(Minghui.org) Sebanyak 195 praktisi Falun Gong dari Kota Suihua, Provinsi Shandong dan 40 lebih dari daerah Huadu, kota Guangzhou, Provinsi Guangdong telah melayangkan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin antara Mei dan Agustus 2015, menurut laporan yang disusun oleh situs Web Minghui.

Para praktisi menuntut mantan diktator Tiongkok karena memulai penindasan brutal terhadap Falun Gong dan menuntut dia bertanggung jawab atas penderitaan yang luar biasa yang mereka derita dikarenakan kampanyenya. Tuntutan hukum dikirimkan ke Mahkamah Agung dan Kejaksaan Agung.

Banyak dari para praktisi ini menceritakan bagaimana Falun Gong mengembalikan kesehatan mereka dan memberi mereka pandangan baru pada kehidupan. Mimpi mereka untuk hidup sehat dan bahagia, hancur ketika Jiang Zemin meluncurkan kampanye nasional untuk memberantas latihan ini pada tahun 1999.

Karena menolak untuk melepaskan keyakinan, mereka ditangkap, ditahan, disiksa, dan rumah mereka digeledah dan barang-barang pribadi disita. Banyak juga keluarga mereka terimbas karena keyakinan mereka, sementara beberapa juga dipaksa untuk membayar denda yang besar.

Seorang koki Dipukuli di Tahanan

Rong Licheng (荣立成), 42, adalah seorang koki dan ahli gizi dari Suihua. Ia ditangkap selama olimpiade Beijing 2008, disuntik dengan obat yang tidak diketahui, dan dipaksa untuk melakukan kerja selama lebih dari empat belas jam sehari selama penahanan.

Ia kemudian ditahan satu tahun di kamp kerja paksa, dia pernah dipaksa untuk duduk di "kursi besi" selama lima hari terus menerus dan dipukuli pada waktu yang sama.

Rong ditangkap lagi pada Juli 2014 dan ditahan selama satu bulan. Polisi juga menyita mobil yang dipinjam dari temannya dan menolak untuk mengembalikannya setelah dibebaskan.

Pasangan Ditahan Masing-masing Dua Tahun Kerja Paksa

Zhao Wei (赵伟), 50, adalah seorang guru dari Guangzhou. Rumahnya digeledah empat kali. Dia dan suaminya Li Lianyu ditangkap beberapa kali. Polisi mengirimnya ke pusat pencucian otak pada Maret 2003, sementara suaminya ditahan di kamp kerja paksa. Bisnis keluarga dan anaknya dibiarkan tanpa ada yang merawat.

Dia ditangkap lagi pada bulan Mei 2007 dan ditahan dua tahun kerja paksa. Dia harus bekerja lebih dari sepuluh jam setiap hari di kamp kerja dan dipaksa duduk di "bangku kecil" untuk waktu yang lama.

Suaminya berada di kamp kerja paksa selama dua tahun. Setelah dibebaskan, ia kehilangan keberaniannya untuk terus berlatih Falun Gong. Meskipun ia menjadi sehat setelah ia pertama kali mulai berlatih, karena penahanan jangka panjang, stres, dan ketakutan, ia meninggal setelah penyakitnya kambuh.

Pejabat Pemerintah Dikirim ke Pusat Pencucian Otak

Qiao Guangqing (乔光清), 56, adalah seorang pejabat pemerintah dari Guangzhou. Ia dikirim ke pusat pencucian otak selama enam bulan pada tahun 2000. Kemudian, ia dijatuhi dua kali kerja paksa pada Oktober 2003 dan April 2007 selama 21 bulan dan 24 bulan.

Selama penahanannya, ia mengalami kurang tidur dalam waktu yang panjang dan dipaksa untuk menonton video propaganda mencaci Falun Gong. Tempat kerjanya juga menghentikan pensiunnya sebagai pejabat pemerintah.

Perempuan Dipukuli, Menolak Makanan dan Air

Huang Tengwen (黄腾文), 39, ditangkap pada beberapa kesempatan. Secara khusus, ia ditangkap pada Januari 2001 di Bejing ketika mengajukan permohonan hak untuk berlatih Falun Gong.

Karena menolak untuk mengungkapkan nama dan alamat, dia tidak bisa bergerak dari tempat tidur dan menolak makanan dan air. Penjaga kemudian menggantungnya dan meninju perutnya. Dia tidak menghentikan sampai bengkak sekujur tubuhnya.

Dia kemudian dijatuhi satu setengah tahun kerja paksa.

Pelecehan meluas di Pusat Penahanan dan Kamp Kerja

Ren Xinqin (任兴芹), 72, adalah penduduk Suihua. Seluruh keluarganya berlatih Falun Gong. Namun, putra kedua dan putri sulungnya dianiaya sampai mati. Ren menuntut Jiang atas kematian anak-anaknya.

Liu Zhulin (刘竹林), 72, adalah seorang pensiunan insinyur dari Suihua. Ia ditangkap dua kali ketika ia pergi ke Beijing untuk memohon hak berlatih Falun Gong pada akhir 2000. Dia secara brutal dipukuli dan ditusuk dengan jarum di pusat penahanan.

Huang Shujun (黄舒君), 38, dijatuhi dua tahun kerja paksa menyusul penangkapannya pada Oktober 2000 karena mendistribusikan materi Falun Gong. Dia dipaksa untuk menonton atau membaca propaganda melawan Falun Gong, kurang tidur, dan tidak diizinkan kunjungan keluarga. Dia dibebaskan sehingga ibunya trauma dengan penahanan.

Zhu Xiaoying (朱小英), 40, juga menghabiskan satu setengah tahun di kamp kerja paksa, di mana dia dipaksa untuk bekerja selama lebih dari 10 jam setiap hari.

Tang Zhiheng (汤志衡), 38, menjadi general manajer dari pabrik kulit di Kabupaten Huadu, kota Guangzhou. Dia menuntut Jiang Zemin karena hampir tujuh tahun penjara di berbagai fasilitas.

Wang Xia (王霞), 59, adalah seorang karyawan dari Divisi 293 dari Pembangkit Nuklir Distrik Huadu di Kota Guangzhou. Dia menuntut Jiang bertanggung jawab atas penangkapan selama 16 tahun terakhir.

Latar belakang

Pada tahun 1999, Jiang Zemin, ketua Partai Komunis Tiongkok, mengabaikan anggota Komite Tetap Politbiro lainnya dan melancarkan penindasan berdarah terhadap Falun Gong.

Di bawah perintahnya, Partai Komunis Tiongkok membentuk lembaga keamanan di luar kerangka hukum, “Kantor 610” pada 10 Juni 1999. Organisasi tersebut berada di atas kepolisian dan sistem yudisial dalam melaksanakan perintah Jiang terkait Falun Gong: hancurkan reputasi mereka, bangkrut kan secara finansial, dan hancurkan mereka secara fisik.

Penganiayaan ini telah mengakibatkan kematian banyak praktisi Falun Gong selama 16 tahun terakhir. Lebih banyak lagi yang telah disiksa karena keyakinan mereka dan bahkan dibunuh untuk diambil organ tubuhnya. Jiang Zemin bertanggung jawab langsung karena telah memulai dan melanjutkan penganiayaan brutal tersebut.

Konstitusi Tiongkok mengizinkan warga untuk menjadi penuntut dalam kasus pidana, dan banyak praktisi yang sekarang menggunakan hak tersebut untuk mengajukan tuntutan pidana terhadap mantan diktator itu

Chinese version click here

English version click here