Perubahan Seorang Akuntan Pajak
(Minghui.org)
Saat saya memandang ke sekeliling dan melihat pejabat-pejabat korup
rezim komunis yang merajalela di masyarakat sekarang ini, saya
merasa sangat beruntung karena saya tidak ikutan menjadi korban
cara-cara korup mereka.
Saya tahu ini karena saya
berlatih Falun Dafa. Saya memiliki prinsip-prinsip Falun Dafa
Sejati-Baik-Sabar yang membersihkan masa lalu saya yang kotor dan
mengubah saya menjadi orang yang baik dan warga negara yang taat
hukum dengan rasa tanggung jawab terhadap keluarga dan
masyarakat.
Mengikuti Arus dan Hampir Terseret Masuk ke Dalam Lubang Tanpa Dasar
Partai Komunis Tiongkok (PKT) menanamkan ideologi materialistis dan ateisme kepada saya. Masuk ke dalam dunia kerja, dengan bekal kepercayaan terhadap teori evolusi dan sintasan yang terbugar (mekanisme seleksi alam), dan tidak percaya pada dewa atau pembalasan karma. Saya menghargai nama dan kekayaan di atas segalanya.
Saya adalah seorang manager yang mengepalai lebih dari dari 700 unit kerja. Saya bekerja di tengah-tengah mesin kekayaan dan kekuasaan. Dengan hati-hati dan sengaja memelihara hubungan dengan atasan hanya untuk mengejar kekuasaan dan kekayaan.
Di tempat kerja, saya sombong, selalu memperlihatkan temperamen buruk, dan sering memulai pertengkaran atau terlibat perkelahian dengan rekan kerja, percaya bahwa tingkah laku saya ini adalah normal dan memang sudah seharusnya seperti itu.
Saat rekan kerja meminta bantuan, saya tidak akan melihat ke mata mereka, menganggap mereka lebih rendah. Dengan hanya sedikit provokasi saja, saya bisa menendang mereka keluar dari kantor saya tanpa basa-basi.
Sering kali saat bawahan harus mencari saya, mereka akan gemetar dan ragu-ragu di luar pintu saya hingga mereka dapat mengumpulkan keberanian untuk masuk.
Sudah menjadi kebiasaan bagi orang-orang, bawahan maupun klien, untuk memberikan dan memaksa saya menerima hadiah dengan dalih acara-acara dan perayaan khusus, jadi apa yang saya terima di bawah meja melebihi gaji saya.
Saya juga telah mengambil jutaan dari unit cabang untuk transaksi bisnis kotor.
Di rumah, sebagai istri dan ibu, saya tidak terlalu peduli dengan keluarga atau anak-anak saya, yang akhirnya membuat suami saya berselingkuh; yang membuat saya jadi kesal dan berkelahi dengannya, membuat rumah kami menjadi daerah bencana.
Dengan penghasilan berlebih, dan untuk meringankan penderitaan dan frustrasi, saya sering mengahabiskan waktu luang di restoran mahal, hotel mewah, dan tempat pemandian umum tingkat tinggi. Saya menenggelamkan diri saya sendiri dengan makan dan minum berlebihan, memanjakan diri dengan berbagai macam kesenangan duniawi.
Dari Menyiapkan Surat Warisan hingga Masuk ke Pintu Dafa
Saya percaya semua kesenangan dunia itu membuat saya bahagia, dan hidup seperti itu adalah penuh arti.
Jadi, saya terhanyut, hidup tanpa tujuan hingga musim dingin 1998, saat saya menginjak usia 38 tahun.
Saya tidak pernah bermimpi akan teken pukulan yang sangat-sangat berat. Datang seperti kilat, sama sekali tanpa peringatan.
Dalam semalam, perut dan usus saya tiba-tiba membusuk. Berat saya jatuh dari 59 kg menjadi 41 kilo. Tidak ada obat yang dapat membantu. Dokter ingin merekomendasikan untuk dioperasi tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.
Tiga rumah sakit besar di Beijing mendiagnosis saya menderita sakit maag dan radang usus besar. Dokter hanya menyebutkan nama penyakit itu tetapi tidak mau memberikan keterangan lebih lanjut.
Saat saya masuk rumah sakit, saya terkena penyakit aneh lain dengan gejala keluarnya air liur tidak henti-hentinya. Dokter rumah sakit mengumumkan bahwa institusinya tidak dapat mengobati saya, dan bahwa saya kemungkinan mengalami anomali alam, sebuah penyakit langka.
Saya sangat terkejut. “Jadi, ada penyakit yang tidak bisa didiagnosis, rumah sakit tidak bisa menyimpulkan dan tidak bisa mengobatinya?”
Saya benar-benar binggung. Serangan tiba-tiba itu sungguh tidak terduga dan keluarga saya sungguh-sungguh tidak siap menerimanya. Dari sikap dan gerak tubuh dokter, saya tahu tidak ada harapan bagi saya.
“Jadi, berapa lama lagi waktu yang saya punya? Tiga tahunkah? Dua tahun? Atau beberapa bulan?...” Tidak ada yang tahu. Dengan perasaan tidak berdaya, saya harus mau dipulangkan. Saya pulang ke rumah menunggu kematian menjemput.
Saat tiba di rumah, tiba-tiba, saya kehilangan kemampuan untuk berjalan.
Saya merasa ada sebuah penggaris kasat mata yang mengukur waktu tersisa yang saya miliki. “Mengapa? Bagaimana mungkin seseorang yang masih begitu bersemangat dan penuh harapan, waktunya tinggal di bumi berakhir begitu tiba-tiba?”
