Mengekspos Penganiayaan dan Menghindarinya di Sebuah Kamp Kerja Paksa
(Minghui.org) Keterikatan saya terhadap kepentingan pribadi menyebabkan kekuatan jahat mengambil keuntungan dari celah kekosongan saya pada bulan April 2010. Saya ditangkap dan dikirim ke pusat penahanan. Di pusat penahanan, saya gagal bangkit pada waktunya, berharap keluarga saya pasti akan berhasil menyusun rencana untuk membebaskan saya. Dua bulan kemudian, saya dipindahkan ke kamp kerja paksa dan penganiayaan saya diperpanjang.
Memusnahkan Kejahatan dengan Pikiran Lurus
Di kamp kerja paksa, saya tahu tujuannya adalah untuk mengubah saya, untuk membuat saya meninggalkan Dafa dan mengkhianati Guru. Saya tidak akan membiarkan kejahatan menggunakan cara ini.
Saya memusatkan semua energi saya untuk memancarkan pikiran lurus. Saya menggunakan semua usaha, dan sebisa mungkin mengerahkan kemampuan saya, untuk memusnahkan makhluk dan faktor-faktor jahat di sekitar saya.
Saat berjalan, makan, atau bahkan tidur, saya memanfaatkan setiap saat untuk memusatkan pikiran dan niat saya untuk menghancurkan gangguan dan faktor-faktor jahat tersebut.
Mengklarifikasi Kebenaran untuk Menyelamatkan Si Penganiaya
Kekuatan jahat ingin menghancurkan saya dengan membuat saya berbicara. Tapi, tidak peduli berapa banyak mereka berusaha untuk membuat saya berbicara, saya menolak untuk bekerja sama.
Saya pernah mendengar salah seorang yang disuruh mengubah saya berbicara dengan kesal, "Saya menyerah. Tangannya menunjuk saya. Polisi punya banyak cara untuk menanganinya."
Saya langsung tahu apa artinya. Saya pikir, "Di suatu tempat di ujung koridor, praktisi Dafa yang teguh sedang disiksa untuk memaksa mereka melepaskan latihan Falun Gong. Saya tidak bisa membiarkan mereka melakukan perbuatan buruk dengan bebas. Saya harus menekan sisi jahat mereka dan membangunkan sisi baik mereka."
Saya kemudian mengatakan kepada orang-orang yang ditugaskan khusus untuk mengubah saya, "Kalian ingin saya bicara. Mari kita bicara. Apa yang harus kita bicarakan? Bicara masalah kultivasi atau mengenai masalah hukum?"
Mereka memutuskan kemudian.
Mereka gembira. Saya akhirnya mau berbicara. Mereka pikir mereka telah menang.
Mereka berkata, "Kamu adalah orang baik. Kamu harus menjadi contoh untuk taat pada hukum negara kita. Hukum mengatakan Falun Gong adalah "aliran sesat" dan telah dilarang pada tahun 1999. Jadi, kamu tidak bisa lagi percaya atau berlatih."
Saya mengingatkan mereka, "Kita semua tahu bahwa sistem pemerintahan Tiongkok adalah sistem Kongres Rakyat. Itu berarti hukum hanya dapat dirumuskan dalam pertemuan yang mencakup semua wakil dan hanya bisa dilalui dengan persetujuan oleh lebih dari dua pertiga perwakilan. Baru hukum bisa berlaku. Jika tidak, tidak peduli siapa yang menyusun undang-undang, hukum itu tidak berlaku."
Saya juga mengatakan kepada mereka, "Dari tahun 1999 sampai sekarang, penganiayaan terhadap Falun Gong telah berlangsung sepuluh tahun, tetapi tidak ada hukum yang dengan tegas menyatakan Falun Gong adalah "aliran sesat." Pada tahun 1999, apa yang dilarang oleh Kementerian Administrasi Kependudukan adalah Lembaga Penelitian Falun Gong, tetapi lembaga itu sudah tidak ada sejak akhir tahun 1996."
Saya simpulkan pernyataan saya dengan menginformasikan mereka, "Kami praktisi sejati tahu ada atau tidak ada Lembaga Penelitian itu, tidak berpengaruh pada kultivasi kami. Praktisi Falun Gong berkultivasi sesuai dengan ajaran dalam buku utama kami ZhuanFalun, dan praktisi sejati akan berhasil dalam kultivasi dengan mengikuti apa yang diajarkan dalam buku tersebut."
