Rantai Komando dalam Penganiayaan Terhadap Falun Gong Dimulai dari Kantor 610
(Minghui.org)
"Saya telah membaca buku-buku Falun Gong kalian, dan tahu bahwa
kalian adalah orang baik, kalian sedang diperlakukan dengan tidak
adil. Tapi saya hanyalah sebuah pion. Tidak ada yang bisa saya
lakukan jika pemerintah ingin saya menganiaya kalian."
Perkataan itu diucapkan oleh Wei
Ming (pria), seorang perwira Kantor Polisi Xinhua di Provinsi
Hebei, ketika dia menangkap praktisi Falun Gong setempat Xi Lili
pada November 2000.
Rekan perwira Wei Ming, Bai Jiyuan, menambahkan, "Saya harus melakukan apa pun yang diminta oleh atasan, bahkan jika bermakna membunuh. Tidak ada bedanya jika orang tersebut baik atau buruk. Kebijakan untuk menindas Falun Gong tidak akan berubah. Bahkan jika berubah, itu membutuhkan waktu yang lama di masa depan. Saya sudah lama mati di saat itu."
Praktisi Falun Gong Fang Zhizhong mendengar hal yang sama. Fang, umur 70 tahun, jatuh pingsan setelah disiksa secara intens di Kantor Polisi Tikou di Weifang, Provinsi Shandong.
Kepala kantor polisi, Yang Nan, mengatakan, "Saya melakukan apa yang mereka perintahkan kepada saya. Bahkan jika itu adalah kejahatan, itu adalah kesalahan mereka, bukan kesalahan saya. Jika seseorang harus bertanggung jawab, maka adalah mereka, bukan saya."
Ketiga polisi ini tidak sendirian dengan pemikiran mereka: Ini adalah sikap khas dari polisi Tiongkok ketika berurusan dengan Falun Gong. Dalam dua contoh ini, satu dari Hebei dan satunya lagi dari Shandong, polisi adalah bagian bawah dari rantai komando yang secara penuh dikendalikan oleh Kantor 610 -- organisasi keamanan berbasis-Partai yang didirikan khusus untuk mengkoordinir dan melaksanakan penganiayaan terhadap Falun Gong.
Kantor 610 didirikan oleh mantan pemimpin komunis Jiang Zemin, yang melancarkan penganiayaan pada tanggal 10 Juni 1999 -- dari situlah asal mula namanya. Kantor tersebut memiliki kekuasaan mutlak atas semua cabang pemerintah lainnya.
Penganiayaan dimulai di pusat-pusat penahanan, di mana para praktisi secara rutin dijebloskan setelah penangkapan. Di bawah pengawasan Kantor 610, sebuah divisi keamanan domestik lokal kemudian akan memproses kasus tersebut, yang biasanya menyebabkan praktisi dituntut di dalam sistem pengadilan yang korup dan menjalani hukuman di penjara.
Meskipun begitu, banyak praktisi yang dijebloskan langsung ke pusat pencucian otak, berada di bawah wewenang langsung dari Kantor 610. Pusat-pusat ini juga disebut "penjara hitam," karena seorang praktisi dapat diterima tanpa dokumen hukum apa pun.
Artikel ini menggambarkan setiap langkah dalam rantai komando kejahatan ini yang dimulai dari kantor 610.
Para Kriminal di Pusat Penahanan: "Kami Memukuli Kalian, Mereka Mengurangi Masa Tahanan Kami."
Setelah ditangkap pada Desember 2000, praktisi Falun Gong Wu Suqiu asal Shijiazhuang dikirim ke sebuah pusat penahanan di Distrik Chongwen bersama enam praktisi lainnya. Di dalam sel, enam narapidana kriminal memukuli mereka selama delapan jam.
Para kriminal mengatakan, "Kami melakukan ini terhadap banyak [praktisi] Falun Gong. Ini adalah rutinitas: kami memukuli kalian, mereka mengurangi masa tahanan kami. Itu adalah yang kami inginkan, itu saja. Pihak berwenang menyuruh kami untuk melakukannya, jadi kami melakukan."