Memikirkan semua yang telah terjadi pada diri saya begitu cepat dan misterius, kenangan akan kesedihan yang belum pernah terjadi sebelumnya membanjiri saya...Saya akan kehilangan segalanya. Anak saya akan kehilangan kasih ibu. Orang tua saya akan berduka kehilangan anak mereka.
Saat saya keluar dari rumah sakit di Beijing, orang tua saya menerima kenyataan bahwa mereka mungkin tidak akan pernah bertemu saya lagi. Unit kerja suami saya mengizinkannya cuti untuk menyiapkan pemakaman. Saya membuat surat wasiat dan menyerahkannya ke ibu mertua.
Anak saya baru tujuh tahun. Banyak sekali orang dan hal-hal yang belum siap saya lepaskan. Hidup ini seperti drama di atas panggung. Kita semau memainkan peranan, tetapi tidak ada yang tahu peranan diri sendiri kapan selesainya dan orang itu harus keluar dari panggung.
Falun Dafa Menarik Saya Keluar dari Penderitaan
Dengan dasar ideologi saya yang sangat jauh dari para dewa. Pendidikan partai selalu berpusat pada ateisme. Anak-anak dari sejak kecil sudah diindoktrinasi untuk percaya bahwa tidak ada surga maupun neraka, dan tidak ada ganjaran ataupun konsekuensi dari segala perbuatan kita.
Namun, ganjaran telah mengunjungi saya dan terwujud di tubuh saya. Kematian telah mendekati saya, namun ibu mertua tidak meninggalkan saya.
Ia memberikan saya buku utama Falun Dafa, Zhuan Falun dan berkata, “Anakku, kamu masih bisa diselamatkan. Jika kamu percapa pada Falun Dafa dan berusaha sebaik mungkin untuk menjadi orang baik, kamu akan terselamatkan. Mengapa tidak mencobanya.”
Saya selalu menganggap diri saya sebagai murid yang baik dan produk unggulan dari sistem pendidikan partai yang dogmatis. Saya milik kader nasional. Saya tidak pernah mengindentifikasi diri saya sendiri sebagai bagian dari orang-orang yang jahat.
Dihadapi dengan keputus asan yang tanpa harapan, sebuah kata, “dewa” mengaduk-aduk hati saya.
Kadang, saat orang menderita penyakit dan merasa tidak berdaya, meraka cenderung untuk mencoba segala sesuatu untuk sedikit menenangkan diri. Jadi, saya pikir, “Mengapa tidak? Tak ada salahnya. Saya akan coba!”
Saat saya belajar latihan, saya merasa beberapa Falun berputar menyesuaikan tubuh saya. Dengan sekejap, pikiran atheis yang telah lama ada hilang dari kesadaran saya.
Dalam waktu kurang dari satu minggu, saya sembuh dari semua penyakit saya, termasuk penyakit jantung, rematik, dan pankreatitis yang sudah saya derita sebelumnya. Melalui belajar Fa, saya menjadi benar-benar mengerti apa artinya menjadi orang baik.
Dilahirkan Kembali Menjadi Orang Baik di Masyarakat
Setelah berlatih Falun Dafa semua penyakit saya hilang.
Timbul rasa terima kasih di hati saya, jadi saya lakukan hal pertama yang saya tahu harus saya lakukan: Saya segera mengembalikan semua utang uang kotor saya, walaupun tahu apa yang saya lakukan bertentangan dengan tren sosial dan status profesional saya.
Saya berusaha untuk menyingkirkan semua kebiasaan buruk saya. Saya tidak lagi marah-marah, terlibat perkelahian, atau menerima hadiah. Saya berhenti pergi ke bar karaoke.
Saya mulai hidup dengan ketat mematut diri dengan prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar, dan memperlakukan pelanggan saya seperti keluarga sendiri, sungguh-sungguh perhatian dengan masalah mereka.
Saya menolak semua tanda terima kasih dan segala hadiah yang diberikan oleh klien saya. Beberapa klien lama tersentuh hingga menangis ketika mereka menyadari dan menyaksikan saya telah berubah. Mereka berkomentar bahwa saya yang lama sudah tidak ada lagi.
Beberapa klien saya tidak hanya telah mundur dari Partai dan organisasi terkaitnya, mereka juga telah masuk ke dalam Dafa dan mulai berlatih Falun Dafa.
Di bawah ini adalah empat kasus:
“Saya hanya melakukan tugas, tidak menerima hadiah.”
Klien Wang, pemilik pabrik semen, dapat menikmati laba tahunan yang cukup bagus dengan stempel resmi pengesahan saya.
Setiap tahun, tanda tangan saya pada hasil audit perusahaannya akan menjadikannya memenuhi syarat untuk menerima pengembalian modal 20 hingga 30 juta yuan.
Selama bertahun-tahun, saya menerima hadiah dari Klien Wang sebagaimana mestinya, karena itu sudah merupakan kebiasaan dan aturan mainnya, walaupun semua yang saya lakukan untuknya hanyalah pekerjaan yang sudah seharusnya saya kerjakan.
Setelah saya menjadi praktisi Falun Dafa, saya menolak hadiahnya. Klien Wang sangat terkejut. Ia tidak mengerti. Ia pikir saya tidak suka dengan jenis hadiah yang diberikan atau nilainya.
