(Minghui.org) Salam hormat kepada Shifu yang belas kasih.
Nama saya Sri Widiantari, praktisi dari Indonesia. Saya mendapatkan Fa pada 20 Juni 2003, kurang lebih 13 tahun yang lalu, namun baru kali ini saya bisa berbagi pengalaman dengan teman–teman.
Menjalin Takdir Pertemuan Dengan Dafa
Sebelum mengenal Falun Dafa, kehidupan saya diliputi dengan berbagai macam penyakit aneh, saya juga bisa melihat bahwa diri saya diganggu oleh makhluk–makhluk yang sangat mengerikan, situasi ini sudah terjadi sejak saya memasuki kelas VI SD. Selain itu, saya juga di-diagnosis menderita vertigo akut dan gejala rematik jantung. Hal ini menyebabkan saya pernah berhenti sekolah saat kelas 1 SMP.
Penyakit saya terus berlanjut, bahkan sampai saya mulai bekerja. Saya bekerja di sebuah biro perjalanan, dan hampir setiap bulan saya jatuh pingsan di saat wisatawan sedang ramai. Dan ketika saya sadar, ternyata saya sudah terbaring di UGD, hal semacam ini sering kali terjadi pada saya. Dokter mengatakan seluruh sendi di tubuh saya mengalami pembengkakan, sehingga saya tidak boleh kelelahan, saya juga tidak boleh terlambat makan, tidak boleh tidur larut malam, dan sebagainya.
Seiring waktu berjalan, akhirnya saya menikah dan mempunyai seorang anak. Sebenarnya kehamilan saya sangat berisiko karena penyakit saya yang dulu juga masih belum sembuh total, dan karena itulah dokter tidak menganjurkan saya untuk memiliki anak kedua, meskipun begitu, saya tetap tidak menyerah dan akhirnya saya berhasil melahirkan anak kedua.
6 bulan berlalu semenjak kelahiran anak kedua saya, pada suatu hari di bulan Juni, paman berkunjung dan memberikan saya sebuah buku, judul buku adalah “Zhuan Falun”, paman menyarankan untuk membacanya dan tanpa berpikir panjang, saya menerimanya dan dengan sepenuh hati membaca buku tersebut tanpa niat apa pun.
Akhirnya saya berhasil membaca habis buku itu dalam waktu 6 hari, setiap kali membaca buku itu, saya merasa aneh, karena biasanya anak kedua saya selalu saja rewel dan sangat sulit untuk menidurkannya, namun ketika saya membaca Zhuan Falun, anak saya menjadi tenang dan dengan mudah ia tertidur lelap, suami juga ikut membaca Zhuan Falun. Saat itu saya sadar, bahwa saya memang memiliki takdir pertemuan dengan Falun Dafa.
Tidak lama setelah saya mulai membaca Zhuan Falun, saya dan suami mulai mencari lingkungan untuk latihan Gong dan belajar Fa bersama. Dan tidak lama kemudian kami berhasil menemukan lingkungan belajar Fa dan latihan Gong terdekat, dan selalu menghadirinya bersama kedua anak kami.
Walaupun anak kedua kami masih berusia 6 bulan, itu tidak menghalangi kami untuk tetap pergi ke lingkungan setempat, sehingga kami memutuskan untuk bergiliran menjaganya agar kami berdua tetap bisa latihan Gong meskipun secara bergilir. Dan tanpa saya sadari, penyakit yang tak kunjung sembuh itu tiba–tiba sudah menghilang entah ke mana. Dan seiring saya belajar Fa, saya mulai memahami tentang pembayaran hutang karma.
Guru berkata dalam Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju 1 (Karma Penyakit) :
“Perihal melenyapkan karma penyakit, tidak ada siapa pun yang boleh sembarang melakukannya untuk manusia biasa, terhadap manusia biasa yang tidak Xiulian sama sekali tidak mungkin, hanya bisa mengandalkan pengobatan medis, sembarang mengerjakan hal ini untuk manusia biasa adalah merusak prinsip langit, dengan perkataan lain boleh berbuat jahat tanpa harus membayar karma, berutang tanpa harus membayarnya, itu mutlak tidak diperbolehkan, tidaklah diizinkan oleh prinsip langit!”
Saya berhenti minum obat dan tidak pernah lagi pergi ke dokter, dan pada akhirnya tanpa dipikir penyakit itu sudah lenyap. Saya mulai aktif mengikuti kegiatan Klarifikasi Fakta seperti ikut serta dalam Kegiatan Kuta Karnival, SOS, Pawai Peragaan Kembali Metode Penyiksaan yang diterapkan kejahatan pada praktisi, serta bergabung dalam barisan genderang pinggang. Seiring belajar Fa, semakin mengerti sekarang saya ingin Xiulian, Guru yang melenyapkan karma penyakit saya.
