(Minghui.org) Li Zhixiu dari Kota Changchun mulai berlatih Falun Dafa (juga disebut Falun Gong) pada tahun 1998. Dia mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar dan mendapat manfaat baik secara fisik maupun spiritual dari latihan. Mimpi buruknya dimulai ketika Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan rezim Jiang Zemin memulai penganiayaan brutal terhadap Falun Dafa pada bulan Juli 1999.

Li ditangkap dan ditahan selama 15 hari pada penangkapan pertamanya di Lapangan Tiananmen pada bulan Februari 2000 karena pergi ke Beijing untuk membela Falun Dafa. Dia dipaksa menjadi tunawisma pada bulan Desember 2000 dan ditangkap lagi oleh petugas Kantor Polisi Liantang Shenzhen di Kota Shenzhen pada bulan Juli 2001. Selama sepuluh tahun berikutnya dia mengalami penganiayaan yang tidak manusiawi di penjara.

Ini adalah catatan pribadi Li Zhixiu.

Disiksa di Pusat Penahanan Shenzhen

Penjahat masuk ke rumah saya pada siang hari tanggal 12 Juli 2001. Tanpa menunjukkan identitas, mereka menutup kepala saya dengan kain dan memasukkan saya ke sebuah mobil van. Saya tidak punya waktu untuk memakai sepatu apa pun.

Delapan praktisi Falun Gong lainnya ditangkap pada hari yang sama dan berada di mobil van yang sama dengan saya. Saya tidak tahu ke mana kami dibawa sampai saya melepaskan kain di kepala saya -- sebuah tulisan di gedung itu berbunyi, “Biro Polisi Liantang Shenzhen.” Seorang polisi mendorong saya ke lantai dan memborgol saya ke gagang pintu, lalu mengabaikan saya sampai sekitar pukul 02:00 dini hari ketika mereka membawa saya ke pusat penahanan lokal. Mereka memerintahkan saya untuk tidur di antara pengguna narkoba dengan tato di seluruh badan dan seorang pencuri tuna rungu. Para wanita menggertak saya dan mengambil tempat saya, jadi saya tidak punya tempat untuk tidur dan duduk di sana sepanjang malam.

Saya menolak menyebutkan nama saya dan melakukan mogok makan untuk memrotes penganiayaan. Seorang petugas membawa saya ke ruang interogasi dengan air yang menetes dari langit-langit dan menggenang ke tanah sampai ke mata kaki. Saya dipaksa duduk di bangku semen. Air menetes di kepala saya dan turun ke kaki selama hampir enam jam tanpa henti.

Ini terjadi beberapa kali. Setiap kali mereka mencoba membuat saya mengatakan nama dan alamat rumah, mereka berjanji bahwa saya bisa pulang jika menyampaikan. Karena saya terus menolak untuk bekerja sama, mereka berhenti menginterogasi saya.

Pada hari saya melakukan mogok makan selama seminggu, seorang petugas polisi memanggil saya ke kantor dan membawa enam tahanan pria yang diperintahkan untuk memegang saya.

Mereka mendapat tanduk sapi dan memotong ujung runcingnya untuk membuat corong, lalu menggunakannya untuk memaksa saya makan. Ujung yang compang-camping merusak mulut saya. Saya menolak menelan cairan itu. Mereka mencari palu untuk memaksa corong masuk ke tenggorokan saya. Mereka tidak membawa saya kembali ke sel sampai hampir mati lemas dan tidak bisa bernapas. Bagian dalam pipi saya luka dan bengkak selama beberapa hari.

Saya melakukan mogok makan sampai saya dibebaskan dari Pusat Penahanan Shenzhen, saya ditahan selama 20 hari. Petugas Biro Kepolisian Changchun kemudian menjemput saya dan membawa saya ke Pusat Penahanan Tiebei Changchun. Lebih dari satu bulan kemudian, saya dipindahkan ke Pusat Penahanan No. 3 Changchun.