Mereka terkejut dan tidak berkata apa-apa, seolah-olah baru pertama kali mendengar apa yang saya katakan.
Setelah jeda, salah satu dari mereka angkat bicara, "Kamu mesti telah melakukan sesuatu yang buruk atau terlibat dalam suatu masalah, kalau tidak kamu tidak akan berada di sini."
Saya berkata, "Itu adalah topik tentang hal kultivasi saya. Apakah kita selesai berbicara tentang hal-hal hukum?"
Mereka menjawab setuju.
Saya mengumumkan, "Kalau begitu, dari sekarang dan seterusnya, kalian tidak akan menyebut hukum atau masalah hukum di depan saya lagi. Saya tidak ingin berbicara tentang topik yang sama berulang-ulang."
Saya menunggu kalimat itu diserap baru melanjutkan, "Sekarang, mari kita bicara tentang masalah kultivasi saya. Memang benar saya dikurung di sini, tapi itu tidak berarti bahwa saya seorang kriminal atau telah melakukan sesuatu yang salah. Dalam sejarah negara kita, dinasti demi dinasti selalu ada peristiwa ketidakadilan terjadi. Terutama sejak Partai Komunis mendirikan rezimnya dan mengambil alih pemerintahan negara kita. Bukankah pejabat Partai pernah mengakui kesalahan yang dilakukan mereka terhadap orang-orang baik dan tidak bersalah selama berbagai kampanye politik? Pernahkah rezim memperbaiki kesalahan yang banyak itu?"
Saya kemudian memberi tahu mereka dengan keyakinan, "Sama dengan Falun Gong, praktisi yang telah ditangkap adalah orang-orang yang baik dan tidak bersalah. Mereka telah disalahkan. Saya juga telah ditangkap dan disalahkan. Dapatkah saya seorang wanita lemah ini melawan pemerintah komunis yang perkasa? Pemerintah telah menangkap saya, pemerintah telah melakukan kejahatan."
Setelah percakapan itu, mereka berhenti bersikap kejam dan jahat kepada saya. Sebaliknya, mereka menunjukkan rasa hormat dan kekaguman. Mereka mengatakan saya tahu hukum, dan mereka tidak bisa banyak berbicara pada saya. Beberapa bahkan setuju bahwa saya benar-benar disalahkan dan seharusnya tidak dikirim ke kamp kerja paksa.
Sejak saat itu, mereka tidak pernah memaksa saya untuk melepaskan latihan Falun Gong. Mereka mengatakan kepada polisi bahwa saya adalah orang baik dan tidak pernah sengaja menentang mereka.
Penjaga yang bertugas juga mencari saya untuk berbicara. Jadi, saya menceritakan bagaimana saya berusaha untuk menjadi orang yang baik di rumah dan di tempat kerja.
Dia tampaknya mengerti apa yang saya katakan, tapi masih menyarankan saya, "Jika kamu setuju untuk berubah, hukuman kamu bisa dikurangi, dan kamu bisa pulang lebih awal."
Saya katakan, "Saya tidak akan pernah melepaskan keyakinan saya pada Falun Dafa. Bukankah menjalani hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar adalah yang baik? Kalian ingin saya berubah menjadi apa?"
Dia tidak menjawab, tetapi mengirim saya kembali ke sel.
Mengekspos Penganiayaan dan Menghindarinya
Praktisi Falun Gong terus secara diam-diam disiksa selama waktu itu. Mereka dipaksa untuk berubah, untuk menyangkal keyakinan mereka, untuk menulis pernyataan yang memfitnah Guru dan Dafa, dan untuk membaca pernyataan ini di depan umum.
Saya tidak tahu pasti apa jenis siksaan fisik para praktisi, disiksa seperti apa, tapi saya bisa melihat dengan jelas bahwa langkah mereka menjadi tidak stabil dan pergelangan tangan mereka ada tanda cedera. Kondisi dan penderitaan mereka membuat saya tertekan.
