Pengalaman Kultivasi Saya Sebagai Mahasiswa Pascasarjana
(Minghui.org)
Saya seorang mahasiswa pascasarjana. Saya berpikir bahwa berlatih
Falun Dafa itu tidak banyak hambatan, dan akibatnya saya tidak
melakukan sesuatu untuk berkontribusi. Saya ingin berbagi beberapa
pengalaman kultivasi saya untuk menceritakan kepada Guru, dan
berbagi dengan teman praktisi.
Falun Dafa Membuka
Kebijaksanaan Saya
Prestasi akademik saya rendah sebelum kuliah. Sepanjang tahun pertama dan kedua, saya tidak bersemangat ketika belajar. Sampai menjelang akhir saya di SMA, saya mulai belajar keras. Akhirnya, saya bisa kuliah di universitas di mana saya sekarang kuliah.
Selama tahun pertama, saya terlalu terikat pada keluarga. Saya sangat rindu dan menangis setiap kali menelepon ke rumah. Meskipun saya sadar bahwa sebagai seorang praktisi, harus berperilaku berbeda, namun, karena tidak ada praktisi lain di sekitar untuk membantu, hati saya selalu gelisah, dan nilai akademis saya rendah.
Saya pulang ke rumah untuk liburan musim dingin. Di bawah bimbingan ayah yang juga seorang praktisi, saya mulai serius belajar Fa. Saya menemukan banyak keterikatan manusia, terutama terhadap keluarga. Saya melakukan yang terbaik untuk melepaskan diri dari keterikatan tersebut.
Selama semester kedua tahun pertama, saya terus belajar Fa dengan rajin. Saya bekerja keras. Saya berhasil dengan baik di ujian akhir.
Sejak itu, saya telah mempertahankan ranking tinggi di kelas saya. Saya tahu itu adalah Guru yang telah membuka kebijaksanaan saya.
Pada musim panas tahun pertama, saya dihadapkan dengan isu-isu apa yang harus dilakukan dan ke mana setelah lulus. Saya setuju dengan ayah bahwa saya tidak harus mengambil ujian masuk sekolah pascasarjana, karena saya akan mempelajari politik rezim komunis, yang berbahaya. Sebagai seorang praktisi Dafa, saya tidak harus membiarkan hal-hal yang berbahaya mengisi pemikiran saya. Saya malah memutuskan untuk melanjutkan sekolah pascasarjana di luar negeri.
Sebulan ke tahun ajaran baru, departemen mengeluarkan pemberitahuan dengan informasi mengenai calon pascasarjana yang direkomendasikan universitas. Beberapa hari kemudian, daftar siswa yang diterima dipasang. Saya berada di daftar.
Itu berita besar dan baik bagi saya. Itu berarti saya akan langsung masuk program studi pascasarjana tanpa perlu berpartisipasi dalam ujian masuk pascasarjana.
Saya tahu semuanya diatur oleh Guru.
Berkaca pada tahun-tahun di universitas, saya menyadari di mana saya sudah meningkat dan di mana saya masih perlu untuk meningkat.
Di satu sisi, saya telah menjadi seorang mahasiswa yang serius, membuat upaya-upaya besar untuk mencapai keunggulan akademik, dan meninggalkan kesan yang baik pada orang-orang di sekitar saya. Semua ini berkat Dafa.
Di sisi lain, saya belum melakukan dengan baik dalam menyeimbangkan hubungan antara belajar Fa dan buku-buku pelajaran.
Saya terlalu terikat dengan keberhasilan akademis sehingga menghabiskan sebagian besar waktu mengejar pengetahuan manusia. Semua itu demi memastikan bahwa saya bisa maju ke sekolah pascasarjana.
Pada akhir tahun ajaran, saya mencurahkan energi untuk mempersiapkan ujian dan menulis tesis, sehingga ketika saya memiliki beberapa waktu luang, saya tidak menghabiskan untuk belajar Fa. Saya santai dan gagal untuk bersikap setiap saat harus rajin.
Saya sangat sedih karena membuat Guru kecewa.
Menyingkirkan Kerikatan dengan Sejati Berkultivasi
(1) Dalam tahun pertama saya, universitas memajang aturan untuk seleksi beasiswa.
