(Minghui.org) Saya pernah menderita migrain yang parah serta penyakit lainnya. Dokter tidak bisa menemukan obatnya, namun Falun Dafa mengembalikan kesehatan saya.

Penyakit Kronis

Saya mulai menderita migrain parah pada umur 16 tahun. Setiap kali sebelum mengalami migrain, saya akan menjadi buta, kemudian diikuti sakit kepala yang menyiksa ketika penglihatan kembali normal. Saya akhirnya keluar dari sekolah menengah dan bergabung dengan tentara.

Pekerjaan berat di ketentaraan mempengaruhi kesehatan saya, dan saya menderita penyakit lainnya, seperti sakit dada dan pinggang, juga gangguan telinga bagian dalam. Saya tidak berani berkonsultasi ke dokter atau memberitahu atasan saya tentang masalah kesehatan saya karena takut kehilangan semua kesempatan promosi.

Kepala saya mulai sakit lagi pada bulan Mei 1997, dan saya pergi tidur lebih awal. Begitu lampu dimatikan, saya melihat satu makhluk berpakaian hitam di samping saya. Kepalanya menyentuh langit-langit dan matanya sebesar telur ayam. Mulutnya tidak bergerak, tapi saya bisa mendengar dia berkata, “Mari kita pergi, mari kita pergi.” Saya teringat kisah kuno tentang makhluk seperti itu yang datang untuk mengambil nyawa seseorang. Saya tidak ingin pergi bersamanya, jadi dia menghilang.

Saya menjadi basah kuyup oleh keringat karena takut. Beberapa detik kemudian, saya meminta istri menyalakan lampu. Dia menanyai saya apa yang terjadi, namun saya tidak ingin menakutinya dan memutuskan tidak memberitahu dia atas apa yang telah saya lihat.

Tidak mampu menahan rasa sakit lagi, saya memberitahu komisaris politik tentang penyakit saya. Dia segera mengantar saya ke bagian neurologi di rumah sakit miltier, dan saya didiagnosis menderita gangguan sakit kepala primer. Saya diberitahu tidak ada obat dan saya harus bergantung pada obat penghilang rasa sakit selama sisa hidup saya.

Diperkenalkan Falun Dafa

Komandan batalyon Wang berada di bangsal rumah sakit yang sama, memberitahu saya untuk mempelajari latihan Falun Dafa bersamanya. Dia memberikan buku ilustrasi latihan kepada saya, juga sebuah buku berisi kisah-kisah kesaksian praktisi Falun Dafa.

Satu kisah menarik perhatian saya. Kisah itu tentang seorang pemuda mengambil lencana di rumah temannya tanpa memberitahu siapa pun. Dia memasang lencana itu di bajunya setelah pergi.

Dia pergi ke kuil bersama temannya beberapa hari kemudian, namun biksu yang menjaga gerbang tidak memperbolehkan dia masuk. Biksu itu berlutut di depannya dan berkata, “Anak muda, kuil ini terlalu kecil untuk memuat seluruh tubuh Anda.” Merasa jengkel, dia mengembalikan kepada temannya, yang memberitahu dia bahwa lencana yang diambilnya itu bukanlah lencana biasa, tetapi lencana Falun. Setelah mengetahui lebih lanjut tentang Falun Dafa, anak muda ini ikut berlatih kultivasi dan mengubah sikapnya.

Kisah ini membuat saya bertanya-tanya, “Jika Falun Dafa bisa membantu orang jahat berubah menjadi orang baik, saya bisa berubah dari orang baik menjadi orang yang bahkan lebih baik.” Saya ingin berkultivasi Falun Dafa. Saya mulai mempelajari latihan gerakan dengan mengikuti ilustrasi di buku tersebut.

Kepala saya sakit parah lagi pada malam itu, jadi perawat menyuntik obat pereda sakit tapi tidak membantu. Saya memintanya agar memberikan lebih banyak obat pereda sakit, tapi dia tidak mau. Saya membuatnya tidak bisa tidur, jadi dia memberi resep obat pereda sakit lainnya, tapi tidak menghentikan rasa sakit sama sekali.

Saya berpikir betapa menyedihkan diri saya. Berasal dari pedesaan, seorang pemuda berumur 30 tahunan seperti saya seharusnya memiliki banyak pontesi di ketentaraan. Akan tetapi, sekarang masalah kesehatan saya akan merusak semuanya. Air mata membasahi wajah saya.

