Artikel ini pertama kali dipublikasi pada 24 April 2012

(Minghui.org) Beberapa hari lalu, kerabat saya menceritakan sebuah kisah bagaimana media yang dikendalikan Partai Komunis Tiongkok menggunakan uang untuk merekayasa kebohongan.

Kejadian ini terjadi di Kota Zhaoyuan, Provinsi Shandong. Suatu hari, beberapa petugas kecamatan tengah berbincang-bincang dan merokok di kantor ketika kepala Kantor 610 kecamatan masuk dan langsung berkata pada mereka, “Cabang media dari Yantai sedang menuju kemari untuk meliput program TV yang mencemarkan Falun Gong. Ini tentang seseorang yang telah sakit tapi tidak mau mengambil obat setelah berlatih Falun Gong. Ketika penyakitnya menjadi serius, dia berhenti berlatih, mengambil obat kembali, dan sembuh. Ada dari kalian yang bisa mencarikan kasus sejenis untuk rencana tersebut?” Semua petugas di ruangan mulai berbicara, hingga seseorang dari mereka berkata,”Seorang praktisi Falun Gong sejati akan lebih baik dipukuli hingga mati daripada mengatakan kebohongan demikian. Saya pikir satu-satunya cara adalah mencari seseorang yang tidak berlatih Falun Gong untuk program TV tersebut.” Kepala Kantor 610 menjawab, “Sepanjang kita bisa menyelesaikan ini. Cari saja orang yang cocok untuk membacakan naskah yang kita tulis. Setelah liputan kita akan beri orang itu hadiah 300 yuan.”

Orang-orang di ruang tersebut telah sepenuhnya melupakan semua prinsip moral demi uang. Seseorang berkata, “Coba saya tanya ipar perempuan saya apakah dia mau melakukannya. Dia terkena penyakit jantung dan keluarganya tidak kaya. Sangatlah mudah mendapat 300 yuan hanya dengan mengucapkan beberapa patah kata. Baiklah, kita ada kesepakatan di sini.”

Esoknya, ia mengunjungi kakak iparnya dengan naskah yang menyudutkan Falun Gong dan menceritakan rincian rencana padanya. Iparnya setuju dan berusaha sebaik mungkin untuk menghafal naskah. Dia menunggu kedatangan awak media dan hadiahnya di rumah. Namun, awak TV tidak pernah muncul. Lelucon yang dilatih untuk menyudutkan Falun Gong, tidak diliput di rumahnya.

Para pejabat tinggi telah merubah lokasi dan pergi ke rumah sakit kota untuk menemukan para “aktor” secara langsung. Awalnya mereka menemukan seorang pasien yang tengah dirawat inap dan menawarkan uang untuk membacakan naskah yang mencemarkan Falun Gong. Pasien keberatan, dan berkata, “Saya tidak mau melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nurani karena uang.” Mereka harus mencari orang lain. Tergiur oleh keuntungan, pasien kedua membacakan naskah di depan kamera, sebagaimana yang diinstruksikan. Namun, wartawan stasiun TV langsung pergi setelah liputan dan tidak pernah memberikan sang “aktor” satu sen pun!

Memperlakukan Falun Dafa dengan baik akan menerima karunia kebahagiaan dan kedamaian. Orang pertama yang memahami fakta kebenaran dan tidak ingin menceritakan kebohongan, dia sembuh dan pulang ke rumah. Orang kedua ynag menempatkan uang di atas nurani, tidak lama kemudian meninggal setelah dia memfitnah Falun Gong.

Ini kisah sesungguhnya apa yang telah terjadi di kecamatan ini. Melalui cerita ini dan banyak lainnya, kita semua dapat melihat bagaimana Partai Komunis Tiongkok (PKT) merekayasa kebohongan mereka. Mulai dari apa yang disebut ‘1400 kematian’ pada tahun 1999, ‘Bakar diri di Tiananmen’ di tahun 2001, PKT telah menyebarkan kebohongan demi kebohongan. Rekan-rekan warga, bagaimana Anda masih percaya pada kebohongan PKT?