(Minghui.org) Saya bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang energy dan ketika berada di divisi operasi saya harus bepergian ke luar kota dengan intensitas yang tinggi. Bepergian kemana pun saya membawa brosur Falun Dafa dan membagikannya.

Ketika berada di pesawat saya meletakkannya di belakang tempat duduk penumpang yang berada di depan saya. Begitu pula ketika naik kereta api dan menyewa mobil, saya selalu menyempatkan brosur-brosur tersebut. Jika naik taksi kepada pengendara taxi tersebut saya sering menceritakan pengalaman saya berlatih Falun Gong dan manfaatnya yang luar biasa. Setelah itupun saya meninggalkan brosur dan meminta ia ikut berpartisipasi menandatangani petisi Melaporkan Kejahatan Jiang Zemin. Di hotel di mana saya menginap pun saya meninggalkan brosur Falun Dafa.

Di luar kota jika saya memiliki kesempatan dan waktu luang saya berusaha menyapa dan ikut berpartisipasi dalam latihan Gong, melakukan bersama petisi Melaporkan Kejahatan Jiang Zemin atau sekedar sharing pengalaman bersama praktisi di daerah bersangkutan untuk saling mendorong maju.

Berikut beberapa pengalaman saya

Saya pernah berada di sebuah pasar dan saya masuk dari toko ke toko untuk memperkenalkan Falun Dafa, mengklarifikasi fakta sekaligus melakukan petisi Melaporkan Kejahatan Jiang Zemin, yang kebetulan di daerah tersebut banyak sekali keturunan Tionghoa-nya. Seorang bapak pemilik toko emas begitu mendengar Falun Gong langsung apatis, menatap tajam dan terus berkata buruk tentang Falun Gong. Saya bahkan menjelaskan siapa saya, membuka laptop dan memberikan berbagai klarifikasi padanya. Tapi tetap saja dia terus mengoceh, seperti menolak semua yang saya katakan. Orang-orang di pasar memandang kami tapi saya tetap tenang dan terus memancarkan pikiran lurus. Saya akhirnya pergi dari toko tersebut dan tidak berhasil mendapatkan tanda tangannya, dan tetap dengan bermartabat meneruskan petisi mencari tanda tangan.

Saya menyadari tekanan yang terjadi ketika berusaha menyelamatkan makhluk hidup. Tekanan bukan hanya berasal dari diri saya tapi juga dari orang tersebut dan lingkungan sekitarnya. Tekanan yang saya rasakan berasal dari benda-benda buruk dalam diri saya sendiri yang belum selesai dikultivasikan dengan baik. Seperti keterikatan pada nama, nafsu birahi, mentalitas pamer dan takut, ditambah keterikatan keterikatan lain yang belum saya sadari penuh pastilah berperan mengganggu. Hal ini bisa saya saya lihat jelas membuat saya menjadi tidak fokus, ragu bahkan takut untuk terus melakukan klarifikasi.

Sementara halangan besar dari orang yang saya klarifikasi fakta, adalah betapa beratnya propaganda PKT sudah masuk di dalam pikirannya, yang membuat orang tersebut tersesat sehingga tidak mampu menjebol konsep yang sudah tertanam kuat, Falun Gong sesat, dilarang, berpolitik. Konsep dalam pikirannya hidup dan secara aktif merintangi seseorang untuk mendapatkan Dafa.

“Di kala konsep lama manusia telah membentuk sebuah sistem kerja maupun sistem pemikiran, sulit menerima pengertian yang baru. Ketika kebenaran telah muncul juga tidak berani menerimanya, secara naluri timbul suatu penolakan.” (Zhuan Falun)

Maka betul yang dikatakan Guru bahwa klarfikasi menyelamatkan makhluk hidup ini adalah sakral, dan menyelamatkan manusia adalah sungguh-sungguh sulit. Saya yang hanya melakukan klarifikasi seperti ini saja bisa merasakan tekanan yang hebat, apalagi yang sudah Guru lakukan untuk kita. Bukan saja mengajari Fa, tapi memurnikan tubuh dan mengevolusi De kita menjadi gong. Sungguh-sungguh sulit untuk dibayangkan, betapa banyak yang sudah ditanggung Guru. Guru sudah sangat berbelas kasih. Bukankah saya hanya menanggung sedikit bagian saya sendiri? Itu saja saya sudah tidak mampu… saya malu tapi saya juga tidak banyak berkemampuan ..

