(Minghui.org) Saya bercerai dengan suami ketika putra saya berumur empat tahun. Keluarga suami mendapat hak asuh, dan saya tidak diperbolehkan bertemu dengan putra saya. Mantan suami saya segera menikah, dan putra saya tinggal bersama dengan kakek-neneknya.

Putra saya terpengaruh oleh perceraian kami dan mulai mengunjungi tempat permainan game. Kakek-neneknya makin tua dan tidak mampu mengawasi aktivitasnya. Mereka tidak menyadari dia menggunakan uang makannya di tempat permainan game saat duduk di sekolah dasar.

Di SMP, dia makin kecanduan game komputer dan sering bolos sekolah. Baik ayahnya maupun kakek-neneknya tidak mampu mendisiplinkan dia.

Manfaat dari Falun Dafa

Saya tinggal bersama ibu saya setelah perceraian. Ibu mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 1996. Segera setelah berlatih, dia sembuh dari penyakit-penyakitnya. Saya juga menjadi praktisi setelah melihat peningkatan kesehatan beliau.

Setelah rezim komunis melancarkan penganiayaan terhadap Falun Gong pada Juli 1999, saya dihukum tiga tahun kerja paksa karena menolak untuk melepaskan latihan kultivasi ini.

Suatu hari, ibu melihat putra saya berkeliaran tanpa tujuan dan membawanya pulang. Ibu bertanya apakah dia masih sering pergi ke tempat main game dan warung internet. Dia mengaku tidak bisa berhenti pergi ke sana. Ibu memberitahu dia tentang penganiayaan yang kami alami karena keyakinan kami pada Falun Dafa. Ibu menyarankan apabila dia terdorong ingin pergi ke tempat permainan game atau warung internet, dia harus melafalkan kata-kata “Falun Dafa Hao (baik),” dan meminta bantuan kepada Guru Li Hongzhi, pencipta Dafa.

Sejak itu, dia mengunjungi ibu saya bilamana ada waktu. Dia sering mendengarkan ibu membaca buku-buku Dafa, dan kadang-kadang dia membantu untuk membagikan brosur Falun Dafa serta memberitahu orang-orang tentang penganiayaan.

Selama tahun kedua di SMP, dia jarang mengunjungi ibu saya. Ketika bertemu dengan ibu saya, dia berkata, “Nenek, saya tidak pergi ke tempat main game atau warung internet lagi. Ketika terdorong ingin pergi ke tempat-tempat ini, saya melafalkan ‘Falun Dafa Hao, Sejati-Baik-Sabar baik.’ Saya biasa menghabiskan banyak waktu untuk bermain game komputer dan melewatkan banyak pelajaran. Sekarang saya berusaha keras, dan itulah kenapa saya jarang mengunjungi nenek.”

Orang tua dari pihak ayah dan ayahnya terkejut serta merasa gembira atas perubahannya. Ibu saya menggunakan kesempatan ini untuk klarifikasi fakta tentang Falun Dafa kepada mereka, dan sekarang mereka percaya bahwa latihan ini adalah baik. Mereka tidak lagi menolak kami untuk bertemu dengan putra saya.

Usaha kerasnya terbayar lunas, dan dia diterima di sebuah SMA yang bagus. Dia adalah siswa yang rajin di SMA dan berencana mengambil jurusan teknologi informasi di universitas.

Ketika mengerjakan ujian masuk universitas, dia melafalkan “Falun Dafa Hao” sambil memeriksa jawabannya. Dia mendapatkan nilai 30 di atas persyaratan masuk di sebuah universitas ternama di Jepang.

Dia belajar bahasa Jepang secara otodidak, sehingga bisa melanjutkan studinya di negara tersebut. Keluarga dan kerabat mengadakan pesta perpisahan sebelum dia menuju ke Jepang. Semua orang memuji dia atas prestasinya dan mendoakan dia berhasil.

Sebelum akhir pesta perpisahan, dia berkata, “Saya berutang kepada Falun Dafa atas prestasi saya hari ini!” Dia juga berterima kepada keluarganya dan berjanji belajar dengan giat di luar negeri.