Toronto: Korban Penyiksaan Menuntut Jiang Zemin Menjadi Sorotan
(Minghui.org)
Sejak tahun 2005, praktisi Falun Gong dari Toronto, Kanada telah
mendirikan “Tembok Besar Kebenaran” satu hari sebulan untuk menarik
perhatian atas penganiayaan brutal terhadap Falun Gong di Tiongkok
dan meminta bantuan untuk menghentikannya.
Tema bulan ini adalah “Menyeret
Jiang Zemin ke Pengadilan.” Pada Senin, 24 Agustus 2015, dari jam
16.00 – 17.30, praktisi membentang segala bentuk spanduk di
persimpangan Jalan Bloor dan St. George, dekat konsulat Tiongkok,
memberitahu publik tentang gelombang tuntutan hukum terhadap mantan
pemimpin Tiongkok Jiang Zemin karena melancarkan penganiayaan
terhadap Falun Gong.
Sejak akhir Mei 2015, sebanyak 157.000 praktisi di Tiongkok dan di seluruh dunia serta anggota keluarga mereka telah mengajukan tuntutan pidana terhadap Jiang kepada Kejaksaan Agung Tiongkok dan angka ini masih terus bertambah. Hampir 100 penduduk di Toronto telah mengajukan tuntutan.
Di “Tembok Besar Kebenaran” bulan ini, lebih dari 250 pejalan kaki telah menandatangani petisi untuk mendukung tuntutan hokum, dan 14 orang Tiongkok mundur dari Partai Komunis dengan bantuan praktisi.
Sejak akhir Mei 2015, sebanyak 157.000 praktisi di Tiongkok dan di seluruh dunia serta anggota keluarga mereka telah mengajukan tuntutan pidana terhadap Jiang kepada Kejaksaan Agung Tiongkok dan angka ini masih terus bertambah. Hampir 100 penduduk di Toronto telah mengajukan tuntutan.
Di “Tembok Besar Kebenaran” bulan ini, lebih dari 250 pejalan kaki telah menandatangani petisi untuk mendukung tuntutan hokum, dan 14 orang Tiongkok mundur dari Partai Komunis dengan bantuan praktisi.
“Tembok Besar Kebenaran”
memberitahu orang-orang tentang tuntutan hukum terhadap Jiang
Zemin
Orang-orang menandatangani petisi untuk mendukung perlawanan damai praktisi Falun Gong
Desree Francois (kanan), pengarang buku anak-anak setempat, menandatangani petisi. Ia mengatakan bahwa mengambil organ dari praktisi Falun Gong yang masih hidup adalah tak berperikemanusiaan dan sudah waktunya menghentikan penganiayaan tersebut
Samy Delva dan Nyhenflore Delva, dua bersaudari dari Florida, percaya bahwa setiap orang seharusnya memiliki kebebasan berkeyakinan, dan tidak seharusnya seseorang dianiaya karena melakukan latihan yang damai
Anthony Yannos, insinyur komputer setempat, berkata bahwa Jiang Zemin adalah seorang diktator, dan bagus bahwa orang-orang mengajukan tuntutan hukum terhadapnya. “Kalian harus memberitahu lebih banyak orang tentang tuntutan hukum ini,” katanya
Dwight (kiri), berbicara dengan praktisi selama 20 menit, mengambil brosur dan berkata akan mempelajari lebih lanjut tentang penganiayaan di Internet. “Partai Komunis telah membunuh begitu banyak orang, termasuk umat Kristen. Saya percaya apa yang kamu katakan adalah benar dan saya berterima kasih kepada kamu karena telah memberitahu saya,” katanya
Orang-orang menandatangani petisi untuk mendukung perlawanan damai praktisi Falun Gong
Desree Francois (kanan), pengarang buku anak-anak setempat, menandatangani petisi. Ia mengatakan bahwa mengambil organ dari praktisi Falun Gong yang masih hidup adalah tak berperikemanusiaan dan sudah waktunya menghentikan penganiayaan tersebut
Samy Delva dan Nyhenflore Delva, dua bersaudari dari Florida, percaya bahwa setiap orang seharusnya memiliki kebebasan berkeyakinan, dan tidak seharusnya seseorang dianiaya karena melakukan latihan yang damai
Anthony Yannos, insinyur komputer setempat, berkata bahwa Jiang Zemin adalah seorang diktator, dan bagus bahwa orang-orang mengajukan tuntutan hukum terhadapnya. “Kalian harus memberitahu lebih banyak orang tentang tuntutan hukum ini,” katanya
Dwight (kiri), berbicara dengan praktisi selama 20 menit, mengambil brosur dan berkata akan mempelajari lebih lanjut tentang penganiayaan di Internet. “Partai Komunis telah membunuh begitu banyak orang, termasuk umat Kristen. Saya percaya apa yang kamu katakan adalah benar dan saya berterima kasih kepada kamu karena telah memberitahu saya,” katanya
Dua Praktisi Setempat
Disiksa Secara Brutal
Dua praktisi setempat, mereka berdua mengajukan tuntutan hukum terhadap Jiang, ikut serta dalam kegiatan ini dan mengaitkan apa yang terjadi pada mereka di Tiongkok.
