(Minghui.org) Resolusi Parlemen Kanada S-240 telah memasuki pembacaan kedua di Dewan Rakyat pada peringatan Hari HAM Sedunia pada 10 Desember 2018. Resolusi ini akan menjadikan penerima organ sebagai kejahatan pidana karena telah menerima organ ilegal, dengan hukuman sampai 14 tahun penjara. Selain itu mereka yang terlibat dalam perdagangan organ ilegal akan ditolak masuk ke Kanada sebagai pengungsi atau imigran.

Para anggota Parlemen mendiskusikan dan memberikan suara untuk resolusi ini yang kemudian diserahkan ke Komite Urusan Luar Negeri dan Pembangunan Internasional untuk dipertimbangkan. Resolusi ini telah disahkan oleh Senat pada Oktober lalu. Langkah berikutnya adalah pembacaan ketiga, setelah itu resolusi ini akan menjadi ketetapan hukum setelah mendapat Persetujuan Kerajaan.

Anggota Parlemen Garnett Genuis memperkenalkan Resolusi S-240 di Dewan Rakyat.

Anggota Parlemen Borys Wrzesnewskyj (kanan depan) memperkenalkan resolusi yang mirip sepuluh tahun lalu.

Praktisi Falun Gong berkumpul di Parlement Hill untuk mendukung resolusi S-240 pada 20 November, ketika resolusi ini sedang dalam pembacaan pertama di Parlemen.

Sasaran dari Resolusi S-240 Adalah Panen Organ Secara Paksa di Tiongkok

Anggota Parlemen Garnett Genuis, yang memperkenalkan resolusi ini di Dewan Rakyat, dalam pembacaan pertama pada 20 November lalu mengatakan bahwa, “Dua warga Kanada ternama, David Matas dan David Kilgour, telah membuat penemuan yang mengejutkan. Penelitian mereka yang seksama telah mengungkapkan bahwa telah terjadi praktik transplantasi di rumah sakit Tiongkok yang melibatkan 60.000 sampai 100.000 organ manusia setiap tahunnya, tanpa adanya sistem donor secara sukarela.”

Dia melanjutkan, “Kebanyakan organ di sana berasal dari tahanan hati nurani, terutama praktisi Falun Gong. Saat ini, saya ingin mendesak sebuah resolusi Senat kepada Dewan Rakyat agar memutuskan proporsi yang cukup sederhana, bahwa mengambil organ vital manusia dari pasien yang masih hidup tanpa persetujuan bersangkutan—sama sekali tidak bermoral dan harus dihentikan.”

Dalam pembacaan kedua pada 10 Desember lalu, Genuis mengatakan bahwa, “Kami sedang menuju prinsip legislasi. Ini merupakan resolusi keempat dalam 10 tahun terakhir. Saya pikir kita seharusnya setuju dengan prinsip bahwa Kanada dengan hati nurani tidak dapat menyetujui perdagangan dan panen organ manusia secara paksa, bahwa atas dasar moral -- sikap kita jelas terhadap masalah HAM yang mendasar, yang rinciannya dapat dikerjakan di komite selama yang mereka butuhkan.”

Anggota Parlemen Hardcastle: “Industri panen-organ di RRT berkembang seiring dengan penekanan secara sistematik terhadap Falun Gong”

Pada 10 Desember, Cheryl Hardcastle, sebagai wakil ketua Subkomite Hak Asasi Internasional, menyatakan dalam diskusi bahwa “…subjek panen organ di pasar gelap memang bukan hal yang baru. Namun resolusi S-240 merupakan iterasi keempat dari sebuah resolusi yang telah melalui sejumlah parlemen. Resolusi ini sebagian besar ditulis sebagai tanggapan atas laporan yang kredibel dan mengerikan mengenai panen organ di Tiongkok.”

“Subkomite Hak Asasi Internasional telah berkali-kali mempelajari masalah panen organ di Tiongkok dan mengeluarkan setidaknya ada dua laporan terperinci dan sejumlah pernyataan. Laporan-laporan tersebut membahas secara mendetail tentang pembentukan industri panen organ yang sebenarnya di Tiongkok.”

“Menurut kesaksian pada tanggal 3 November 2016 subkomite kami mendengar bahwa industri panen organ di Tiongkok semakin berkembang seiring dengan penindasan secara sistematis terhadap Falun Gong.”

Hardcastle berkata bahwa partainya, Partai Demokrat Baru (NDP), mendukung Resolusi S-240. “Karena resolusi keempat ini tentang perdagangan organ dalam sepuluh tahun, NDP menyerukan kerjasama antar partai untuk meluluskan Resolusi S-240 dan akhirnya masalah ini dianggap serius. Selain mendukung inisiatif ini, masih banyak lagi yang harus dilakukan dalam mendorong donasi organ yang aman dan beretika di dalam negeri.”

“Warga Kanada berkontribusi dalam perdagangan organ terutama melalui sebuah fenomena wisata transplantasi, yakni sebuah cara yang paling umum untuk melakukan perdagangan organ lintas negara. Penerima bebas bepergian ke luar negeri untuk menjalani transplantasi organ dan saat ini di Kanada belum ada hukum yang menentang praktik ini.”

