(Minghui.org) Praktisi Falun Gong di Singapura mengadakan kegiatan di Hong Lim Park untuk memperingati 19 tahun aksi damai 25 April di Beijing pada tanggal 17 April 2018. Mereka juga memberikan dukungan kepada 300 juta orang Tiongkok yang telah mundur dari keanggotaan mereka di Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan organisasi afiliasinya.

Praktisi melakukan latihan Falun Gong bersama, mengumpulkan tanda tangan untuk memprotes PKT yang mengambil organ praktisi Falun Gong yang masih hidup, dan mengadakan pameran seni untuk meningkatkan kesadaran atas penganiayaan Falun Gong oleh PKT.

Praktisi Falun Gong di Singapura mengadakan kegiatan di Hong Lim Park untuk memperingati 19 tahun aksi damai 25 April di Beijing

Melakukan latihan Falun Gong

Para pejalan kaki berhenti untuk mengetahui tentang Falun Gong

Para pejalan kaki menandatangani petisi untuk memprotes penganiayaan

Dr. Huang Weiqiang dari Himpunan Falun Dafa Singapura berkata dalam pernyataannya bahwa pada tanggal 25 April sembilan belas tahun yang lalu, sepuluh ribu praktisi Falun Gong pergi ke Beijing dan mengadakan aksi damai. Dia menambahkan bahwa PKT telah melakukan kejahatan yang tidak bisa diampuni sejak berkuasa di Tiongkok dan akan muncul Tiongkok baru tanpa PKT.

“Semua Orang yang Mengetahui Kebenaran Akan Bersuara di Masa yang Tidak Lama Lagi”

Diantara para pejalan kaki terdapat warga setempat, siswa, dan pekerja dari negara lain, juga para turis. Setelah mengetahui tentang pengambilan organ praktisi Falun Gong oleh PKT, banyak dari mereka menandatangani petisi yang menyerukan agar kejahatan ini diakhiri.

Para pejalan kaki mendukung upaya praktisi untuk menghentikan penganiayaan. Ada yang berkata mereka telah bertemu praktisi Falun Gong di negara mereka.

Kafnarina dari Singapura sedang bersepeda di taman. Dia bertanya pada seorang praktisi, “Apa yang sedang terjadi? Mengapa PKT menganiaya Falun Gong? Apakah masih berlangsung?”

Kafnarina menyatakan harapannya agar semakin banyak orang akan mengetahui masalah ini dan meminta sebuah alamat Facebook. Praktisi memberinya lebih banyak informasi dan memintanya untuk menonton film dokumenter di internet. Dia menandatangani petisi sebagai dukungan kepada Falun Gong.

Bryan dari Malaysia mengatakan tidak pernah mendengar tentang Falun Gong atau penganiayaan. Setelah seorang praktisi memberitahu dia tentang pengambilan organ secara hidup-hidup, Bryan menandatangani petisi tanpa ragu.

Seorang pengunjung dari Dortmund, Jerman, mengatakan pernah bertemu praktisi Falun Gong di Jerman sebelumnya. Dia berkata, “Praktisi di Dortmund memperagakan latihan Falun Gong dan membagikan materi informasi di beberapa universitas. Upaya tanpa henti mereka untuk meningkatkan kesadaran memberikan dampak yang bagus.

“Lima tahun lalu, beberapa orang mengetahui tentang Falun Gong. Perlahan-lahan semakin banyak orang mengetahui latihan ini dan penganiayaan di Tiongkok.” Dia mengagumi praktisi.

Dia terkejut dengan penganiayaan yang dilancarkan pemerintah dan mencatat ini tidak hanya mempengaruhi satu generasi tetapi dua atau tiga generasi.

Dia berkata, “Untuk mencegah hal seperti ini terjadi lagi, penganiayaan ini harus dihentikan. Selama kalian terus berupaya, semua orang yang mengetahui kebenaran akan bersuara di masa yang tidak lama lagi.”

Aksi Damai 25 April

Pada tanggal 25 April 1999, sekitar 10.000 praktisi Falun Gong pergi ke Kantor Pengaduan Nasional yang terletak di samping kompleks rezim komunis di Beijing untuk meminta pembebasan 45 praktisi Falun Gong yang ditangkap secara tidak adil di Tianjin, sebuah kota di bagian timur Beijing. Praktisi berkumpul dengan damai dan bubar pada hari yang sama. Laporan media internasional menyebut peristiwa itu sebagai “terbesar, permohonan yang paling damai dan berhasil.”

Menghadapi ancaman tidak adil ini, praktisi Falun Gong mengadakan aksi damai. Lebih dari 19 tahun, praktisi Falun Gong terus menerus meningkatkan kesadaran terhadap penganiayaan dan terus mendesak rezim komunis untuk mengakhiri kekejaman ini.