(Minghui.org) Wellington, dikenal sebagai Kota Angin, pada tanggal 25 Juli tidak berangin, membuatnya hari yang menyenangkan di musim dingin yang cerah untuk kegiatan luar ruangan.

Ratusan praktisi Falun Gong dari seluruh negeri berkumpul di Wellington untuk serangkaian kegiatan menandakan 18 tahun kegiatan damai menentang penganiayaan yang masih berlangsung di Tiongkok.

Anggota parlemen dari Partai Green, Steffan Browning berbicara dalam pertemuan umum di depan Parlemen Selandia Baru.

Untuk menarik perhatian terhadap penganiayaan yang masih berlangsung di Tiongkok, praktisi memulai kegiatan ini dengan peragaan penyiksaan di jalan Cuba untuk menunjukkan kebrutalan yang dihadapi praktisi di Tiongkok selama 18 tahun terakhir. Mereka juga mengumpulkan tanda tangan menyerukan penghentian pengambilan paksa organ dari praktisi Falun Gong dan tahanan hati nurani lainnya yang dilakukan rezim komunis.

Selanjutnya, sebagian praktisi berpawai dari Jalan Cuba ke gedung Parlemen Selandia Baru, tempat pertemuan umum diadakan pada jam 11 pagi.

Anggota Parlemen dari Partai Green, Steffan Browning berbicara di pertemuan umum dan mendesak pemerintah Selandia Baru untuk bertindak lebih lanjut untuk menghentikan penganiayaan. Ia berkata, pemerintah harus mengangkat masalah pengambilan organ ini dengan pejabat Tiongkok yang berkunjung dengan lebih mendesak.

Browning juga berkomentar bahwa Selandia Baru bisa meluluskan resolusi yang serupa dengan Resolusi 343 Dewan AS, yang mengecam praktek pengambilan paksa organ Tiongkok. Resolusi itu diluluskan dengan suara bulat oleh Kongres Amerika Serikat.

Kegiatan di Jalan Cuba berlanjut selama pertemuan umum. Banyak pejalan kaki berhenti untuk menonton dan banyak yang tergerak dengan peragaan penyiksaan dan pengambilan organ. Sejumlah orang berhenti untuk berbicara dengan praktisi.

John Ansell, seorang penulis iklan, berkata, “Membunuh orang yang tidak bersalah untuk diambil organnya benar-benar tidak bisa dimengerti.”

Berbicara dengan pejalan tentang Falun Gong dan penganiayaan.

Blaire, siswa jurnalisme, berkomentar bahwa penganiayaan terhadap Falun Gong adalah masalah yang menyangkut seluruh dunia