubah dan menyelamatkan mereka.”

Pada waktu yang bersamaan saya menjaga xinxing saya dan tidak menjadikan ini alasan untuk tidak meningkat. Fa memberikan saya pengarahan yang besar.

Saya ingat Fa guru di “Ceramah pada Konferensi Fa Amerika Serikat Tengah:”

“Kita semua harus menjaga Xinxing, orang lain boleh bersikap tidak benar, kita sendiri tidak boleh bersikap demikian. Jika diri sendiri dapat menjaga Xinxing, satu tenggang waktu kemudian hal-hal tersebut semua akan berlalu, tidak akan bertahan lama, akhirnya dia pasti mengalami perubahan dikarenakan penerobosan tingkatan Xiulian kita sendiri, dijamin adalah demikian!”

Saya percaya keadaan keluarga saya pasti akan berubah. Saya malah berpikir mereka akan memperoleh Fa di masa yang akan datang.

Apa yang saya inginkan dalam beberapa tahun itu adalah bagaimana membantu istri dan anak untuk memahami kebohongan Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan melihat Dafa dengan positif. Tidak peduli Apapun yang saya sampaikan kepada mereka, mereka hanya menjawab dengan propaganda PKT.

Saya berpikir, “Apabila saya tidak bisa menyelamatkan keluarga saya sendiri, bagaimana saya bisa menyelamatkan orang lain? Bagaimana saya bisa membuktikan keindahan dan kekuatan Dafa?”

Guru memberitahukan kita di Petunjuk Penting untuk Gigih Maju: “Menenangkan Eksternal dengan Berkultivasi Internal.”

Saya percaya bahwa medan lurus saya, kelakuan dan sifat saya memengaruhi dan menggerakkan segala sesuatu di sekitar saya. Pada dasarnya: Saya harus memahami Fa dalam tingkatan yang rasional dan meningkat berdasarkan Fa. Semakin banyak saya memahami, semakin banyak keterikatan yang saya bisa lepaskan, dan peningkatan saya semakin cepat.

Kita terikat pada keluarga karena perasaan, ditarik ke sini dan ke sana. Orang biasa mungkin bisa menjadi tidak waras karena perasaan. Seorang kultivator tanpa pikiran lurus yang kuat akan menjadi lebih lelah dan merasa susah mencapai kemajuan dalam kultivasinya.

Saya sangat terikat dengan perasaan sebelum mulai berkultivasi. Setelah itu, saya juga mengalami sakit hati yang dalam. Saya mengeluh mengenai ini dalam waktu yang lama: Saya telah memperlakukan istri dan anak dengan begitu baik. Tetapi kenapa mereka memperlakukan saya begitu buruk? Saya telah memberikan begitu banyak untuk keluarga, tetapi mereka masih begitu menyusahkan saya. Saya merasa tidak adil.

Guru berkata di Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Houston:

“Anda sekalian datang dalam satu keluarga, maupun datang ke dunia, sama seperti menginap di hotel, tinggal sementara hanya satu malam, keesokan harinya sudah bubar, pada siklus kehidupan berikutnya siapa yang saling mengenal? Di sekeliling anda bisa saja ada suami dan kerabat lainnya yang dulu anda sayangi, apakah anda mengenalinya? Apakah dia mengenali anda?”

Saya membaca paragraf di atas ini beberapa kali. Saya pikir ini adalah rahasia surga. Saya menyadari bahwa meskipun kelihatannya seperti cinta, kebencian, perasaan dan balas dendam, makhluk hidup hanya datang untuk menyelesaikan hutang karma. Apabila mereka tidak bisa keluar dari Triloka, akhirnya hanya satu: Melanjutkan reinkarnasi sampai musnah.

Dunia manusia tidak lebih dari sebuah panggung untuk menyelesaikan hutang karma. Apabila Guru tidak mengungkapkan rahasia surga ini, apabila saya tidak bertemu dengan Dafa, bagaimana saya bisa diselamatkan? Saya menjadi lebih santai setelah menyadari hal ini. Saya menjadi lebih mudah menangani urusan keluarga dan hubungan keluarga.

