Tianguo Marching Band Mengadakan Konferensi Berbagi Pengalaman di Ulang Tahunnya yang ke-10
(Minghui.org)
Lebih dari 100 anggota Tian Guo Marching Band Toronto, yang
keseluruhannya adalah praktisi Falun Dafa, menghadiri konferensi
berbagi pengalaman di Scarborough pada tanggal 3 Juli 2016 untuk
merayakan ulang tahun kesepuluh marching band mereka. Enam belas
anggota band berbagi kisah kultivasi mereka di dalam lingkungan
band.
TianGuo Marching Band Toronto
mengadakan konferensi berbagi pengalaman di ulang tahunnya yang
ke-10 di Scarborough, pada tanggal 3 Juli 2016
Anggota band berbagi
pengalaman di konferensi
Pemain Klarinet Berusia
13 Tahun: Belajar untuk Bersikap Baik di Dalam
Konser
Steven meniup klarinet dan bergabung dengan band ini dua tahun lalu. Dia juga bermain di band kecil di sekolahnya dimana tiap-tiap anggota memiliki tingkat keterampilan yang sama, dan mereka semua memiliki hubungan yang baik.
Namun, Tian Guo Marching Band adalah sebuah band yang besar dengan 100 anggota. Awalnya, Steven merasa bahwa musik sangat mudah untuk dimainkan sehingga tidak memberi banyak perhatian dalam berlatih dan dia sering melewati latihan bersama di akhir pekan. Akibatnya dia tidak bisa bermain sebagai satu kesatuan dengan anggota band lainnya.
Dengan menjadi praktisi Falun Dafa, dia tahu harus melihat ke dalam untuk menemukan masalahnya. Dia menemukan bahwa dia berpikir dirinya lebih berkemampuan daripada orang lain, dan sering memandang rendah kepada rekan pemain band lain ketika mendengar seseorang memainkan nada yang salah.
Suatu kali seorang rekannya di dalam band, berbagi pemahaman bahwa seseorang harus bekerja sama dengan orang lain dan tidak boleh hanya memikirkan diri sendiri. Steven sangat tersentuh oleh nasihat itu.
“Saya menyadari bahwa band ini mempunyai 100 anggota. Jika semua orang bermain dengan temponya sendiri, maka akan terjadi kekacauan,” kata Steven. Jadi dia mendengarkan dengan saksama irama orang lain dan berusaha untuk menyelaraskan permainannya dengan keseluruhan kelompok.
Walaupun masih sering mendengar nada yang salah, dia belajar untuk memberitahukan hal tersebut kepada rekannya dengan ramah, dan tidak membiarkan pikiran memandang rendah kepada orang lain mengendalikan hatinya.
Koordinator Band: Mengultivasi Diri dan Menghargai Setiap Anggota
Tianyu, lulusan dari Universitas Toronto, memainkan French Horn dan adalah salah satu koordinator band.
Dia menghabiskan banyak waktu untuk mencoba meningkatkan keterampilan para anggota kelompoknya. Namun, semakin dia mendorong, semakin sulit sepertinya untuk mendapat suara yang harmonis sebagai kesatuan. Kasus ini terjadi khususnya pada anggota band dengan usia yang sebaya dengannya, yang sepertinya tidak mau mendengarkan dia.
Tianyu mencoba untuk berbagi hal ini dengan anggota band namun langsung ditolak. Dia sangat dibuat repot dengan situasi ini sepanjang minggu, dan terus berpikir untuk bagaimana caranya supaya dia dapat membuat para pemain musik ini selaras temponya.
Kemudian, Tianyu mengetahui tentang kesulitan pendidikan serta kondisi hidup dari anggota band ini, dan dia mulai melihat ke dalam untuk mencari akar penyebab masalahnya.
Dia menyadari bahwa dia lebih fokus untuk membuat semua orang mengikuti apa yang diinginkannya, daripada membentuk satu kesatuan. Bahkan ketika mencoba untuk berbagi dengan rekan anggota band, ego pribadinya menjadi hal yang utama.
Setelah dia mengesampingkan egonya dan mulai memperlakukan semua orang dengan belas kasih serta keadilan, latihan dan pawai menjadi lancar dan sukses.
Tianyu menyadari bahwa dia tidak bisa menghakimi begitu saja rekan praktisi atau bahkan seseorang yang bukan praktisi. Malah dia harus mengultivasi dirinya sendiri untuk menemukan belas kasih sejati.