Saya sadar bahwa, selain keunggulan akademik, mahasiswa harus memiliki keterlibatan yang baik dalam kegiatan ekstrakurikuler. Karena saya jarang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, saya pikir saya tidak akan pernah lolos meskipun nilai saya cukup, jadi saya tidak terlalu memperhatikan.
Suatu sore saya berada di ruang kelas, teman sekelas memberitahu saya bahwa dia percaya saya memiliki peluang bagus untuk lolos mendapat beasiswa. Hati saya tiba-tiba tergerak, dan saya mendengarkan dengan seksama penjelasannya.
Menurut analisisnya, meskipun saya tidak punya banyak kegiatan ekstrakurikuler untuk dibicarakan, poin kelas saya jauh lebih tinggi daripada siswa lain, sehingga peringkat saya secara keseluruhan masih jauh di depan. Dia pikir saya seharusnya tidak memiliki masalah mendapat beasiswa kelas tiga.
Hati saya gelisah, karena saya tahu akan bisa mendapatkan 500 yuan uang beasiswa. Tiba-tiba, saya mulai melamun tentang bagaimana saya akan menggunakan jumlah uang ini dengan baik.
Keesokan harinya, teman saya datang memberitahu bahwa saya tidak mendapatkan beasiswa, karena keputusan itu dibuat untuk penghargaan, beasiswa diberikan kepada siswa lain yang terkenal dan disukai.
Saya merasa dirugikan oleh berita dan menyuarakan kebencian saya dengan cara yang tidak pantas selaku seorang praktisi. Saya lupa menimbang kehilangan dari sudut pandang Fa.
Untungnya, saya diberi kesempatan lain untuk memperbaiki diri.
Pada tahun senior saya, beasiswa lain dipajang. Ketika saya mengirim aplikasi, saya diberitahu sudah melewati tenggang waktu.
Kali ini, saya tetap tenang dan berkata kepada diri sendiri, "Oh ya, tak apa."
Keesokan paginya, saya menemukan kriteria untuk beasiswa disesuaikan sehingga batas waktu diundur kembali dan semua pelamar harus mengirimkan kembali aplikasi mereka
Ternyata, saya terpilih untuk menerima beasiswa. Uang senilai 500 yuan akhirnya saya dapatkan, dan sangat senang.
Dari pengalaman itu, saya belajar untuk tetap tenang, karena saya tahu bahwa apa yang seharusnya menjadi milik saya tidak akan hilang, dan apa yang bukan milik saya, saya tidak akan mendapatkan, bahkan jika saya berjuang keras untuk itu.
Guru mengatakan:
Prestasi akademik saya rendah sebelum kuliah. Sepanjang tahun pertama dan kedua, saya tidak bersemangat ketika belajar. Sampai menjelang akhir saya di SMA, saya mulai belajar keras. Akhirnya, saya bisa kuliah di universitas di mana saya sekarang kuliah.
Selama tahun pertama, saya terlalu terikat pada keluarga. Saya sangat rindu dan menangis setiap kali menelepon ke rumah. Meskipun saya sadar bahwa sebagai seorang praktisi, harus berperilaku berbeda, namun, karena tidak ada praktisi lain di sekitar untuk membantu, hati saya selalu gelisah, dan nilai akademis saya rendah.
Saya pulang ke rumah untuk liburan musim dingin. Di bawah bimbingan ayah yang juga seorang praktisi, saya mulai serius belajar Fa. Saya menemukan banyak keterikatan manusia, terutama terhadap keluarga. Saya melakukan yang terbaik untuk melepaskan diri dari keterikatan tersebut.
Selama semester kedua tahun pertama, saya terus belajar Fa dengan rajin. Saya bekerja keras. Saya berhasil dengan baik di ujian akhir.
Sejak itu, saya telah mempertahankan ranking tinggi di kelas saya. Saya tahu itu adalah Guru yang telah membuka kebijaksanaan saya.
Pada musim panas tahun pertama, saya dihadapkan dengan isu-isu apa yang harus dilakukan dan ke mana setelah lulus. Saya setuju dengan ayah bahwa saya tidak harus mengambil ujian masuk sekolah pascasarjana, karena saya akan mempelajari politik rezim komunis, yang berbahaya. Sebagai seorang praktisi Dafa, saya tidak harus membiarkan hal-hal yang berbahaya mengisi pemikiran saya. Saya malah memutuskan untuk melanjutkan sekolah pascasarjana di luar negeri.
