(Minghui.org) Pada Desember 2016, perwakilan DAFOH (Doctors Against Forced Organ Harvesting) Bali memutar film dokumenter “Human Harvest” di ruang Teater Widya Shaba Usada Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (UNUD) Bali. Acara dimulai pukul 14.00 sampai dengan pukul 16:00 wita. Sekitar 200 mahasiswa kedokteran menghadiri pemutaran film ini. Hadir juga beberapa perwakilan Senat dan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dari berbagai Fakultas seperti: Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Hukum, Fakultas MIPA, Fakultas Kelautan serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Acara diawali dengan sambutan dari perwakilan Dafoh Bali yang memaparkan bahwa pemutaran film ini bertujuan untuk mengedukasi dan membangkitkan kesadaran masyarakat luas akan pentingnya transplantasi organ yang sesuai etika medis, norma agama dan rasa hormat terhadap nilai-nilai kehidupan. Human Harvest secara informatif mengungkapkan sisi gelap perdagangan organ ilegal di Tiongkok, yang saat ini telah menjadi tujuan dari ribuan bahkan puluhan ribu pasien transplantasi mancanegara (termasuk pasien dari Indonesia). Bahkan banyak dari pasien tidak mengetahui asal-usul organ tubuh yang mereka terima.

Pemutaran film dokumenter Human Harvest di di ruang Teater Widya Shaba Usada Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (UNUD) Bali

Setelah sesi pemutaran film dilanjutkan dengan sesi diskusi. Beberapa dari mereka menyampaikan tanggapan, seperti:

Dr. Agus selaku Dosen di Fakultas Kedokteran berkata, “Mengapa hal ini masih terjadi, mengingat sudah dibicarakan dalam Kongres di Amerika dan Australia?”

Saka perwakilan dari BEM Fakultas Kedokteran yang juga mahasiswa kedokteran semester VII mengucapkan terima kasih atas pemutaran film ini. Dia juga mengatakan betapa kejamnya dunia pendidikan di Tiongkok.

Saka perwakilan BEM dari Fakultas Kedokteran

Mahasiswa Kedokteran dari Malaysia, Provinadan Praba berharap agar film ini bisa diputar di seluruh Fakultas lain, bagaimana hal ini bisa terjadi di Tiongkok? Praba menambahkan bahwa martabat manusia harus dihormati dan hal ini harus disampaikan pada seluruh masyarakat luas.

Moses dari Fakultas Hubungan Internasional berpendapat bahwa kejahatan kemanusiaan ini mengundang keprihatinan dunia. Dia juga bertanya apakah pemerintah Tiongkok melegalkan hal ini atau dilakukan diam-diam? Pertanyaan tersebut muncul karena mayoritas rumah sakit yang terlibat dalam transplantasi organ di Tiongkok merupakan rumah sakit militer atau rumah sakit pemerintah lainnya.

Daniel dari Fakultas Kedokteran Hewan mengatakan bahwa film ini (pemenang Peabody Award 2014 untuk kategori dokumenter) sangat bagus dan membuka wawasan serta menggugah hati. Harus ada tindakan nyata karena kalau tidak kejahatan ini akan terus berlangsung.

Dari Fakultas Hukum A. A Yoga berharap agar generasi muda sebagai penerus bangsa harus mencegah perampasan dan penjualan organ paksa karena melanggar hukum dan undang-undang.

Acara ditutup dengan pemberian piagam penghargaan dan foto bersama. Banyak mahasiswa menandatangani petisi DAFOH yang menyerukan kepada Komisioner Tinggi HAM PBB agar membantu menghentikan kejahatan pengambilan organ paksa di Tiongkok, yang mayoritas korbannya adalah praktisi Falun Dafa.

Mahasiswa menandatangani petisi Dafoh

Foto bersama dengan dosen, perwakilan BEM serta panitia