Membuka Tempat Latihan
Setelah dua tahun berlatih dan merasakan manfaat luar biasa dari Falun Dafa, saya mulai membuat lingkungan latihan Gong bersama. Saya mengawali dari keluarga di rumah, biasanya kami mulai latihan Gong jam 04.00 pagi dan lanjut belajar Fa, dan itu kami lakukan hampir setiap hari, sore harinya kami ke luar ke kelompok latihan 2 kali seminggu. Karena kami melakukan latihan di halaman rumah hampir setiap hari, dan rumah kami juga terletak di pinggir jalan besar, sehingga ada beberapa tetangga yang mulai ikut bergabung latihan Gong bersama. Semakin lama banyak tetangga yang ikut latihan Gong, maka saya berinisiatif mulai membentuk lingkungan belajar Fa bersama. Awal Xiulian (berkultivasi dan berlatih) sangat bersemangat, kami membaca ‘Zhuan Falun’ seminggu sekali di lingkungan belajar, dan membaca ceramah Guru di berbagai tempat lainnya hingga kami menyadari betapa pentingnya membuat tempat latihan bersama.
Guru berkata pada tanya jawab ceramah Fa di Swiss tahun 1998:
“Metode penyebaran Fa yang kita adopsi selama ini adalah kalian berlatih Gong di luar; satu lagi adalah, buku Dafa kita terjual di toko buku dalam masyarakat. Fashen saya akan mendorong orang yang berjodoh membeli buku tersebut, orang yang berjodoh sekali baca dia bisa datang belajar. Kita berlatih Gong di luar, dengan demikian Fashen akan mengatur dia menemukan tempat latihan memperoleh Fa. Kekeliruan yang terjadi secara kebetulan bisa membawa dia datang ke sini berlatih Gong, atau dapat bertemu praktisi kita. Seperti inilah kami mengaturnya.”
Setelah koordinasi dengan teman-teman akhirnya kami mencari tempat latihan di luar dan segera menemukan tempat yang cocok di sebuah halaman parkir ruko dan kami gunakan sampai sekarang.
Bergabung dan Meningkat Bersama Tian Guo Marching Band
Pada saat HUT kota Surabaya k-14 kami sekeluarga menghadiri acara tersebut dan ikut dalam klarifikasi fakta tentang Falun Dafa. Pada saat itu, Falun Dafa yang sudah mendapat Undangan Resmi tidak diikutsertakan dalam barisan pawai dengan peserta lainnya karena adanya intervensi dari konsulat komunis Tiongkok, bahkan dihadang oleh mobil-mobil polisi dan tank besar. Saat itu saya ingat betul di sana telah hadir barisan Tian Guo Marching Band Taiwan, melalui proses klarifikasi fakta, dan berkat belas kasih Guru saya dapat mendengar secara langsung musik Tian Guo Marching Band membahana. Saya merasakan medan yang sangat luar biasa saat melihat barisan Marching Band yang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata.
Saat itu saya berucap dalam hati, “Guru kapan saya bisa bergabung di barisan itu?” Beberapa bulan kemudian saya mendapat telepon dari teman, dan bertanya apa saya berminat untuk ikut bergabung dalam Tian Guo Marching Band? Tanpa berpikir panjang saya langsung mengiakan. Dalam waktu singkat kami sekeluarga bertiga sudah bergabung kecuali anak saya yang paling kecil karena pada saat itu dia masih TK, tapi setahun kemudian dia ikut bergabung saat usianya 7 tahun. Kami mulai aktif mengikuti kegiatan team. Juga ada belajar Fa dan latihan Gong bersama. Sharing dengan teman tim yang rata-rata sudah lama Xiulian, saat sharing saya menemukan kesenjangan dalam Xiulian, semakin lama membuat saya merasa lebih memahami banyak hal akan krusialnya penyelamatan.
Menyadari betapa sakral Marching Band ini, maka saya mengawasi Xiulian anak-anak saya dengan ketat, mereka juga aktif dalam mengikuti kegiatan Marching Band. Dalam lingkungan Tianguo, kami banyak mengetahui berbagai proyek penyelamatan Dafa lainnya seperti Santui, dan kami bergabung Santui ke objek wisata.
Beragam konflik yang terjadi dalam lingkungan Marching Band membantu saya mengenali berbagai sifat hati manusia yang selama ini tidak saya sadari, seperti kurang belas kasih, sifat egois dan lain sebagainya.