Sebulan ke tahun ajaran baru, departemen mengeluarkan pemberitahuan dengan informasi mengenai calon pascasarjana yang direkomendasikan universitas. Beberapa hari kemudian, daftar siswa yang diterima dipasang. Saya berada di daftar.
Itu berita besar dan baik bagi saya. Itu berarti saya akan langsung masuk program studi pascasarjana tanpa perlu berpartisipasi dalam ujian masuk pascasarjana.
Saya tahu semuanya diatur oleh Guru.
Berkaca pada tahun-tahun di universitas, saya menyadari di mana saya sudah meningkat dan di mana saya masih perlu untuk meningkat.
Di satu sisi, saya telah menjadi seorang mahasiswa yang serius, membuat upaya-upaya besar untuk mencapai keunggulan akademik, dan meninggalkan kesan yang baik pada orang-orang di sekitar saya. Semua ini berkat Dafa.
Di sisi lain, saya belum melakukan dengan baik dalam menyeimbangkan hubungan antara belajar Fa dan buku-buku pelajaran.
Saya terlalu terikat dengan keberhasilan akademis sehingga menghabiskan sebagian besar waktu mengejar pengetahuan manusia. Semua itu demi memastikan bahwa saya bisa maju ke sekolah pascasarjana.
Pada akhir tahun ajaran, saya mencurahkan energi untuk mempersiapkan ujian dan menulis tesis, sehingga ketika saya memiliki beberapa waktu luang, saya tidak menghabiskan untuk belajar Fa. Saya santai dan gagal untuk bersikap setiap saat harus rajin.
Saya sangat sedih karena membuat Guru kecewa.
Menyingkirkan Kerikatan dengan Sejati Berkultivasi
(1) Dalam tahun pertama saya, universitas memajang aturan untuk seleksi beasiswa.
Saya sadar bahwa, selain keunggulan akademik, mahasiswa harus memiliki keterlibatan yang baik dalam kegiatan ekstrakurikuler. Karena saya jarang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, saya pikir saya tidak akan pernah lolos meskipun nilai saya cukup, jadi saya tidak terlalu memperhatikan.
Suatu sore saya berada di ruang kelas, teman sekelas memberitahu saya bahwa dia percaya saya memiliki peluang bagus untuk lolos mendapat beasiswa. Hati saya tiba-tiba tergerak, dan saya mendengarkan dengan seksama penjelasannya.
Menurut analisisnya, meskipun saya tidak punya banyak kegiatan ekstrakurikuler untuk dibicarakan, poin kelas saya jauh lebih tinggi daripada siswa lain, sehingga peringkat saya secara keseluruhan masih jauh di depan. Dia pikir saya seharusnya tidak memiliki masalah mendapat beasiswa kelas tiga.
Hati saya gelisah, karena saya tahu akan bisa mendapatkan 500 yuan uang beasiswa. Tiba-tiba, saya mulai melamun tentang bagaimana saya akan menggunakan jumlah uang ini dengan baik.
Keesokan harinya, teman saya datang memberitahu bahwa saya tidak mendapatkan beasiswa, karena keputusan itu dibuat untuk penghargaan, beasiswa diberikan kepada siswa lain yang terkenal dan disukai.
Saya merasa dirugikan oleh berita dan menyuarakan kebencian saya dengan cara yang tidak pantas selaku seorang praktisi. Saya lupa menimbang kehilangan dari sudut pandang Fa.
Untungnya, saya diberi kesempatan lain untuk memperbaiki diri.
Pada tahun senior saya, beasiswa lain dipajang. Ketika saya mengirim aplikasi, saya diberitahu sudah melewati tenggang waktu.
Kali ini, saya tetap tenang dan berkata kepada diri sendiri, "Oh ya, tak apa."
Keesokan paginya, saya menemukan kriteria untuk beasiswa disesuaikan sehingga batas waktu diundur kembali dan semua pelamar harus mengirimkan kembali aplikasi mereka
Ternyata, saya terpilih untuk menerima beasiswa. Uang senilai 500 yuan akhirnya saya dapatkan, dan sangat senang.
Dari pengalaman itu, saya belajar untuk tetap tenang, karena saya tahu bahwa apa yang seharusnya menjadi milik saya tidak akan hilang, dan apa yang bukan milik saya, saya tidak akan mendapatkan, bahkan jika saya berjuang keras untuk itu.
