Paris, Prancis: Orang-orang Mempelajari Tentang Penganiayaan Falun Gong

(Minghui.org) Spanduk dan poster untuk meningkatkan kesadaran terhadap penganiayaan Falun Gong di Tiongkok dibentangkan di Human Rights Square dekat Menara Eiffel pada tanggal 14 Oktober 2018. Praktisi juga memperagakan latihan Falun Gong

Para turis menandatangani petisi yang menyerukan agar penganiayaan ini diakhiri

Para turis berhenti untuk menonton praktisi memperagakan latihan Falun Gong

Petugas polisi Carlier Cyril sedang berlibur di Paris bersama dengan keluarganya. Ketika dia mengetahui tentang penganiayaan Falun Gong di Tiongkok, dia menandatangani petisi untuk menunjukkan dukungannya. Dia sangat ingin mempelajari latihan ini karena dia memiliki pekerjaan yang sangat menegangkan dan butuh sesuatu yang membantunya rileks. Dia berkata akan mengunjungi website Falun Gong.

Eric Soret adalah seorang kepala sekolah di Réunion Island. Dia adalah seorang anggota dari organisasi HAM. Dia tahu tidak ada kebebasan di Tiongkok dan rezim itu mengendalikan media. Dia menilai bahwa pengambilan organ dari praktisi Falun Gong secara hidup-hidup demi keuntungan harus segera dihentikan.

Cohen Marlene terkejut setelah membaca tentang pengambilan organ paksa sedang terjadi di Tiongkok. Dia berkata, “Mengerikan bahwa kekejaman seperti ini sedang terjadi di Tiongkok.” Dia berharap praktisi Falun Gong tetap teguh dan berharap petisi ini akan membawakan hasil positif.

Mantan karyawan bank Marlene Cohen menandatangani petisi untuk menghentikan pengambilan organ paksa

Dua reporter dari website oneheart.fr memutuskan untuk mewawancarai praktisi setelah membaca informasi tentang Falun Gong. Mereka merekam bagian pengenalan Falun Gong untuk para pembaca mereka, yang akan dimuat di website mereka.

Reporter dari website oneheart.fr mewawancarai praktisi Falun Gong

Laura Cerda, seorang siswa dari Barcelona, Spanyol, sedang berlibur di Paris. Dia percaya adalah penting bagi praktisi untuk gigih memberitahu orang lain tentang penganiayaan yang sedang terjadi di Tiongkok. Dia berkata, “Sejati-Baik-Sabar, ini adalah prinsip yang penting. Setiap orang harus meningkatkan diri mereka dan menjadi orang yang lebih baik.”