(Minghui.org) Saya melihat ada beberapa praktisi yang dulu sangat rajin telah mengendur atau berhenti berkultivasi, bukan karena penganiayaan, tetapi karena lingkungan telah menjadi mudah.
Seorang praktisi yang dulu setiap waktu membaca Fa sekarang menyukai hiking, berkebun, dan jalan-jalan. Praktisi lain yang dulu selalu bangun pagi untuk berlatih menjadi mengantuk ketika sedang membaca Fa dan latihan. Praktisi ketiga yang dulu mengatur tempat latihan berhenti berlatih dan kehilangan penglihatannya.
Kultivasi itu serius. Jika kita tidak rajin, kita sedang menghancurkan diri kita sendiri, alam semesta kita, dan makhluk hidup yang ada di dunia kita.
Mengendur
Ada beberapa alasan praktisi mengendur. Salah satunya adalah praktisi itu tidak memiliki tujuan yang jelas dan kekurangan motivasi.
Guru berkata:
“Jika kalian hingga kini masih belum jelas apa artinya pengikut pelurusan Fa, maka tidak akan dapat melangkah ke luar dari penderitaan dewasa ini, akan dapat terbawa oleh pikiran dunia manusia yang mendambakan kenyamanan hingga menimbulkan kesadaran yang sesat. Shifu selalu sangat sedih terhadap mereka yang jatuh ke bawah, sebagian besar hancur terbawa oleh pikiran semacam ini.” (“Pengikut Dafa pada Masa Pelurusan Fa” dari Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju II)
Beberapa praktisi tidak teguh berkultivasi; karena mereka tidak merasakan apa pun atau melihat adanya kemajuan, mereka menjadi semakin kurang teguh dan semakin sedikit belajar Fa. Ini adalah awal dari sebuah lingkaran setan.
Lalu, ada beberapa praktisi yang tidak serius berkultivasi dan karena itulah jadi tidak ketat terhadap diri sendiri.
Guru berkata:
“Tetapi makin longgar tekanannya jadi berkurang, dengan berkurangnya tekanan akan mudah timbul semacam dambaan terhadap kenyamanan, ingin lebih enak sedikit, ingin mengendurkan diri sedikit, ingin bersantai-santai. Sesungguhnya hidup pengikut Dafa sudah erat menyatu dengan Xiulian, bagaikan mata rantai yang kait-mengait, pengenduran anda terhadap diri sendiri, sesungguhnya adalah pengenduran terhadap Xiulian.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa Internasional di Great New York Tahun 2009” dari Ceramah Fa di Berbagai Tempat 9)
Hati-hati dengan Nafsu Berahi dan Kenyamanan
Dua hal dalam lingkungan yang longgar dapat menghancurkan praktisi yang rajin, nafsu berahi dan pengejaran terhadap kenyamanan.
Bianji seorang biksu pada zaman Dinasti Tang. Ia pembantu utama Xuanzang saat menerjemahkan ayat suci dan sutra Buddha yang dibawa Xuanzang dari India ke Tiongkok. Ia juga menulis Catatan Tang Besar tentang Wilayah Barat, yang membuatnya menjadi terkenal.
Sayangnya, ia kedapatan menyimpan sebuah bantal Kerajaan, hadiah dari Putri Gaoyang. Ia dihukum mati oleh Kaisar Taizong karena mempunyai hubungan gelap dengan sang putri. Awalnya adalah calon penerus Xuanzang yang penuh harapan, Bianji rusak karena masalah cinta.
“Wahai pengikut Dafa, saya sejak dini sudah mengatakan bahwa nafsu birahi adalah pintu cobaan yang tak dapat ditawar lagi bagi orang Xiulian, manusia telah terhanyut oleh Qing manusia biasa semacam ini hingga begitu beringas, begitu hebat. Bahkan terhadap secuil hal begini juga tidak dapat membebaskan diri, kelihatannya kekuatan lama pada mulanya mengatur orang-orang semacam ini dimasukkan ke dalam penjara di daratan Tiongkok, dengan begitu baru dapat mengubah mereka, bukankah demikian? Di dalam lingkungan yang begitu keras dan kejam lihat anda masih mau bagaimana. Apakah karena terlalu nyaman sehingga menjadi demikian? Mereka yang tidak menyingkirkan sifat tersebut dengan mencari alasan, semua adalah menipu diri sendiri dan juga orang lain, saya tidak pernah membuat suatu pengaturan khusus bagi anda.” (“Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Amerika Serikat Barat Tahun 2004” dari Ceramah Fa di Berbagai Tempat – 5)
Bahaya lain bagi praktisi adalah mengendur. Setelah membuat kemajuan dalam kultivasi dan dipuji oleh orang lain, beberapa praktisi menjadi bangga berlebihan, tenggelam dalam suatu kegemaran, dan mengendur. Jika mereka tidak sadar, mereka akan menghadapi bahaya besar dalam jalur kultivasi mereka.
Seorang praktisi pernah pergi ke Beijing untuk membentangkan spanduk dalam permohonan untuk Falun Dafa. Ia bahkan melihat Buddha dan dewa menemaninya dalam kereta menuju Beijing. Tetapi, ia kemudian menjadi pengasuh penuh waktu untuk cucunya dan mengendur. Seiring waktu, ia mulai mengonsumsi diet suplemen, dan ketika ia berpikir itu ada khasiatnya, ia mengonsumsi berbagai jenis obat-obatan. Ia terjebak dalam kehidupan manusia biasa dan ia tertarik untuk bermain ponsel dan menonton TV.
