(Minghui.org) Sebuah gambar lebih berharga dari seribu kata-kata. Sejak Falun Dafa diperkenalkan di Jiamusi, Provinsi Heilongjiang, pada tahun 1994 hingga sekarang, dari mulai berlatih hingga secara damai menentang penganiayaan yang dilakukan pemerintah komunis selama 19 tahun terakhir, itu merupakan perjalanan yang tak terlupakan, penuh dengan kebahagiaan dan penderitaan. Album foto ini mendokumentasikan munculnya Falun Dafa di Jiamusi di hari-hari awalnya dan upaya para praktisi yang teguh untuk menentang penganiayaan rezim komunis sejak 1999.

Falun Dafa Cepat Menyebar di Hari-Hari Awal

Pada 1994, dua perempuan bersaudara bermarga Wang dari Jinzhou, Provinsi Liaoning, datang ke Jiamusi untuk memperkenalkan Falun Dafa. Hanya selusin orang menghadiri pertemuan tersebut. Terkesan oleh pengalaman kedua bersaudara tersebut tentang manfaat Falun Dafa, banyak hadirin yang mulai berlatih.

Untuk memberi tahu lebih banyak orang tentang Falun Dafa, para praktisi menggelar kelas Falun Dafa dan kelompok latihan bebas biaya di taman-taman atau tempat umum. Setahap setahap, semakin banyak orang mulai berkultivasi Falun Dafa, termasuk di kota dan kabupaten sekitarnya.

Akhir 1998, lebih dari 10.000 orang di Jiamusi telah berlatih Dafa.

Melakukan latihan di luar bahkan saat musim dingin yang amat dingin (foto diambil pada 1996)

Melakukan latihan di pagi hari di tempat terbuka di pemukiman (1996)

Tempat latihan bersama (1996)

Persiapan bagi kegiatan publik untuk memperkenalkan Falun Dafa (1997)

Kegiatan memperkenalkan Falun Dafa (1998)

Kelompok latihan besar di depan Balai Kota (1998)

Kelompok latihan besar di depan Balai Kota (1998)

Para praktisi membersihkan salju sebelum latihan pagi di depan Balai Kota (1997)

Foto bersama setelah kegiatan memperkenalkan Falun Dafa di sebuah pertanian (1997)

Latihan bersama (1999)

Karunia dari Berkultivasi Falun Dafa

Karena Falun Dafa menyebar dengan cepat di Jiamusi, banyak orang mengalami peningkatan besar dalam kesehatan dan nilai-nilai moral mereka. Falun Dafa telah membantu mereka untuk menikmati kehidupan yang lebih baik dan melayani masyarakat.

Zhang Jiatong

Zhang Jiatong menyatakan rasa terima kasihnya kepada Guru Li Hongzhi. Penyakit TBC-nya sepenuhnya lenyap setelah menghadiri kelas Guru Li di Dalian, Provinsi Liaoning di tahun 1994. (Foto diambil pada 1996)

Cao Wei

Penggiling jalan menabrak praktisi Cao Wei dan menggilas kakinya ketika dia berdiri di tepi jalan. “Saya tidak tahu apa yang terjadi, saya hanya tahu tiba-tiba saya ditarik masuk ke bawah truk.” Cao mengenang. Meskipun rasa sakit luar biasa, dia terkejut menemukan kakinya masih utuh setelah kecelakaan tersebut.

Celana Cao Wei yang terkoyak setelah kecelakaan (2006)

Tanda pada kaki Cao Wei setelah digilas oleh penggiling jalan (2006)

Lin Zehua

Lin Zehua disiksa dan tidak mampu berjalan hanya empat bulan setelah dia dijebloskan ke Penjara Jiamusi. Dia dihukum tujuh tahun penjara karena tidak melepas Falun Dafa pada tahun 2007.

Ketika dia dibebaskan pada tahun 2014, dokter memberi tahu bahwa dia tidak akan pernah dapat berjalan lagi.

Tetapi praktisi Lin berpikir beda. Setelah kembali ke rumah, dia mulai lagi latihan Falun Dafa setiap hari. Pada Maret 2015, sekitar tujuh bulan kemudian, dia mampu kembali berjalan meskipun perlahan dan menaiki tangga.

Lin Zehua menjadi cacat karena penyiksaan di penjara (2014)

Lin Zehua kembali dapat berjalan setelah kembali berlatih Falun Dafa. (2015)

Li Shuangnan

Li Shuangnan mengalami kecelakaan mobil pada tanggal 11 Oktober 2006. Otaknya mengalami luka serius.

Ketika dokter berkata tidak dapat menyelamatkannya, ibu dan bibinya, keduanya praktisi Falun Dafa, tidak kehilangan harapan. Mereka masuk ke ruang gawat darurat dan meminta Shuangnan untuk melafal, “Falun Dafa baik.” Hari berikutnya, dokter terkejut dapat mendeteksi kembali tekanan darah dan detak nadi dari pasien Li, maka mereka putuskan untuk mengoperasinya.

Hari ketiga, dokter memerintahkan CT scan pada bagian otaknya sebelum bedah. Mereka semakin terkejut melihat tulang tengkoraknya telah pulih dan operasi bedah tidak lagi dibutuhkan.

Tanggal 10 November 2006, sebulan setelah kecelakaan, Li hampir sepenuhnya sembuh dan dapat berjalan sendiri. “Adalah Guru Falun Dafa yang telah menyelamatkan jiwa saya,” ujarnya.