Guru mengatakan:
"Oleh karena
itu, kita berprinsip mengikuti keadaan secara wajar. Ada kalanya
anda merasa bahwa benda tersebut adalah milik anda, orang lain pun
memberi tahu benda itu adalah milik anda, tetapi sebenarnya itu
bukan milik anda. Anda mungkin beranggapan itu memang milik anda,
akhirnya itu bukan milik anda,dengan demikian ingin melihat apakah
terhadap hal ini anda dapat melepas, jika tidak dapat melepas, itu
berarti keterikatan hati, maka perlu digunakan cara ini guna
menyingkirkan rasa kepentingan anda, inilah masalahnya."(Zhuan
Falun)
(2) Suatu hari, saya bertemu
teman sekelas ibu, dia berkata, "Putri saya melanjutkan studi di
Amerika Serikat. Dia mungkin menemukan pekerjaan di sana dan
menetap."
Saya berseru, "Wow! Sungguh sangat menyenangkan!"
Kemudian, setelah refleksi, saya menyadari komentar saya berasal dari keterikatan iri hati, kerinduan kondisi hidup di luar negeri, ingin mengubah hidup saya, dan mencari masa depan yang lebih baik.
Saya sering memikirkan dan terobsesi atas apa yang ada di depan saya, bagaimana saya akan mendapatkan pekerjaan yang baik, bagaimana saya memastikan bahwa saya tinggal di lingkungan yang baik, bagaimana memiliki penghasilan yang baik, dan sebagainya.
Saya menyadari itu semua mentalitas mencari kenyamanan dan melihat ke luar. Saya adalah seorang praktisi Dafa, dan saya berada di jalur kultivasi. Semuanya diatur oleh Guru. Saya hanya akan berjalan di jalan yang diatur Guru bagi saya.
(3) Saya memiliki temperamen cepat marah, dengan kecenderungan tidak sabar dan seringkali dengan sengaja berbicara tidak ramah.
Teman sekamar saya pernah membuat kesalahan. Saya segera marah dan memarahinya dengan nada menuduh. Melalui belajar Fa, saya menyadari saya telah melakukan kesalahan. Jadi, saya bekerja keras untuk melepaskan diri dari keterikatan ini. Tapi itu tidak mudah.
Suatu hari, saya tidur siang. Saya bisa merasakan saya sedang tidur, tapi pada saat yang sama, saya merasa melafalkan "Siapa Benar, Siapa Salah" dari Hong Yin III.
Saya menyadari: Guru membantu saya untuk mencari ke dalam pada kekurangan diri sendiri daripada mencoba mencari siapa benar, siapa salah. Guru memberitahu saya menggunakan setiap kesempatan untuk meningkat dan meningkatkan Xinxing (watak dan kualitas moral) ketika saya menghadapi konflik.
Mengklarifikasi Fakta dan Memberi Kesaksian untuk Dafa
Saya tidak pandai berbicara dengan orang tentang fakta-fakta Falun Dafa. Sebelumnya di SMA dan perguruan tinggi, saya sangat sedikit menjelaskan fakta kebenaran. Saya takut dan gugup kalau saya tidak bisa melakukan dengan baik. Saya takut saya tidak akan dipercaya.
Saya tahu bahwa membantu orang untuk memahami Falun Dafa adalah salah satu hal yang harus kita lakukan. Jadi, saya memutuskan akan mengatasi hal ini dengan berusaha keras mendekati dan berbicara dengan setiap orang yang kebetulan bertemu.
Itu terjadi pada bulan Juni. Saya sendirian belajar di kelas. Pintu terbuka. Seorang siswi berjalan dan bertanya apakah ia bisa ikut belajar di kelas.
Saya tersenyum dan berkata, "Tentu saja. Ada banyak kursi. Ayo masuk."
Saya kemudian mulai berpikir, karena hanya kami berdua, itu adalah kesempatan yang baik untuk berbicara dengannya tentang Falun Dafa. Jadi, saya mulai percakapan santai dengannya.
Saya bertanya, "Apa yang anda dalami?"
Dia menjawab, "Bahasa Asing."
Saya berkata, "Google kini diblokir. Pasti sulit untuk menerjemahkan materi bahasa asing."
Dia setuju.
