(Minghui.org) Thomas Pompe sudah mencintai seni bela diri dan kebudayaan Tiongkok sejak usia muda. Seni bela diri adalah hobi yang mahal di Swedia, tetapi orang tuanya merasa layak bagi anaknya untuk mengikuti keinginan besarnya. Dan mereka membawanya berjalan-jalan ke Tiongkok sewaktu ia berusia 12 tahun.

Keluarga Pompe telah tinggal di Gothenburg beberapa tahun. Keluarga ini mempunyai dua anak yaitu Thomas dan seorang kakak perempuannya.

Jalan Buntu Menjadi Satu Permulaan Baru

Sewaktu baru berusia 14 tahun, Thomas menemukan seni bela diri yang ia pelajari hanya terbatas pada gerakan dan sama sekali kurang dalam kemajuan spritual. Latihan qigong (seni pernapasan) menghabiskan banyak uang untuk belajar dan energi yang ia rasakan sewaktu berlatih sangatlah sedikit.

Ia merasa sudah mencapai jalan buntu, dan tidak tahu bagaimanba perkembangan selanjutnya. Ia mempunyai terlalu banyak pertanyaan yang tidak terjawab dari perspektif spritual.

Kemudian pada satu pameran kesehatan di Swedia pada tahun 1998, Ibu Pompe melihat orang-orang melakukan latihan yang tentram dari Tiongkok. Ia membawa salinan buku Zhuan Falun dalam bahasa Swedia untuk anak lelakinya, Thomas, dan ia tahu anaknya akan menyukainya.

Praktisi Falun Dafa Swedia, Thomas Pompe

“Ini adalah perasaan yang hebat, yang saya tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata manusia,” kata Thomas. “Banyak pertanyaan terjawab dalam buku. Saya sangat senang sepanjang musim panas waktu itu.”

Ia dengan cepat membaca bukunya dan segera memanggil seorang teman untuk pergi ke pameran kesehatan bersamanya. Ia menemukan tempat pameran Falun Dafa dan melihat demostrasi latihan. Ia tidak bisa menahan diri dan belajar latihan di tempat itu juga.

Sehubungan ia telah berlatih seni bela diri bertahun-tahun, latihan ini sangat mudah baginya. Meskipun gerakannya lambat dan lembut, ia merasakan energy yang kuat. Setelah pameran, ia bergabung dengan grup latihan Falun Dafa lokal.

Prinsip Panduan yang Mendalam

Buku Zhuan Falun telah menemaninya 16 tahun, Thomas muda sekarang sudah bertumbuh menjadi pemuda dewasa.

“Falun Dafa luar biasa baiknya. Memberikan banyak dampak positif pada kehidupan saya,” Thomas berbagi pengalamannya. “Dibandingkan dengan latihan lain, Falun Dafa berkultivasi jiwa dan raga, dan kedua ini penting. Ini adalah kultivasi yang benar.”

Sementara anak remaja lain menjadi kecanduan alkohol dan narkoba, orang tua Thomas tidak perlu mengkhawatirkan anaknya. Sementara anak muda lain memakai pakaian aneh dan melawan tradisi mereka, orang tua Pompe sangat senang melihat anak mereka begitu jelas membangun karakternya melalui kultivasi Falun Dafa.

Thomas merasa sangat beruntung memulai latihan Falun Dafa begitu cepat dalam kehidupannya. Falun Dafa pertama kali dikenalkan pada umum di tahun 1992 di Tiongkok. Guru Li Hongzhi mulai mengajar Falun Dafa di luar negeri pada tahun 1995. Ceramah pertama di luar negeri diadakan di Perancis, selanjutnya dua ceramah di Gothenburg dan Stockholm, Swedia. Setahun kemudian Thomas mulai berlatih.

“Bagi saya, latihan Falun Dafa adalah cara untuk meningkatkan jiwa dan raga. Kunci untuk kultivasi adalah melihat ke dalam, dan merubah hati seseorang. Sewaktu berkonflik dengan orang lain, seorang kultivator Falun Dafa tidak akan meminta orang lain atau lingkungannya untuk berubah. Sewaktu kita menemukan dan memperbaiki masalah kita sendiri, orang lain dan lingkungan akan berubah sesuai dengan itu,” kata Thomas.