Saya menyadari semakin sedikit keterikatan saya terhadap anak, semakin banyak perubahan terjadi pada anak saya. Saya tidak seharusnya fokus pada kekurangannya, melainkan harus fokus pada kelebihannya. Ia juga seorang makhluk hidup. Ia akan menjadi siapa pada kehidupan berikutnya? Siapa dia pada kehidupan yang lalu? Saya tidak bisa membuat keputusan untuknya, tetapi saya bisa memberikan pengaruh positif. Hanya Fa Buddha-lah yang bisa membantunya.

Saya menjadi lebih berbelas kasih terhadap anak saya setelah pemahaman saya meningkat. Saya menjadi lebih perhatian kepadanya. Contoh, Saya mencuci bajunya. Saya akan mengingatkannya untuk berpakaian lebih banyak sewaktu cuaca dingin.

Ada satu peristiwa di mana ia tidak senang sewaktu melihat kami sedang makan bubur, karena ia lebih suka makan nasi. Istri saya berkata, “Mama akan memasak nasi untuk kamu.”

Awalnya saya merasa tidak nyaman, “Anak-anak harus patuh, ini adalah kebiasaan di dalam keluarga kami. Bagaimana aturan ini bisa dibalik?”

Istri memihak kepada anak, “Apakah kamu seorang Kultivator? Sangat jarang anak kita makan di rumah. Kamu tidak peduli karena kamu sudah makan.”

Saya tetap tegas, “Kita tidak boleh mengizinkan anak kita berprilaku seperti ini. Di sini siapa ayahnya?”

Anak saya melihat istri saya dan saya mulai akan bertengkar. Ia kemudian meninggalkan rumah. Setelah anak kami meninggalkan rumah, istri saya melepaskan semua kemarahannya kepada saya. Ia melempar sumpit di meja, dan tidak mau makan lagi.

Apakah saya salah? Saya salah apa? Saya menganalisa sendiri setiap kekurangan dan menyadari: Saya bersalah.

Guru memberitahukan kita dalam Zhuan Falun:

“Jika anda selalu dalam belas kasih, memperlakukan orang dengan Shan, selalu memikirkan orang lain sebelum melakukan sesuatu, setiap kali berjumpa masalah yang pertama-tama dipikirkan ialah, apakah hal ini bagi orang lain terasa berat atau tidak, apakah dapat mencederai orang lain, dengan demikian tidak akan timbul masalah.”

Saya menyadari bahwa saya seharusnya tidak boleh mempunyai konsep yang begitu kaku. Itu hanyalah sebuah makanan. Jika saya mengubah diri saya sendiri, saya akan harmonis dengan anak saya. Bukankah masalahnya selesai?

Berikutnya sewaktu kami makan bubur, saya berkata pada anak saya, “Saya akan membuatkan kamu nasi goreng. Tunggu sebentar.” Awalnya anak saya menerima tawaran dan duduk menunggu saya membuatkan makanan untuknya.

Setelah beberapa kali memasak untuknya, ia berubah, “Pa, tidak usah repot-repot. Saya akan makan apa yang papa makan.”

Saya tersenyum, “Apakah kamu yakin? Jangan biarkan anak kesayangan kita kelaparan.”

Istri saya berkomentar, “Itu baru seorang kultivator.”

Saya sering membawa suasana musim semi ke keluarga saya. Saya menyanyikan lagu-lagu yang digubah oleh pengikut Dafa, saya melakukan latihan Dafa, saya memberitahukan mereka lebih banyak mengenai Falun Dafa, saya memberitahukan mereka kisah-kisah reinkarnasi.

Mereka berubah dari menolak dan mengejek saya menjadi mendengar dengan rasa hormat. Kemudian mereka mulai bergabung dalam diskusi dan memberikan komentar mereka. Saya mengetahui mereka sedang berubah. Yang lebih penting saya menjadi semakin dekat dengan standar ilahi.

Perubahan paling jelas pada anak saya adalah, ia sudah bisa membahas masalahnya dengan saya. Sekali ia diputuskan oleh pacarnya. Ia tidak mau makan dan minum, hanya berbaring di ranjang dan menangis. Istri saya sangat cemas. Ia bertanya kepada saya, “Apa yang bisa kita lakukan?”