Jam 4 pagi di hari berikutnya, Komandan Wang datang membangunkan saya untuk melakukan latihan Falun Dafa. Saya memberitahu dia bahwa saya ingin tidur lagi karena saya masih sangat lelah. Dia berlutut dan kepalanya menyandar di tepi ranjang. Saya melihat Komandan Wang berpakaian seragam tersenyum pada saya. Saya bisa mendengar dia berbicara kepada saya, walau mulutnya tidak bergerak sama sekali, “Minum obat, lalu ikut berlatih bersama saya.” Saya berkata, “Obat tidak membantu. Saya akan pergi kemudian!”

Akan tetapi, kepala saya tiba-tiba tidak sakit. Terkejut, saya bangun dan bertanya-tanya mengapa tidak sakit lagi. Kemana migrain hilang? Kepala saya tidak pernah jelas sebelumnya. Saya sangat gembira tetapi tidak memahami apa yang terjadi.

Saya membangunkan Komandan Wang dua jam kemudian. Dalam perjalanan kami ke tempat latihan, saya bertanya apakah dia membangunkan saya lebih awal. Dia mengatakan tidak, tapi sayalah yang membangunkannya.

Kemudian saya berbincang-bincang dengan praktisi Dafa lain, dan dia memberitahu saya bahwa Guru Li Hongzhi (pencipta Falun Dafa) mungkin sedang menguji saya apakah saya sungguh-sungguh ingin berkultivasi Dafa. Pernyataan ini menjadi faktor yang membuat saya ingin berlatih Dafa.

Saya tidak menderita migrain parah lagi. Saya bergabung di tempat latihan bersama dan melakukan latihan setiap hari. Setelah berlatih, saya kembali ke bangsal rumah sakit dan lalu jatuh tertidur. Saya mengetahuinya setelah orang-orang memasuki ruangan saya, tetapi saya tidak bisa bangun. Jika seseorang dari tempat kerja datang, saya bisa bangun dan berbicara. Saya seperti itu selama tujuh hari, dan saya tahu bahwa Guru sedang memurnikan tubuh saya.

Selamat dari Kecelakaan Motor

Saya membonceng putra saya ke kampung halaman dengan sepeda motor. Ketika kami melewati sebuah desa, saya tiba-tiba merasa pusing dan kehilangan kendali pada motor, mengarah ke tumpukan batu-batu besar di pinggir jalan dan jatuh.

Ketika sadar kembali, saya berada di atas batu dengan wajah menelungkup. Tangan saya bisa digerakan, namun kaki saya tidak bisa. Saya melihat putra saya berdiri di samping saya dan banyak orang mengeliling saya. Saya memberitahu mereka, “Saya adalah praktisi Falun Dafa. Guru Li akan melindungi saya!” Saya menyadari wajah saya penuh dengan darah, dan juga dengan dada saya. Ada luka besar di alis mata kiri saya. Sisi kiri dada saya terdapat luka sepanjang 10 cm dengan daging mengangga.

Saya berpikir karena Guru telah memberikan tubuh yang sangat sehat kepada saya, saya tidak akan menerima pengaturan kekuatan lama. Jadi, saya bangkit dan mengendarai motor pulang ke rumah. Saya tidak berhenti sama sekali karena saya ingin pulang ke rumah dan belajar ajaran Falun Dafa.

Setelah kembali ke rumah, saya tidak merasa sakit apa pun. Istri saya, yang juga seorang praktisi, membersihkan darah dengan air. Untuk mencegah luka mengeluarkan darah, saya berbaring di ranjang dan mendengarkan ceramah Guru. Seorang praktisi melihat saya dan berkata, “Bagaimana kamu bisa berbaring sambil mendengarkan ceramah Guru?!” Saya menyadari itu tidak hormat terhadap Guru dan segera duduk. Dalam 18 jam antara kecelakaan di siang hari dan keesokan paginya, kedua luka saya menutup, dan luka di alis kiri saya disembuhkan dengan baik.

Malam itu, saya mampu membonceng seorang rekan praktisi pergi ke desa terdekat dengan sepeda motor untuk membagikan brosur Falun Dafa. Dia tidak tahu saya baru saja mengalami kecelakaan sehari sebelumnya. Dalam perjalanan pulang, saya mulai merasa pusing seperti malam sebelumnya. Saya tahu kekuatan lama berusaha untuk mengganggu saya lagi, jadi saya menghentikan mesin dan memancarkan pikiran lurus. Setelah pikiran saya jernih dan kami melanjutkan perjalanan kembali.

Sejak itu, saya tidak menderita gelajah penyakit apa pun. Saya tidak mampu menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan rasa terima kasih saya kepada Guru yang menyelamatkan nyawa saya.