Divisi Keamanan Domestik: "Kalian Bisa Mencoba untuk Menuntut Saya, Tapi Kalian Tidak Akan Menang."
Praktisi Falun Gong Zhan Zhongrong (wanita) asal Yantai, Provinsi Shandong, ditangkap pada tanggal 4 Juli 2011, dan dibawa ke Pusat Penahanan Kedua. Pada tanggal 11 Juli, putra dan keluarganya pergi ke divisi keamanan domestik setempat untuk meminta pembebasannya.
Kepala tim, Zheng Suiyue, mengatakan, "Kami hanya mengikuti perintah. Saya telah membaca materi Falun Gong kalian, dan saya tahu bahwa Falun Gong tidak bersalah. Tapi saya tidak punya pilihan. Kalian bisa mencoba untuk menuntut saya, tetapi kalian tidak akan menang."
Pada tanggal 20 Juli, Zhan divonis satu tahun dan enam bulan kerja paksa.
Para Penjaga Kamp Kerja Paksa: "Atasan Menyuruh Kita untuk Menyiksa Mereka"
Sebelum pembubaran sistem kamp kerja paksa, divisi keamanan domestik kadang-kadang mengirim para praktisi ke kamp kerja paksa secara langsung, tanpa melalui prosedur. Para penjaga di sana mengaku mereka hanya mengikuti perintah untuk menyiksa praktisi.
Man Chunrong (wanita) asal Dalian, Provinsi Liaoning, disiksa di Kamp Kerja Paksa Dalian. Dia dijauhkan dari bingkai jendela supaya para penjaga bisa memukulinya dengan tongkat listrik dan tongkat karet sampai dia pingsan.
Kakinya berubah hitam dan ungu, otot-ototnya mengalami kejang. Para penjaga kemudian memaksanya duduk di bangku kecil. Dia mendengar penjaga Sui Ziqiang mengatakan kepada para penjaga lainnya, "Atasan menyuruh kita untuk menyiksa mereka."
Tahanan Kamp Kerja Paksa: "Saya Tidak Bisa Mengabaikan Perintah dari Pihak Berwenang"
Para penjahat di kamp kerja paksa sering dipaksa untuk menyiksa praktisi Falun Gong.
Chen Zhenbo (wanita), seorang praktisi asal Pingdu, Provinsi Shandong, berada di Kamp Kerja Paksa Wanita Provinsi Kedua. Liu Wenrong, seorang narapidana kriminal di dalam sel yang sama, menyiksanya. Liu mencuri makanannya, tidak mengizinkannya menggunakan kamar mandi, mengutuk serta memukulinya.
Suatu kali Liu menjambak rambut Chen dan membentur kepalanya ke dinding beberapa kali. Di waktu lain, Liu menginjak setelah mendorongnya ke bawah dan menyuruh para tahanan lain untuk memukulinya.
Sebagai imbalan karena menyiksa Chen, masa hukuman Liu dikurangi.
Sebelum dia dibebaskan, Liu memeluk Chen dan menangis. "Saya sangat menyesal," katanya. "Saya tidak ingin menyiksa anda. Pihak berwenang memerintahkan saya demikian, dan saya tidak bisa mengabaikan mereka. Anda telah banyak menderita."
Jaksa: "Saya Harus Melakukan Apa yang Diminta oleh Kantor 610"
Para praktisi yang tidak dikirim ke kamp kerja dituntut.
Ketika Li Jianhui asal Shenzhen, Provinsi Guangdong, ditangkap pada September 1999, kejaksaan Shenzhen mengatakan kepadanya, "Kamu tidak bersalah, tapi kami harus menuntut anda. Hal ini dilakukan karena politis. Ini adalah perintah dari pihak berwenang."
