Melakukan Kebaikan Tanpa Pamrih Membuat Seorang Pemuda Mendapatkan Keberuntungan
Diadaptasi dari “Morality Education Through
Ancient Reflections (Pendidikan Moral Melalui Kisah-Kisah
Kuno)
(Minghui.org)
Luo Lun hidup di masa Dinasti Ming (1368 – 1644). Ia berangkat dari
daerah pegunungan Kabupaten Yongfeng, sekarang Provinsi Jiangxi,
menuju ke kementrian agama di ibu kota untuk mengikuti ujian negara
pada tahun 1466.
Pembantu mudanya memungut sebuah
gelang emas dalam perjalanan mereka di Shandong. Lima hari
kemudian, Luo khawatir uang yang dibawanya tidak cukup untuk
menutupi biaya perjalanan mereka selanjutnya.
Pembantunya berkata, “Beberapa hari yang lalu, saya menemukan sebuah gelang emas dekat dinding di suatu tempat di Shandong. Bawalah ke toko pegadaian, itu cukup untuk menutupi biaya perjalanan kita.”
Luo menjadi marah ketika mendengar nasihat pembantunya. Ia ingin mengembalikan sendiri gelang emas itu kepada pemiliknya. Pembantunya menghitung berapa hari yang dibutuhkan untuk melakukan itu, “Pergi ke sana dan balik lagi, saya takut kita tidak akan keburu mengikuti ujian!”
Luo menjawab, “Gelang emas ini mungkin hilang karena kelalaian seorang pembantu. Jika majikannya menyelidiki, jiwa pembantu itu menjadi taruhannya. Saya lebih baik tidak ikut ujian daripada membiarkan seseorang yang tidak bersalah mati!”
Luo kembali ke Shandong. Seorang pembantu tidak sengaja menjatuhkan gelang emas itu saat ia sedang membuang air dari sebuah baskom. Majikan mencurigai pembantu itu telah mencuri gelang emasnya. Pembantu itu dicambuk hingga berdarah. Pembantu yang disalahkan itu telah beberapa kali mencoba bunuh diri.
Kepala rumah tangga itu mencurigai istrinya diam-diam telah memberikan gelang itu kepada orang lain. Dia memarahi istrinya dengan hebat. Istrinya menjadi marah dan ingin gantung diri.
Dengan mengembalikan gelang itu, Luo telah menyelamatkan dua nyawa. Semua orang berharap ia lulus ujian dengan baik. Luo bergegas pergi ke kementrian agama untuk menempuh ujian. Setelah lulus ujian saringan, ia langsung mengikuti ujian negara, dan mendapatkan nilai teratas.
Pembantunya berkata, “Beberapa hari yang lalu, saya menemukan sebuah gelang emas dekat dinding di suatu tempat di Shandong. Bawalah ke toko pegadaian, itu cukup untuk menutupi biaya perjalanan kita.”
Luo menjadi marah ketika mendengar nasihat pembantunya. Ia ingin mengembalikan sendiri gelang emas itu kepada pemiliknya. Pembantunya menghitung berapa hari yang dibutuhkan untuk melakukan itu, “Pergi ke sana dan balik lagi, saya takut kita tidak akan keburu mengikuti ujian!”
Luo menjawab, “Gelang emas ini mungkin hilang karena kelalaian seorang pembantu. Jika majikannya menyelidiki, jiwa pembantu itu menjadi taruhannya. Saya lebih baik tidak ikut ujian daripada membiarkan seseorang yang tidak bersalah mati!”
Luo kembali ke Shandong. Seorang pembantu tidak sengaja menjatuhkan gelang emas itu saat ia sedang membuang air dari sebuah baskom. Majikan mencurigai pembantu itu telah mencuri gelang emasnya. Pembantu itu dicambuk hingga berdarah. Pembantu yang disalahkan itu telah beberapa kali mencoba bunuh diri.
Kepala rumah tangga itu mencurigai istrinya diam-diam telah memberikan gelang itu kepada orang lain. Dia memarahi istrinya dengan hebat. Istrinya menjadi marah dan ingin gantung diri.
Dengan mengembalikan gelang itu, Luo telah menyelamatkan dua nyawa. Semua orang berharap ia lulus ujian dengan baik. Luo bergegas pergi ke kementrian agama untuk menempuh ujian. Setelah lulus ujian saringan, ia langsung mengikuti ujian negara, dan mendapatkan nilai teratas.
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org