Saya ingat pengalaman ketika hendak membagikan Majalah Minghui di dalam pesawat. Minghui sudah ada di tangan orang-orang juga sudah ada di tempat duduknya. Saya juga sudah memancarkan pikiran lurus. Namun saya tidak mampu membagikan itu kepada mereka. Ada perasaan  takut dan malu bercampur, kesempatan itu hilang dan sedikit menimbulkan penyesalan. … saya memahami berarti saya belum mencapai kriteria tersebut. Pengikut Dafa seharusnya bermartabat …

Saya memahami untuk menumbuhkan kekuatan maka harus melahirkan kebijakan (kata kunci perangkat kedua: “Melahirkan kebijakan menumbuhkan daya, mengharmoniskan hati meringankan tubuh, seakan sadar namun tidak sadar Falun mulai muncul.” Jadi agar kita bisa melakukan penyelamatan ini tidak ada jalan lain pengikut Dafa harus terus diisi dengan Fa, Karena Fa itu sendiri adalah kebijakan, dengan Fa di dalam diri kita kita akan menjadi kuat. Maka Guru tidak lelahnya mengingatkan kita untuk terus belajar Fa dan  mengatakan di dalam Dafa di balik tulisan itu semua ada Dewa dan Tao. Semakin banyak terisi maka kita akan semakin berkemampuan.

Saya melakukan klarifikasi juga melalui sosial media. Salah seorang rekan bisnis yang teracuni menjadi teman di sosial media tersebut. Dia bertanya tentang apa itu Falun Gong, karena setahu dia, pemilik perusahaan tempat dia bekerja mengimpor langsung sebuah produk dari Tiongkok. Pemilik perusahaan tempatnya bekerja tersebut sudah termakan propaganda bahwa Falun Gong sesat dan berpolitik. Dan ia tahu tentang kebenaran palsu itu dari pemilik perusahaan tersebut.

Sudah berapa kali dia datang ke Jakarta dan membuat janji untuk bertemu tapi juga tidak menemukan waktu yang tepat sehingga tidak jadi bertemu. Ketika kembali dia punya waktu ke Jakarta kembali saya katakan padanya untuk bertemu dan makan siang bersama. Saya mulai memancarkan pikiran lurus dari pagi agar nanti siang saya bisa berjumpa dengan dia. Tekanan yang tidak terlihat mulai saya rasakan, mulai dari pekerjaan yang terus meningkat sibuk, dan ketika saya sudah sampai pintu lift hendak berangkat ada tamu yang mau tidak mau harus saya temui terlebih dulu.

Waktu terus berlalu dengan cepat, saya segera memacu mobil menuju lokasi yang sudah ditetapkan, tapi entah mengapa jalan yang saya pilih berhadapan dengan kemacetan yang luar biasa memaksa saya akhirnya memutar balik. Ketika sudah hampir sampai, ada sebuah persimpangan yang akhirnya membuat saya kembali harus jauh memutar.  Saya memahami untuk menyelamatkan satu makhluk hidup tidak mudah. Akhirnya saya bertemu dengannya dan kembali saya melakukan klarifikasi. Pertemuan kami tidak lama karena baik saya dan dia pun ada pertemuan lanjutan. Tapi saya memberikan padanya majalah Minghui dan bunga lotus, dia sangat gembira dan mengatakan istrinya pasti senang sekali mendapatkan lotus tersebut.

Menyelamatkan makhluk hidup adalah sungguh sakral tidak bisa disikapi secara sepele. Saya pernah asal-asalan (tidak mempersiapkan dengan baik) melakukan petisi melaporkan Jiang Zemin, kepada seorang pedagang mainan anak. Padahal saya sudah membeli barangnya tapi hanya diminta tanda tangannya pun dia tidak mau, jawabannya takut ada apa-apanya. Betapa pun saya menjelaskan dengan baik karena di awal tidak membulatkan hati yang sungguh untuk menyelamatkan maka satu pun tanda tangan tidak bisa didapatkan.

Saya bertemu dengan berbagai pengalaman yang indah dan mengharukan dalam proyek penyelamatan ini, salah satu yang menarik adalah seorang ibu di tempat latihan melihat saya meminta tanda tangan ke orang-orang di sekitar mengungkapkan perasaannya. “Jika boleh saya beri banyak tanda tangan, saya akan lakukan, berapapun saya tanda tangan saya akan kasih, hati saya tersentuh dan bingung, kok anda mau melakukan ini?!”  Saya memahami itu adalah sisi yang mengerti dari ibu tersebut dan melalui ibu tersebut, Guru memberikan dukungan terhadap apa yang saya lakukan.

Seorang mahasiswa S2 sebuah universitas bertemu di sebuah taman ketika saya melakukan petisi Melaporkan Kejahatan Jiang Zemin. “Ini adalah paradoks, sementara orang kebanyakan bersenang-senang dan berlomba untuk melakukan sesuatu demi kepentingannya, tapi anda melakukan hal ini, sungguh tidak masuk akal! Anda kok melakukan hal seperti ini, apa untungnya bagi anda?” Hal ini menimbulkan kesan yang mendalam bagi pemuda tersebut sampai akhirnya ia minta foto bersama.