(Minghui.org) Sembilan partai dari Parlemen Denmark (Folketing) mengadakan sidang pada tanggal 5 April 2018 untuk membahas pengambilan organ paksa dari praktisi Falun Gong dan tahanan hati nurani lainnya oleh rezim Tiongkok. Anggota parlemen menentang praktik yang tidak etis ini dan setuju untuk mempertimbangkan masalah hak asasi manusia dalam perdagangan masa depan dan kerjasama ekonomi dengan Tiongkok.

Kembali ke bulan Februari, beberapa anggota parlemen dari Partai Rakyat Denmark bertanya pada Anders Samuelsen, Menteri Luar Negeri, tentang posisi pemerintah mengenai penindasan Falun Gong di Tiongkok, terutama pengambilan organ dari praktisi yang masih hidup di Tiongkok.

Sebelumnya Partai Rakyat Denmark telah bertanya pada Kabinet Denmark tentang masalah ini dan mendiskusikannya. Ini adalah sidang parlemen pertama yang menyoroti pelanggaran hak asasi manusia terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok.

Claus Kvist Hansen (kanan) dari Partai Rakyat berbicara pada sidang Parlemen Denmark tanggal 5 April 2018, membahas tentang pengambilan organ paksa di Tiongkok

Kejahatan Terhadap Kemanusiaan

Claus Kvist Hansen dari Partai Rakyat, partai terbesar kedua di parlemen, mengatakan bahwa diskusi hari ini berbeda dari topik biasa yang diperdebatkan di parlemen karena melibatkan tentang penahanan orang secara sembarangan oleh rezim dan kediktatoran, serta penyiksaan dan pembunuhan warga sipil. "Kenyataannya bahwa orang-orang menjadi sasaran pemenjaraan sistematis, pemeriksaan medis lalu diikuti dengan eksekusi, akhirnya dibedah dan organ-organnya dipilih untuk dijual kepada penawar tertinggi, ini sangat tidak dapat dimengerti sehingga saya benar-benar kehabisan kata-kata. Dan hal ini terjadi di Tiongkok.” Dia berkata bahwa kejahatan semacam itu terjadi pada praktisi di Tiongkok. Dia juga menemukan hal ini sangat parah sehingga tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Berdasarkan penelitian dan pengamatannya, dia tidak dapat menemukan sesuatu yang mencurigakan atau secara sosial merongrong pemerintah tentang latihan spiritual ini. “Kemarin saya mengunjungi beberapa perwakilan Falun Gong, dan saya berkata bahwa praktisi Falun Gong umumnya adalah orang yang lebih sehat karena mereka tidak merokok atau minum alkohol. Bayangkan jika benar orang-orang di Tiongkok dipilih sebagai sapi potong untuk digunakan dalam perdagangan organ berdasarkan kualitas tubuh mereka. Sekali lagi, saya kehabisan kata-kata!"

Hansen menekankan bahwa penting bagi negara-negara demokratis berani fokus pada kejahatan terhadap kemanusiaan. Inilah mengapa dia ingin kasus ini diperdebatkan di parlemen.

Kebebasan Berbicara adalah Salah Satu Nilai Inti

Michael Aastrup Jensen, juru bicara dari Partai Liberty (Venstre) urusan luar negeri, mengatakan bahwa komunis Tiongkok telah mempengaruhi urusan internal di Denmark. Sebagai contoh, Royal Theatre memutuskan untuk membatalkan pertunjukan Shen Yun hanya karena grup seni ini berafiliasi dengan Falun Gong.

Dia juga menambahkan, “Kami pikir jika itu dari sisi Venster, itu sangat, sangat memalukan. Dan kami juga berpikir ini sangat serius. Denmark, dalam demokrasi liberal, kebebasan berbicara adalah salah satu inti, nilai inti. Karena itu, kita juga harus mengatakan sesuatu tentang itu.”

"Kritik Harus Disampaikan pada Semua Kesempatan"

Nikolaj Villumsen dari Aliansi Merah-Hijau setuju. Dia berkata bahwa pemerintah Denmark juga telah mengatakan akan melakukan dialog penting secara tertutup. Tetapi lebih banyak upaya diperlukan untuk memastikan bahwa dialog tersebut menghasilkan kemajuan nyata.