Saya menjelaskan kepadanya, “Saya hanya mengerjakan tugas saya, tidak menerima hadiah. Selain itu, saya sekarang latihan Falun Dafa. Hukum Buddha yang saya yakini dan ikuti tidak membolehkan untuk menerima hadiah.”
Klien Wang berkata, bingung, “Tetapi, kuil Buddha menerima hadiah.”
Saya meyakinkannya, “Apa yang saya percaya dan latih bukan agama Buddha tetapi Hukum Buddha yang membimbing kita untuk melakukan apa yang benar. Apa yang saya kerjakan untuk anda dan orang lain adalah bagian dari pekerjaan saya. Saya dibayar untuk melakukan pekerjaan saya. Adalah salah jika saya menerima hadiah.”
Saya juga mengambil kesempatan untuk memberi tahu dia tentang penganiayaan Falun Dafa adalah tidak adil, bakar diri di Lapangan Tiananmen adalah kebohongan, dan sangat penting baginya untuk mengundurkan diri dari PKT dan semua organisasi terkaitnya.
Setelah ia mengerti kebenaran, ia segera dan dengan tulus mundur dari Partai. Bahkan akuntannya menjadi praktisi Falun Dafa.
“Siapa yang melakukan kejahatan?”
Klien yang lain adalah seorang pemilik perusahaan swasta. Selama pemeriksaan akhir tahun, saya menemukan perusahaannya tidak hanya memiliki tunggakan pajak hampir satu juta yuan, tetapi juga telah memberikan laporan palsu atas pendapatan sebesar sepuluh juta yuan agar memenuhi syarat untuk bantuan dana lokal.
Klien itu tidak ada di rumah waktu itu, jadi saya menjelaskan kepada anggota keluarga, ketua Kongres Rakyat setempat, “Pendapatan palsu itu saja sudah akan membebani anda pajak beberapa juta. Kemudian tunggakan pajak dari pendapatan yang tidak jelas sekitar satu juta.”
Ketua Kongres Rakyat setempat itu mencari direktur Biro Finansial. Setelah saya jelaskan situasinya, direktur itu menjadi takut. Ia mengirimkan Wakil Direkturnya untuk menawarkan saya hadiah dan mengatur ketua untuk membayar saya dengan jumlah yang besar untuk “memperlancar segalanya.”
Saya berkata kepada mereka, “Saya berlatih Falun Dafa, tidak akan menerima hadiah atau uang.”
Saya mengingatkan mereka, “Akar penyebab dari masyarakat sekarang ini adalah akibat langsung dari puluh tahun pendidikan cuci otak dari kebohongan, kedengkian, dan perjuangan yang dipropagandakan oleh Partai Komunis.
Lalu, saya mengaitkan mereka dengan pengalaman pribadi saya mengenai bagaimana saya mengikuti ajaran Falun Dafa, Sejati-Baik-Sabar tetapi dianiaya oleh Partai Komunis yang terus menerus memfitnah dan menindas latihan ini walaupun latihan ini memberi manfaat kepada praktisi dan juga orang yang bukan praktisi.
Saya dapat melihat apa yang saya katakan menyentuh hati mereka.
Ketua itu mengaku, “Saya benar-benar telah melakukan kejahatan. Saya telah pergi dari rumah ke rumah untuk memberi tahu orang untuk tidak berlatih Falun Dafa. Saya tidak tahu Falun Dafa baik. Saya hanya mendengarkan propaganda sepihak PKT.”
Akhirnya, mereka menyatakan keputusan mereka untuk tidak tertipu oleh PKT dan akan mundur dari Partai, mematut diri mereka sesuai dengan ajaran Dafa, dan mulai membaca buku-buku Falun Dafa.
“Saya tidak akan mencelakakan orang baik!”
Saya mempunyai teman seorang sekretaris Komite Urusan Hukum dan Politik. Ia tidak mau menjilat atasannya, menerima atau memberikan hadiah, jadi kariernya tidak mengalami kemajuan.
Ia membenci rezim Komunis yang korup itu, tetapi ketika saya mengklarifikasi fakta kepadanya dan mendesaknya untuk mundur dari Partai dan organisasi terkaitnya, ia menolak.
Sebelum gempa bumi Sichuan 2008, sekali lagi saya berbicara kepadanya sambil makan malam bersama tentang kebenaran tentang konsep dari pembalasan karma, ia tetap tidak terbujuk.
Setelah gempa bumi Sichuan, ia bergegas menelepon saya dan meminta saya untuk membantunya mundur dari Partai, memberi tahu saya ia akhirnya percaya bahwa apa yang saya katakan adalah kebenaran.
Seorang praktisi Falun Dafa yang dihukum secara ilegal di kamp kerja paksa akan segera dibebaskan. Namun, Kantor 610 kota bersekongkol untuk mengirimnya ke pusat pencucian otak untuk menganiayanya lebih lanjut.
Untuk setiap praktisi Falun Dafa yang dikirim ke pusat pencucian otak, biasanya pemerintah membayar 20.000 yuan, dan dari jumlah itu 5.000 yuan disisihkan untuk komisi bagi sekretaris Komite Urusan Politik dan Hukum setempat.
Tetapi teman saya yang mengerti kebenaran menolak untuk terlibat, berkata, “Saya tidak akan mencelakai orang baik! Saya tidak menginginkan uang ini. Saya melakukan ini agar anak-anak dan cucu-cucu saya terberkati karena perbuatan lurus saya.” Ia juga memastikan praktisi Falun Dafa dikirim pulang.
