(Minghui.org) Seorang petani di Kota Chaoyang memuji Falun Gong karena mengubahnya menjadi orang yang lebih toleran, namun sekarang dia menghadapi dakwaan karena menolak melepaskan keyakinannya.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan jiwa raga yang berdasarkan prinsip Sejati-Baik-Sabar. Latihan ini telah dianiaya secara brutal oleh rezim komunis Tiongkok sejak bulan Juli 1999.

Li Zhenyang (pria) dikenal di antara penduduk setempat sebagai orang yang mengejar keuntungan materi. Kembali pada tahun 2002, saat pemerintah setempat menyerahkan lahan pertanian kepada penduduk desa, semua orang berjuang untuk mendapat lahan yang lebih baik dengan akses yang lebih mudah ke sumber air, dimana dia menerima lahan di bagian sudut dengan tanah yang tandus. Dia juga ingin memiliki lahan yang lebih baik untuk bercocok tanam, namun dia ingat bahwa Falun Gong mengajarkan untuk mempertimbangkan orang lain.

Li berpendapat bahwa dengan mengikuti prinsip Falun Gong dalam kehidupan sehari-hari, akan memberinya ketenangan batin, namun dia dipaksa membayar mahal atas keyakinannya yang teguh. Dia adalah salah satu diantara 31 praktisi Falun Gong yang menjadi sasaran dalam penangkapan massal yang berlangsung selama dua hari pada bulan Agustus 2018.

Li ditangkap bersama dengan Wen Li (wanita), Qi Min (pria), Yuan Zhenda (pria), dan seorang anggota keluarga praktisi Han Aizhen, pada tanggal 22 Agustus. Polisi menggeledah rumah Li dan Qi.

Anggota keluarga Han dibebaskan pada hari penangkapan, Yuan dibebaskan setelah sembilan hari penahanan, dan Wen serta Qi dibebaskan pada awal bulan September. Wen mengungkapkan bahwa dia dicekok paksa makan di pusat penahanan setelah melancarkan mogok makan sebagai protes atas penganiayaan tersebut.

Para penjaga Pusat Penahanan Kota Chaoyang menghalangi pengacara Li untuk bertemu dengannya pada tanggal 28 Agustus. Li kini menghadapi kemungkinan dakwaan setelah Kejaksaan Distrik Shuangta menyetujui penangkapannya.

Laporan terkait dalam bahasa Inggris:

31 Falun Gong Practitioners and Their Family Members in Liaoning Province Arrested in Two Days