Saya bersimpati dan melanjutkan untuk berbicara tentang mengapa Google diblokir, bagaimana berita di negara kita pada dasarnya palsu, isu-isu hak-hak sipil, mengapa siswa ingin pergi belajar ke luar negeri, bagaimana orang-orang yang berlatih Falun Dafa dianiaya, bagaimana orang di luar Tiongkok berpikir tentang PKT, dan bagaimana pemerintah asing akan menolak masuk anggota Partai Komunis.
Dia mendengarkan. Ketika saya mengatakan kepadanya tentang mundur dari Partai Komunis, dia setuju dan saya membantunya mundur dari organisasi-organisasi afiliasi PKT.
Setelah pertemuan ini dan hasinya sukses, saya merasa terdorong dan percaya diri. Saya menggunakan format yang sama untuk membantu beberapa siswa lain mempelajari fakta-fakta tentang Dafa dan penganiayaan, dan mendorong mereka untuk mundur dari PKT.
Dalam mengklarifikasi fakta, saya juga memahami bahwa orang untuk percaya pada saya, saya harus bersikap seperti seorang pengikut Dafa sejati, selalu memikirkan orang lain terlebih dahulu, dan selalu berusaha baik hati dan suka menolong.
Karena orang-orang yang saya temui adalah mahasiswa, saya juga memahami bahwa untuk mendapatkan kepercayaan mereka, saya harus bersedia membantu mereka memahami di tingkat mereka.
Saya akan mulai berbicara dengan mereka tentang studi, tentang kesulitan yang mungkin dihadapi, dan bagaimana mengatasi kesulitan-kesulitan ini dengan menceritakan pengalaman pribadi.
Saya kemudian memberitahu mereka tentang universitas yang merekomendasikan saya sebagai calon mahasiswa pascasarjana, yang biasanya mengangkat status saya di mata mereka, sehingga mereka cenderung menghormati saya dan bersedia untuk menerima apa yang saya katakan.
Setelah saya mendapatkan rasa hormat dan kepercayaan mereka, ketika saya berbicara kepada mereka tentang Falun Dafa dan penganiayaan, mereka akan sangat responsif.
Saya tahu adalah Guru membimbing saya di sepanjang jalan ini, menunjukkan jalan, membantu saya, mendorong saya, jadi saya bisa menjadi saksi yang lebih baik dari kekuatan dan keajaiban Dafa.
Saya sangat bersyukur saya bisa menjadi seorang pengikut Dafa di masa Pelurusan Fa ini. Pada hari-hari dan tahun-tahun mendatang, saya akan melepaskan konsep manusia agar gigih maju, berkultivasi lebih kokoh untuk memenuhi janji prasejarah saya, dan mengikuti Guru kembali pulang ke rumah.
Saya berseru, "Wow! Sungguh sangat menyenangkan!"
Kemudian, setelah refleksi, saya menyadari komentar saya berasal dari keterikatan iri hati, kerinduan kondisi hidup di luar negeri, ingin mengubah hidup saya, dan mencari masa depan yang lebih baik.
Saya sering memikirkan dan terobsesi atas apa yang ada di depan saya, bagaimana saya akan mendapatkan pekerjaan yang baik, bagaimana saya memastikan bahwa saya tinggal di lingkungan yang baik, bagaimana memiliki penghasilan yang baik, dan sebagainya.
Saya menyadari itu semua mentalitas mencari kenyamanan dan melihat ke luar. Saya adalah seorang praktisi Dafa, dan saya berada di jalur kultivasi. Semuanya diatur oleh Guru. Saya hanya akan berjalan di jalan yang diatur Guru bagi saya.
(3) Saya memiliki temperamen cepat marah, dengan kecenderungan tidak sabar dan seringkali dengan sengaja berbicara tidak ramah.
Teman sekamar saya pernah membuat kesalahan. Saya segera marah dan memarahinya dengan nada menuduh. Melalui belajar Fa, saya menyadari saya telah melakukan kesalahan. Jadi, saya bekerja keras untuk melepaskan diri dari keterikatan ini. Tapi itu tidak mudah.
Suatu hari, saya tidur siang. Saya bisa merasakan saya sedang tidur, tapi pada saat yang sama, saya merasa melafalkan "Siapa Benar, Siapa Salah" dari Hong Yin III.
Saya menyadari: Guru membantu saya untuk mencari ke dalam pada kekurangan diri sendiri daripada mencoba mencari siapa benar, siapa salah. Guru memberitahu saya menggunakan setiap kesempatan untuk meningkat dan meningkatkan Xinxing (watak dan kualitas moral) ketika saya menghadapi konflik.