“Saya hanya melakukan apa yang diharapkan Guru Dafa dari saya.”
Klien Chen adalah pemilik perusahaan baja. Pada 2014, saya menemukan pajak yang belum dibayar untuk suatu penjualan tertentu. Klien Chen dan akuntannya sangat cemas karena penghindaran pajak adalah kejahatan serius.
Saya meyakinkan mereka, berkata, “Saya yakin ini karena kalian tidak menyadari kebijakan mengenai ini. Saya akan membagikan informasi itu pada kalian dan memberi tahu semua yang kalian tidak tahu atau tidak mengerti.”
Saat masalah ini selesai, Klien Chen memberikan saya sejumlah besar uang dalam amplop merah untuk menyatakan terima kasih. Saya menolak amplop itu, “Saya berlatih Falun Dafa. Saya hanya melakukan apa yang Guru Dafa harapkan dari saya.”
Saya mengetahui sebelumnya mereka berpikir saya melakukan itu karena punya maksud tertentu. Saat mereka menyadari bahwa mereka salah, Klien Chen berkata kepada saya, “Jika semua orang seperti kamu, tidak akan ada korupsi, dan kita akan memiliki negara yang hebat!”
Klien Chen, akuntannya juga pegawainya yang lain semua mundur dari Partai.
Menyelamatkan Makhluk Hidup dengan Belas Kasih
Saat ibu mertua saya sakit, saya mengajaknya tinggal di rumah saya.
Ada seorang tua yang menyewa apartemen di atas apartemennya. Suatu kali, air dari apartemen itu membanjiri ruang ibu mertua di bawahnya.
Saat ia tidak menemukan ibu mertua, orang tua itu menjadi cemas dan terserang panik hingga ia masuk rumah sakit.
Ia khawatir akan diperas dan mungkin harus membayar sejumlah besar uang untuk mengganti kerusakan. Akhirnya, ia menghubungi otoritas.
Ketika akhirnya ia menemukan kami, ia bertanya kepada kami, “Berapa banyak uang yang harus saya bayar kepada kalian?”
Lalu, ia tambahkan dengan cemas, “Setelah anak saya meninggal, hidup saya menjadi sulit. Saya menyewa apartemen agar bisa tinggal dengan cucu sewaktu ia masuk sekolah. Saya hanya berpenghasilan kecil. Tolong jangan minta terlalu besar. Saya mohon kepada kalian.”
Saat itu, kami belum sempat melihat kerusakan yang terjadi, tetapi saya mengatakan kepada orang tua itu, “Jangan kwartir. Saya tidak akan meminta uang kepada anda, sepeser pun.”
Ia menatap kami dengan kaget, “Kalian tidak ingin uang?” Ia pikir ia salah dengar.
Saya lanjutkan dengan klarifikasi fakta kepadanya. Saya beri tahu dia, “Anda tidak dengan sengaja menyebabkan banjir. Anda sangat khawatir akan ini hingga masuk rumah sakit. Tidak mudah apalagi anda harus mengurus cucu anda.”
Saat akhirnya saya pergi ke rumah ibu mertua, saya lihat tidak ada yang rusak hanya sedikit lembab di tempat rembesan air.
Kemudian, orang tua itu menceritakan kejadian yang dialami ke mana-mana dan orang-orang biasanya bereaksi, “Tidak mungkin. Tidak menuntut ganti rugi?! Tidak ada orang seperti itu saat ini. Jangan sebarkan gosip. Siapa yang tidak akan menuntut uang ganti rugi!”
Sejak itu, penyewa tua itu datang berkunjung setiap tahun, dan kadang membawa sayuran kol, hazelnut gunung, kacang, jagung, dll. Saya akan membeli udang dan beberapa produk lainnya untuk membalas kebaikannya. Saya memberinya buku-buku Dafa dan artikel lainnya untuk ia baca.
Kemudian, ia menikah, dan akhirnya, semua keluarga istrinya mundur dari Partai dan organisasi terkaitnya.
Seorang akuntan yunior tidak di bawah manajemen saya berulang kali berucap, “Apa yang membuat ia berubah seperti itu? Apa yang membuat anda berubah seperti itu? Anda dulu begitu angkuh. Dulu anda memiliki lidah yang tajam dan berbicara kasar. Bagaimana anda menjadi begitu baik dan lembut? Bagaimana anda menjadi begitu baik?”
Saya dianggap orang yang paling hebat di unit saya, tidak ada orang yang berani menyinggung saya. Saya tidak pernah mempertimbangkan perasaan orang lain. Saya tidak pernah berpikir bahwa menyakiti orang adalah salah. Saya bertindak seolah-olah semua orang punya utang kepada saya.
Saya menghabiskan malam hari dengan makan, minum, dan bersenang-senang dengan berlebihan. Orang-orang memanjakan saya, karena mereka membutuhkan saya, dan saya yakin memang sudah seharusnya begitu.
Setelah saya memperoleh Dafa, Guru tidak hanya memurnikan tubuh saya, tetapi juga membuat saya menyadari bahwa moralitas sangat diperlukan dan merupakan elemen yang paling berharga dalam kehidupan.
Saya mengikuti prinsip-prinsip Dafa, Sejati-Baik-Sabar sebagai standar untuk menjadi orang baik, selalu mendahulukan orang lain, dan tidak pernah berebut kepentingan pribadi.