Melihat anak saya sangat sedih, saya berkata padanya, “Nak, kamu sangat baik padanya, tetapi ia memutuskan kamu. Apa yang kita pelajari dari sini? Kita tidak bisa tergantung pada perasaan.” Saya memberitahukannya Fa Guru dan bagaimana menjadi seorang manusia dan bagaimana mengatasi masalah ini dengan baik. Ia merasa lebih baik, ia turun dari ranjang dan makan.

Saya menemukan cara efektif untuk mendidik anak saya setelah waktu yang cukup lama. Jika saya keras, ia akan lebih keras. Jika saya marah, ia akan lebih marah.

Guru memberitahukan kita dalam Zhuan Falun:

“Ada orang yang mengurus anak juga naik pitam, sampai ribut besar, anda mengurus anak juga tidak perlu seperti itu, anda sendiri jangan sampai benar-benar marah, anda perlu lebih rasional mendidik anak, baru benar-benar dapat mendidik anak dengan baik. Bila urusan kecil saja tidak dapat diatasi lalu marah-marah, bagaimana masih ingin tumbuh Gong?”

Guru telah mengajarkan kita bagaimana mendidik anak-anak kita dengan rasional. Apa rasional itu sesungguhnya? Saya menyadari bahwa saya tidak mengutamakan bagaimana mendidik anak saya dengan baik, tetapi saya telah mempermasalahkan kondisinya yang sekarang.

Dalam proses mendidik anak, diperlukan rasionalitas dan kebijaksanaan. Saya seharusnya tidak memosisikan saya lebih tinggi sewaktu mendisiplinkan anak. Pikiran saya harus berada dalam kondisi yang penuh damai. Saat berdiskusi dengannya saya harus bersikap menghormatinya. Saya harus memandang masalah dari sudutnya. Dengan demikian, kata-kata saya akan mempunyai belas kasih. Saya tidak akan menjengkelkannya, karena ia telah merasakan kebaikan saya.

Anak saya pernah tidak pulang selama dua hari. Ia juga tidak menjawab telepon istri saya. Istri mulai memaki saya. Saya memberitahukannya, “Jangan marah. Saya akan perlihatkan kepadamu.”

Saya memancarkan pikiran lurus yang kuat, “Semua faktor kejahatan yang mengontrol ini akan musnah! Ia seorang makhluk hidup yang baik. Ia harus menjawab telepon saya dan segera pulang ke rumah. Saya akan menuntunnya. Ia tidak akan memengaruhi saya.”

Anak saya menjawab telepon. Saya berkata, “Nak, kamu telah dua hari tidak pulang ke rumah. Apakah perlu saya kirim makanan untuk kamu?” Anak saya langsung berkata, “Tidak. Tidak.”

Saya berkata, “Papa merindukanmu. Pulanglah dan makan makanan yang baik, kamu boleh melanjutkan game kamu setelahnya. Ok?”

“Saya mau main sedikit lagi.”

“Apakah perlu saya memanggilkan taksi buatmu? Kamu seharusnya memikirkan bagaimana perasaan orang tuamu?”

“Ok, Ok.”

Setelah ia pulang ke rumah, saya bertanya padanya, “Jika anak kamu memperlakukan kamu demikian, sepanjang hari berada di bar internet, bagaimana perasaan kamu? Ini bukan cara benar seorang anak muda menjalankan kehidupannya, bagaimana menurut kamu?”

Anak saya berkata, “Betul.”

Seorang teman kebetulan mendengar percakapan kami dan terkejut, “Bagaimana bisa kamu begitu sopan dengan anakmu? Jika saya adalah kamu, sudah dari tadi saya tampar.”

Saya menjawab, “Guru kami mengajarkan kami baik terhadap semua orang termasuk anak-anak kami.”

Semua makhluk hidup adalah sama; anak saya juga tidak terkecuali. Tanpa melihat siapa dia, semua orang diperlakukan sama oleh hukum alam semesta. Pernah saya mengomeli anak saya lama sekali, ia kemudian tidak pulang seharian.

Saya meneleponnya dan bertanya, “Nak. Mengapa saya terus membuat kesalahan yang sama?”

Ia berkata, “Apa?”

