Pengacara hak asasi manusia, warga negara biasa kampanye damai melawan rezim Tiongkok yang menindas Falun Gong

NEW YORK - Pengacara Hak Asasi Manusia dan warga semakin berani di depan umum, menentang penganiayaan Falun Gong yang sedang berlangsung di Tiongkok. Beberapa tahun lalu, tindakan seperti itu tidak pernah terjadi.

Mengapa berani mengambil risiko besar, dan apa artinya ini bagi perjalanan Tiongkok?

"Tindakan-tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya menunjukkan dua hal," kata Erping Zhang, juru bicara Pusat Informasi Falun Dafa. "Satu, orang-orang Tionghoa sekarang banyak melihat propaganda pemerintah, termasuk kampanye kebencian terhadap Falun Gong. Kedua, mereka begitu muak dengan rezim Partai Komunis, sehingga mereka bersedia mengambil risiko untuk membela hak-hak praktisi Falun Gong, meskipun mereka sendiri tidak berlatih."

Bulan lalu empat pengacara terkemuka dari timur laut Tiongkok dipukuli dengan brutal karena mewakili praktisi Falun Gong yang ditahan secara ilegal. Sejak 2010 jumlah petisi yang ditandatangani oleh orang Tionghoa (yang sering menggunakan nama asli mereka) untuk memrotes penculikan praktisi Falun Gong setempat terus bertambah, dengan beberapa penandatangan menghadapi penganiayaan kejam, mulai dari pelecehan dan kehilangan pekerjaan sampai  dipenjara dan penyiksaan.  

Meningkatnya perlawanan akibat tekanan muncul di tengah-tengah penganiayaan yang sedang berlangsung menjadi realitas berbahaya bagi puluhan juta orang. Penyiksaan masih merajalela, dan mematikan, seperti dalam kasus Yang Chunling, yang meninggal pada awal April setelah tujuh tahun pelecehan penjara. Penculikan yang tidak bertanggung jawab, bahkan untuk warga Kanada yang mencoba mengunjungi orang-orang tercinta di pusat-pusat penahanan, seperti Chen Yinghua, terjadi secara teratur. Dan, meskipun perhatian dari badan-badan pemerintah seperti Kongres AS dan Parlemen Eropa, tidak ada indikasi bahwa perbuatan mengerikan membunuh praktisi Falun Gong untuk mengambil dan menjual organ tubuh mereka untuk operasi transplantasi organ telah berubah.

Pusat Informasi Falun Dafa menyerukan kepada media Barat di Tiongkok memberitakan tindakan kepahlawanan pengacara dan warga yang tak terhitung jumlahnya lebih layak. Mereka yang berdiri menentang tirani dan beresiko besar bagi diri sendiri agar memiliki kisahnya.

Permohonan 25 April Masih Banyak Disalahpahami

Pada peringatan ke-15 peristiwa yang mendorong Falun Gong menjadi sorotan internasional-berkumpulnya lebih dari 10.000 praktisi di dekat kompleks perumahan pemerintah pusat pada tanggal 25 April 1999-fakta-fakta apa yang sebenarnya terjadi pada hari yang bersejarah, dan kekuatan di belakang layar tetap banyak disalahpahami.

Sebagian media Barat menggambarkan 25 April saat berkumpulnya praktisi sebagai tindakan provokatif yang menimbulkan penganiayaan yang dimulai tiga bulan kemudian.

Sesungguhnya, rencana untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dengan menekan Falun Gong setidaknya dikerjakan tiga tahun sebelumnya, dan permohonan 25 April adalah salah satu upaya terakhir untuk mencegah itu.  

Pada tahun 1999, rezim Tiongkok telah melarang buku-buku Falun Gong, menerbitkan laporan memfitnah, dan pelecehan terhadap praktisi termasuk "memata-matai," penyitaan properti untuk "bukti," dan yang paling mengkhawatirkan, pemukulan dan penangkapan.

Saat penganiayaan memasuki tahun kelima belas, dan dengan semakin seringnya perlawanan masyarakat untuk membela, menjadi semakin penting menceritakan kisah ini dengan akurasi dan dari sudut pandang pelaporan.

Latar Belakang

Pada bulan Juli 1999 Partai Komunis China yang otoriter meluncurkan kampanye melanggar hukum berupa penangkapan, kekerasan, dan propaganda menyerang warga negara Tiongkok yang berlatih Falun Gong (atau "Falun Dafa") dengan maksud "memberantas" latihan yang tidak berpolitik. Sejak saat itu, Pusat Informasi Falun Dafa, yang berbasis di New York, telah melaporkan lebih dari 3.000 kematian akibat penganiayaan. PBB, Amnesty International, pengacara hak asasi manusia Tiongkok, dan media asing juga telah mendokumentasikan penyiksaan Falun Gong dan kematian di tangan para pejabat Tiongkok. Ratusan ribu orang Tionghoa yang berlatih Falun Gong tetap ditahan, mereka menjadi kelompok terbesar tahanan hati nurani di Tiongkok. Falun Gong, juga disebut Falun Dafa, adalah latihan terkemukan kultivasi diri-cara untuk meningkatkan kesehatan dan mencapai kebijaksanaan spiritual. Latihan ini dari aliran Buddha dan mudah dipelajari, dengan meditasi, dan nilai-nilai universal Sejati, Baik, dan Sabar. Hal ini diyakini bahwa para pemimpin Partai Komunis tertentu yang meluncurkan penindasan terhadap Falun Gong merasa ketakutan atas perkembangan dan popularitas latihan dengan anggota (70-100 juta) dan pengaruh gerakan spiritual di luar kendali Partai.

English version click here