Li Shuangnan dan istri -- empat tahun setelah kecelakaan mobil (2010)

Menghadapi Penganiayaan dengan Keberanian dan Keteguhan

Pada Juli 1999, kuatir dengan kepopuleran Falun Dafa yang tanpa contoh di Tiongkok, rezim komunis memulai penindasan berdarah untuk mencoba memusnahkan latihan tersebut. Menghadapi satu dari penganiayaan paling kelam di dalam sejarah Tiongkok, para praktisi di Jiamusi bersikap berani. Mereka tidak goyah dalam keyakinan mereka pada Dafa, dan menentang penganiayaan dengan keberanian besar dan keteguhan hati.

Chen Ying

Chen Ying, siswa SMA ditangkap ketika memohon keadilan bagi Falun Dafa di Beijing pada 16 Agustus 1999. Ketika polisi membawanya dari Beijing kembali ke Jiamusi, dia dipaksa untuk meloncat keluar dari kereta untuk menghindari kekejaman petugas. Korban langsung meninggal, ia hanya berusia 17.

Chen Ying (ketiga dari kanan) dan teman-teman SMA-nya

Menurut informasi yang dikumpulkan oleh Minghui.org, setidaknya 82 praktisi di Jiamusi meninggal karena penganiayaan antara tahun 1999 dan 2016. 88 lainnya dihukum penjara, dengan masa tahanan rata-rata 4,85 tahun. 381 praktisi dikirim ke kamp kerja paksa dengan masa hukuman rata-rata 2,25 tahun.

Praktisi Falun Dafa di depan gedung pengadilan untuk mendukung rekan mereka yang disidang karena keyakinannya (2008)

Ma Xuejun

Pada 2002, Ma Xuejun dijatuhi hukuman penjara 12 tahun karena berlatih Falun Dafa. Dia mengalami perlakuan kejam di penjara, termasuk pemukulan, dilarang tidur, dan cekok makan. Dia hampir meninggal ketika otoritas penjara memulangkannya ke rumah pada tahun 2003, hampir setahun setelah penahanannya.

Ma Xuejun tinggal kulit dan tulang ketika dibebaskan dari penjara di tahun 2003. Kesehatannya pulih kembali setelah berlatih Falun Dafa di rumah. (Foto atas diambil pada tahun 2016)

Qin Yueming

Qin Yueming disiksa hingga meninggal di Penjara Jiamusi pada 26 Februari 2011. Keluarganya menghimbau ke berbagi instansi dan berulang kali mencari keadilan baginya. Sebagai balas dendam, polisi menangkap istri dan putrinya dan menghukum mereka kerja paksa di kamp kerja selama satu setengah tahun.

Putri Qin yang sulung, Qin Rongqian, ditinggal sendirian pada usia 19. Dia bekerja tanpa kenal lelah selama dua tahun untuk mengungkap fakta kematian ayahnya dan berupaya membebaskan ibu dan saudarinya. Lebih dari 5000 warga Jiamusi menandatangani petisi untuk mendukungnya.

Qin Rongqian mengunjungi semua instansi pemerintah terkait di Jiamusi untuk mencari keadilan bagi keluarganya (2012)

Setelah rezim komunis menghentikan keberadaan kamp-kamp kerja paksa yang dikenal kekejamannya pada tahun 2013, pusat pencucian otak bermunculan di mana-mana di Tiongkok, termasuk pusat cuci otak Qinlongshan di wilayah pinggiran Jiasanjiang.

Menurut informasi yang dikumpulkan oleh Minghui.org, setidaknya 92 praktisi Falun Dafa telah ditahan dan disiksa di pusat cuci otak Qinlongshan.

Untuk menentang penganiayaan di pusat cuci otak tersebut, para praktisi Falun Dafa dan pengacara HAM berkumpul di depan pusat cuci otak Qinlongshan dan menuntut agar para praktisi yang ditahan dibebaskan. Sebagai akibatnya, empat pengacara HAM dipukuli dan ditangkap. Karena liputan media internasional yang ekstensif dari kejadian tersebut, pusat cuci otak tersebut akhirnya ditutup.

Praktisi Dafa dan pengacara HAM berkumpul di depan Pusat Cuci Otak Qinlongshan untuk meminta pembebasan para praktisi yang ditahan. (cuplikan dari video yang diambil pada tahun 2014)

Antara Mei 2015 dan Februari 2016, 1705 praktisi di Jiamusi telah mengajukan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin yang memerintahkan penganiayaan Falun Dafa, meminta kepada Mahkamah Agung Rakyat dan Kejaksaan Agung Rakyat untuk mengajukan Jiang Zemin ke muka pengadilan.

Praktisi di Jiamusi mengajukan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin karena mendalangi penganiayaan Falun Dafa. (2015)

Selain mengajukan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin, para praktisi juga membuat materi informasi tentang Falun Dafa di rumah mereka dan berbicara dengan orang-orang tentang Dafa.

Materi informasi buatan rumah yang mendokumentasikan penganiayaan (2009)

Berbicara kepada orang-orang tentang Falun Dafa (2012)

Berbicara dengan orang-orang tentang Falun Dafa (2015)

Spanduk Falun Dafa yang mengungkapkan penganiayaan (2014)

Spanduk Falun Dafa yang mengungkapkan penganiayaan (2016)

Spanduk di wilayah pemukiman bertuliskan “Falun Dafa baik.” (2011)

Spanduk Falun Dafa di sebuah jembatan berbunyi, “Merayakan Hari Falun Dafa Sedunia yang ke-12” (2011)

Spanduk Falun Dafa di wilayah pemukiman (2011)

Pelanggan pada pasar petani dengan gembira menerima kalender Falun Dafa dari para praktisi (cuplikan video diambil pada tahun 2015)

Warga desa mendengarkan seorang praktisi mengklarifikasi fakta tentang Falun Dafa. (cuplikan video yang diambil tahun 2013)