Sekarang, saya hanya ingin menggunakan posisi saya untuk melayani masyarakat dan menawarkan bantuan kepada semua orang yang membutuhkan. Saya ingin semua orang yang berhubungan dengan saya memahami arti sesungguhnya dari Sejati-Baik-Sabar. Saya ingin menggunakan waktu terbatas yang masih kita miliki untuk menyelamatkan orang sebanyak-banyaknya.
Mengikuti Arus dan Hampir Terseret Masuk ke Dalam Lubang Tanpa Dasar
Partai Komunis Tiongkok (PKT) menanamkan ideologi materialistis dan ateisme kepada saya. Masuk ke dalam dunia kerja, dengan bekal kepercayaan terhadap teori evolusi dan sintasan yang terbugar (mekanisme seleksi alam), dan tidak percaya pada dewa atau pembalasan karma. Saya menghargai nama dan kekayaan di atas segalanya.
Saya adalah seorang manager yang mengepalai lebih dari dari 700 unit kerja. Saya bekerja di tengah-tengah mesin kekayaan dan kekuasaan. Dengan hati-hati dan sengaja memelihara hubungan dengan atasan hanya untuk mengejar kekuasaan dan kekayaan.
Di tempat kerja, saya sombong, selalu memperlihatkan temperamen buruk, dan sering memulai pertengkaran atau terlibat perkelahian dengan rekan kerja, percaya bahwa tingkah laku saya ini adalah normal dan memang sudah seharusnya seperti itu.
Saat rekan kerja meminta bantuan, saya tidak akan melihat ke mata mereka, menganggap mereka lebih rendah. Dengan hanya sedikit provokasi saja, saya bisa menendang mereka keluar dari kantor saya tanpa basa-basi.
Sering kali saat bawahan harus mencari saya, mereka akan gemetar dan ragu-ragu di luar pintu saya hingga mereka dapat mengumpulkan keberanian untuk masuk.
Sudah menjadi kebiasaan bagi orang-orang, bawahan maupun klien, untuk memberikan dan memaksa saya menerima hadiah dengan dalih acara-acara dan perayaan khusus, jadi apa yang saya terima di bawah meja melebihi gaji saya.
Saya juga telah mengambil jutaan dari unit cabang untuk transaksi bisnis kotor.
Di rumah, sebagai istri dan ibu, saya tidak terlalu peduli dengan keluarga atau anak-anak saya, yang akhirnya membuat suami saya berselingkuh; yang membuat saya jadi kesal dan berkelahi dengannya, membuat rumah kami menjadi daerah bencana.
Dengan penghasilan berlebih, dan untuk meringankan penderitaan dan frustrasi, saya sering mengahabiskan waktu luang di restoran mahal, hotel mewah, dan tempat pemandian umum tingkat tinggi. Saya menenggelamkan diri saya sendiri dengan makan dan minum berlebihan, memanjakan diri dengan berbagai macam kesenangan duniawi.
Dari Menyiapkan Surat Warisan hingga Masuk ke Pintu Dafa
Saya percaya semua kesenangan dunia itu membuat saya bahagia, dan hidup seperti itu adalah penuh arti.
Jadi, saya terhanyut, hidup tanpa tujuan hingga musim dingin 1998, saat saya menginjak usia 38 tahun.
Saya tidak pernah bermimpi akan teken pukulan yang sangat-sangat berat. Datang seperti kilat, sama sekali tanpa peringatan.
Dalam semalam, perut dan usus saya tiba-tiba membusuk. Berat saya jatuh dari 59 kg menjadi 41 kilo. Tidak ada obat yang dapat membantu. Dokter ingin merekomendasikan untuk dioperasi tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.
Tiga rumah sakit besar di Beijing mendiagnosis saya menderita sakit maag dan radang usus besar. Dokter hanya menyebutkan nama penyakit itu tetapi tidak mau memberikan keterangan lebih lanjut.
Saat saya masuk rumah sakit, saya terkena penyakit aneh lain dengan gejala keluarnya air liur tidak henti-hentinya. Dokter rumah sakit mengumumkan bahwa institusinya tidak dapat mengobati saya, dan bahwa saya kemungkinan mengalami anomali alam, sebuah penyakit langka.
Saya sangat terkejut. “Jadi, ada penyakit yang tidak bisa didiagnosis, rumah sakit tidak bisa menyimpulkan dan tidak bisa mengobatinya?”
Saya benar-benar binggung. Serangan tiba-tiba itu sungguh tidak terduga dan keluarga saya sungguh-sungguh tidak siap menerimanya. Dari sikap dan gerak tubuh dokter, saya tahu tidak ada harapan bagi saya.
“Jadi, berapa lama lagi waktu yang saya punya? Tiga tahunkah? Dua tahun? Atau beberapa bulan?...” Tidak ada yang tahu. Dengan perasaan tidak berdaya, saya harus mau dipulangkan. Saya pulang ke rumah menunggu kematian menjemput.
Saat tiba di rumah, tiba-tiba, saya kehilangan kemampuan untuk berjalan.
Saya merasa ada sebuah penggaris kasat mata yang mengukur waktu tersisa yang saya miliki. “Mengapa? Bagaimana mungkin seseorang yang masih begitu bersemangat dan penuh harapan, waktunya tinggal di bumi berakhir begitu tiba-tiba?”
Memikirkan semua yang telah terjadi pada diri saya begitu cepat dan misterius, kenangan akan kesedihan yang belum pernah terjadi sebelumnya membanjiri saya...Saya akan kehilangan segalanya. Anak saya akan kehilangan kasih ibu. Orang tua saya akan berduka kehilangan anak mereka.