Bangkit Melawan Penganiayaan

Satu tahun setelah Thomas memulai kultivasinya, Partai Komunis Tiongkok (PKT) memulai penganiayaan terhadap Falun Dafa (pada Juli 1999). Media yang di kontrol oleh Pemerintah Tiongkok menyebarkan propaganda kebencian yang memfitnah Falun Dafa. Pada waktu itu, Falun Dafa belum begitu dikenal di barat, sehingga media barat menyiarkan ulang setiap hal dari Tiongkok. Dalam waktu yang pendek, media dunia tanpa sengaja menyebarkan propaganda rezim komunis.

Pada waktu yang kritis ini, banyak praktisi Falun Dafa di luar Tiongkok maju untuk membantu menyingkirkan kebohongan PKT. Banyak Praktisi Falun Dafa barat bergabung dalam usaha mengklarifikasi fakta mengenai Falun Dafa dan penganiayaannya kepada dunia, dan menentang penganiayaan brutal terhadap Falun Dafa di Tiongkok.

Thomas sudah berkunjung ke beberapa negara untuk meningkatkan kesadaran orang-orang mengenai penganiayaan. Bilamana pejabat tinggi komunis mengunjungi negara barat, Thomas dan praktisi lain akan melakukan protes damai mengenai penganiayaan Falun Dafa.

“Saya mengalami banyak hal pada awal tahun waktu itu setelah penganiayaan mulai. Saya mengetahui pelakunya adalah Jiang Zemin, ia yang memulai penganiayaan. Kita mengunjungi kota-kota yang mereka kunjungi dan membentangkan spanduk untuk memberitahukan orang-orang kebenaran,” kata Thomas.

“Saya tahu Luo Gan adalah tertuduh lainnya. Saya melihatnya sewaktu ia mengunjungi Finladia. Saya melihat ia bersama rekannya. Mereka juga melihat kami. Saya melihat mereka merasa terkejut dari mata mereka. Mereka mungkin tidak menyangka melihat begitu banyak Praktisi Falun Dafa di luar negeri. Kami menunjukkan latihan Falun Dafa. Kami memperingati mereka bahwa seluruh dunia sedang mengawasi perbuatan mereka.”

Sebuah Perjalanan Spritual

Pada Januari 2001, Konferensi berbagi pengalaman Falun Dafa pertama diadakan di Hongkong. Orang tuanya sekali lagi memberikannya hadiah khusus yaitu satu tiket pesawat ke Hongkong. Dengan dukungan keluarganya, Thomas menghadiri konferensi.

Pada lokasi wisatawan di Hongkong, Thomas membagi selebaran mengenai Falun Dafa kepada wisatawan Tiongkok. Ekspresi mereka terkejut bercampur dengan ragu-ragu. Ia tidak mengerti apa yang mereka katakan, tetapi melalui mata mereka yang ragu, ia mengerti bahwa ia harus menunjukkan kepada orang Tiongkok bahwa orang barat juga menyukai Falun Dafa dan Falun Dafa Baik.

Pada Juli 2003, Thomas dan lebih dari 5000 Praktisi Falun Dafa menghadiri Konferensi Berbagi Pengalaman di Kota New York. Ia melihat Guru Li Hongzhi langsung untuk pertama kalinya.

Sejak ia mulai berlatih Falun Dafa pada usia 14 tahun, Thomas telah menyaksikan berbagai fase penyebaran Falun Dafa di dunia. Setelah 16 tahun berkultivasi, ia sekarang seorang profesional yang berusia 30 tahun.

“Dari usia 14 sampai 30 tahun, Falun Dafa telah memandu kehidupan saya. Keyakinan saya dalam Falun Dafa tidak pernah berubah,” kata Thomas.

“Kadang-kadang di dalam sebuah mimpi, seseorang menghasut saya dengan bahasa yang kasar dan saya ingin membalasnya. Tiba-tiba, saya menyadari ini salah dan menyesali. ‘Tidak, saya tidak seharusnya membalas.’ Kemudian saya bangun dan merasa beruntung ini hanyalah sebuah mimpi.”

Dengan perlahan, ia belajar mendisiplinkan dirinya dalam mimpinya juga. Thomas sekarang mengikuti prinsip “Sejati-Sabar-Baik” dalam kehidupannya dan juga dalam mimpinya.

Chinese version click here
English version click here