Steven meniup klarinet dan bergabung dengan band ini dua tahun lalu. Dia juga bermain di band kecil di sekolahnya dimana tiap-tiap anggota memiliki tingkat keterampilan yang sama, dan mereka semua memiliki hubungan yang baik.
Namun, Tian Guo Marching Band adalah sebuah band yang besar dengan 100 anggota. Awalnya, Steven merasa bahwa musik sangat mudah untuk dimainkan sehingga tidak memberi banyak perhatian dalam berlatih dan dia sering melewati latihan bersama di akhir pekan. Akibatnya dia tidak bisa bermain sebagai satu kesatuan dengan anggota band lainnya.
Dengan menjadi praktisi Falun Dafa, dia tahu harus melihat ke dalam untuk menemukan masalahnya. Dia menemukan bahwa dia berpikir dirinya lebih berkemampuan daripada orang lain, dan sering memandang rendah kepada rekan pemain band lain ketika mendengar seseorang memainkan nada yang salah.
Suatu kali seorang rekannya di dalam band, berbagi pemahaman bahwa seseorang harus bekerja sama dengan orang lain dan tidak boleh hanya memikirkan diri sendiri. Steven sangat tersentuh oleh nasihat itu.
“Saya menyadari bahwa band ini mempunyai 100 anggota. Jika semua orang bermain dengan temponya sendiri, maka akan terjadi kekacauan,” kata Steven. Jadi dia mendengarkan dengan saksama irama orang lain dan berusaha untuk menyelaraskan permainannya dengan keseluruhan kelompok.
Walaupun masih sering mendengar nada yang salah, dia belajar untuk memberitahukan hal tersebut kepada rekannya dengan ramah, dan tidak membiarkan pikiran memandang rendah kepada orang lain mengendalikan hatinya.
Koordinator Band: Mengultivasi Diri dan Menghargai Setiap Anggota
Tianyu, lulusan dari Universitas Toronto, memainkan French Horn dan adalah salah satu koordinator band.
Dia menghabiskan banyak waktu untuk mencoba meningkatkan keterampilan para anggota kelompoknya. Namun, semakin dia mendorong, semakin sulit sepertinya untuk mendapat suara yang harmonis sebagai kesatuan. Kasus ini terjadi khususnya pada anggota band dengan usia yang sebaya dengannya, yang sepertinya tidak mau mendengarkan dia.
Tianyu mencoba untuk berbagi hal ini dengan anggota band namun langsung ditolak. Dia sangat dibuat repot dengan situasi ini sepanjang minggu, dan terus berpikir untuk bagaimana caranya supaya dia dapat membuat para pemain musik ini selaras temponya.
Kemudian, Tianyu mengetahui tentang kesulitan pendidikan serta kondisi hidup dari anggota band ini, dan dia mulai melihat ke dalam untuk mencari akar penyebab masalahnya.
Dia menyadari bahwa dia lebih fokus untuk membuat semua orang mengikuti apa yang diinginkannya, daripada membentuk satu kesatuan. Bahkan ketika mencoba untuk berbagi dengan rekan anggota band, ego pribadinya menjadi hal yang utama.
Setelah dia mengesampingkan egonya dan mulai memperlakukan semua orang dengan belas kasih serta keadilan, latihan dan pawai menjadi lancar dan sukses.
Tianyu menyadari bahwa dia tidak bisa menghakimi begitu saja rekan praktisi atau bahkan seseorang yang bukan praktisi. Malah dia harus mengultivasi dirinya sendiri untuk menemukan belas kasih sejati.
Setelah konferensi berbagi
pengalaman, sebuah konser diadakan dari jam 4 sore hingga6
sore
Tian Guo Marching Band terdiri
atas para praktisi Falun Gong dari berbagai profesi, termasuk
insiyur, programer komputer, mahasiswa, sarjana, juru bahasa di
pengadilan dan ibu rumah tangga.
Selama lebih dari sepuluh tahun terakhir, band ini telah tampil lebih dari 300 kali di Kanada dan di Amerika Serikat. Para anggota band mempunyai keinginan untuk menampilkan keindahan Falun Dafa melalui musik mereka.
Chinese version click here
English version click here
Selama lebih dari sepuluh tahun terakhir, band ini telah tampil lebih dari 300 kali di Kanada dan di Amerika Serikat. Para anggota band mempunyai keinginan untuk menampilkan keindahan Falun Dafa melalui musik mereka.
Chinese version click here
English version click here
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org