Kejahatan yang Terjadi di Kamp Kerja Paksa Qianjin di Kota Harbin
(Minghui.org)
Banyak kejahatan berat dialami oleh praktisi Falun Gong di Kamp
Kerja Paksa Qianjin di kota Harbin. Meskipun kamp kerja paksa telah
dihapuskan, mereka yang terlibat dalam penganiayaan masih harus
bertanggung jawab.
Liang Yan (wanita) adalah salah satu di antara mereka yang disiksa dengan kejam di Kamp Kerja Paksa Qianjin.
Liang Yan (wanita) adalah salah satu di antara mereka yang disiksa dengan kejam di Kamp Kerja Paksa Qianjin.
Pada pagi hari tanggal 21
November 2012, ketika personil Kantor 610 datang untuk melakukan
inspeksi kamp kerja paksa, penjaga memerintahkan Liang untuk
mengkritik Guru Li Hongzhi, pendiri Falun Gong, di depan inspektur
Kantor 610. Liang menolak sambil mengatakan kepada mereka bahwa ia
mendapat kesehatan yang baik setelah mulai berlatih Falun Gong. Dia
juga mengatakan tidak akan melakukan hal apapun yang bertentangan
dengan hati nuraninya.
Penjaga Cong Zhixiu kemudian membawanya ke sebuah ruangan kecil, beberapa petugas memukulinya dengan brutal dalam waktu yang lama.
Penjaga Cong Zhixiu kemudian membawanya ke sebuah ruangan kecil, beberapa petugas memukulinya dengan brutal dalam waktu yang lama.
Peragaan penyiksaan: Disetrum
dengan tongkat listrik
Ketua tim Wang Min memegang Liang
di lantai, membuka kerah bajunya pada bagian belakang leher,
memasukkan tongkat listrik panjang ke dalam bajunya untuk menyetrum
punggungnya. Liang akhirnya pingsan.
Tiga petugas kemudian menyeretnya ke kamar mandi, membuatnya duduk di lantai yang dingin dan menelanjanginya. Mereka menuangkan air dingin ke wajah dan dada Liang serta terus menerus menyetrum punggung dan lengannya.
Tiga petugas kemudian menyeretnya ke kamar mandi, membuatnya duduk di lantai yang dingin dan menelanjanginya. Mereka menuangkan air dingin ke wajah dan dada Liang serta terus menerus menyetrum punggung dan lengannya.
Ilustrasi penyiksaan: menyiram
dengan air dingin
Petugas Liu Xianyu terus menusuk
dada Liang dengan alat pel kotor, mencoba untuk memaksanya menjawab
pertanyaan inspektur Kantor 610. Ketika Liang menolak, Wang Min
menuangkan lagi satu baskom air dingin dari atas kepala Liang,
kemudian menyetrumnya lagi.
Liang gemetar begitu keras sampai tidak bisa berbicara.
Liang kemudian sering pingsan pada siang hari saat bekerja di bengkel. Pada malam hari rusuknya terasa sakit untuk waktu yang lama. Selama enam bulan berikutnya dia merasa pusing.
Saat Liang menceritakan kepada narapidana tentang penyiksaan yang dialaminya di bengkel kerja, mereka semua merasa marah.
Polisi Menggunakan Gas Air Mata Saat Menangkap Praktisi
Liang dan praktisi lainnya berkumpul untuk membicarakan pengalaman kultivasi mereka pada tanggal 21 November 2011. Pertemuan selesai sekitar tengah hari dan mereka berencana untuk pulang.
Ketika membuka pintu, polisi mendorong mereka masuk dan menembakkan gas air mata ke arah mereka. Para praktisi tidak bisa membuka mata dan terus terbatuk-batuk. Polisi menarik mereka ke dalam van polisi dan membawa mereka ke Divisi Polisi Patroli Shuangcheng.
Mereka dipaksa berbaris berjajar sementara polisi mengambil foto mereka. Banyak dari mereka menolak untuk memberitahukan nama. Interogasi berlanjut sampai lewat tengah malam. Para praktisi kemudian dibawa ke Pusat Penahanan Nomor 2 Harbin di mana Liang ditelanjangi dan digeledah.
Sekitar satu bulan kemudian, Liang dan 16 praktisi lainnya dibawa ke Kamp Kerja Paksa Qianjin untuk menjalani dua tahun kerja paksa.