Dalam kebanyakan kasus, jaksa mengabaikan hukum dan tunduk atas kehendak Kantor 610. Dalam contoh lain, Wang Mingxiang dan Yu Peiling ditangkap oleh Kantor 610 dan polisi setempat di Kota Lianyungang, Provinsi Jiangsu. Mereka diserahkan ke kejaksaan daerah.
Wang dihukum tiga tahun dan Yu empat tahun. Kejaksaan mengaku pada pengacara pembela, "Kami benar-benar tidak punya dasar hukum untuk menuntut mereka. Tapi itu adalah perintah langsung dari Kantor 610, dan kami harus melakukan apa yang diminta oleh Kantor 610."
Hakim: "Saya Harus Mengikuti Perintah dari Pihak Berwenang"
Bagaimana para hakim menangani kasus Falun Gong?
Pada tanggal 6 Agustus 2013, keluarga praktisi Wang Jinbo dari Kabupaten Yitong, Provinsi Jilin, pergi ke Pengadilan Distrik Ningjiang di Kota Songyuan untuk mencari tahu kapan Wang akan disidangkan. Mereka diberitahu bahwa persidangan rahasia sudah digelar.
Mereka menanyai hakim mengapa mereka tidak diberitahu. Sang Hakim, Lu Ping, mengatakan hal itu tidak perlu dilakukan. Dia juga menolak untuk memberitahu mereka kapan sidang tersebut akan digelar.
Ketika keluarga mempertanyakan legalitas persidangan tersebut, Lu mengatakan, "Tidak ada aturan hukum. Partai membayar saya, jadi saya harus mengikuti perintah apa pun yang ia berikan."
Sipir Penjara: "Kami Harus 'Transformasi' 90% - Itu adalah Perintah"
Penjara diharapkan untuk "transformasi" praktisi Falun Gong -- memaksa mereka melepaskan keyakinan dan menandatangani dokumen yang menyatakan mereka adalah bukan praktisi.
Pada tahun 2012, Penjara Fanjiatai di Kota Shayang, Provinsi Hubei, menaikkan angka "transformasi". Kepala penjara Chang Jinfu mengumumkan bahwa 90% dari para praktisi harus "ditransformasi." Dia menugaskan petugas polisi ke setiap divisi penjara untuk melaksanakan perintah tersebut.
Polisi diberi 10.000 yuan atas setiap praktisi yang melepaskan Falun Gong. Orang yang melakukan "transformasi" paling banyak terhadap praktisi akan dipertimbangkan untuk dipromosikan naik jabatan. Termotivasi oleh imbalan dan manfaat, banyak petugas menyiksa praktisi secara brutal untuk memaksa mereka menandatangani dokumen.
Seorang polisi di Penjara Jiamusi memberitahu seorang praktisi, "Perintah kami mengatakan bahwa kami akan baik-baik saja bahkan jika kami memukuli kalian sampai mati, asalkan jumlah kematian di bawah jumlah tertentu."
Polisi di Penjara Jiamusi menewaskan tiga praktisi dalam dua minggu dengan memukuli mereka sampai mati. Penjara tidak pernah melepaskan jasad dari salah satu korban, Qin Yueming.
Staf Pusat Cuci Otak: "Konstitusi Tidak Ada Artinya. Kantor 610 di Atas Hukum"
Selain penjara dan kamp kerja paksa, di masa lalu, para praktisi dikirim ke pusat cuci otak yang didirikan oleh Kantor 610, di mana tidak diatur oleh undang-undang.
Kantor 610 di Provinsi Hubei, Institut Pendidikan Hukum Hubei, memiliki aturan bahwa staf dapat melakukan apa saja yang mereka pilih untuk memaksa praktisi "ditransformasi." Petugas yang berhasil akan mendapatkan penghargaan dengan imbalan uang tunai atau promosi.
Kepala pusat tersebut mengatakan, "Kami berada di atas hukum."
