(Minghui.org) Saya adalah petugas polisi di timur laut Tiongkok. Ibu dan adik perempuan saya adalah praktisi Falun Gong.

Ada banyak latihan qigong yang berbeda dalam masyarakat sebelum 1999. Orang-orang diizinkan untuk berlatih apa pun yang mereka inginkan, jadi saya tidak memikirkan apakah Falun Gong baik atau buruk.

Setelah Jiang Zemin, mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT), melarang Falun Gong, ibu dan adik perempuan saya masih bersikeras ingin tetap berlatih sesuai keyakinan mereka. Itu membuat saya sangat marah. Saya berada di sistem penegakan hukum Tiongkok, dan saya tahu kekuatan Partai berada di atas hukum, membuat warga sipil tidak memiliki kebebasan dan persyaratan ketat untuk mematuhi Partai. Saya pikir, untuk apa melawan mereka?

PKT sangat ahli dalam memutarbalikkan fakta. Karena saya takut terlibat, saya tidak mengakui ibu dan adik perempuan saya. Kemudian, delapan tahun yang lalu, adik perempuan saya dikirim ke kamp kerja paksa, dan saya khawatir dengan ibu saya dan pulang ke rumah untuk menemuinya. Ibu saya sangat senang melihat saya pulang.

Karena saya kembali ke rumah, saya juga bertemu beberapa praktisi Falun Gong lainnya.

Di hari yang sangat dingin, saya berjalan menuju rumah ibu dan melihat para praktisi Falun Gong membersihkan jendela rumah di lantai dua. Hati saya luluh.

Segera setelah saya memasuki rumah, saya meneriaki mereka, “Kalian tidak boleh membersihkan jendela! Bagaimana kalau kalian terjatuh?”

Mereka mengabaikan saya dan terus membersihkannya sampai selesai, dengan senyum di wajah mereka.

Saya sadar akan perubahan pada ibu ketika saya pulang. Sebelumnya, jika ada seseorang mengatakan sesuatu yang tidak ia suka, akan terjadi perang mulut tanpa peduli siapa yang menentangnya. Sekarang, tidak peduli apa yang saya katakan, bahkan kata-kata yang menyinggung dirinya. Dia selalu menjawabnya dengan senyuman. Saya sangat senang berada di rumah.

Suatu hari saya mendapat kabar kalau adik perempuan saya akan dibebaskan, dan saya tahu polisi dan agen dari Kantor 610 tidak akan membiarkan dia langsung pulang.

Saya pergi ke kamp kerja pada pagi saat dia akan dibebaskan. Seperti yang saya duga, banyak pejabat berada di sana dan akan membawa adik perempuan saya pergi. Mereka dihalangi oleh para praktisi Falun Gong yang berbicara dengan mereka.

Saya cepat-cepat menarik adik perempuan saya ke dalam mobil dan mengemudi secepat mungkin. Para petugas berusaha mengejar saya, tapi saya berhasil menghindari mereka.

Setelah itu, saya kaget akan diri saya, dari mana saya mendapatkan keberanian?

Beberapa tahun terakhir telah memperlihatkan dengan jelas PKT yang sesungguhnya, betapa kejamnya mereka, dan betapa hebatnya Falun Gong.

Kesehatan saya tidak begitu baik sebelum saya pulang untuk melihat ibu selama ketidakhadiran adik perempuan saya, dan kulit saya selalu pucat. Meskipun saya bisa mengontrol berat badan saya dan diet, saya tidak bisa meningkatkan kesehatan saya.

Tapi sekarang tubuh saya selalu merasa ringan. Setiap kali saya menghadapi kesulitan, saya teringat akan senyuman ibu dan senyum dari para praktisi Falun Gong dan kemudian mengingat apa yang harus dilakukan. sekarang saya menghadapi hidup dengan kebaikan dan kejujuran. Saya tidak membalas ketika dipukul atau dicaci, dan saya mematut diri sesuai dengan standar Falun Gong.

Saya menemukan bahwa hidup saya sekarang penuh dengan kegembiraan, kebenaran, dan kekuatan.

Chinese version click here

English version click here