Zhan Xinyu, seorang insinyur, baru menerima konfirmasi bahwa tuntutan hukumnya telah diterima oleh Kejaksaan Tiongkok. Ia bersama istrinya berlatih Falun Gong. Pada Mei 2011, 70 petugas polisi dan pejabat pemerintahan mendobrak masuk ke dalam rumahnya di Kota Shenzen, mencari materi-materi Falun Gong.
“Mereka memenjarakan istri dan pengasuh bayi kami. Mereka memukuli istri saya hingga pingsan, meninggalkan lebam di punggung dan lengannya. Saya ditahan.”
Yuan Xiuhua dari Qiqihar, Provinsi Heilongjiang, mulai berlatih Falun Gong pada Agustus 1993. Setelah penganiayaan dimulai, ia ditangkap dan ditahan sebanyak tiga kali, pada Juli 1999, Desember 2000 dan Januari 2008.
“Pada tahun 2000, saya pergi ke Beijing untuk memohon bagi Falun Gong dan ditahan selama dua bulan. Di pusat tahanan, polisi memborgol tangan dan kaki saya, kemudian mengikat tangan dan kaki saya ke belakang punggung dengan kawat. Saya tidak diperkenankan makan, minum atau menggunakan kamar kecil. Saya bahkan tidak diperkenankan tidur.
“Saya dibiarkan seperti itu di lantai selama tiga hari. Mereka kemudian memaksa saya merangkak dengan tangan dan kaki masih terikat ke belakang. Polisi dan kriminal yang ditahan di sana mengutuk saya. Saya diikat seperti itu selama lima hari dan tidak makan atau minum selama itu.
“Penyiksaan tidak hanya melukai saya, tetapi juga menimbulkan tekanan besar kepada keluarga saya. Suami sering bermimpi buruk dan putri saya hidup dalam ketakutan terus-menerus.”
Dua praktisi setempat, mereka berdua mengajukan tuntutan hukum terhadap Jiang, ikut serta dalam kegiatan ini dan mengaitkan apa yang terjadi pada mereka di Tiongkok.
Zhan Xinyu, seorang insinyur, baru menerima konfirmasi bahwa tuntutan hukumnya telah diterima oleh Kejaksaan Tiongkok. Ia bersama istrinya berlatih Falun Gong. Pada Mei 2011, 70 petugas polisi dan pejabat pemerintahan mendobrak masuk ke dalam rumahnya di Kota Shenzen, mencari materi-materi Falun Gong.
“Mereka memenjarakan istri dan pengasuh bayi kami. Mereka memukuli istri saya hingga pingsan, meninggalkan lebam di punggung dan lengannya. Saya ditahan.”
Yuan Xiuhua dari Qiqihar, Provinsi Heilongjiang, mulai berlatih Falun Gong pada Agustus 1993. Setelah penganiayaan dimulai, ia ditangkap dan ditahan sebanyak tiga kali, pada Juli 1999, Desember 2000 dan Januari 2008.
“Pada tahun 2000, saya pergi ke Beijing untuk memohon bagi Falun Gong dan ditahan selama dua bulan. Di pusat tahanan, polisi memborgol tangan dan kaki saya, kemudian mengikat tangan dan kaki saya ke belakang punggung dengan kawat. Saya tidak diperkenankan makan, minum atau menggunakan kamar kecil. Saya bahkan tidak diperkenankan tidur.
“Saya dibiarkan seperti itu di lantai selama tiga hari. Mereka kemudian memaksa saya merangkak dengan tangan dan kaki masih terikat ke belakang. Polisi dan kriminal yang ditahan di sana mengutuk saya. Saya diikat seperti itu selama lima hari dan tidak makan atau minum selama itu.
“Penyiksaan tidak hanya melukai saya, tetapi juga menimbulkan tekanan besar kepada keluarga saya. Suami sering bermimpi buruk dan putri saya hidup dalam ketakutan terus-menerus.”
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org