Tekanan mental yang saya rasa begitu ekstrem diwujudkan dalam beberapa gejala fisik. Saya mengalami sakit parah di punggung dan dada. Saya sangat sulit ketika berbaring, berbalik di tempat tidur, dan duduk.
Saya mulai bertanya-tanya kapan mereka akan menggunakan penyiksaan pada saya atau bahkan kapan hidup saya akan diambil. Saya mulai berpikir apa yang harus saya lakukan sebagai seorang murid Dafa sebelum mereka membunuh saya.
Saya ingat komentar Shifu dalam "Membaca Artikel Murid'" di "Hong Yin Vol II." Sebuah artikel yang ditulis oleh seorang praktisi:
“Pena tajam menghasilkan artikel cemerlang
Kata-katanya perkasa kalimatnya berisi kekuatan.”
Saya juga memutuskan untuk menulis sebuah artikel, tetapi, apa yang harus ditulis?
Saya berpikir, "Saya harus memberi tahu mereka bahwa menyiksa pengikut Dafa adalah ilegal, dan menulis surat pernyataan berubah dibawa tekanan dan di luar kehendak penulis adalah tidak berlaku dan merupakan sebuah lelucon ..."
Saya mendekati rekan-rekan praktisi meminta bantuan mereka untuk menghilangkan semua gangguan dalam proyek saya dengan memancarkan pikiran lurus yang kuat.
Saya menemukan kesempatan yang cocok untuk meminta pena dan kertas dari orang-orang yang ditugaskan untuk memantau setiap gerakan saya. Saya mengatakan kepada mereka saya ingin menulis surat. Mereka pikir saya bermaksud untuk menulis surat ke rumah, jadi mereka mengatakan mereka harus mengajukan permintaan resmi kepada penjaga sebelum mereka berani memberikan apa yang saya minta.
Saya berkata kepada mereka, "Terima kasih. Tolong beri tahu penjaga. Jika mereka menolak, saya sendiri yang akan memintanya."
Saya sudah merumuskan konsepnya di kepala saya: bagaimana memulai, bagaimana mengakhiri, dan apa yang harus disertakan dalam isi surat itu. Jadi, segera setelah saya menerima pena dan kertas, surat itu langsung saya kerjakan hingga selesai.
Saya melipat surat itu dan mengatakan pada pengawas, saya sendiri secara langsung ingin menyerahkannya kepada penjaga yang bertanggung jawab. Mereka meyakinkan saya bahwa mereka tidak akan membaca apa yang saya tulis, mereka memberi saya sebuah amplop dan prangko. Dalam lingkungan kamp kerja yang keras, barang-barang kecil sangat berharga dan sulit didapat. Saya tidak membutuhkan prangko, tapi saya memasukkan surat saya ke dalam amplop.
Saat makan siang, saya memberikan amplop tersebut kepada penjaga yang bertanggung jawab. Saya berkata, "Ini adalah apa yang saya tulis untuk anda tetapi juga ditujukan untuk para pemimpin negara kita di semua tingkat. Silakan anda baca dulu, dan kemudian bantu saya mengirimkannya.”
Saya tambahkan, "Semua yang saya tulis adalah dari hati dan jiwa saya."
Dia sangat perhatian, "Kamu menulis surat itu untuk saya? Saya pikir surat itu untuk keluarga kamu."
Saya katakan, “Ditujukan ke anda, bacalah.”
Pada waktu makan siang. Ruangan penuh sesak. Para penjaga dan personel kamp melirik surat itu dengan rasa ingin tahu. Saya tahu mereka bertanya-tanya apa yang terjadi. Dengan penuh perhatian para praktisi menyaksikan itu. Saya tahu mereka semua diam-diam memancarkan pikiran lurus untuk saya.
Saya mulai sedikit gelisah. Lalu, saya berpikir: "Apa yang saya khawatirkan? Mereka adalah orang-orang yang melakukan kesalahan. Saya hanya mengekspos skandal yang mereka lakukan diam-diam yang tidak seorang pun menyadarinya"
Tepat sebelum dia selesai kerja, penjaga yang bertugas memanggil saya ke kantornya dan bertanya dengan nada suara kesal, "Bagaimana kamu tahu ada penyiksaan di sini? Siapa yang mengatakan?"