Penderitaan Selama Dua Tahun di Pusat Penahanan No. 3 Changchun

Di Pusat Penahanan No 3 Changchun, Li Xintao dan Wang, dua petugas dari biro polisi kota, menginterogasi saya. Ketika saya menolak untuk menjawab pertanyaan mereka, mereka melemparkan clipboard dan pena ke wajah saya dan pergi. Mereka mengancam saya dan mengatakan bahwa saya akan di penjara selamanya.

Itu adalah pusat penahanan yang baru dibangun dan kondisinya sangat keras. Makanan dan sup setiap kali makan dipenuhi dengan pasir dan dedaunan, kadang dengan sisik ikan. Kami mendapat sisa dari apa yang tersisa setelah makanan dicuci dan dimasak untuk para penjaga.

Tidak ada roti jagung yang cukup. Jika saya memancarkan pikiran lurus pada waktu makan, saya tidak punya makanan ketika saya tiba di sana -- tahanan yang menderita hipertiroidisme akan memakannya.

Papan-papan yang kami tiduri tidak cukup besar untuk menampung semua narapidana. Setiap orang harus tidur dengan kepala mereka di kaki orang lain. Saya menderita kudis pada saat itu, jadi saya tidak ingin menyebarkannya dan tidak bisa tertidur. Saat itu bulan September dan sangat dingin di malam hari. Saya mengenakan kemeja lengan pendek dan celana tipis dan berjalan bolak-balik di dalam sel untuk menghangatkan diri.

Saya ingin melakukan latihan, tetapi narapidana yang sedang bertugas menarik tangan saya dan menghentikan saya. Ketika saya lelah berjalan, saya duduk dan menyilangkan kaki saya sampai fajar. Di siang hari, saya dipaksa duduk di papan. Kulit di pantat saya tipis karena duduk di atas papan.

Karena makanan dan tidur yang tidak cukup, dan sakit kudis, saya menjadi sangat kurus dan kacau dalam waktu kurang dari sebulan. Ketika petugas dari kantor polisi kota datang menginterogasi saya lagi, mereka tidak dapat mengenali saya.

Saya melakukan mogok makan untuk memprotes karena tidak dapat melakukan latihan. Akhirnya, mereka membiarkan saya tidur di lantai dan melakukan latihan di malam hari. Saya mengumpulkan pakaian dari praktisi lain dan menggunakannya sebagai selimut. Saya tidur di dekat pintu. Saat itu akhir musim gugur dan sangat berangin, dan beberapa narapidana khawatir bahwa saya mungkin jatuh sakit karena angin, dan mereka mendesak saya untuk tidak tidur di lantai. Saya memberi tahu mereka bahwa saya akan baik-baik saja karena saya adalah seorang praktisi Falun Gong.

Saya telah menemukan cara untuk melakukan latihan, tetapi iblis tidak mau melihat hari-hari damai saya berlanjut. Mereka mencoba segalanya untuk menganiaya saya. Suatu hari, mereka mungkin mengumumkan bahwa siapa pun yang melakukan latihan harus duduk di papan untuk waktu yang lama. Pada hari lain, mereka mungkin mengumumkan pencarian artikel-artikel Falun Dafa. Pada hari lain juga, mereka mungkin akan membelenggu praktisi Falun Gong.

Mereka mengadopsi kebijakan implikasi dan menghasut semua tahanan lain untuk membenci praktisi dan mengutuk kami. Kami berada di bawah tekanan luar biasa dan menghadapi penghinaan setiap hari. Dalam menghadapi penyiksaan tidak manusiawi seperti itu, metode yang paling sering digunakan untuk menolak adalah melakukan mogok makan.

Pusat penahanan dipenuhi dengan penghinaan dan rasa sakit yang tak ada habisnya -- itu adalah neraka di bumi.

Suatu Sabtu, saya dipanggil untuk diinterogasi. Narapidana lainnya ketakutan dan mengatakan kepada saya bahwa siapa pun yang diinterogasi pada akhir pekan akan diinterogasi oleh pejabat luar atau dipukuli. Mereka menyuruh saya memakai lebih banyak pakaian. Saya keluar hanya dengan pakaian musim panas. Para informan kemudian memberi tahu saya bahwa dua pejabat yang menginterogasi saya dipanggil Zhang Zhengzhen dan Gao Peng. Pada kehadiran pertama saya, mereka bertanya, "Kami telah mendengar bahwa anda menolak untuk menandatangani surat perintah penangkapan."

