(Minghui.org) Minggu, 24 Juli 2016, praktisi Falun Dafa dari daerah Bali menyelenggarakan peringatan ‘20 Juli 1999’, yaitu peristiwa dimulainya penindasan berdarah terhadap para pengikut latihan spiritual ini di Tiongkok.

Kegiatan yang dihadiri sekitar 350 praktisi Falun Dafa dari berbagai daerah di Bali ini diadakan di dua pusat keramaian di Bali, yaitu Lapangan Puputan Margarana Renon dan Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung di Denpasar.

Pagi hari praktisi berlatih bersama di Lapangan Puputan Margarana Renon dan pawai di Car Free Day.

Latihan Falun Gong


Pawai diadakan sepanjang jalur Car Free Day diawali oleh Tian Guo Marching Band, diikuti barisan spanduk menentang penindasan, foto-foto praktisi Tiongkok yang meninggal karena penganiayaan, peragaan latihan Falun Gong dan ditutup oleh Barisan Genderang Pinggang.

Banyak pejalan kaki berhenti menyaksikan Tian Guo Marhing Band memainkan lagu mengawali pawai. Beberapa memotret, berpose di depan barisan, bergerak mengikuti irama musik.

Tian Guo Marching Band Memimpin Parade




Barisan Spanduk Menyerukan “Segera Hentikan Penganiayaan di Tiongkok dan Ajukan Jiang Zemin ke Pengadilan”


Barisan Peraga Latihan


Barisan Genderang Pinggang


Memberikan Informasi kepada Masyarakat

Parade menyampaikan aspirasi ini ke masyarakat lebih luas, para praktisi juga menyampaikan selebaran informasi tentang Falun Dafa.


I Wayan Manuh, koordinator kegiatan mengatakan, “Penganiayaan ini sudah berlangsung selama lebih dari 17 tahun dan masih berlangsung sampai sekarang, ribuan praktisi masih mendekam di kamp-kamp kerja paksa di Tiongkok. Juga masih berlangsung pengambilan organ dari para praktisi dan penganiayaan, penindasan serta pemenjaraan terhadap para praktisi Falun Dafa di Tiongkok.”

Dukungan Masyarakat

Penonton yang bersimpati dan peduli dengan tulus membubuhkan tandatangan mereka pada formulir pelaporan segala tindak kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh pelopor penindasan Falun Dafa di Tiongkok, Jiang Zemin. Tandatangan ini akan dikirim ke Mahkamah Agung Tiongkok agar Jiang Zemin segera diadili dan mengakhiri penganiayaan.

Wayan Setiawan berkata, “Saya sangat mendukung cara-cara damai. Seharusnya beginilah, kita tidak perlu membalas kekerasan dengan kekerasan. Ini tidak boleh terjadi, tidak boleh terjadi! Para pelaku-pelaku begini seharusnya diseret ke Mahkamah Internasional. Itu bukan manusia, itu mungkin iblis yang menyaru menjadi manusia. Cuma pesan saya kepada teman-teman Falun Gong lanjutkan gerakan ini, tetap semangat!”

Nyala Lilin

Di akhir acara, nyala lilin dilakukan di Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung guna mengenang para praktisi Falun Dafa yang telah meninggal akibat penganiayaan di Tiongkok. Menurut data laporan WOIPFG, sejak tahun 1999 hingga kini, praktisi Falun Gong yang terbunuh karena dianiaya, termasuk dirampas organ tubuhnya, sedikitnya mencapai lebih dari satu juta jiwa.

Seruan “Hentikan Penganiayaan Falun Gong di Tiongkok”




Nyala Lilin “Mengenang Praktisi Falun Dafa di Tiongkok yang Meninggal karena Dianiaya untuk Mempertahankan Keyakinan Mereka”