Pada saat itu, saya sama sekali tidak takut. Saya melihat matanya dan menjawab, "Orang-orang yang ditugaskan untuk mengubah memberitahukan saya berkali-kali bahwa jika saya menolak untuk berubah, saya akan disiksa."
Penjaga itu berkata kepada saya dengan tegas, "Tidak ada penyiksaan yang dilakukan di sini. Mereka hanya berusaha menakut-nakuti kamu. Saya akan beri tahu mereka untuk berhati-hati dengan apa yang mereka katakan kepada kamu mulai sekarang. Tidak ada penyiksaan di sini. Menggunakan penyiksaan adalah ilegal bagi penjaga. Ada hukum bagi penjaga. Ada hukum bagi penjara. Pergi, dan berhentilah berpikir dan berbicara omong kosong lagi."
Tiga bulan kemudian, saya ditugaskan bekerja di bengkel penjara. Kepala bengkel penjara menginformasikan semua orang, mengatakan, "Mulai sekarang, perhatikan apa yang kalian katakan. Kami memiliki seseorang yang belum berubah bekerja di antara kita."
Seorang narapidana muda menatap saya tidak percaya dan berkata, "Kamu tidak berubah? Bagaimana mungkin!"
Apa yang dia maksudkan adalah, "Bagaimana kamu bisa ditunjuk kerja di sini jika tidak berubah?"
Membenamkan Diridalam MenghafalkanFa
Bekerja di bengkel relatif memberi saya lebih banyak kebebasan. Biasanya praktisi tidak dipaksa untuk melepaskan latihan mereka.
Saya berusaha mengisi pikiran saya dengan Fa lebih banyak, saya minta rekan praktisi untuk berbagi dengan saya bagian Fa yang telah mereka ingat. Saya kemudian menghafalnya kata demi kata, kalimat demi kalimat.
Saya kemudian mendapat salinan tulisan tangan dari ceramah baru Shifu "Apa Yang Disebut Pengikut Dafa." Saya melihatnya sebagai harta yang besar. Saya takut seseorang akan menemukannya dan mengambilnya dari saya. Saya memutuskan harus menghafal setiap kata di dalamnya jadi saya akan memilikinya terus di otak saya.
Dengan keraguan, saya membaca salinan ceramah tulisan tangan, melakukan yang terbaik untuk mengingat setiap kata dengan benar, perasaan semua mata di mana-mana melihat saya, sambil berpikir apakah saya harus berhenti atau saya harus maju terus.
Saya ingin menjaga status quo. Bahwa saya tidak dipaksa untuk mengkhianati Guru dan Dafa atau diharuskan untuk menulis pernyataan berubah lagi setelah pertempuran yang telah dimenangkan dengan susah payah. Dalam lingkungan berbahaya di kamp kerja, setiap hari adalah sulit.
Saya berpikir, "Meskipun praktisi yang telah berubah mengumumkan mereka ingin melanjutkan latihan mereka, namun praktisi baru terus ditangkap dan dibuang ke kamp kerja. Naik dan turun tangga, saya sering melihat praktisi terhuyung-huyung. Setelah saya benar-benar menyaksikan kejatuhan praktisi. Itu adalah bukti nyata bahwa penyiksaan masih berlangsung."
Saya berkata kepada diri sendiri, "Saya tidak ragu teman-teman praktisi di luar semua meningkat dalam kultivasi mereka, sementara saya di sini tertinggal. Saya harus mengejar ketinggalan dengan belajar Fa, saya harus belajar Fa."
Jadi, saya berkata kepada kekuatan jahat, "Saya seorang kultivator. Belajar Fa sebagai seorang kultivator adalah hal yang normal untuk dilakukan. Kamu tidak punya hak untuk ikut campur. Jika kamu melakukannya, saya akan menghancurkanmu. Saya mungkin tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk memusnahkan kamu dalam keadaan saya saat ini, tapi Guru saya dan Dewa-dewa lurus akan membantu saya."
Dengan pikiran saya yang bersih, saya mulai menghafal ceramah 24 halaman itu. Saya memutuskan saya akan menghafal dua halaman setiap hari, maka, saya harus menghafal ceramah dalam 12 hari.
