(Minghui.org) Saya adalah seorang guru sekolah dasar yang telah berlatih Falun Dafa lebih dari empat tahun. Saya bertugas sebagai wali kelas. Di kelas saya ada seorang murid laki-laki dari pedesaan yang terkenal suka membuat onar. Dia terlambat mendaftarkan dirinya di kelas tiga, kelas saya. Dia tidak mengerti apa-apa, juga tidak menyimak guru di kelas. Dia tidak bisa menulis sepatah kata pun, juga tidak bisa menjawab soal. Sepertinya dia tidak memiliki gambaran bagaimana cara belajar. Pada ujian akhirnya, ia mendapat angka 6 dalam matematika dan 11 dalam bahasa Mandarin (dari total angka 100). Hampir setiap hari dia membuat onar, besar maupun kecil, tiada hentinya. Dia membuat kesulitan besar bagi para guru, dan membuat saya pusing. Saya dengan sabar menasehatinya beberapa kali supaya dia mengubah kelakuannya, dan ayahnya juga mencoba segala cara menasehatinya di rumah, tetapi semua cara tidak berhasil mengubah dia.

Selama Festival Musim Semi tahun 2001, "Insiden Bakar Diri" terjadi di Lapangan Tiananmen, sebuah kebohongan yang direkayasa klik Jiang Zemin dan Partai Komunis Tiongkok untuk menyudutkan dan mencemarkan Falun Gong. Setelah kejadian itu, saya sering berpikir untuk memberitahu murid-murid saya mengenai kejadian yang sebenarnya, tetapi saya tidak bisa berbicara, bahkan ketika kata-kata itu sudah berada di ujung lidah. Saya khawatir murid yang berasal dari pedesaan itu tidak begitu saja berdiam diri dan kemungkinan akan membuat masalah jika saya berbicara. Jadi saya tidak memberi tahu murid tentang fakta kebenaran dari kejadian itu. Saya merasa sebagai kultivator, mengklarifikasi fakta kepada orang-orang adalah untuk membantu meluruskan pemahaman mereka tentang Falun Dafa. Setiap orang berhak untuk mengetahui fakta kebenaran, termasuk murid-murid yang masih polos. Mereka seharusnya tidak hidup dalam kebohongan dan propaganda fitnahan.

Maka, suatu hari saya menjelaskan fakta kebenaran tentang Falun Gong kepada murid-murid saya. Pada saat itu baik pikiran dan nada suara saya sangat tenang, tanpa khawatir. Setelah saya selesai berbicara, seorang murid di baris terakhir mengangkat tangannya dan berteriak keras, "Guru, saya ingin belajar Falun Gong!" Saya melihat sekeliling dan ternyata murid pembuat onar itu. Pada saat itu saya pikir dia hendak mengacau dan langsung berkata, "Kamu duduk dulu, tunggu nanti." Saya tidak menganggapinya dengan serius, karena saya pikir tidak mungkin dia serius ingin belajar. Jadi saya lupakan hal ini.

Tidak lama kemudian, pada 10 April, kelas terakhir di pagi hari adalah kelas moralitas. Di akhir teks, ada esai yang memfitnah Falun Dafa. Saya pikir, saya tidak bisa membiarkan artikel yang begitu keji meracuni hati murni anak-anak. Jadi, saya menceritakan beberapa kisah nyata kepada kelas tentang Falun Gong yang mengajarkan orang menjadi baik, dan perbuatan agung praktisi Dafa yang berpegang teguh pada kebenaran menghadapi penganiayaan yang kejam. Setelah saya menyelesaikan pembicaraan, murid ini kembali mengangkat tangan dan berteriak keras, "Guru, saya ingin belajar Falun Gong, tolong ajari saya!" Saya melihat ketulusannya, dan berjanji akan mengajarinya.

Sesipertama di sore hari adalah kelas matematika. Tidak lama setelah saya selesai menjelaskan satu contoh, murid ini mengangkat tangannya, mengatakan bahwa dia bisa mengerjakannya. Saat itu, awalnya saya tidak percaya karena dia tidak pernah mendengarkan guru mengajar di kelas, dia juga tidak pernah bisa menjawab soal. Saya membiarkan dia ke papan tulis dan mengerjakan soalnya. Anehnya, dia mengerjakan dengan benar. Saya minta diamengerjakan yang lain, dan sekali lagi dia mengerjakannya dengan benar. Murid lain sangat terkejut. Saya pikir pada saat itu walaupun saya tidak banyak bicara, anak itu telah terkena efek kekuatan lurus Dafa yang mengangkat tingkatan dan kebijaksanaan seseorang. Dia sendiri ingin menjadi baik! Ini tidak bisa diperolehdengan paksaan dari luar. Saya sangat gembira. Kekuatan perkasa Dafa telah mengubah dirinya. Pada sore hari yang sama sepulang sekolah, dia melihat saya di kantor, dan bertanya kepada saya, "Guru, apakah ada buku untuk belajar Falun Gong?" Saya berkata," Ya, tetapi kamu belum bisa membacanya." Dia bersikeras ingin membacanya, dan ingin tahu apakah dia bisa membacanya. Dia membuka buku dan melihat "Lunyu" [Kata Pengantar Zhuan Falun]. Tanpa diduga dia membacanya dan hanya gagal mengenali beberapa aksara.

Dia benar-benar mulai belajar Dafa sejak saat itu. Dia mendengarkan para guru mengajar dengan penuh perhatian di kelas, dan juga mulai mengerjakan pekerjaan rumah. Suatu kali guru bahasa Mandarin berbicara dengan saya, terkejut, "Apa yang terjadi pada anak ini? Dia mulai rajin belajar. Dia mengikuti tes bahasa Mandarin dan mengejutkan, dia menjawab banyak pertanyaan dengan benar. Dia sepertitelah menjadi anak yang berbeda! Dia taat dan tidak lagi membuat onar setiap hari."

Dengan begitu saja, anak kecil itu memulai jalur kultivasinya untuk kembali ke jati dirinya yang asli. Dan dari sini saya memahami bahwa dengan menggunakan akal, kebijaksanaan dan hati yang belas kasih untuk memberi tahu orang-orang tentang Falun Dafa, dan melakukan tanpa pengejaran, secara alami akan membuahkan hasil yang baik.