Mengabaikan Lingkungan Belajar dan Latihan Gong, Membuat Saya Terseret ke Jurang Penderitaan
Satu tahun yang lalu, tepatnya pada bulan Mei 2015 saya mengalami ujian karma penyakit. Sebelum mengalami ujian, tanpa saya sadari saya terseret dalam kesibukan manusia biasa. Beberapa kali saya tidak bergabung dalam kelompok belajar Fa bersama. Tubuh terasa sangat lelah karena mengikuti acara keluarga sehingga saya sering bangun kesiangan dan tidak bisa mengikuti latihan Gong bersama di pagi hari, belajar Fa sendiri di rumah juga sangat kurang. Terkadang saya ingin keluar dari penderitaan ini, tapi terus terulang hingga beberapa bulan. Karena kelalaian saya, akhirnya saya bayar dengan sangat mahal.
Pada kegiatan 13 Mei 2015 dalam merayakan hari Falun Dafa Sedunia, saya tidak bisa mengikuti acara bersejarah tersebut karena saya terbaring akibat penderitaan yang saya alami. Hati terasa semakin tersayat ketika musik latihan Falun Gong dan lagu Tian Guo Marching Band terdengar di telinga. Pembayaran karma ini saya lalui selama 3 minggu, karena saya kurang lurus dalam melewatinya. Saya susah untuk belajar Fa dan tidak bisa memancarkan pikiran lurus dengan serius.
Saya dibawa ke rumah saudara saya, dan tidak ada seorang teman praktisi pun yang dapat menemui saya. Saya susah untuk tidur, saat ingin memejamkan mata terasa tembok dan tanah menghimpit tubuh saya. Suatu ketika saat bisa terpejam, saya melihat tubuh saya dibelenggu oleh rantai besi, dan saya dimasukkan ke dalam wadah seperti pengolahan lumpur. Ketika dengan susah payah saya bisa memanggil nama Shifu, rantai besi itu terputus sebentar, namun kemudian membelenggu lagi. Tubuh saya terasa sangat lemas dan tidak bisa makan selama 3 minggu. Hingga pada suatu hari, Guru mengirim dua teman marching band datang ke rumah saudara saya. Saya seperti terbangun dari mimpi dan saya bisa turun berjalan untuk menemui mereka. Tanpa berkata dan bertanya apa pun, teman praktisi itu membuka laptop dan memperlihatkan kondisi saat dia mengikuti konferensi Fa di New York serta memperlihatkan saat Tian Guo Marching Band tampil dalam barisan parade megah, sungguh merupakan pemandangan yang sangat memukau. Saya melihat Shifu dan seperti menyaksikan kembali keindahan Dafa. Saya merasakan medan sangat kuat dan seperti lepas dari belenggu. Saya sudah benar-benar terbangun!
Selesai melihat semua itu saya menangis. Saya berkata bahwa saya telah menyadari banyak kesalahan saya. Kemudian rekan praktisi berkata, “Lenyapkan semua itu, dan mulailah dari awal.” Setelah dia pergi saya merasa sangat kuat, dan bisa pulang ke rumah saya.
Sampai di rumah dengan dibantu oleh anak-anak, kami melakukan 5 perangkat latihan. Kemudian saya langsung memberi tahu teman-teman praktisi di lingkungan saya untuk belajar Fa bersama. Dan setelah itu saya benar-benar merasakan lagi sebidang tanah suci. Saya menyadari betapa seriusnya Xiulian ini dan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Guru berkata dalam Hongyin “Berkultivasi Nyata”
Belajar Fa mendapatkan Fa
Banding belajar banding kultivasi
Cocokkan setiap masalah
Dapat melakukannya berarti berkultivasi
Karena saya kurang gigih, mengendur, merasa lalai terhadap lingkungan latihan, maka saya meminta seorang teman untuk menggantikan saya membimbing tempat latihan. Namun suatu malam saya bermimpi: “Saya mengendarai sebuah bus yang penuh sesak dengan penumpang, kemudian bus itu masuk ke dalam lumpur. Ketika saya hampir putus asa, terdengar suara lelaki berkata: “Coba kamu tengok ke belakang!” Saya menengok dan terkejut melihat setengah badan bus sudah tercebur ke dalam lumpur. Banyak penumpang menoleh dengan wajah memelas dan melambaikan tangannya. Akhirnya saya mengangguk dan berteriak, “Shifu!” Dengan tiba-tiba bus itu terangkat dan terbang ke langit.”