Guru sekolah dasar Li Shouwo, umur 65 tahun, dari Kabupaten Pingshan, Provinsi Hebei, dibawa ke pusat pencucian otak setempat pada tanggal 17 Juli 2001. Zhang Xingang dan enam orang lainnya dari Kantor 610 membawa Li ke sebuah sel kecil di pagi hari pada tanggal 9 Oktober.
Zhang meminta Li untuk melepaskan Falun Gong. Li mengatakan, "Falun Gong menyembuhkan saya. Bagaimana saya bisa melepaskannya?"
Zhang mengatakan, "Jika Falun Gong menyembuhkan kamu, saya akan memukuli kamu hari ini sampai kamu sakit lagi."
Li mengatakan, "Itu melanggar hukum."
Zhang Xingang menjawab, "Saya baru saja lulus dari sekolah hukum. Tentu saja saya tahu itu adalah melawan hukum. Tapi saya beritahu bahwa kamu tidak bisa keluar dari sini. Bahkan jika kamu dibebaskan dan mengajukan gugatan terhadap saya, kamu tidak bisa menang. Kami tak tersentuh. Partai menyuruh saya untuk memukuli kamu. Jiang Zemin dan Kantor 610 memberikan perintah.”
"Saat ini, Kantor 610 membuat semua aturan. Saya bersama Kantor 610. Konstitusi tidak ada artinya. Apa yang Kantor 610 katakan berlaku. Jika kamu mundur dari Falun Gong hari ini, kami akan mengirim kamu pulang sekarang juga. Jika kamu menolak, saya akan memukuli kamu dengan tongkat ini."
Li Shouwo menolak untuk mematuhi, sehingga Zhang dan enam petugas lainnya memukulinya dengan tongkat sampai dia pingsan. Setelah Li sadar, Zhang menyemprot bubuk merica ke dalam mata Li. Rasa sakit membuat Li pingsan lagi selama tujuh jam.
Kantor 610 Adalah Otoritas Paling Tinggi
Kantor 610 mengontrol polisi, yang menyiksa dan mengawasi penyiksaan terhadap praktisi Falun Gong. Ini telah berlangsung selama 16 tahun. Para polisi dan penjahat hanyalah jalur dalam rantai komando. Ketika orang-orang yang bertanggung jawab atas penganiayaan dibawa ke pengadilan, baik Kantor 610 atau pun Jiang Zemin tidak akan diampuni.
Rekan perwira Wei Ming, Bai Jiyuan, menambahkan, "Saya harus melakukan apa pun yang diminta oleh atasan, bahkan jika bermakna membunuh. Tidak ada bedanya jika orang tersebut baik atau buruk. Kebijakan untuk menindas Falun Gong tidak akan berubah. Bahkan jika berubah, itu membutuhkan waktu yang lama di masa depan. Saya sudah lama mati di saat itu."
Praktisi Falun Gong Fang Zhizhong mendengar hal yang sama. Fang, umur 70 tahun, jatuh pingsan setelah disiksa secara intens di Kantor Polisi Tikou di Weifang, Provinsi Shandong.
Kepala kantor polisi, Yang Nan, mengatakan, "Saya melakukan apa yang mereka perintahkan kepada saya. Bahkan jika itu adalah kejahatan, itu adalah kesalahan mereka, bukan kesalahan saya. Jika seseorang harus bertanggung jawab, maka adalah mereka, bukan saya."
Ketiga polisi ini tidak sendirian dengan pemikiran mereka: Ini adalah sikap khas dari polisi Tiongkok ketika berurusan dengan Falun Gong. Dalam dua contoh ini, satu dari Hebei dan satunya lagi dari Shandong, polisi adalah bagian bawah dari rantai komando yang secara penuh dikendalikan oleh Kantor 610 -- organisasi keamanan berbasis-Partai yang didirikan khusus untuk mengkoordinir dan melaksanakan penganiayaan terhadap Falun Gong.