“Mengapa saya selalu membuat anak saya marah?”

Ia tertawa dan berkata, “Papa telah menunjukkan muka tidak senang beberapa hari ini. Kemudian papa bilang saya salah.”

“Papa telah bersalah. Papa tidak berkultivasi dengan baik.”

Setelah ia pulang, saya berbicara dengan tenang kepadanya, “Nak, apakah kamu pikir saya meminta maaf padamu di telepon? Guru saya berkata, ‘Anak tidak berbakti pada orang tua, lain kali berbalikan, beginilah bergiliran silih berganti.’ (Zhuan Falun) Anak-anak kamu akan memperlakukan kamu sama seperti kamu memperlakukan saya. Apa yang kita tabur akan kita tuai. Ini adalah prinsip langit. Apakah kamu paham?”

Ia melihat saya dan tidak berkata apa pun. Tetapi saya tahu kata-kata saya telah memberikan dampak padanya.

Telah beberapa tahun, istri saya berusaha menghentikan saya untuk mengklarifikasi fakta. Ia mencoba dengan pendekatan imbalan dan hukuman, “Tinggal bersama kamu menakutkan. Apakah kamu harus memberitahukan orang-orang mengenai Falun Gong? Jika ketahuan polisi, bukankah keluarga kita akan dihancurkan?”

Saya berkata, “Saya tahu ini berisiko. Tetapi akan ada penyingkiran di masa yang akan datang. Bagaimana saya bisa tidak membantu orang lain? Contoh teman-teman di sekitar kita, bukankah terlalu sedih jika mereka menjadi korban sewaktu malapetaka datang? Hanya kebenaran yang bisa menyelamatkan mereka.”

Ia mengetahui bahwa ia tidak bisa menghentikan saya. Maka ia berkata, “Mulai sekarang, saya akan membantu kamu. Kita lihat siapa yang berani menangkap kamu?” Ia mulai membantu saya mendistribusikan materi. Ia juga membantu saya membujuk orang-orang untuk mundur dari PKT dengan mengatakan, “Mundur, mundur! PKT sama sekali tidak baik.”

Guru memberitahukan kita, “Banyak melihat kebaikan orang lain, jangan sering melihat kekurangan orang lain.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Amerika Serikat Barat Saat Hari Yuansiao Tahun 2003”)

Saya fokus pada sisi positif istri dan anak saya dan tidak berdebat dengan mereka mengenai prinsip manusia. Lagi pula memang tidak banyak yang bisa diperdebatkan mengenai urusan keluarga, saya menahan diri untuk tidak mengkritik mereka.

Saya menemukan, sewaktu pikiran lurus saya kuat, saya bisa benar-benar mengubah lingkungan di sekeliling saya. Sewaktu saya tersenyum, lingkungan menjadi bersinar. Sewaktu saya dalam keadaan tidak senang, lingkungan di sekeliling saya menjadi berawan. Jika medan saya positif, segala sesuatu berubah. Keberadaan kita menjadi harapan bagi makhluk hidup untuk mendapatkan penyelamatan.

Kadang-kadang, saya menyanyikan sebuah lagu “Kehidupan Manusia untuk Apa?” dari Hongyin III sewaktu memasak:

“Seratus tahun kehidupan manusia, sibuk untuk siapa; Nama, kepentingan dan keintiman keluarga merisaukan hati; Saat lagu berakhir pertunjukan pun selesai, siapakah diriku; Langit luas membisu, membuat hati bingung; Dafa tersebar luas menghampiri sisi tubuh; Memahami fakta kebenaran sebagai petunjuk pelayaran yang tersesat; Menyadarkan makhluk hidup untuk membedakan dengan jelas antara baik dan jahat; Menemukan kembali jati diri aku, kembali ke surga”

Istri saya berkata, “Lirik lagunya bagus. Berikan saya salinannya. Saya juga ingin menyanyikan lagu ini.” Saya menyalin lagu ini dan menempelkan pada dinding di dapur kami. Ia menghafalnya.