Kemudian, salah seorang dari mereka menampar wajah saya berkali-kali sampai dia lelah. Saya tidak tahu berapa kali dia menampar saya, hanya saja wajah saya terasa kaku dan mati rasa. Petugas lainnya melompat dan menendang saya di bagian perut. Saya terhuyung beberapa meter dan jatuh. Perut bagian bawah saya sangat sakit.

Peragaan penyiksaan: Memukul dan menendang

Mereka memanggil penjaga untuk membawa saya kembali ke sel. Penjaga penjara memperhatikan bahwa wajah saya berantakan dan tidak bisa berdiri karena rasa sakit. Penjaga mendokumentasikannya tanpa sepengetahuan petugas yang datang untuk menginterogasi saya yang bertanggung jawab atas kondisi saya.

Saya melakukan mogok makan dan meminta dibebaskan karena saya tidak bersalah. Ketika penjaga sedang tidak bertugas, tiga dari mereka -- Lao Chen, Su (wanita), dan Han (pria) -- memanggil saya ke luar dan kemudian membawa saya ke Rumah Sakit Shuanyangsheling untuk mencekok paksa makan.

Ketika saya menolak untuk meninggalkan mobil ketika kami sampai di rumah sakit, Lao memukul kepala saya. Saya berteriak, “Falun Dafa baik! Fa meluruskan alam semesta! Kejahatan musnah!"

Mereka menyeret saya keluar dari mobil dan membawa saya ke tempat tidur. Han memutar tempat tidur itu sekali dan sekali lagi sambil berkata, "Biarkan saya mengubah alam semestamu." Dia melakukan itu sampai saya merasa pusing dan pingsan.

Kemudian, mereka memasukkan selang ke lubang hidung saya dan mencekok paksa dengan cairan jagung dan garam. Mereka menarik selang berkali-kali, dan bubuk jagung jatuh ke seluruh hidung, mulut, wajah, leher, dan tubuh saya. Saya mengompol, linglung, dan tampak berantakan. Ketika saya dibawa kembali ke pusat penahanan, seorang narapidana di koridor menatap saya dengan terkejut dan bertanya: "Bagaimana kamu bisa menjadi berantakan seperti ini?"

Di pusat penahanan saya menolak memakai seragam rompi kuning. Suatu hari, penjaga mengatakan bahwa petugas datang untuk pemeriksaan dan meminta saya untuk mengenakan rompi. Saya menolak. Praktisi lain juga menolak memakai rompi.

Setelah inspektur pergi, penjaga Chen Xue, Lao Chen, dan Su menarik kami keluar dari sel dan membelenggu kami. Ketika mereka menarik saya di sepanjang koridor, saya berteriak saat melewati setiap sel, "Semua praktisi Falun Gong, mari bangkit untuk melawan penganiayaan!"

Su mencoba menghentikan saya dan menendang saya.

Peragaan penyiksaan: Diborgol dan dibelenggu

Beberapa dari kami dibelenggu dengan rantai berat dan diborgol. Mereka mengikat borgol dan belenggu, jadi kami tidak bisa duduk tegak atau berbaring.

Pergelangan tangan dan pergelangan kaki saya terluka. Penyiksaan seperti ini disebut Belenggu Besar. Setelah disiksa seperti ini, korban tidak dapat menggunakan kamar kecil dan dipaksa makan jika melakukan mogok makan atau diganggu jika dia makan dan menggunakan kamar kecil.

Penyiksaan belenggu berlangsung seminggu. Saya disiksa dengan cara ini selama dua tahun.

Disiksa di Penjara Wanita Provinsi Jilin

Saya dijatuhi hukuman 12 tahun penjara pada tahun 2003 dan dibawa ke Penjara Wanita Provinsi Jilin.

