(Minghui.org)Saya adalah seorang wanita berusia 72 tahun yang telah berlatih Falun Dafa (juga dikenal sebagai Falun Gong) selama 20 tahun lebih. Saya lahir di pedesaan di Provinsi Hunan. Ayah saya adalah kepala akuntan desa dan keluarga kami cukup berada.
Sejak usia muda, saya terpaksa minum obat setiap hari untuk mengontrol kejang-kejang saya dan mengurangi gelaja penyakit lainnya. Saat mengalami kejang-kejang, saya sering menggigit lidah dan banyak berdarah. Saya kadang berlari serampangan melalui desa sebelum akhirnya pingsan dan jatuh ke tanah.
Untunglah, saya menikah dengan seorang dokter. Setelah menikah, ia dengan sabar mengurus berbagai kebutuhan saya dan berusaha berbagai cara untuk menyembuhkan penyakit saya tetapi usahanya gagal.
Akhirnya ia memberitahu saya, ”Kesehatan kamu begitu jelek sehingga saya tidak bisa mengenali bagian yang tidak terkena penyakit!”
Saya mencoba berbagai cara untuk penyembuhan dan minum obat-obatan Tiongkok, Barat dan jamu dalam jumlah besar. Alhasil, saya menjadi ahli dalam masalah minum obat pahit.
Seorang kenalan berusaha membujuk saya masuk Kristen. Saya menolak dan memberitahunya bahwa saya adalah ateis. Yang lainnya menyarankan saya ikut qigong. Saya menolak saran mereka dan berkata, ”Jika qigong efektif, mengapa kita masih perlu rumah sakit untuk mengobati penyakit?”
Suatu hari pada tahun 1996, seorang praktisi memperkenalkan Falun Dafa kepada saya. Ia berkata kepada saya, ”Kesehatan kamu begitu jelek, mengapa tidak coba berlatih Falun Dafa? Latihan ini dapat menyembuhkan penyakit kamu dan memulihkan kesehatan kamu!” Entah karena apa, saya percaya kata-katanya dan menerima buku Zhuan Falun.
Prinsip Fa yang mendalam, yang menggarisbawahi kriteria untuk menjadi orang baik, menggema kuat dalam hati saya. Malu atas pikiran dan perbuatan egoois, saya bertekad menjadi orang baik dan berkultivasi kembali ke jati diri.
Pikiran saya mengalami perubahan besar setelah berkultivasi. Tidak bisa bekerja karena kondisi kesehatan, saya mendapatkan cara lain, termasuk spekulasi dan penipuan, untuk memperoleh uang.
Pencapaian licik ini dipuji oleh banyak teman-teman saya. Mereka memuji saya karena menjadi wanita pintar dan kuat yang tidak gampang dimanfaatkan.
Ego yang membesar ini membuat saya memandang rendah suami saya yang sederhana, kadang memanggilnya goblok. Setelah berlatih Falun Dafa, saya menyadari suami saya adalah orang jujur dan baik karakternya sejajar dengan persyaratan Fa.
Sebaliknya, saya menyadari telah menukar de saya dengan karma hitam dalam pencarian buta terhadap nama dan kepentingan materi. Pemahaman saya atas prinsip dasar ini mengubah pandangan saya terhadap dunia.
Saya berusaha untuk melepaskan keterikatan pada kepentingan dan keinginan pribadi. Ketakutan dibohongi atau dilukai orang lain lenyap dan digantikan dengan pikiran tenang nan gembira. Dengan tingkatan kultivasi dan standar moral meningkat, penyakit saya perlahan-lahan lenyap sampai akhirnya pulih sepenuhnya.
Seluruh keluarga menyaksikan manfaat dari berlatih Falun Dafa dan mereka menjadi pendukung kuat. Gembira atas kesembuhan saya, suami membawa saya ke rumah sakit untuk meyakinkan rekan-rekannya atas kekuatan penyembuhan Dafa.
Rekan-rekannya terkesan. “Kamu tidak perlu berkata apa-apa,” kata seseorang. “Melihat istrimu dalam keadaan kesehatan telah meyakinkan kami atas kebaikan Falun Dafa!”
Dengan berbagi pengalaman saya secara bebas, saya telah meyakinkan banyak orang akan kebaikan Falun Dafa dan menginspirasi lainnya untuk ikut kultivasi.
Sebelumnya, ketika kami bepergian, orang asing sering menyangka suami saya yang kelihatan lebih muda sebagai putra saya. Sekarang, suami sering menerima pujian dari orang asing atas istrinya yang masih muda dan cantik.
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org