Kantor 610 didirikan oleh mantan pemimpin komunis Jiang Zemin, yang melancarkan penganiayaan pada tanggal 10 Juni 1999 -- dari situlah asal mula namanya. Kantor tersebut memiliki kekuasaan mutlak atas semua cabang pemerintah lainnya.
Penganiayaan dimulai di pusat-pusat penahanan, di mana para praktisi secara rutin dijebloskan setelah penangkapan. Di bawah pengawasan Kantor 610, sebuah divisi keamanan domestik lokal kemudian akan memproses kasus tersebut, yang biasanya menyebabkan praktisi dituntut di dalam sistem pengadilan yang korup dan menjalani hukuman di penjara.
Meskipun begitu, banyak praktisi yang dijebloskan langsung ke pusat pencucian otak, berada di bawah wewenang langsung dari Kantor 610. Pusat-pusat ini juga disebut "penjara hitam," karena seorang praktisi dapat diterima tanpa dokumen hukum apa pun.
Artikel ini menggambarkan setiap langkah dalam rantai komando kejahatan ini yang dimulai dari kantor 610.
Para Kriminal di Pusat Penahanan: "Kami Memukuli Kalian, Mereka Mengurangi Masa Tahanan Kami."
Setelah ditangkap pada Desember 2000, praktisi Falun Gong Wu Suqiu asal Shijiazhuang dikirim ke sebuah pusat penahanan di Distrik Chongwen bersama enam praktisi lainnya. Di dalam sel, enam narapidana kriminal memukuli mereka selama delapan jam.
Para kriminal mengatakan, "Kami melakukan ini terhadap banyak [praktisi] Falun Gong. Ini adalah rutinitas: kami memukuli kalian, mereka mengurangi masa tahanan kami. Itu adalah yang kami inginkan, itu saja. Pihak berwenang menyuruh kami untuk melakukannya, jadi kami melakukan."
Divisi Keamanan Domestik: "Kalian Bisa Mencoba untuk Menuntut Saya, Tapi Kalian Tidak Akan Menang."
Praktisi Falun Gong Zhan Zhongrong (wanita) asal Yantai, Provinsi Shandong, ditangkap pada tanggal 4 Juli 2011, dan dibawa ke Pusat Penahanan Kedua. Pada tanggal 11 Juli, putra dan keluarganya pergi ke divisi keamanan domestik setempat untuk meminta pembebasannya.
Kepala tim, Zheng Suiyue, mengatakan, "Kami hanya mengikuti perintah. Saya telah membaca materi Falun Gong kalian, dan saya tahu bahwa Falun Gong tidak bersalah. Tapi saya tidak punya pilihan. Kalian bisa mencoba untuk menuntut saya, tetapi kalian tidak akan menang."
Pada tanggal 20 Juli, Zhan divonis satu tahun dan enam bulan kerja paksa.
Para Penjaga Kamp Kerja Paksa: "Atasan Menyuruh Kita untuk Menyiksa Mereka"
Sebelum pembubaran sistem kamp kerja paksa, divisi keamanan domestik kadang-kadang mengirim para praktisi ke kamp kerja paksa secara langsung, tanpa melalui prosedur. Para penjaga di sana mengaku mereka hanya mengikuti perintah untuk menyiksa praktisi.
Man Chunrong (wanita) asal Dalian, Provinsi Liaoning, disiksa di Kamp Kerja Paksa Dalian. Dia dijauhkan dari bingkai jendela supaya para penjaga bisa memukulinya dengan tongkat listrik dan tongkat karet sampai dia pingsan.
Kakinya berubah hitam dan ungu, otot-ototnya mengalami kejang. Para penjaga kemudian memaksanya duduk di bangku kecil. Dia mendengar penjaga Sui Ziqiang mengatakan kepada para penjaga lainnya, "Atasan menyuruh kita untuk menyiksa mereka."
Tahanan Kamp Kerja Paksa: "Saya Tidak Bisa Mengabaikan Perintah dari Pihak Berwenang"
Para penjahat di kamp kerja paksa sering dipaksa untuk menyiksa praktisi Falun Gong.