Pemberhentian pertama saya adalah Grup Pendatang Baru. Dua petugas, Zhou Yuan dan Han, memerintahkan dua tahanan yang dihukum berat bernama Zhang Liyan dan Jiang Guizhi untuk mengawasi praktisi Falun Gong. Karena kami menolak untuk melafalkan aturan penjara, kami tidak dapat beristirahat.

Ketika yang lain pergi tidur, tahanan Zhang dan Jiang memerintahkan kami untuk duduk di bangku kecil. Karena kami menolak memakai kartu nama tahanan, mereka tidak akan membiarkan kami bertemu keluarga kami atau pergi ke ruang makan untuk makan. Kami melakukan mogok makan untuk melawan penganiayaan.

Dicekok Paksa Makan

Suatu hari, mereka mengikat kami ke tempat tidur di sepanjang koridor dan mulai mencekok paksa makan. Mereka menarik kembali selang dan memaksa saya makan dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Koridor dipenuhi dengan suara kutukan jahat dan tangisan praktisi Falun Gong.

Adegan itu menghancurkan hati saya. Saya melarikan diri dari cekok makan paksa dan pergi ke kamar kecil. Mereka berusaha untuk membawa saya kembali, tetapi mereka menghentikan saya ketika saya berteriak, “Jika ada yang mendekat, saya akan mati di sini!” Hal serupa sering terjadi.

Peragaan penyiksaan: Dicekok paksa makan

Saya dipindahkan ke Bagian 13, bagian khusus di mana tahanan telah dijatuhi hukuman lebih dari satu kali. Para tahanan ini sering melakukan kerja paksa sampai larut malam. Saya menolak untuk memakai kartu nama narapidana, menolak melakukan kerja paksa, dan memberi tahu praktisi Falun Gong lainnya bahwa kita tidak boleh melakukan pekerjaan seperti itu. Suatu hari, kepala seksi He Zhenguo memanggil saya ke kantornya. Dia memukul meja dan berteriak, "Apa yang kamu inginkan?"

Saya dengan tenang berkata, “Saya tidak menginginkan apa pun. Saya hanya ingin pulang dengan damai dan sehat.”

Sikapnya berubah dan dia bertanya, "Apakah kamu benar-benar berpikir begitu?"

Saya menjawab, "Ya."

Dia berhenti meneriaki saya dan memanggil Zhu Bailing, narapidana yang diperintahkan untuk mengawasi saya dan memintanya untuk membeli dua cangkir mi instan untuk saya.

Itu dekat dengan festival Pertengahan Musim Gugur. Dia membeli dua kue bulan dan membawanya pada saya. Setelah itu, dia membiarkan saya kembali ke sel setelah saya selesai makan malam pada pukul 16.30 sore. Saya tidak lagi harus bersama narapidana lain di bengkel penjara sampai larut malam.

Sebulan kemudian, saya dipindahkan ke bagian khusus lain, di mana para napi yang sudah tua, lemah, sakit, dan cacat ditahan. Tahanan di bagian itu hanya tinggal di sana dan harus melakukan pekerjaan apa pun.

Para informan kemudian memberi tahu saya bahwa He Zhenguo, kepala Bagian 13, menawarkan bantuan kepada praktisi Falun Gong lainnya selama ini -- ketika sebagian besar penjaga menganiaya praktisi dengan kejam.

Lima Kuda Memisahkan Tubuh

Hari-hari gelap saya di bagian ini dimulai pada tanggal 27 April 2005. Tanpa pemberitahuan atau peringatan, Li Jian, kepala Seksi Politik Penjara, mengorganisir Fu Shuping dan yang lainnya untuk menyerbu sel saya. Mereka menyegel mulut saya dengan selotif dan tidak mengatakan apa-apa sebelum menyeret saya menjauh dari lantai pertama ke ruangan gelap di lantai tiga yang digunakan untuk menyiksa praktisi Falun Gong sampai meninggalkan keyakinan mereka.

Jantung saya berdebar kencang dan tangan serta kaki saya kaku. Mereka memanggil dokter untuk menghubungkan saya dengan tangki oksigen. Ruangan gelap itu lembap dan dingin. Fu Shuping membawa beberapa mantan praktisi yang telah melepaskan keyakinan mereka dan berusaha untuk "mengubah" saya. Saya menolak untuk mendengarkan mereka, saya juga tidak membuka mata, tetapi Fu menggunakan jari-jarinya untuk mencoba membukanya.