Saat saya keluar dari rumah sakit di Beijing, orang tua saya menerima kenyataan bahwa mereka mungkin tidak akan pernah bertemu saya lagi. Unit kerja suami saya mengizinkannya cuti untuk menyiapkan pemakaman. Saya membuat surat wasiat dan menyerahkannya ke ibu mertua.
Anak saya baru tujuh tahun. Banyak sekali orang dan hal-hal yang belum siap saya lepaskan. Hidup ini seperti drama di atas panggung. Kita semau memainkan peranan, tetapi tidak ada yang tahu peranan diri sendiri kapan selesainya dan orang itu harus keluar dari panggung.
Falun Dafa Menarik Saya Keluar dari Penderitaan
Dengan dasar ideologi saya yang sangat jauh dari para dewa. Pendidikan partai selalu berpusat pada ateisme. Anak-anak dari sejak kecil sudah diindoktrinasi untuk percaya bahwa tidak ada surga maupun neraka, dan tidak ada ganjaran ataupun konsekuensi dari segala perbuatan kita.
Namun, ganjaran telah mengunjungi saya dan terwujud di tubuh saya. Kematian telah mendekati saya, namun ibu mertua tidak meninggalkan saya.
Ia memberikan saya buku utama Falun Dafa, Zhuan Falun dan berkata, “Anakku, kamu masih bisa diselamatkan. Jika kamu percapa pada Falun Dafa dan berusaha sebaik mungkin untuk menjadi orang baik, kamu akan terselamatkan. Mengapa tidak mencobanya.”
Saya selalu menganggap diri saya sebagai murid yang baik dan produk unggulan dari sistem pendidikan partai yang dogmatis. Saya milik kader nasional. Saya tidak pernah mengindentifikasi diri saya sendiri sebagai bagian dari orang-orang yang jahat.
Dihadapi dengan keputus asan yang tanpa harapan, sebuah kata, “dewa” mengaduk-aduk hati saya.
Kadang, saat orang menderita penyakit dan merasa tidak berdaya, meraka cenderung untuk mencoba segala sesuatu untuk sedikit menenangkan diri. Jadi, saya pikir, “Mengapa tidak? Tak ada salahnya. Saya akan coba!”
Saat saya belajar latihan, saya merasa beberapa Falun berputar menyesuaikan tubuh saya. Dengan sekejap, pikiran atheis yang telah lama ada hilang dari kesadaran saya.
Dalam waktu kurang dari satu minggu, saya sembuh dari semua penyakit saya, termasuk penyakit jantung, rematik, dan pankreatitis yang sudah saya derita sebelumnya. Melalui belajar Fa, saya menjadi benar-benar mengerti apa artinya menjadi orang baik.
Dilahirkan Kembali Menjadi Orang Baik di Masyarakat
Setelah berlatih Falun Dafa semua penyakit saya hilang.
Timbul rasa terima kasih di hati saya, jadi saya lakukan hal pertama yang saya tahu harus saya lakukan: Saya segera mengembalikan semua utang uang kotor saya, walaupun tahu apa yang saya lakukan bertentangan dengan tren sosial dan status profesional saya.
Saya berusaha untuk menyingkirkan semua kebiasaan buruk saya. Saya tidak lagi marah-marah, terlibat perkelahian, atau menerima hadiah. Saya berhenti pergi ke bar karaoke.
Saya mulai hidup dengan ketat mematut diri dengan prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar, dan memperlakukan pelanggan saya seperti keluarga sendiri, sungguh-sungguh perhatian dengan masalah mereka.
Saya menolak semua tanda terima kasih dan segala hadiah yang diberikan oleh klien saya. Beberapa klien lama tersentuh hingga menangis ketika mereka menyadari dan menyaksikan saya telah berubah. Mereka berkomentar bahwa saya yang lama sudah tidak ada lagi.
Beberapa klien saya tidak hanya telah mundur dari Partai dan organisasi terkaitnya, mereka juga telah masuk ke dalam Dafa dan mulai berlatih Falun Dafa.
Di bawah ini adalah empat kasus:
“Saya hanya melakukan tugas, tidak menerima hadiah.”
Klien Wang, pemilik pabrik semen, dapat menikmati laba tahunan yang cukup bagus dengan stempel resmi pengesahan saya.
Setiap tahun, tanda tangan saya pada hasil audit perusahaannya akan menjadikannya memenuhi syarat untuk menerima pengembalian modal 20 hingga 30 juta yuan.
Selama bertahun-tahun, saya menerima hadiah dari Klien Wang sebagaimana mestinya, karena itu sudah merupakan kebiasaan dan aturan mainnya, walaupun semua yang saya lakukan untuknya hanyalah pekerjaan yang sudah seharusnya saya kerjakan.
Setelah saya menjadi praktisi Falun Dafa, saya menolak hadiahnya. Klien Wang sangat terkejut. Ia tidak mengerti. Ia pikir saya tidak suka dengan jenis hadiah yang diberikan atau nilainya.
Saya menjelaskan kepadanya, “Saya hanya mengerjakan tugas saya, tidak menerima hadiah. Selain itu, saya sekarang latihan Falun Dafa. Hukum Buddha yang saya yakini dan ikuti tidak membolehkan untuk menerima hadiah.”
Klien Wang berkata, bingung, “Tetapi, kuil Buddha menerima hadiah.”