Saya terbangun oleh mimpi, Shifu berkali-kali menyadarkan saya, saya seakan baru tersadarkan, saya tidak meletakkan posisi dengan lurus sebagai orang Xiulian. Keesokan harinya saya tidak lagi membahas tentang penggantian itu, dan tetap meneruskan SMS jadwal belajar Fa kepada teman-teman di lingkungan. Saya menyadari, saya harus lebih gigih dalam melakukan tiga hal, bukannya melimpahkan tugas karena kelalaian saya. Beberapa bulan kemudian kami mulai melakukan latihan Gong dan belajar Fa bersama setiap hari dan berlangsung sampai sekarang.
Membuka Tempat Latihan di Objek Wisata Pantai Centro
Di Bali sangat banyak tempat wisata yang menjadi tempat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan termasuk wisatawan Tiongkok. Pantai Centro Kuta salah satu di antaranya.
Pada tanggal 23 Oktober 2015, setelah selesai berkoordinasi, seorang teman berkata bahwa saat dia melakukan klarifikasi kepada bendesa adat, bendesa adat yang baru tersebut telah memberikan lampu hijau untuk melakukan latihan di pantai Centro yang selama ini hampir beberapa tahun vakum. Dan teman itu berkata siapa ya yang bisa menjaga di sana. Saya langsung berkata, “Ayo kita segera latihan di sana! Jangan ditunda lagi.” Saat itu yang ada di pikiran saya, ini kesempatan saya menunaikan sumpah janji untuk menyelamatkan makhluk hidup di sana, karena dulu sewaktu koordinasi santui saya mengambil jadwal hari Jumat tapi saya selalu tidak bisa menunaikannya. Akhirnya kami memutuskan untuk segera membuka tempat latihan dan jadwal yang diberikan adalah hari Rabu dan Jumat. Saat koordinasi tersebut diputuskan saya dan teman-teman dari wilayah saya yang diminta membantu koordinator di sana.
Pada awalnya ada sekitar 25 teman praktisi yang datang ke pantai, namun kemudian teman praktisi yang hadir semakin jarang. Di pantai kami mulai latihan jam 16.00 saat matahari masih sangat terik. Pada awalnya berbagai macam gangguan kami alami seperti: badai pasir, panas yang terasa seperti silet menyayat telapak kaki, namun ketika mendengar celoteh wisatawan Tiongkok yang melihat kami berlatih hati jadi bersemangat.
Suatu ketika mau berangkat membayangkan panas di pantai timbul sifat malas dan tidak bersemangat, namun suami mengingatkan akhirnya kami berangkat. Ketika baru mulai mengikuti latihan dari jauh datang seorang perempuan Tiongkok. Saya menghampiri dan menyapa dengan bahasa Mandarin umum yang pernah diajari oleh teman praktisi. Saya berkata “Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik.” Dia terkejut dan dengan serius melihat teman-teman berlatih. Tiba-tiba dia menangis dan memeluk saya, saya ajak dia duduk. Saya tanya apa dia sudah mundur dari komunis?.Saya tidak membawa form santui tapi dia mengangguk. Dia duduk bersila ganda dan memeragakan latihan meditasi sambil terus menangis. Saya tinggal dia untuk bergabung latihan dengan teman-teman. Saya kaget ketika selesai latihan dia masih duduk menunggu. Saya dekati lagi, matanya sembab dan masih terus menangis dan menulis huruf Mandarin di pasir. Saya hanya mengerti huruf “Falun Dafa baik” saja. Saya menyadari mungkin dia seorang praktisi dan sangat terharu melihat Falun Dafa bebas dilatih di Bali. Dia menghampiri saya lalu memeluk saya lagi dan tersedu-sedu. Saya tenangkan dia dan berucap Shifu hao, Falun Dafa hao. Dia mengikuti saya bilang Shifu hao, Falun Dafa hao.dan dia pergi sambil terus menangis.
Untuk mengingatkan diri sendiri dan teman-teman, setiap jadwal latihan selalu mengirim sms latihan, lingkungan Xiulian kami, belakangan sudah semakin banyak teman yang datang bergabung untuk klarifikasi fakta dan latihan. Mari teman-teman saling mengingatkan dan memanfaatkan waktu yang masih tersisa untuk bergegas menyelamatkan makhluk hidup kita.
Demikian sedikit pengalaman Xiulian saya. Mohon diluruskan jika ada yang tidak sesuai dengan Fa.
(Artikel Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa se-Asia 2016 di Denpasar)
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org
Kategori: Konferensi Berbagi Pengalaman