(Minghui.org) Hari Sabtu-Minggu tanggal 10-11 Februari 2018, sekitar enam puluhan praktisi Falun Dafa di Bali memperkenalkan latihan kultivasi Falun Dafa ke Nusa Lembongan. Nusa Lembongan adalah salah satu dari tiga pulau besar yang merupakan wilayah Kabupaten Klungkung. Perjalanan menggunakan kapal laut ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit dari pelabuhan rakyat di pantai Sanur Denpasar.

Pengenalan Falun Dafa dan klarifikasi fakta diadakan di Dream Beach yang ramai dikunjungi wisatawan mancanegara terutama wisatawan Tiongkok Daratan.

Kegiatan di pantai dimulai pukul 13.00-15.00 di tengah terik matahari. Kegiatan diisi pentas Genderang Pinggang, latihan bersama Falun Gong, serta memajang spanduk-spanduk yang menganjurkan agar menarik garis pemisah dari PKT dan organisasi pemudanya.

Genderang Pinggang

Lagu-lagu Dafa yang diiringi tabuhan genderang pinggang membuat suasana Dream Beach siang itu tambah semarak. Wisatawan yang mengunjungi pantai tidak melewatkan pertunjukan yang langka ini, banyak yang mengabadikan dengan kamera atau handphone.

Genderang pinggang dan wisatawan yang mengabadikan pertunjukan

Mundur dari PKT

Klarifikasi fakta dengan membagikan booklet, koran dan memajang spanduk serta memegang banner yang berisi tulisan “Sudahkah anda mundur dari PKT” “Falun Dafa baik” “Sejati-Baik-Sabar baik” dan masih banyak lagi. Ada sekitar 4 turis Tiongkok mundur dari PKT pada kegiatan ini.

Seorang praktisi bercerita, “Kalau yang saya lihat-- ada yang sudah paham Falun Dafa, ada yang belum. Tapi umumnya, mereka mau membaca materi-materi klarifikasi fakta kita. Baik itu spanduk maupun map klarifikasi yang dibawa praktisi. Bahkan ada yang mundur.”

Ia melanjutkan, “’Ada pemuda, dia menanyakan kenapa kamu melakukan hal ini?’ Saya menjawab bahwa kami melakukan ini karena peduli dengan mereka. Kami memberi tahu fakta kebenaran yang tidak mereka dapatkan di Tiongkok. ‘Apa kamu dibayar?’ Saya katakan tidak. Ini sudah ada di 114 negara, saya tunjukkan ke mereka rekayasa bakar diri di Lapangan Tiananmen. Mereka membacanya.”

Ada juga pemandu wisata lokal yang dilarang mengambil materi oleh turis Tiongkok, setelah praktisi mengklarifikasi fakta, dia baru mengerti alasan tamunya melarang mengambil materi.

Memberikan booklet dan membentang spanduk yang menyarankan mundur dari PKT