Saya meyakinkannya, “Apa yang saya percaya dan latih bukan agama Buddha tetapi Hukum Buddha yang membimbing kita untuk melakukan apa yang benar. Apa yang saya kerjakan untuk anda dan orang lain adalah bagian dari pekerjaan saya. Saya dibayar untuk melakukan pekerjaan saya. Adalah salah jika saya menerima hadiah.”
Saya juga mengambil kesempatan untuk memberi tahu dia tentang penganiayaan Falun Dafa adalah tidak adil, bakar diri di Lapangan Tiananmen adalah kebohongan, dan sangat penting baginya untuk mengundurkan diri dari PKT dan semua organisasi terkaitnya.
Setelah ia mengerti kebenaran, ia segera dan dengan tulus mundur dari Partai. Bahkan akuntannya menjadi praktisi Falun Dafa.
“Siapa yang melakukan kejahatan?”
Klien yang lain adalah seorang pemilik perusahaan swasta. Selama pemeriksaan akhir tahun, saya menemukan perusahaannya tidak hanya memiliki tunggakan pajak hampir satu juta yuan, tetapi juga telah memberikan laporan palsu atas pendapatan sebesar sepuluh juta yuan agar memenuhi syarat untuk bantuan dana lokal.
Klien itu tidak ada di rumah waktu itu, jadi saya menjelaskan kepada anggota keluarga, ketua Kongres Rakyat setempat, “Pendapatan palsu itu saja sudah akan membebani anda pajak beberapa juta. Kemudian tunggakan pajak dari pendapatan yang tidak jelas sekitar satu juta.”
Ketua Kongres Rakyat setempat itu mencari direktur Biro Finansial. Setelah saya jelaskan situasinya, direktur itu menjadi takut. Ia mengirimkan Wakil Direkturnya untuk menawarkan saya hadiah dan mengatur ketua untuk membayar saya dengan jumlah yang besar untuk “memperlancar segalanya.”
Saya berkata kepada mereka, “Saya berlatih Falun Dafa, tidak akan menerima hadiah atau uang.”
Saya mengingatkan mereka, “Akar penyebab dari masyarakat sekarang ini adalah akibat langsung dari puluh tahun pendidikan cuci otak dari kebohongan, kedengkian, dan perjuangan yang dipropagandakan oleh Partai Komunis.
Lalu, saya mengaitkan mereka dengan pengalaman pribadi saya mengenai bagaimana saya mengikuti ajaran Falun Dafa, Sejati-Baik-Sabar tetapi dianiaya oleh Partai Komunis yang terus menerus memfitnah dan menindas latihan ini walaupun latihan ini memberi manfaat kepada praktisi dan juga orang yang bukan praktisi.
Saya dapat melihat apa yang saya katakan menyentuh hati mereka.
Ketua itu mengaku, “Saya benar-benar telah melakukan kejahatan. Saya telah pergi dari rumah ke rumah untuk memberi tahu orang untuk tidak berlatih Falun Dafa. Saya tidak tahu Falun Dafa baik. Saya hanya mendengarkan propaganda sepihak PKT.”
Akhirnya, mereka menyatakan keputusan mereka untuk tidak tertipu oleh PKT dan akan mundur dari Partai, mematut diri mereka sesuai dengan ajaran Dafa, dan mulai membaca buku-buku Falun Dafa.
“Saya tidak akan mencelakakan orang baik!”
Saya mempunyai teman seorang sekretaris Komite Urusan Hukum dan Politik. Ia tidak mau menjilat atasannya, menerima atau memberikan hadiah, jadi kariernya tidak mengalami kemajuan.
Ia membenci rezim Komunis yang korup itu, tetapi ketika saya mengklarifikasi fakta kepadanya dan mendesaknya untuk mundur dari Partai dan organisasi terkaitnya, ia menolak.
Sebelum gempa bumi Sichuan 2008, sekali lagi saya berbicara kepadanya sambil makan malam bersama tentang kebenaran tentang konsep dari pembalasan karma, ia tetap tidak terbujuk.
Setelah gempa bumi Sichuan, ia bergegas menelepon saya dan meminta saya untuk membantunya mundur dari Partai, memberi tahu saya ia akhirnya percaya bahwa apa yang saya katakan adalah kebenaran.
Seorang praktisi Falun Dafa yang dihukum secara ilegal di kamp kerja paksa akan segera dibebaskan. Namun, Kantor 610 kota bersekongkol untuk mengirimnya ke pusat pencucian otak untuk menganiayanya lebih lanjut.
Untuk setiap praktisi Falun Dafa yang dikirim ke pusat pencucian otak, biasanya pemerintah membayar 20.000 yuan, dan dari jumlah itu 5.000 yuan disisihkan untuk komisi bagi sekretaris Komite Urusan Politik dan Hukum setempat.
Tetapi teman saya yang mengerti kebenaran menolak untuk terlibat, berkata, “Saya tidak akan mencelakai orang baik! Saya tidak menginginkan uang ini. Saya melakukan ini agar anak-anak dan cucu-cucu saya terberkati karena perbuatan lurus saya.” Ia juga memastikan praktisi Falun Dafa dikirim pulang.
“Saya hanya melakukan apa yang diharapkan Guru Dafa dari saya.”
Klien Chen adalah pemilik perusahaan baja. Pada 2014, saya menemukan pajak yang belum dibayar untuk suatu penjualan tertentu. Klien Chen dan akuntannya sangat cemas karena penghindaran pajak adalah kejahatan serius.