Dia juga menambahkan, "Itu juga mengapa sangat penting untuk mengkritik penindasan yang sedang terjadi." Dia juga mengatakan bahwa tidak hanya praktisi Falun Gong yang ditekan dengan keras, kelompok lain juga menghadapi situasi serupa. Dia melanjutkan, "Ada juga masalah pengambilan organ. Denmark harus dengan jelas mendesak pemerintah Tiongkok untuk menghormati hak asasi manusia fundamental dan menghentikan penganiayaan. Kritik ini harus disampaikan pada setiap kesempatan dan di semua forum yang relevan.”

Masalah Hati Nurani

Kenneth Kristensen Berth dari Partai Rakyat Denmark mengungkapkan bahwa dia terganggu oleh situasi di Tiongkok. “Saya percaya sebenarnya hal ini merugikan banyak orang. ... situasi yang kita perdebatkan melibatkan pengambilan tahanan, merampas organ tubuhnya, menyebabkan mereka meninggal, dan kita berbicara tentang dialog yang setara. Saya pikir sangat sulit untuk berdialog setara dengan rezim yang berada di belakang semua ini.” Dia mengatakan ini adalah masalah hati nurani.

Dia juga menambahkan, "Saya mencintai Tiongkok, saya menyukai budaya Tiongkok, dan saya pikir ini adalah negara budaya yang luar biasa, sayangnya telah dihancurkan oleh rezim, dan saya tidak tahu apakah akan memanggilnya komunis, atau lebih tepatnya fasis merah."

Kita Harus Tegas dengan Masalah Ini”

Rasmus Nordqvist dari The Alternative mengatakan dia ingin bergabung dengan forum diskusi ini karena topiknya sangat penting, "Yaitu penganiayaan terhadap anggota Falun Gong, pengambilan organ paksa yang kita perdebatkan sayangnya masih berlangsung."

Dia juga berkata bahwa meskipun apa yang dikatakan pemerintah Tiongkok, "Kita harus tegas dengan masalah ini, dan harus menekankan kritik ini." Dia berterima kasih atas topik yang diangkat karena, "Ini [kejahatan] yang jelas tidak boleh terjadi.”

Menteri Luar Negeri: Penganiayaan Terus Berlanjut di Tiongkok

Anders Samuelsen, Menteri Luar Negeri, berbicara di persidangan

Anders Samuelsen, Menteri Luar Negeri, mengatakan penindasan terhadap Falun Gong masih berlanjut. “Menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia, penganiayaan terhadap individu praktisi Falun Gong terus berlanjut, diawasi, ditahan sewenang-wenang, ditangkap, disidangkan, serta menjadi korban pelecehan fisik dan mental. Latihan Falun Gong di Tiongkok telah diilegalkan sejak tahun 1999.”

Dia mengatakan bahwa pemerintah Denmark secara konstan mengikuti situasi hak asasi manusia di Tiongkok, dan situasinya sedang didiskusikan terus menerus dengan Tiongkok. Dia berkata, "Saya ingin menekankan bahwa pemerintah menemukan dengan jelas situasi praktisi Falun Gong yang ditangkap dan menjadi sasaran pelecehan agak mengkhawatirkan." Dia juga menambahkan, "Pemerintah bermaksud terus mengangkat pertanyaan hak asasi manusia dan berusaha memperbaiki situasi hak asasi manusia di Tiongkok."

Menghentikan Penganiayaan

Hansen mengumumkan proposal gabungan yang di adopsi dari Partai Rakyat Denmark, Aliansi Merah-Hijau, dan Alternatif. Dia berkata parlemen menyatakan keprihatinannya terhadap peningkatan penindasan hak asasi manusia di Tiongkok. "Parlemen meminta Tiongkok untuk menghormati hak asasi manusia yang fundamental dan menghentikan penganiayaan aktivis demokrasi, serikat buruh, dan minoritas nasional serta agama, termasuk Falun Gong, Tibet, Kristen, dan Uighur."

Hansen melanjutkan, “Pada saat yang sama, parlemen memperhatikan kritik yang diajukan Tiongkok untuk hak asasi manusia. Mengenai pengambilan organ dengan kekerasan, kami menyerukan kepada Tiongkok untuk segera menghentikan penggunaan tubuh dari orang-orang yang belum terdaftar secara sukarela sebagai donor organ. Parlemen meminta semua kerja sama antara lembaga-lembaga kesehatan Tiongkok dan Denmark ditunda sampai Tiongkok menerapkan praktik transplantasi organ yang transparan dan kredibel.”