Sekali sewaktu belanja istri saya berkata pada seorang penjual (perempuan), “Saya berikan kamu sebuah puisi:

‘Seratus tahun kehidupan manusia, sibuk untuk siapa; Nama, kepentingan dan keintiman keluarga merisaukan hati; Saat lagu berakhir pertunjukan pun selesai, siapakah diriku; Langit luas membisu, membuat hati bingung’

Perempuan tersebut terkejut, “Apakah kamu yang membuat puisi ini?”

Saya berkata, “Ini adalah lirik lagu Dafa. Bagus kan?”

“Bagus, ya bagus,” kata perempuan tersebut.

“Kalau begitu mohon ingat Falun Dafa Baik; Sejati-Baik-Sabar Baik,” kata saya.

“Saya akan,” jawab perempuan itu.

Istri saya melanjutkan pembacaan puisi Guru:

“Dafa tersebar luas menghampiri sisi tubuh; Memahami fakta kebenaran sebagai petunjuk pelayaran yang tersesat; Menyadarkan makhluk hidup untuk membedakan dengan jelas antara baik dan jahat; Menemukan kembali jati diri aku, kembali ke surga”

Perempuan itu mengatakan, “Kalian pasangan yang sangat bahagia!” Kami membantunya mundur dari organisasi PKT. Kami pulang setelah berbelanja.

Setiap kali sebelum perjalanan dinas, istri saya membakar dupa untuk Guru dan berbisik. Saya bertanya, “Apa yang kamu katakan?” Ia berkata, “Saya meminta Guru Li memberkati supaya perjalanan dinas saya selamat dan supaya menghasilkan lebih banyak uang untuk keluarga kita.”

Saya berkata, “Buddha tidak mengurusi kekayaan orang.”

Ia berkata, “Buddha bertanggung jawab atas segala sesuatu. Lihat kamu. Siapa yang bisa mengatasi kamu Selain Guru Li?”

Saya berkata, “Menurut kamu apakah saya akan berhasil dalam kultivasi saya?”

“Tentunya kamu akan berhasil!” Kemudian ia kelihatan sedikit sedih, “Jadi jika kamu berhasil dalam kultivasi kamu, apa yang  akan saya lakukan?”

“Kamu bisa berkultivasi juga!” Saya memberikannya semangat, “Orang-orang semua datang ke dunia ini untuk berkultivasi. Ini adalah sebuah rahasia langit.”

Ia sedikit khawatir, “Tetapi saya tidak bisa duduk bersila.”

Saya berkata, “Itu bukan masalah. Belajar Fa dan jaga xinxing kamu. Itu lebih penting.”

Saya juga memberitahukan anak saya, “Kamu harus memberitahukan teman-teman kamu ‘Falun Dafa baik dan Sejati-Baik-Sabar baik.’ Jika mereka percaya, mereka akan terselamatkan.”

Anak saya mengangguk.

Saya menawarkan, “Jika kamu tidak bisa menjelaskannya dengan jelas, ajak saja teman kamu ke rumah dan saya yang akan memberitahukan mereka.”

Setelah itu, saya pernah menelepon anak saya dan memintanya untuk pulang. Ia berkata, “Saya belum mau pulang sekarang.” Saya menanyakan padanya apa yang sedang ia lakukan. Ia berkata, “Saya bersama teman-teman dan memberitahukan mereka bahwa ‘ini baik dan ‘itu baik.’” Saya tahu yang ia maksudkan adalah kata-kata yang telah saya sampaikan kepadanya: “Falun Dafa baik dan Sejati-Baik-Sabar baik.”

Saya mengetahui bahwa tidak peduli bagaimana ia menjelaskan kebenaran, apa yang telah terjadi di dimensi lain pasti telah membangkitkan semangat jiwanya.

Tambahan

Keluarga saya mengalami perubahan drastis sebelum dan sesudah saya mulai berkultivasi. Jika bukan karena Guru, saya tidak akan pernah bisa membawa keharmonisan dan kebahagiaan kepada keluarga saya.

Setiap langkah dan setiap peningkatan saya adalah pemberian dan pengorbanan dari Guru. Setiap pemahaman baru bersumber dari bantuan Guru. Tidak ada kata-kata yang bisa mengungkapkan bagaimana besarnya belas kasih Guru.

Terima kasih Guru! Terima kasih rekan-rekan praktisi.

Chinese version click here
English version click here