(Minghui.org) Keluarga saya menerima panggilan telepon dari kepala penjara setempat dalam bulan Maret 2014, memberi tahu bahwa adik perempuan saya sakit keras. “Kejahatan”-nya hanyalah melakukan latihan Falun Gong dan setia pada prinsip Sejati-Baik-Sabar.

Saya dan suami langsung menyambar jaket dan bergegas berangkat. Ketika kami sampai, adik saya kelihatan sangat lemah, dan sangat sulit berjalan. Saya segera menelepon kepala penjara minta agar dia dibebaskan bersyarat untuk berobat.

Meski tidak ada teman praktisi yang membantu, saya merasa percaya diri bahwa saya akan dapat menyelamatkan dia sendiran.

Guru mengatakan:

“Tentu saja, kalian dengan satu memerankan sepuluh, memerankan seratus, namun bagaimanapun juga adalah sedang mengungkap sebuah kebohongan dan kejahatan yang dibuat oleh seluruh perangkat mesin dari sebuah negara, jadi masih sangat sulit.” (Ceramah Fa di berbagai tempat – 3: “Ceramah Fa pada Konferensi Fa Wilayah Metropolitan New York”).

Ketika saya menemui kepala penjara, saya membayangkan ada ribuan praktisi Dafa menemani saya dalam usaha penyelamatan. Saya juga memohon kepada Guru untuk menguatkan kebijaksanaan dan pikiran lurus. Maka pertemuan berjalan lancar. Banyak praktisi yang kemudian ikut terlibat.

Guru mengatakan:

“Dalam hal-hal demikian harus menampilkan toleransi, baik hati dan ketenangan pengikut Dafa, masalah dia adalah masalah anda, masalah anda juga adalah masalah dia. (Ceramah di Berbagai Tempat - 2: “Ceramah Fa pada Konferensi Fa Washington D.C Tahun 2002”)

Memperbaiki Watak sewaktu Bekerja Sama dengan Orang Lain

Kerendahan hati para teman praktisi saya sungguh mendorong keyakinan saya. Biasanya selalu ada halangan, antara lain menyatukan perbedaan pendapat di antara kami dalam hal bagaimana usaha penyelamatan terbaik yang akan ditempuh. Namun kami memandang halangan-halangan itu sebagai kesempatan untuk memperbaiki watak dan menaikkan tingkatan.

Kepala penjara menyetujui adik saya dibebaskan bersyarat untuk berobat, hanya jika saya mau menanggung ‘biaya pemeriksaan medis.’ Setelah hal ini didiskusikan, beberapa orang praktisi dan saya pergi menghadap kepala penjara. Tujuan kami secara total ingin meniadakan pengaturan kekuatan lama.

Kami tahu dia melakukan kesalahan bila dia minta kami yang harus menanggung biayanya, sebab kemerosotan kesehatan adik saya itu karena ia ditahan dan disiksa. Kami minta agar dia dibebaskan tak bersyarat.

Setelah dia menyetujui akan membayar biaya pemeriksaan, salah seorang teman praktisi (wanita) berkata dengan keras, “Kamu seharusnya tidak minta penjara yang membayar biaya pemeriksaan untuk adikmu. Keluargamu yang harus membayarnya.”

Saya berpikir, “Mengapa teman saya itu tiba-tiba pikirannya berubah dari rencana yang telah kami setujui?” Saya tak berkata sepatah pun, tetapi saya kesal dalam hati.

Begitu kita keluar dari pintu gerbang penjara, dia berkata dengan nada keras, “Mengapa kamu menyalahkan penjara untuk sakitnya adik kamu itu? Dia menderita sakit karena dirinya sendiri!” Saya tertegun! Saya tidak dapat memahami mengapa dia mempunyai pandangan yang tidak rasional semacam itu.

Guru mengatakan:

“Gangguan tersebut berasal dari keluarga, masyarakat, handai tolan dan teman akrab, bahkan di antara kalian sesama praktisi, dan masih terdapat gangguan dari situasi masyarakat manusia, gangguan dari konsep yang terbentuk dalam masyarakat manusia.” (Ceramah Fa di Berbagai Tempat - 7: “Ceramah Fa pada Konferensi Fa Internasional Amerika Serikat Barat”)

Tiba-tiba saya menyadari bahwa hal itu adalah kesempatan yang baik untuk meningkatkan watak saya, membesihkan diri dari sifat pemarah yang membandel.