S-240 Mencegah Warga Kanada Melanggar HAM di Luar Negeri

Hardcastle juga berkata, “…umumnya bijaksana untuk mempercayakan penuntutan kriminal ke negara tempat terjadinya kasus tersebut. Namun, dalam praktiknya tidak berlaku untuk kasus-kasus di mana pemerintahan lokalnya tidak peduli, tidak mampu menanggapi, atau secara langsung memfasilitasi pelanggaran berat asasi manusia.”

“Dalam kasus semacam ini, Kanada harus dapat menuntut warganya yang melakukan pelanggaran HAM di luar negeri. Hak asasi manusia kurang berlaku untuk masyarakat di negara lain. Setiap negara menyediakan kerangka kerja yang haknya dapat diidentifikasi dan dipertahankan, namun ini tidak boleh dijadikan alasan untuk membiarkan rakyat mereka sendiri terlibat dalam pelanggaran HAM yang berat.” Anggota Parlemen Jamie Schmale berkata, “Para anggota parlemen menyadari bahwa resolusi ini akan menjadikan penerima organ tanpa persetujuan pemilik organ sebagai tindak kriminal. Ini jelas masalah moral, dan para pembicara telah setuju dengan pikiran mendasar ini.”

Dia juga menunjukkan bahwa ketika transplantasi organ telah dijadwalkan di Tiongkok, itu artinya seseorang sedang dibunuh untuk organnya. Dia mengatakan jika resolusi ini disahkan, maka ia dapat membantu para dokter, menghalangi pasien mereka yang ingin mengikuti pariwisata organ.

Warga Kanada Mendukung Resolusi

Beberapa anggota parlemen menyebutkan bahwa mereka mendukung konstituen Resolusi S-240 dan banyak tanda tangan yang mereka terima dari wilayah mereka. Arif Virani dan Kevin Lamoureux menyoroti upaya praktisi Falun Gong dalam upaya meningkatkan kesadaran publik terhadap masalah ini, baik di wilayah mereka dan luar negeri.

Murray Rankin berkata bahwa selama pembacaan pertama di bulan November, “Kanada sedikit tertinggal dalam hal ini. Sebagai contoh saya mencatat bahwa Eropa telah mengadakan konvensi berjudul ‘Konvensi Dewan Eropa Menentang Panen Organ Manusia,’ beberapa waktu yang lalu. Anggota kehormatan telah menetapkan dukungan antar partai, sebuah inisiatif seperti di tempat ini selama bertahun-tahun, dan jelas bagi saya bahwa sudah saatnya bergabung dengan Eropa dan negara-negara lain dalam menangani bencana perdagangan organ manusia sesuai tujuan resolusi ini.”

Penganiayaan Falun Gong dan Panen Organ secara Paksa

Partai Komunis Tiongkok (PKT) melancarkan penindasan terhadap Falun Gong pada Juli 1999. Jiang Zemin, mantan kepala rezim komunis, mengeluarkan perintah untuk “Hancurkan secara fisik, cemarkan reputasinya, dan bangkrutkan secara finansial.”

Ketika permintaan organ untuk transplantasi meningkat, polisi bersenjata, militer, dan rumah sakit di Tiongkok menemukan cara baru untuk menghasilkan uang yakni dengan cara membunuh tahanan hati nurani untuk organ mereka. Karena kebijakan negara Tiongkok terhadap Falun Gong, maka tidak ada dampak bagi pelaku yang terlibat dalam kejahatan panen organ. Berita mengenai panen organ ini mulai merebak pada tahun 2006.

Menurut laporan David Kilgour dan David Matas berjudul “Bloody Harvest: Organ Harvesting of Falun Gong Practitioners in China” (edisi revisi), harga organ bagi orang asing bervariasi mulai dari 30.000 dolar AS untuk kornea, sampai 180.000 dolar AS untuk kombinasi hati atau ginjal.

Praktisi Falun Gong menjadi korban terbanyak dari kejahatan panen organ, karena mereka merupakan kelompok tahanan hati nurani terbesar, dan cenderung memiliki kesehatan yang sangat baik terkait dengan latihannya yang menjadi gaya hidup yang sehat.

Ribuan telepon investigasi yang dilakukan oleh Organisasi Dunia untuk Penyelidikan Penganiayaan Falun Gong (WOIPFG) mengungkapkan bahwa panen organ secara paksa ini dilakukan atas perintah langsung Jiang Zemin. Jiang adalah orang yang bertanggung jawab secara langsung atas “militerisasi dan komersialisasi” bisnis membunuh praktisi Falun Gong untuk organ mereka.

Departemen Logistik Umum Tentara Pembebasan Rakyat merupakan organisasi utama untuk panen organ, dan bertanggung jawab langsung atas manajemen dan alokasi “donor” – terutama praktisi Falun Gong yang ditahan sebagai target pengambilan organ secara paksa. Menjadikan rumah sakit militer dan rumah sakit kepolisian PKT sebagai fasilitas utama dalam praktik transplantasi organ.