Pada hari ketiga, ketika saya masih menolak untuk mendengarkan mereka dan terus menutup mata, Fu, beberapa mantan praktisi, dan penipu Yan Lulu dan Sun Yongjing berusaha untuk "mengubah" saya dengan paksa. Yan dan Sun menahan saya di tempat tidur, duduk di atas tubuh saya, dan mengikat tangan dan kaki saya ke tempat tidur. Saya menolak untuk mendengarkan mereka yang memfitnah Guru Li dan Falun Dafa, jadi mereka menggunakan bentuk penyiksaan yang kejam -- apa yang disebut "lima kuda memisahkan tubuh."

Ada dua tempat tidur di sepanjang dinding dari jendela ke pintu. Saya berbaring di tempat tidur di samping jendela. Mereka mengikat tangan saya erat-erat ke pipa pemanas di atas dan kaki saya ke bingkai tempat tidur lain di samping pintu. Tempat tidur itu panjangnya dua meter, tetapi saya hanya setinggi 160 cm, sehingga tangan, tubuh, dan kaki saya direntangkan sampai batasnya.

Ketika saya masih tidak menyerah, mereka memanggil empat orang lain untuk menarik tempat tidur lainnya dari dinding. Kedua tempat tidur itu awalnya berdampingan di sepanjang dinding, tetapi sekarang tempat tidurnya berjarak 20-30 cm.

Tangan saya diikat erat ke pipa pemanas. Setelah mereka meregangkan tangan, tubuh, dan kaki saya dengan cara ini, tubuh saya digantung di udara. Mereka menaruh baskom di bawah pantat saya ketika saya harus membebaskan diri. Mereka bilang bahwa saya tidak akan mati, lalu mereka menutup pintu dan pergi.

Saya mengalami periode menstruasi pada saat itu, dan siksaan membuat saya mengeluarkan darah tanpa henti dan saya pingsan. Seorang mantan praktisi sedikit khawatir dan melepaskan ikatannya. Dia mengatakan akan membawa saya ke kamar kecil supaya bisa bergerak. Tapi saya sangat lemah sehingga saya tidak bisa berjalan sendiri. Dia memeluk dan membawa saya ke kamar kecil. Segera setelah saya berjongkok, darah mengalir keluar seperti urin. Dia takut dan membantu saya kembali ke tempat tidur, tetapi dia mengikat kaki saya lagi ke tempat tidur dan mengikat tangan saya dengan longgar di malam hari.

Saya terus berdarah dan pingsan. Merebut kesempatan, mereka mengeluarkan kertas lima pernyataan yang sudah disiapkan dan mengatakan kepada saya untuk menekan sidik jari di atasnya. Kemudian, mereka memindahkan saya dari kamar gelap ke lantai dua.

Saya telah disiksa dengan sangat serius selama 13 hari di ruangan gelap itu sehingga saya tidak dapat berjalan dari lantai tiga ke lantai dua. Tidak ada yang membantu saya. Mereka menyuruh saya berjalan sendiri. Saya terlalu lemah untuk membuka mata, jadi saya menutupnya, memegang dinding sepanjang jalan, dan bergerak selangkah demi selangkah ke lantai dua.

Fu dan penjaga Li Haiyan terus mengawasi saya. Ketika mereka melihat saya berdarah tanpa henti, mereka takut tetapi tidak berani membawa saya ke rumah sakit karena takut saya akan mengatakan bagaimana mereka menyiksa saya. Mereka membawakan saya gula merah, kurma Tiongkok, dan ginseng, dan membuatnya menjadi sup, yang mereka katakan akan menambah nutrisi pada makanan, dan memaksa saya untuk meminumnya. Hidung saya berdarah setelah meminumnya. Saya harus tetap di tempat tidur karena sangat lemah sehingga merasa mengantuk. Saya mengalami kesulitan berjalan dan harus bersandar di dinding untuk mendapat topangan.