Mengklarifikasi Fakta dan Memberi Kesaksian untuk Dafa
Saya tidak pandai berbicara dengan orang tentang fakta-fakta Falun Dafa. Sebelumnya di SMA dan perguruan tinggi, saya sangat sedikit menjelaskan fakta kebenaran. Saya takut dan gugup kalau saya tidak bisa melakukan dengan baik. Saya takut saya tidak akan dipercaya.
Saya tahu bahwa membantu orang untuk memahami Falun Dafa adalah salah satu hal yang harus kita lakukan. Jadi, saya memutuskan akan mengatasi hal ini dengan berusaha keras mendekati dan berbicara dengan setiap orang yang kebetulan bertemu.
Itu terjadi pada bulan Juni. Saya sendirian belajar di kelas. Pintu terbuka. Seorang siswi berjalan dan bertanya apakah ia bisa ikut belajar di kelas.
Saya tersenyum dan berkata, "Tentu saja. Ada banyak kursi. Ayo masuk."
Saya kemudian mulai berpikir, karena hanya kami berdua, itu adalah kesempatan yang baik untuk berbicara dengannya tentang Falun Dafa. Jadi, saya mulai percakapan santai dengannya.
Saya bertanya, "Apa yang anda dalami?"
Dia menjawab, "Bahasa Asing."
Saya berkata, "Google kini diblokir. Pasti sulit untuk menerjemahkan materi bahasa asing."
Dia setuju.
Saya bersimpati dan melanjutkan untuk berbicara tentang mengapa Google diblokir, bagaimana berita di negara kita pada dasarnya palsu, isu-isu hak-hak sipil, mengapa siswa ingin pergi belajar ke luar negeri, bagaimana orang-orang yang berlatih Falun Dafa dianiaya, bagaimana orang di luar Tiongkok berpikir tentang PKT, dan bagaimana pemerintah asing akan menolak masuk anggota Partai Komunis.
Dia mendengarkan. Ketika saya mengatakan kepadanya tentang mundur dari Partai Komunis, dia setuju dan saya membantunya mundur dari organisasi-organisasi afiliasi PKT.
Setelah pertemuan ini dan hasinya sukses, saya merasa terdorong dan percaya diri. Saya menggunakan format yang sama untuk membantu beberapa siswa lain mempelajari fakta-fakta tentang Dafa dan penganiayaan, dan mendorong mereka untuk mundur dari PKT.
Dalam mengklarifikasi fakta, saya juga memahami bahwa orang untuk percaya pada saya, saya harus bersikap seperti seorang pengikut Dafa sejati, selalu memikirkan orang lain terlebih dahulu, dan selalu berusaha baik hati dan suka menolong.
Karena orang-orang yang saya temui adalah mahasiswa, saya juga memahami bahwa untuk mendapatkan kepercayaan mereka, saya harus bersedia membantu mereka memahami di tingkat mereka.
Saya akan mulai berbicara dengan mereka tentang studi, tentang kesulitan yang mungkin dihadapi, dan bagaimana mengatasi kesulitan-kesulitan ini dengan menceritakan pengalaman pribadi.
Saya kemudian memberitahu mereka tentang universitas yang merekomendasikan saya sebagai calon mahasiswa pascasarjana, yang biasanya mengangkat status saya di mata mereka, sehingga mereka cenderung menghormati saya dan bersedia untuk menerima apa yang saya katakan.
Setelah saya mendapatkan rasa hormat dan kepercayaan mereka, ketika saya berbicara kepada mereka tentang Falun Dafa dan penganiayaan, mereka akan sangat responsif.
Saya tahu adalah Guru membimbing saya di sepanjang jalan ini, menunjukkan jalan, membantu saya, mendorong saya, jadi saya bisa menjadi saksi yang lebih baik dari kekuatan dan keajaiban Dafa.
Saya sangat bersyukur saya bisa menjadi seorang pengikut Dafa di masa Pelurusan Fa ini. Pada hari-hari dan tahun-tahun mendatang, saya akan melepaskan konsep manusia agar gigih maju, berkultivasi lebih kokoh untuk memenuhi janji prasejarah saya, dan mengikuti Guru kembali pulang ke rumah.
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org