Saya meyakinkan mereka, berkata, “Saya yakin ini karena kalian tidak menyadari kebijakan mengenai ini. Saya akan membagikan informasi itu pada kalian dan memberi tahu semua yang kalian tidak tahu atau tidak mengerti.”
Saat masalah ini selesai, Klien Chen memberikan saya sejumlah besar uang dalam amplop merah untuk menyatakan terima kasih. Saya menolak amplop itu, “Saya berlatih Falun Dafa. Saya hanya melakukan apa yang Guru Dafa harapkan dari saya.”
Saya mengetahui sebelumnya mereka berpikir saya melakukan itu karena punya maksud tertentu. Saat mereka menyadari bahwa mereka salah, Klien Chen berkata kepada saya, “Jika semua orang seperti kamu, tidak akan ada korupsi, dan kita akan memiliki negara yang hebat!”
Klien Chen, akuntannya juga pegawainya yang lain semua mundur dari Partai.
Menyelamatkan Makhluk Hidup dengan Belas Kasih
Saat ibu mertua saya sakit, saya mengajaknya tinggal di rumah saya.
Ada seorang tua yang menyewa apartemen di atas apartemennya. Suatu kali, air dari apartemen itu membanjiri ruang ibu mertua di bawahnya.
Saat ia tidak menemukan ibu mertua, orang tua itu menjadi cemas dan terserang panik hingga ia masuk rumah sakit.
Ia khawatir akan diperas dan mungkin harus membayar sejumlah besar uang untuk mengganti kerusakan. Akhirnya, ia menghubungi otoritas.
Ketika akhirnya ia menemukan kami, ia bertanya kepada kami, “Berapa banyak uang yang harus saya bayar kepada kalian?”
Lalu, ia tambahkan dengan cemas, “Setelah anak saya meninggal, hidup saya menjadi sulit. Saya menyewa apartemen agar bisa tinggal dengan cucu sewaktu ia masuk sekolah. Saya hanya berpenghasilan kecil. Tolong jangan minta terlalu besar. Saya mohon kepada kalian.”
Saat itu, kami belum sempat melihat kerusakan yang terjadi, tetapi saya mengatakan kepada orang tua itu, “Jangan kwartir. Saya tidak akan meminta uang kepada anda, sepeser pun.”
Ia menatap kami dengan kaget, “Kalian tidak ingin uang?” Ia pikir ia salah dengar.
Saya lanjutkan dengan klarifikasi fakta kepadanya. Saya beri tahu dia, “Anda tidak dengan sengaja menyebabkan banjir. Anda sangat khawatir akan ini hingga masuk rumah sakit. Tidak mudah apalagi anda harus mengurus cucu anda.”
Saat akhirnya saya pergi ke rumah ibu mertua, saya lihat tidak ada yang rusak hanya sedikit lembab di tempat rembesan air.
Kemudian, orang tua itu menceritakan kejadian yang dialami ke mana-mana dan orang-orang biasanya bereaksi, “Tidak mungkin. Tidak menuntut ganti rugi?! Tidak ada orang seperti itu saat ini. Jangan sebarkan gosip. Siapa yang tidak akan menuntut uang ganti rugi!”
Sejak itu, penyewa tua itu datang berkunjung setiap tahun, dan kadang membawa sayuran kol, hazelnut gunung, kacang, jagung, dll. Saya akan membeli udang dan beberapa produk lainnya untuk membalas kebaikannya. Saya memberinya buku-buku Dafa dan artikel lainnya untuk ia baca.
Kemudian, ia menikah, dan akhirnya, semua keluarga istrinya mundur dari Partai dan organisasi terkaitnya.
Seorang akuntan yunior tidak di bawah manajemen saya berulang kali berucap, “Apa yang membuat ia berubah seperti itu? Apa yang membuat anda berubah seperti itu? Anda dulu begitu angkuh. Dulu anda memiliki lidah yang tajam dan berbicara kasar. Bagaimana anda menjadi begitu baik dan lembut? Bagaimana anda menjadi begitu baik?”
Saya dianggap orang yang paling hebat di unit saya, tidak ada orang yang berani menyinggung saya. Saya tidak pernah mempertimbangkan perasaan orang lain. Saya tidak pernah berpikir bahwa menyakiti orang adalah salah. Saya bertindak seolah-olah semua orang punya utang kepada saya.
Saya menghabiskan malam hari dengan makan, minum, dan bersenang-senang dengan berlebihan. Orang-orang memanjakan saya, karena mereka membutuhkan saya, dan saya yakin memang sudah seharusnya begitu.
Setelah saya memperoleh Dafa, Guru tidak hanya memurnikan tubuh saya, tetapi juga membuat saya menyadari bahwa moralitas sangat diperlukan dan merupakan elemen yang paling berharga dalam kehidupan.
Saya mengikuti prinsip-prinsip Dafa, Sejati-Baik-Sabar sebagai standar untuk menjadi orang baik, selalu mendahulukan orang lain, dan tidak pernah berebut kepentingan pribadi.
Sekarang, saya hanya ingin menggunakan posisi saya untuk melayani masyarakat dan menawarkan bantuan kepada semua orang yang membutuhkan. Saya ingin semua orang yang berhubungan dengan saya memahami arti sesungguhnya dari Sejati-Baik-Sabar. Saya ingin menggunakan waktu terbatas yang masih kita miliki untuk menyelamatkan orang sebanyak-banyaknya.
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2024 Minghui.org