Ia pernah melihat dalam mimpi bahwa ia mendapatkan ranking tinggi dalam ujian nasional. Mungkin itu adalah buah statusnya. Namun, sekarang ia telah mengendur selama sepuluh tahun. Ada beberapa dekade dalam hidup seseorang? Ada banyak praktisi seperti itu di sekitar saya. Kita mempunyai tanggung jawab untuk menyadarkan mereka, untuk belajar Fa dengan mereka dan berbagi pemahaman kita, dan untuk menjadi rajin bersama mereka.
Beberapa praktisi ada yang telah mencapai batas waktu usia mereka yang telah ditakdirkan, tetapi Guru memperpanjang hidup mereka. Begitu mereka menyimpang dari jalur kultivasi, mereka berada dalam bahaya besar. Seorang praktisi meninggal karena penumpukan cairan di hatinya setelah menjadi kecanduan akan game komputer selama beberapa tahun. Praktisi lain meninggal karena kanker setelah terobsesi bisnisnya. Ada lagi praktisi yang meninggal karena ia tidak bisa menyingkirkan sifat pemarahnya dan kebiasaannya memaki orang.
Guru berkata,
“Xiulian memang luar biasa sulit, luar biasa serius, anda sedikit saja kurang perhatian mungkin segera jatuh, hancur lebur dalam sesaat, oleh karena itu hati harus tulus.”(Zhuan Falun)
Bagaimana Menjadi Rajin
Bagaimana kita bisa menjadi rajin? Guru sering membicarakan ini dalam ceramahnya.
Menyayangi Kultivasi
Kita harus menyayangi kesempatan berkultivasi yang jarang ini. Untuk mendapatkan kesempatan untuk berkultivasi dalam Dafa, orang mungkin telah menyatakan keinginan ini berkali-kali dan melewati ujian yang tidak terhitung banyaknya di kehidupan yang lampau. Namun, setiap saat kejahatan sedang mengawasi kultivator untuk kesempatan menghancurkannya. Kita harus menyayangi diri kita sendiri, menyayangi waktu yang kita miliki, dan menyayangi kultivasi.
Membedakan Sifat Kebuddhaan dari Sifat Keiblisan
Kita juga harus membedakan sifat Kebuddhaan dari sifat keiblisan.
Guru berkata,
“Sifat kebuddhaan seseorang adalah bajik, terwujud berupa belas kasih, memikirkan orang lain terlebih dahulu dalam melakukan sesuatu, sanggup menanggung penderitaan. Sifat keiblisan seseorang adalah jahat, terwujud berupa pembunuhan, mencuri dan merampok, egois, berniat jahat, membangkitkan perselisihan, menghasut dan menyebarkan desas desus, iri hati, berhati busuk, bertingkah gila-gilaan, bermalasan, penyimpangan seksual dan lain lain.” (“Sifat Kebuddhaan dan Sifat Keiblisan” dari Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju I)
Kita harus dengan tegas menyingkirkan sifat iblis kita setelah mengenalinya.
Guru berkata,
“Kultivasi adalah urusan anda sendiri, apa yang anda inginkan, anda sendirilah yang menentukan, manusia biasa mempunyai sifat keiblisan dan sifat kebuddhaan, begitu pikirannya tidak benar, sifat keiblisan akan berfungsi.” (“Kekukuhan Fa” dari Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju I)
Jika kita tidak mengendalikan sifat iblis kita, kita sedang mengakuinya dan mengizinkannya mengendalikan kita. Kita akan mengendur dan kemudian akan menghadapi konsekuensinya.
Ketat dalam Segala Hal
Kita harus ketat pada diri sendiri dan menetapkan tujuan. Jika kita ingin beristirahat, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri sudahkah kita mencapai tujuan kita untuk belajar Fa dan latihan. Jika tidak, kita mutlak tidak boleh menjelajah internet atau menonton TV.
Jika kita menemukan kebencian dalam hati kita, kita harus menyingkirkannya dengan tuntas.
Fungsi dari Kesadaran Utama
Terakhir yang juga tidak kalah pentingnya, pastikan kesadaran utama kita yang belajar Fa. Ketika praktisi terjebak dalam masalah manusia biasa, hampir dapat dipastikan bahwa kesadaran utama mereka tidak sungguh-sungguh memahami Fa.
Guru berkata,
“Manusia sulit untuk menjalani kultivasi, namun jatuh ke bawah sangatlah mudah, satu tahap cobaan gagal dilewati, atau keterikatan manusia biasa yang terlalu kuat tak dapat dilepaskan, mungkin akan menuju ke sisi yang berlawanan, pelajaran dari sejarah sudah terlalu banyak, ketika jatuh baru tahu menyesal, namun sudah terlambat.” (Dafa Tidak Boleh Dibajak dari Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju I)
Kesimpulan
Marilah kita menjadi lebih rajin dan ingat kata-kata Guru: “Saya tidak berharap seorang praktisi pun yang jatuh. Namun saya juga tidak menginginkan pengikut yang tidak memenuhi syarat.” (“Menyingkirkan Gangguan” dari Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju II)
Seluruh konten dilindungi oleh hak cipta © 2023 Minghui.org