Kemah Musim Panas Minghui, Sebuah Lingkungan Belas Kasih Untuk Remaja di Perancis
(Minghui.org)
Kemah Musim Panas Sekolah Minghui diadakan di Hauteville, merupakan
kota tepi pantai Normandia, Perancis, diadakan dari 10-24 Agustus
2014. Ini merupakan tahun kedua bagi kamp musim panas Sekolah
Minghui, praktisi muda menikmati kenangan dan musim panas yang
produktif, berpartisipasi dalam latihan kelompok, membaca buku-buku
Falun Gong, dan ambil bagian banyak kegiatan di luar ruangan.
Foto bersama Kemah Musim Panas
Sekolah Minghui 2014 di Perancis
Wisatawan Bergabung dalam
Latihan Bersama
Hauteville adalah sebuah resor wisata populer di Normandia di barat laut Perancis, di dekat Selat Inggris. Pada hari pertama direktur pusat kemah menyambut praktisi muda dan mendorong mereka untuk melakukan latihan Falun Gong di halaman setiap pagi.
Hauteville adalah sebuah resor wisata populer di Normandia di barat laut Perancis, di dekat Selat Inggris. Pada hari pertama direktur pusat kemah menyambut praktisi muda dan mendorong mereka untuk melakukan latihan Falun Gong di halaman setiap pagi.
Latihan pagi bersama di luar pusat
kemah
Banyak wisatawan berhenti untuk
menonton praktisi muda berolahraga setiap pagi. Dua gadis muda
tertarik belajar lima perangkat latihan pada hari pertama. Seorang
wanita bisa segera duduk dalam posisi lotus penuh saat ia mencoba
meditasi. Patrick, seorang praktisi Perancis yang mulai berlatih
tiga tahun lalu, mengajukan diri untuk memperagakan latihan. Pada
suatu pagi 25 orang datang untuk belajar.
Dua orang gadis mempelajari
latihan untuk pertama kalinya
Membaca Buku dan Berbagi
Pemahaman
Anak muda Minghui peserta kemah membaca buku-buku Falun Gong setiap malam. Meskipun usia mereka berbeda, mereka membaca dengan penuh perhatian. Beberapa anak yang lebih tua membantu yang lebih muda cara pengucapan. Mereka juga membaca beberapa artikel berbagi pengalaman dari praktisi muda Tionghoa, serta legenda Tiongkok kuno, yang mana mereka rasakan sangat berwawasan dan mendidik.
Selama diskusi kelompok, anak-anak berbicara tentang bagaimana mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar dalam kehidupan mereka sehari-hari, apa arti kultivasi, dan bagaimana memancarkan pikiran lurus dengan lebih baik.
Meskipun mereka masih sangat muda, para peserta kemah Minghui berbicara dari hati mereka. Daniel berkata, "Dulu saya pikir bahwa pikiran lurus saya sebagai anak muda lebih lemah dibandingkan orang dewasa. Saya sekarang tahu bahwa pikiran lurus dari pengikut Dafa, terlepas dari usia mereka, adalah sama-sama kuat."
Anak muda Minghui peserta kemah membaca buku-buku Falun Gong setiap malam. Meskipun usia mereka berbeda, mereka membaca dengan penuh perhatian. Beberapa anak yang lebih tua membantu yang lebih muda cara pengucapan. Mereka juga membaca beberapa artikel berbagi pengalaman dari praktisi muda Tionghoa, serta legenda Tiongkok kuno, yang mana mereka rasakan sangat berwawasan dan mendidik.
Selama diskusi kelompok, anak-anak berbicara tentang bagaimana mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar dalam kehidupan mereka sehari-hari, apa arti kultivasi, dan bagaimana memancarkan pikiran lurus dengan lebih baik.
Meskipun mereka masih sangat muda, para peserta kemah Minghui berbicara dari hati mereka. Daniel berkata, "Dulu saya pikir bahwa pikiran lurus saya sebagai anak muda lebih lemah dibandingkan orang dewasa. Saya sekarang tahu bahwa pikiran lurus dari pengikut Dafa, terlepas dari usia mereka, adalah sama-sama kuat."
Para praktisi muda mempelajari
Hong Yin dan menyanyikan lagu gubahan praktisi
Meninjau kemajuan mereka pada
minggu kedua, peserta kemah Junyi berkata, "Saya telah
berpartisipasi dalam banyak kegiatan di sekolah saya. Jika kita
punya masalah kita tidak akan saling membicarakan satu sama lain
lagi. Tapi ketika kami mengalami masalah di sini, kami
mempertimbangkan satu sama lain dan melihat ke dalam. Pada
akhirnya, kami masing-masing meminta maaf. Apa yang paling
menyentuh saya adalah lingkungan yang penuh kasih dari grup
ini."
Vanessa, peserta kemah Minghui lainnya, mengatakan, "Saya tidak pernah berpikir kami akan mampu melakukan banyak hal dalam satu hari."
Kegiatan Budaya
Selain membaca buku-buku Falun Gong dan melakukan latihan, para peserta kemah juga menghadiri acara budaya yang sesuai dengan kelompok usia mereka. Mereka belajar tentang Tiongkok dan tarian klasik Tiongkok. Mereka belajar Hong Yin, menyanyikan lagu-lagu yang digubah oleh praktisi Falun Gong, dan menggambar. Dengan menonton kartun, kisah Perjalanan Menuju ke Barat, anak muda peserta kemah mengetahui lebih banyak tentang novel terkenal ini, yang merupakan bagian dari kebudayaan tradisional Tiongkok. Pekemah Perancis muda, yang tidak bisa berbahasa Mandarin, mampu menggunakan pinyin untuk membaca dua puisi dari Hong Yin dan menyanyikan lagu-lagu Mandarin.