Pada awalnya, keterikatan takut masih sangat kuat. Saya terus-menerus takut mungkin seseorang muncul dengan tiba-tiba dan akan menemukan apa yang saya lakukan. Kegugupan ekstrem saya menyebabkan saya tidak bisa tidur, tapi itu memberi saya lebih banyak waktu untuk belajar Fa.
Saya baru saja selesai menghafal dua halaman pertama di hari pertama, ketika bel bangun sudah berdering. Kadang-kadang, saya bisa tidur sebentar sebelum waktunya untuk bangun. Lingkaran hitam mulai terbentuk di sekitar mata saya setelah beberapa hari nyaris tanpa tidur, tapi saya bertekad untuk melakukan apa yang saya janjikan pada diri sendiri, tidak peduli apa pun keadaannya.
Setiap hari, di malam hari, saya menghafal ceramah dua halaman. Pada siang hari, saya mengulangi apa yang saya pelajari malam sebelumnya, Selama istirahat makan siang, saya memeriksa untuk memastikan bahwa saya tidak membuat kesalahan.
Dua belas hari berlalu dan saya telah menghafal seluruh ceramah. Saya merasa sangat senang - saya tidak bisa menjaga wajah saya tegak. Rekan-rekan praktisi bertanya dengan rasa ingin tahu, "Adakah sesuatu yang indah terjadi? Apakah kamu telah tercerahkan oleh beberapa prinsip Fa yang luar biasa?"
Saya juga membuat beberapa terobosan dalam 12 hari itu. Tanpa menyadarinya, saya telah mengatasi keterikatan takut saya. Saya tidak menginginkan tidur sebanyak seperti sebelumnya, dan mampu menggantikan tidur dengan belajar Fa di malam yang tenang.
Kadang-kadang, rekan-rekan praktisi dan saya akan bertukar pikiran tentang apa artinya dan apa yang harus kami lakukan untuk benar-benar menyangkal penganiayaan.
Saya akan mengatakan dengan yakin, "Ketika kita melakukan hal yang benar, kita menyangkal penganiayaan. Kekuatan jahat ingin melepaskan latihan kita, tapi kita bersikeras melakukan latihan. Itulah menolak penganiayaan. Kekuatan jahat menonton kita seperti elang untuk mencegah kita belajar Fa, tapi kita akan mengatasi semua kesulitan ketika kita bertahan dalam belajar Fa. Itu juga menyangkal penganiayaan."
Saya mengucapkan kata-kata dalam ceramah bagi para praktisi untuk didengar, sedikit pada suatu waktu, setiap kali kami memiliki kesempatan. Semua orang merasa senang dan terdorong. Senyum yang menghilang kembali ke wajah mereka.
Saya entah bagaimana mendapat salinan buku ZhuanFalun. Saya sangat senang bisa melihat foto Guru dalam buku setiap hari. Saya putuskan untuk membawa buku sepanjang waktu. Ketika tidak aman untuk melakukannya, saya memastikan buku itu tersembunyi dengan baik dari semua mata dan tangan jahil.
Saya juga memutuskan untuk menghafal buku itu.
Pada awalnya butuh waktu empat bulan untuk menghafal buku itu dari awal sampai akhir. Butuh waktu lebih dari dua bulan yang kedua kalinya. Ketiga kalinya, sebulan lebih sedikit. Ketika saya mulai keempat kalinya, saya punya firasat bahwa saya akan pulang
Merasa Tinggi dan Besar di Sebuah Lingkungan Jahat
Selama berbulan-bulan ketika saya menghafal Fa, saya merasa benar-benar bahagia dan indah. Seorang rekan praktisi pernah bertanya: "Apakah kamu merindukan rumah?" Saya menjawab tanpa ragu, "Tidak. Saya tidak punya waktu."
Saya membenamkan diri dalam Fa, baik selama waktu makan atau dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja. Ketika kami dipaksa menonton program di televisi yang memfitnah Dafa, saya duduk dengan mata melihat lurus ke depan, tapi otak saya mulai fokus pada menghafal Fa dan saya tidak melihat apa-apa dan tidak mendengar apa-apa.