Chen Zhenbo (wanita), seorang praktisi asal Pingdu, Provinsi Shandong, berada di Kamp Kerja Paksa Wanita Provinsi Kedua. Liu Wenrong, seorang narapidana kriminal di dalam sel yang sama, menyiksanya. Liu mencuri makanannya, tidak mengizinkannya menggunakan kamar mandi, mengutuk serta memukulinya.
Suatu kali Liu menjambak rambut Chen dan membentur kepalanya ke dinding beberapa kali. Di waktu lain, Liu menginjak setelah mendorongnya ke bawah dan menyuruh para tahanan lain untuk memukulinya.
Sebagai imbalan karena menyiksa Chen, masa hukuman Liu dikurangi.
Sebelum dia dibebaskan, Liu memeluk Chen dan menangis. "Saya sangat menyesal," katanya. "Saya tidak ingin menyiksa anda. Pihak berwenang memerintahkan saya demikian, dan saya tidak bisa mengabaikan mereka. Anda telah banyak menderita."
Jaksa: "Saya Harus Melakukan Apa yang Diminta oleh Kantor 610"
Para praktisi yang tidak dikirim ke kamp kerja dituntut.
Ketika Li Jianhui asal Shenzhen, Provinsi Guangdong, ditangkap pada September 1999, kejaksaan Shenzhen mengatakan kepadanya, "Kamu tidak bersalah, tapi kami harus menuntut anda. Hal ini dilakukan karena politis. Ini adalah perintah dari pihak berwenang."
Dalam kebanyakan kasus, jaksa mengabaikan hukum dan tunduk atas kehendak Kantor 610. Dalam contoh lain, Wang Mingxiang dan Yu Peiling ditangkap oleh Kantor 610 dan polisi setempat di Kota Lianyungang, Provinsi Jiangsu. Mereka diserahkan ke kejaksaan daerah.
Wang dihukum tiga tahun dan Yu empat tahun. Kejaksaan mengaku pada pengacara pembela, "Kami benar-benar tidak punya dasar hukum untuk menuntut mereka. Tapi itu adalah perintah langsung dari Kantor 610, dan kami harus melakukan apa yang diminta oleh Kantor 610."
Hakim: "Saya Harus Mengikuti Perintah dari Pihak Berwenang"
Bagaimana para hakim menangani kasus Falun Gong?
Pada tanggal 6 Agustus 2013, keluarga praktisi Wang Jinbo dari Kabupaten Yitong, Provinsi Jilin, pergi ke Pengadilan Distrik Ningjiang di Kota Songyuan untuk mencari tahu kapan Wang akan disidangkan. Mereka diberitahu bahwa persidangan rahasia sudah digelar.
Mereka menanyai hakim mengapa mereka tidak diberitahu. Sang Hakim, Lu Ping, mengatakan hal itu tidak perlu dilakukan. Dia juga menolak untuk memberitahu mereka kapan sidang tersebut akan digelar.
Ketika keluarga mempertanyakan legalitas persidangan tersebut, Lu mengatakan, "Tidak ada aturan hukum. Partai membayar saya, jadi saya harus mengikuti perintah apa pun yang ia berikan."
Sipir Penjara: "Kami Harus 'Transformasi' 90% - Itu adalah Perintah"
Penjara diharapkan untuk "transformasi" praktisi Falun Gong -- memaksa mereka melepaskan keyakinan dan menandatangani dokumen yang menyatakan mereka adalah bukan praktisi.
Pada tahun 2012, Penjara Fanjiatai di Kota Shayang, Provinsi Hubei, menaikkan angka "transformasi". Kepala penjara Chang Jinfu mengumumkan bahwa 90% dari para praktisi harus "ditransformasi." Dia menugaskan petugas polisi ke setiap divisi penjara untuk melaksanakan perintah tersebut.