Para praktisi muda juga pergi piknik, membuat api unggun, perburuan melihat burung pemakan bangkai, bermain sepak bola, mencoba panjat tebing dan menunggang kuda, dan mengadakan pelatihan memberitahu orang-orang tentang Falun Gong.
Empat praktisi wanita dewasa melakukan tarian klasik Tiongkok di pusat kemah pada malam 13 Agustus. Sekitar 150 orang yang menghadiri, mereka sangat menyukai pertunjukan dan kostum tradisional. Setiap penonton menerima bunga lotus buatan tangan yang terbuat dari kertas berkilauan yang telah disiapkan praktisi untuk acara tersebut. Terkesan dengan peragaan latihan yang mereka lihat malam itu, banyak penonton datang ke tempat latihan kelompok keesokan harinya untuk mempelajari lebih lanjut.
Seorang guru sekolah dasar bernama Laila menyiapkan perburuan bagi peserta kemah Minghui di bukit pasir pada 15 Agustus. Wanita lain bernama Rémi tiba dengan menunggang kuda dan memberi petunjuk kepada para pekemah tentang keberadaan mereka yang tersembunyi. Laila berkata pada pekemah muda, "Kalian adalah satu kelompok. Kalian harus bekerja dengan baik satu sama lain supaya sukses." Para praktisi muda bekerja sama dengan baik dan pada akhirnya menemukan harta karun.
Vanessa, peserta kemah Minghui lainnya, mengatakan, "Saya tidak pernah berpikir kami akan mampu melakukan banyak hal dalam satu hari."
Kegiatan Budaya
Selain membaca buku-buku Falun Gong dan melakukan latihan, para peserta kemah juga menghadiri acara budaya yang sesuai dengan kelompok usia mereka. Mereka belajar tentang Tiongkok dan tarian klasik Tiongkok. Mereka belajar Hong Yin, menyanyikan lagu-lagu yang digubah oleh praktisi Falun Gong, dan menggambar. Dengan menonton kartun, kisah Perjalanan Menuju ke Barat, anak muda peserta kemah mengetahui lebih banyak tentang novel terkenal ini, yang merupakan bagian dari kebudayaan tradisional Tiongkok. Pekemah Perancis muda, yang tidak bisa berbahasa Mandarin, mampu menggunakan pinyin untuk membaca dua puisi dari Hong Yin dan menyanyikan lagu-lagu Mandarin.
Para praktisi muda juga pergi piknik, membuat api unggun, perburuan melihat burung pemakan bangkai, bermain sepak bola, mencoba panjat tebing dan menunggang kuda, dan mengadakan pelatihan memberitahu orang-orang tentang Falun Gong.
Empat praktisi wanita dewasa melakukan tarian klasik Tiongkok di pusat kemah pada malam 13 Agustus. Sekitar 150 orang yang menghadiri, mereka sangat menyukai pertunjukan dan kostum tradisional. Setiap penonton menerima bunga lotus buatan tangan yang terbuat dari kertas berkilauan yang telah disiapkan praktisi untuk acara tersebut. Terkesan dengan peragaan latihan yang mereka lihat malam itu, banyak penonton datang ke tempat latihan kelompok keesokan harinya untuk mempelajari lebih lanjut.
Seorang guru sekolah dasar bernama Laila menyiapkan perburuan bagi peserta kemah Minghui di bukit pasir pada 15 Agustus. Wanita lain bernama Rémi tiba dengan menunggang kuda dan memberi petunjuk kepada para pekemah tentang keberadaan mereka yang tersembunyi. Laila berkata pada pekemah muda, "Kalian adalah satu kelompok. Kalian harus bekerja dengan baik satu sama lain supaya sukses." Para praktisi muda bekerja sama dengan baik dan pada akhirnya menemukan harta karun.
Laila, seorang guru SD, mengajak
pekemah Minghui pada perburuan melihat burung pemakan bangkai
Tarian Tionghoa
Klasik
Setiap hari seorang guru tari memberi peserta kemah Mingui pelajaran tarian klasik Tiongkok yang kadang-kadang berlangsung hingga 2 jam. Meskipun kadang-kadang tekniknya rumit dan menantang, para peserta kemah sangat menikmatinya. Bahkan Apolline umur lima tahun mampu melakukannya setiap sesi.
Setiap hari seorang guru tari memberi peserta kemah Mingui pelajaran tarian klasik Tiongkok yang kadang-kadang berlangsung hingga 2 jam. Meskipun kadang-kadang tekniknya rumit dan menantang, para peserta kemah sangat menikmatinya. Bahkan Apolline umur lima tahun mampu melakukannya setiap sesi.
Pelajaran tarian Klasik Tiongkok
di Sekolah Hinghui Summer Camp
Pada akhir kemah, para praktisi
muda mempertunjukkan tentang apa yang telah mereka pelajari. Konser
termasuk tarian klasik Tiongkok, menggambar, menghafal puisi Hong
Yin, menyanyikan lagu-lagu, dan memainkan erhu solo. Orangtua
anak-anak dan anak-anak lain di perkemahan memuji para pemain muda
itu dengan antusias.
Ketika mereka meninggalkan perkemahan, para praktisi muda saling mengucapkan selamat tinggal satu sama lain dan konselor mereka. Seorang anak berkata, "Kami sangat menyukainya. Kapan akan ada lagi tahun depan?"
Ketika mereka meninggalkan perkemahan, para praktisi muda saling mengucapkan selamat tinggal satu sama lain dan konselor mereka. Seorang anak berkata, "Kami sangat menyukainya. Kapan akan ada lagi tahun depan?"
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org