Ketika mereka melihat saya pulih setelah beberapa waktu, mereka menugaskan tahanan Ju Shufen untuk mengawasi saya ketika dia memutarkan DVD yang memfitnah Falun Gong untuk mencoba mencuci otak saya. Jika saya menolak untuk mendengarkan, mereka melaporkan dan menekan saya.

Karena pendarahan yang keras, saya menderita anemia dan menderita kekurangan darah yang serius di jantung. Mereka bahkan tidak bisa mengumpulkan cukup banyak darah dari telinga atau jari saya untuk diuji. Kondisi saya sangat kritis. Dari waktu ke waktu, mereka membawa saya ke rumah sakit. Suatu kali, elektrokardiogram saya sangat tidak normal sehingga mereka memberi saya berbotol-botol cairan IV. Saya muntah sepanjang malam.

Dikurung di Bagian Pendidikan Kejahatan

Saya berada di ambang kematian tetapi masih tidak lolos dari tangan iblis. Pada bulan Januari 2007, mereka membawa saya ke bagian penjara yang paling kejam -- Bagian Pendidikan. Penjaga menghasut para penjahat dan mantan praktisi untuk menganiaya praktisi Falun Gong dengan menjanjikan penahanan mereka akan dikurangi.

Saya tidak tahan lagi dengan siksaan fisik, jadi mereka memutuskan untuk menganiaya saya secara rohani dengan mengisolasi saya. Siapa pun yang berbicara dengan saya atau bahkan memandang saya akan dituduh tidak “berubah” dan akan mengalami satu lagi penganiayaan. Akibatnya, hampir semua orang menjauh dari saya, dan beberapa bahkan membenci saya.

Penjaga Cao Hong dan beberapa mantan praktisi yang telah “diubah” terus menganiaya saya. Mereka menggunakan alasan memberi saya tempat untuk memulihkan kesehatan saya dan membuat saya terisolasi. Mereka memasang tirai putih untuk menutup jendela, tidak membiarkan saya meninggalkan ruangan, dan memerintahkan penipu Zhong Ximei untuk terus mengawasi saya.

Saya tidak punya kebebasan. Saya diawasi di kamar kecil dan ketika makan. Seorang mantan praktisi berkata kepada semua orang, “Tidak seorang pun boleh berhubungan dengannya. Anggap saja dia anjing kurap!”

Mereka menyerang saya. Saya menderita tekanan dan hinaan rohani yang intens setiap hari. Mantan praktisi mengabaikan kesehatan saya yang memburuk dan memerintahkan saya untuk mengambil air leding untuk mereka di malam hari. (Air hanya tersedia di malam hari di lantai empat. Air leding hanya tersedia setelah tengah malam.)

Saya diperintahkan untuk mengambil tabung besar air terlebih dahulu, lalu membawa air lagi ke koridor. Ini membuat saya lelah dan mulai berdarah lagi. Darah membasahi celana katun saya. Saya tidak berani berbaring di tempat tidur karena takut membuat seprai kotor karena saya tidak punya kekuatan untuk mencucinya. Saya duduk di samping tempat tidur sampai pagi.

Mereka membawa saya ke rumah sakit dan terus mengawasi saya. Dokter mengatakan bahwa saya menderita anemia berat dan harus makan makanan bergizi. Bagian pendidikan memerintahkan penipu Ma Yan untuk mengawasi saya. Ma Yan menggunakan uang saya untuk memesan daging lemak, tetapi ketika saya tidak bisa memakannya, dia membuangnya. Saya tidak punya kebebasan untuk memesan makanan sendiri. Ma memaki saya setiap hari.

Saya tidak bisa mentolerir penyiksaan tidak manusiawi seperti itu lagi, jadi saya meminta untuk bertemu dengan kepala penjara, Wang Lijun. Saya melakukan percakapan panjang dengannya dua kali dan mengajukan keluhan tentang penderitaan saya selama beberapa tahun terakhir baik secara fisik maupun spiritual. Saya menolak meninggalkan kantornya sampai dia berjanji untuk menyelesaikan masalah saya. Akhirnya dia setuju.