Polisi diberi 10.000 yuan atas setiap praktisi yang melepaskan Falun Gong. Orang yang melakukan "transformasi" paling banyak terhadap praktisi akan dipertimbangkan untuk dipromosikan naik jabatan. Termotivasi oleh imbalan dan manfaat, banyak petugas menyiksa praktisi secara brutal untuk memaksa mereka menandatangani dokumen.
Seorang polisi di Penjara Jiamusi memberitahu seorang praktisi, "Perintah kami mengatakan bahwa kami akan baik-baik saja bahkan jika kami memukuli kalian sampai mati, asalkan jumlah kematian di bawah jumlah tertentu."
Polisi di Penjara Jiamusi menewaskan tiga praktisi dalam dua minggu dengan memukuli mereka sampai mati. Penjara tidak pernah melepaskan jasad dari salah satu korban, Qin Yueming.
Staf Pusat Cuci Otak: "Konstitusi Tidak Ada Artinya. Kantor 610 di Atas Hukum"
Selain penjara dan kamp kerja paksa, di masa lalu, para praktisi dikirim ke pusat cuci otak yang didirikan oleh Kantor 610, di mana tidak diatur oleh undang-undang.
Kantor 610 di Provinsi Hubei, Institut Pendidikan Hukum Hubei, memiliki aturan bahwa staf dapat melakukan apa saja yang mereka pilih untuk memaksa praktisi "ditransformasi." Petugas yang berhasil akan mendapatkan penghargaan dengan imbalan uang tunai atau promosi.
Kepala pusat tersebut mengatakan, "Kami berada di atas hukum."
Guru sekolah dasar Li Shouwo, umur 65 tahun, dari Kabupaten Pingshan, Provinsi Hebei, dibawa ke pusat pencucian otak setempat pada tanggal 17 Juli 2001. Zhang Xingang dan enam orang lainnya dari Kantor 610 membawa Li ke sebuah sel kecil di pagi hari pada tanggal 9 Oktober.
Zhang meminta Li untuk melepaskan Falun Gong. Li mengatakan, "Falun Gong menyembuhkan saya. Bagaimana saya bisa melepaskannya?"
Zhang mengatakan, "Jika Falun Gong menyembuhkan kamu, saya akan memukuli kamu hari ini sampai kamu sakit lagi."
Li mengatakan, "Itu melanggar hukum."
Zhang Xingang menjawab, "Saya baru saja lulus dari sekolah hukum. Tentu saja saya tahu itu adalah melawan hukum. Tapi saya beritahu bahwa kamu tidak bisa keluar dari sini. Bahkan jika kamu dibebaskan dan mengajukan gugatan terhadap saya, kamu tidak bisa menang. Kami tak tersentuh. Partai menyuruh saya untuk memukuli kamu. Jiang Zemin dan Kantor 610 memberikan perintah.”
"Saat ini, Kantor 610 membuat semua aturan. Saya bersama Kantor 610. Konstitusi tidak ada artinya. Apa yang Kantor 610 katakan berlaku. Jika kamu mundur dari Falun Gong hari ini, kami akan mengirim kamu pulang sekarang juga. Jika kamu menolak, saya akan memukuli kamu dengan tongkat ini."
Li Shouwo menolak untuk mematuhi, sehingga Zhang dan enam petugas lainnya memukulinya dengan tongkat sampai dia pingsan. Setelah Li sadar, Zhang menyemprot bubuk merica ke dalam mata Li. Rasa sakit membuat Li pingsan lagi selama tujuh jam.
Kantor 610 Adalah Otoritas Paling Tinggi
Kantor 610 mengontrol polisi, yang menyiksa dan mengawasi penyiksaan terhadap praktisi Falun Gong. Ini telah berlangsung selama 16 tahun. Para polisi dan penjahat hanyalah jalur dalam rantai komando. Ketika orang-orang yang bertanggung jawab atas penganiayaan dibawa ke pengadilan, baik Kantor 610 atau pun Jiang Zemin tidak akan diampuni.
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org