Setelah tiba pada tanggal 20 Desember 2011, penjaga Wang Min segera memaksa praktisi untuk mengenakan seragam penjara dan memotong pendek rambut mereka. Keesokan harinya, mereka diperintahkan untuk menulis tiga pernyataan. Para petugas telah menulis pernyataan sebelumnya dan menyuruh praktisi untuk menyalinnya. Ketika praktisi menolak, polisi memukul dan menendang mereka. Karena mereka tetap menolak, petugas menyetrum mereka dengan tongkat listrik dan menyiksa mereka.
Seminggu kemudian, petugas memerintahkan para praktisi untuk melakukan kerja berat. Jika mereka gagal menyelesaikan tugas tepat waktu, kepala penjara menggunakan berbagai cara untuk menghukum mereka, seperti memaksa mereka berdiri diam dalam waktu yang lama, tidak membiarkan mereka menyikat gigi dan melarang mereka mandi. Liang pernah dipaksa bekerja sampai pagi hari sebelum ia diizinkan tidur.
Liang dibebaskan pada bulan Agustus 2013 setelah Kamp Kerja Paksa Qianjin dinon-aktifkan. Ketika sampai di rumah, ia menemukan bahwa semua buku-buku Dafa, komputer, lebih dari 20.000 yuan uang tunai, serta barang pribadi lainnya telah disita oleh polisi. Kerabat Liang berhasil mendapatkan kembali 16.000 yuan untuknya, tetapi polisi menolak untuk mengembalikan sisa uang dan barang pribadi lainnya.
Liang gemetar begitu keras sampai tidak bisa berbicara.
Liang kemudian sering pingsan pada siang hari saat bekerja di bengkel. Pada malam hari rusuknya terasa sakit untuk waktu yang lama. Selama enam bulan berikutnya dia merasa pusing.
Saat Liang menceritakan kepada narapidana tentang penyiksaan yang dialaminya di bengkel kerja, mereka semua merasa marah.
Polisi Menggunakan Gas Air Mata Saat Menangkap Praktisi
Liang dan praktisi lainnya berkumpul untuk membicarakan pengalaman kultivasi mereka pada tanggal 21 November 2011. Pertemuan selesai sekitar tengah hari dan mereka berencana untuk pulang.
Ketika membuka pintu, polisi mendorong mereka masuk dan menembakkan gas air mata ke arah mereka. Para praktisi tidak bisa membuka mata dan terus terbatuk-batuk. Polisi menarik mereka ke dalam van polisi dan membawa mereka ke Divisi Polisi Patroli Shuangcheng.
Mereka dipaksa berbaris berjajar sementara polisi mengambil foto mereka. Banyak dari mereka menolak untuk memberitahukan nama. Interogasi berlanjut sampai lewat tengah malam. Para praktisi kemudian dibawa ke Pusat Penahanan Nomor 2 Harbin di mana Liang ditelanjangi dan digeledah.
Sekitar satu bulan kemudian, Liang dan 16 praktisi lainnya dibawa ke Kamp Kerja Paksa Qianjin untuk menjalani dua tahun kerja paksa.
Setelah tiba pada tanggal 20 Desember 2011, penjaga Wang Min segera memaksa praktisi untuk mengenakan seragam penjara dan memotong pendek rambut mereka. Keesokan harinya, mereka diperintahkan untuk menulis tiga pernyataan. Para petugas telah menulis pernyataan sebelumnya dan menyuruh praktisi untuk menyalinnya. Ketika praktisi menolak, polisi memukul dan menendang mereka. Karena mereka tetap menolak, petugas menyetrum mereka dengan tongkat listrik dan menyiksa mereka.
Seminggu kemudian, petugas memerintahkan para praktisi untuk melakukan kerja berat. Jika mereka gagal menyelesaikan tugas tepat waktu, kepala penjara menggunakan berbagai cara untuk menghukum mereka, seperti memaksa mereka berdiri diam dalam waktu yang lama, tidak membiarkan mereka menyikat gigi dan melarang mereka mandi. Liang pernah dipaksa bekerja sampai pagi hari sebelum ia diizinkan tidur.
Liang dibebaskan pada bulan Agustus 2013 setelah Kamp Kerja Paksa Qianjin dinon-aktifkan. Ketika sampai di rumah, ia menemukan bahwa semua buku-buku Dafa, komputer, lebih dari 20.000 yuan uang tunai, serta barang pribadi lainnya telah disita oleh polisi. Kerabat Liang berhasil mendapatkan kembali 16.000 yuan untuknya, tetapi polisi menolak untuk mengembalikan sisa uang dan barang pribadi lainnya.
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org