Kadang-kadang, ketika mereka menyalakan sebuah serial televisi yang menarik, saya mungkin kadang-kadang menonton untuk sementara waktu. Kemudian, saya berpikir, "Bukankah ini gangguan? Bagaimana saya bisa membiarkan diri terjebak?" Segera, saya melanjutkan menghafal Fa.
Setiap kali saya sedang berjalan dan ke mana pun saya berjalan, saya bayangkan saya menghancurkan banyak kejahatan sambil membaca kata-kata Guru: "...Kedua kaki menginjak ribuan iblis, ..." ("Sang Maha Sadar" dari HongYin I)
Saya mendengar seorang praktisi yang baru ditangkap memberi tahu orang-orang yang ditugaskan untuk mengubah dirinya, "Saya tidak percaya apa yang kamu katakan. Saya ingin bertanya dulu padanya (mengacu pada saya)."
"Saya bisa melihat kamu berbeda. Bahkan cara berjalan kamu beda. "Dia diam-diam mengatakan kepada saya ketika kami sedang berduaan, "Kamu memiliki angin kebenaran bersamamu."
Suatu kali, seorang penjaga berteriak pada seorang pengikut Dafa. Saya menoleh ke arahnya. Dia segera berbalik. Waktu lain, penjaga lain menegur sekelompok praktisi di dalam kelas. Saya melewati jendela dan melihatnya. Dia tahu saya melihatnya. Wajahnya segera melunak dan suaranya mereda.
Sering kali ketika tubuh kami digeledah, atau penjaga akan memeriksa sel kami, entah bagaimana saya selalu lolos.
Saya ingat pertama kali mereka mengumumkan ada semacam pemeriksaan tanpa peringatan sebelumnya, tapi saya tidak siap secara mental dan jadi tidak yakin bagaimana harus bereaksi. Seorang rekan praktisi bergegas menghampiri saya dan meminta saya memberinya buku Dafa yang ada pada saya.
Saya menatap kamera pengintai, berpikir, "Jika ada penjaga yang mengawasi kamera, jika buku ini berpindah tangan, bukankah kita mengekspos diri kita sendiri?"
Jadi, saya berkata kepada praktisi, "Sudah terlambat sekarang. Saya hanya bertindak berdasarkan naluri."
Semua orang berada di atas peniti dan jarum
Kami diantar ke dalam kelas untuk diperiksa satu per satu. Ketika tiba giliran saya, penjaga hanya melihat saya dan membiarkan saya lewat.
Suatu hari, saat kami sedang bekerja di bengkel. Saya tiba-tiba menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Seorang penjaga pengganti ada di sana mengawasi kami bekerja. Ke mana dua orang yang biasa menjaga kami?
Saya pikir mereka pasti sedang merencanakan sesuatu yang tidak baik. Penggeledahan menyeluruh pasti sedang dilakukan dan mereka telah pergi untuk memulai pemeriksaan di sel penjara yang kosong dan akan segera kembali.
Saya menunggu saat yang tepat ketika penjaga pengganti lengah dan menyembunyikan buku Dafa saya di tempat yang aman.
Saya telah duga, sekitar setengah jam kemudian, dua penjaga itu kembali ke bengkel, berteriak, "Berkumpul!" Dan kemudian, pemeriksaan badan dimulai.
Rekan-rekan praktisi merasa gugup dengan saya, tapi lega setelah saya melewati pemeriksaan. Setelah itu, mereka bertanya, "Di mana kamu sembunyikan buku itu?"
Saya jawab, "Saya sudah menduga akan ada pemeriksaan, jadi buku itu tidak ada pada saya."
Ketika saya akhirnya berjalan keluar dari kamp kerja paksa, saya tidak membawa apa-apa selain buku ZhuanFalun. Para penjaga tidak memeriksa saya.
Hal luar biasa terjadi untuk pengikut Dafa. Saya percaya ketika pikiran kita sederhana dan murni, kita akan lebih berasimilasi dengan karakteristik alam semesta, dan faktor lurus alam semesta akan komunikatif dengan kita. Ketika faktor-faktor positif berperan, kita akan mengalami mukjizat.
Saya ingin berterima kasih khusus kepada semua rekan-rekan praktisi yang telah berdiri membantu saya sepanjang tahun-tahun sulit dalam lingkungan yang keras di kamp kerja.
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org