Kultivasi Belas kasih

Selama proses penyelamatan adik saya, saya juga dihadapkan pada masalah nafsu birahi, yaitu waktu bekerja sama dengan para teman praktisi pria. Namun saya dapat menyadari nafsu birahi ini adalah suatu ujian, yang semua praktisi harus dapat lewati. Jika tidak dapat mengatasi, usaha penyelamatan ini bisa berantakan dan juga membahayakan makhluk hidup yang tak terbilang banyaknya.

Saya selalu mewaspadai pikiran manusia saya, dan menjaga agar tidak terlena sedikit pun. Saya senantiasa menyelamatkan makhluk hidup dengan hati tulus.

Saya menyadari bahwa agar berhasil menyelamatkan para teman praktisi tidak hanya perlu menghilangkan keterikatan pada rasa takut, nafsu birahi, sentimen, dan kemarahan, juga harus mengembangkan kemauan yang teguh, dan berkultivasi sepenuhnya pada belas kasih dan toleransi.

Saya sering teringat apa yang dikatakan Guru,

Belas kasih merupakan kondisi abadi dari para Dewa (Hong Yin III: “Mengapa Menolak”). Kalimat itu selalu menemani saya selama proses penyelamatan.

Rasanya sedih setiap kali bertemu adik, ia kehilangan keinginan untuk hidup. Bila saya menemui kepala penjara, dia selalu dengan dingin mengingatkan saya: “Para praktisi Falun Gong tidak berobat ke dokter, jadi sakitnya dia bukan urusan kami!”

Awalnya saya jengkel, atas sikapnya yang tak punya perasaan dan tidak rasional itu, karena jelas-jelas petugas penjara harus bertanggung jawab pada adik saya yang kesehatannya memburuk.

Akhirnya saya menyadari kejengkelan saya itu disebabkan oleh perasaan manusia saya terhadap keluarga. Ketika saya sudah mengabaikan perasaan itu, saya mendapatkan kejengkelan itu berubah menjadi belas kasih. Pikir saya, “Segala kehidupan ini begitu menyedihkan!”

Saya menyadari harus memperkuat pikiran lurus saya agar dapat berbicara langsung kepada sisi mengerti mereka di dimensi lain. Saya harus mengingatkan kepada makhluk-makhluk ini yang telah berani turun ke dunia karena mereka yakin sepenuhnya bahwa Dafa memiliki kekuatan untuk menyelamatkan mereka ketika Guru menyebarkan Fa.

Saya harus membantu mereka untuk bisa mengerti bahwa mereka harus menggunakan posisi pekerjaannya untuk membantu para praktisi untuk lolos dari sarang iblis ini dan tidak membiarkan kaki tangan hitam dari kekuatan lama mengambil kesempatan.

Mereka harus mengoreksi diri hingga mendapat kesimpulan bahwa Dafa itu baik dan Sejati-Baik-Sabar itu baik, hingga mendapat kepastian bahwa mereka akan mempunyai masa depan yang cemerlang.

Saya memancarkan pikiran lurus untuk menghancurkan campur tangan kekuatan lama dan hantu jahat Partai Komunis Tiongkok.

Saya juga memiliki pikiran bahwa saya akan pergi ke penjara setiap hari sampai adik saya dibebaskan.

Guru mengatakan:

“Sebuah pikiran yang begitu lurus, siapa yang dapat mempertahankan pikiran lurus ini, dia niscaya dapat melangkah menuju paling akhir, dia niscaya dapat menjadi Dewa agung yang diciptakan oleh Dafa.” (Ceramah Fa di Berbagai Tempat - 7: “Ceamah Fa pada Konferensi Fa Internasional Amerika Serikat Barat”)

Setelah enam bulan berusaha terus menerus, akhirnya penjara membebaskan adik saya

Saya merenungkan kata-kata Guru:

“Pikiran Lurus para pengikut kuat
Guru memiliki kemampuan mengatasi keadaan langit”
(Hong Yin II: “Budi Jasa Guru dan Pengikut”)

Selama keseluruhan proses penyelamatan itu, saya yakin pencapaian terbesar saya adalah melenyapkan perasaan marah dan mengultivasikan belas kasih.

Saya dulu menganggap para praktisi umumnya tidak memliki pikiran lurus yang memadai, ataupun tidak bersikap sesuai dengan prinsip Fa. Sudah tentu hal ini berpengaruh langsung pada bagaimana kami harus bekerja sama. Sekarang saya mengerti harus bersikap lebih baik terhadap mereka dan memancing keluar pikiran lurus mereka.

Ingin rasanya saya mengingatkan kepada setiap orang, tak peduli betapa besar gangguan atau kesulitan tugas di depan kita, sepanjang kita meleburkan diri ke dalam Fa dan melihat ke dalam, Guru pasti akan selalu menjamin keberhasilan kita!

Chinese version click here
English version click here