Ketika saya kembali dari rumah sakit, saya tidak ditugaskan kerja paksa, juga penjaga tidak memfitnah Falun Dafa di hadapan saya. Mereka memberi saya dua botol air panas setiap hari. Kepala penjara mengkritik Ni Xiaohong, penjaga yang khusus menganiaya praktisi Falun Gong di bagian pendidikan. Penjaga Ni berjanji pada saya bahwa hal-hal seperti itu tidak akan terjadi pada saya lagi.

Meskipun saya diperlakukan lebih baik, praktisi lain masih disiksa, jadi kondisinya masih mengerikan.

Suatu kali, kepala seksi Zhang Shuling memanggil saya ke kantornya dan berbicara panjang lebar dengan saya. Ketika saya berdiri di sana, darah menstruasi saya menetes ke bawah kaki saya dan membasahi celana katun saya. Saya tidak bisa berjalan sendiri. Dia mengatakan kepada mantan praktisi untuk membantu saya kembali ke sel. Kepala bagian setuju untuk mengurangi hukuman penjara saya.

Sepuluh tahun enam bulan penganiayaan saya berakhir pada tanggal 1 Februari 2012. Saya dibebaskan dan kembali ke rumah.

Keluarga Saya Hancur dan Ibu Saya Meninggal

Sebelum saya ditangkap, dari 1994 hingga 2001, saya tinggal di Nanning, Provinsi Guangxi. Saya dipaksa menjadi tunawisma pada tahun 2000. Keluarga saya tidak tahu tentang penangkapan pertama saya pada tahun 2001. Ketika saya tunawisma, saya menggunakan ID suami saya untuk menyewa sebuah apartemen. Ketika saya ditangkap lagi, polisi menggeledah dan menyita banyak materi dan peralatan Dafa yang digunakan untuk membuat materi Dafa di tempat tinggal saya.

Mereka menemukan suami saya sesuai dengan alamat di kartu identitasnya dan menangkapnya. Mereka berusaha memaksanya untuk memfitnah Dafa. Suami saya mengatakan bahwa ini adalah masalah kepercayaan pribadi. Seorang petugas mengatakan bahwa materi yang mereka temukan dapat digunakan sebagai bukti untuk menghukum suami saya tujuh tahun penjara.

Selama waktu itu ketika penganiayaan Falun Gong paling kejam, hampir tidak ada orang yang berani dikait-kaitkan dengan Falun Gong. Tidak seorang pun di tempat kerja suami ingin memberinya jaminan. Akhirnya, melalui intervensi seorang teman, pengawas suami saya membawanya kembali.

Polisi menggeledah rumah saya beberapa kali. Suami saya hidup dalam ketakutan. Dia memiliki penyakit hati yang parah dan dirawat di tempat kerja. Itu terlalu berat baginya. Dia akhirnya menceraikan saya dan mengumumkannya di surat kabar.

Kesehatan dan reputasinya hancur. Dia berhenti dari pekerjaannya sebagai pejabat pemerintah. Penganiayaan menghancurkan satu lagi keluarga bahagia dan menghancurkan karier pria lain.

Pada tanggal 27 April 2007, ketika saya diisolasi dan dipaksa untuk melepaskan keyakinan saya, ibu saya mencoba mengunjungi saya tetapi tidak diizinkan. Petugas penjara memberi tahu ibu bahwa saya tidak diizinkan melakukan kunjungan keluarga sampai saya melepaskan keyakinan.

Ayah saya juga seorang praktisi Falun Dafa. Polisi sering datang untuk menangkapnya di tengah malam. Ibu saya hidup dalam ketakutan sepanjang waktu. Dia gelisah dan terus-menerus mengkhawatirkan saya. Suatu hari, dia pingsan di kamar mandi. Terbaring di tempat tidur, ibu saya meninggal dua tahun kemudian.

Penganiayaan yang dilakukan oleh rezim komunis Jiang Zemin bukan hanya membuat saya menderita lebih dari sepuluh tahun penganiayaan kejam dan hampir meninggal, tetapi juga membuat saya kehilangan keluarga dan ibu yang tercinta. Sayangnya, cerita saya hanyalah setetes air di tengah lautan.